Cara Menentukan Besarnya Ukuran Cylinder
Cara Menentukan Besarnya Ukuran Cylinder
Cylinder Pneumatik
≈ Leave a comment
Tags
Pneumatic
Pemilihan silinder yang tepat sangat dibutuhkan. Untuk menggerakan sebuah benda dengan
massa 50kg dengan massa 5kg mempunyai ukuran silinder yang berbeda.
Jika sebuah silinder kekecilan, maka benda tersebut tidak akan bergerak, sebaliknya jika
sebuah silinder kebesaran, benda akan bergerak namun dari sisi cost / biaya menjadi lebih
besar dari yang seharusnya. Untuk itu pemilihan silinder yang tepat dibutuhkan untuk
mendapatkan sistem yang baik sekaligus mendapatkan cost yang sesuai.
Secara garis besar, ada dua hal yang perlu dipertimbangkan untuk pemilihan silinder:
Studi Kasus
Sebuah beban dengan massa 50Kg ingin digerakan dengan pemasangan horizontal. Tipe
silinder apa yang cocok dengan kasus tersebut?
dimana,
m : massa (50kg)
cos α : sudut permukaan, karena dipasang secara horizontal berarti sudutnya 0 derajat.
sedangkan, untuk gaya gesek kinetik biasanya lebih rendah dari gaya gesek statis, karena bisa
dibilang gaya gesek statis bisa disebut breakaway force dimana benda akan mulai bergerak,
sedangkan saat benda sudah bergerak, gaya geseknya akan berkurang ( ini yang disebut gaya
gesek kinetik).
Rumusnya juga sama, hanya yang membedakan koefisiennya saja. Untuk koefisiennya
sebesar 0.1. Sehingga dengan menggunakan rumus yang sama diatas didapat nilai 49 N.
Sampai sini kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa, silinder yang dibutuhkan adalah
silinder yang mempunyai force diatas gaya gesek statis yaitu diatas 73,5 N.
Theoritical
Force at 6 bar = 158,3 N dan 188,5 N
Sebelumnya dari datasheet tidak ada ukuran piston rodnya, untuk mencari besarnya piston
rod digunakan rumus sbb:
Sehingga dapat diketahui besarnya piston rod tersebut adalah 8mm. Kemudian pertanyaan
selanjutnya, darimana angka 158,3 N dan 188,5 N muncul?
F ( gaya ) = Pressure (P) x Luas Area (A), di silinder ada dua buah area, area pertama di
sebelah kiri piston, sedangkan area kedua ada di sebalah kanan piston yang ada piston
rodnya.
Rumus mencari luas adalah πr² , dimana adalah r jari-jari piston (diameternya 20mm atau
0,02 meter), maka luas area pertama adalah 3,14 cm2.
Sedangkan untuk area kedua adalah luas pertama – luas piston rod. Luas piston rod, A =
(0,004 meter)2 . 3,14 = 0,5 cm2.
Dari datasheet didapat bahwa uji coba dilakukan di tekanan 6 bar = 600000 Pascal.
Kalkulasi diatas menjadi jawaban, mengapa pada silinder pneumatik, saat bergerak reverse
lebih cepat ketimbang forwardnya.
Rumusnya tetap sama. Namun gaya gesek tidak berlaku pada pemasangan vertikal, sehingga
diabaikan. Sehingga perhitungannya menjadi sbb:
F = m . g, 50kg . 9,8 = 490.5 N, maka silinder diatas tidak akan mampu menggerakan benda
tersebut, sehingga dibutuhkan ukuran silinder yang lebih besar.