Legal Opinion 5
Legal Opinion 5
Berdasarkan informasi dan dasar hukum yang telah disebutkan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Peran DPR seharusnya menyetujui atau menolak tindakan pemerintah yang akan
mengikatkan diri dalam kesepakatan/perjanjian internasional sesuai maksud Pasal
11 UUD 1945. Setiap perjanjian internasional seharusnya membutuhkan
persetujuan DPR terutama ketika substansi perjanjiannya berdampak terhadap
masyarakat luas. Hal ini wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dimanatkan
Pasal 11 ayat (2) UUD Tahun 1945 agar tercipta partisipasi, transparansi dan
akutanbilitas dalam alam demokrasi.
2. Berdasarkan undang undang Republik Indonesia 1945 pasal 11 angka (1)
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilam Rakyat menyatakan peran
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain, sebagaimana di
tegaskan dalam pasal 11 Ayat 2 “ Presiden dalam membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang yang luas dan mendasar
bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan bebena keuangan negara, dan/ atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan undang- undang harus dengan
persetujuan dewan perwakilan rakyat hal ini sangat berbeda denga undang- udang
24 tahun 2000 Tentang perjanjian internasional.
3. Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2000 tentang
perjanjian internasional, kewenangan untuk membuat perjanjian internasional
diberikan kepada Presiden Republik Indonesia. Hal ini diatur dalam Berdasarkan
undang-undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2000 tentang perjanjian
internasional, kewenangan untuk membuat perjanjian internasional diberikan
kepada Presiden Republik Indonesia. Hal ini diatur dalam Pasal 6 ayat (1) yang
menyatakan bahwa pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui tahap
penjajakan, perundingan perumusan naskah, penerimaan, dan penandatanganan
oleh delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri atau pejabat lain
sesuai dengan materi dan cakupan kewenangan masing-masing. Selain itu, Pasal
11 ayat (1) menyatakan bahwa pengesahan perjanjian internasional oleh
Pemerintah Republik Indonesia dilakukan sepanjang dipersyaratkan oleh
perjanjian internasional tersebut.