Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ISU-ISU KONTEMPORER KEPEMIMPINAN ABAD - 21


PENGANTAR MANAJEMEN

Sriyani Mentari, S.Pd., M.M., CMH

Disusun Oleh :
1. Firda Olyvia Alchusna (230422610435)
2. Firman Taufiqul Karim (230422610002)
3. Henaya Sarah Gunawan (230422603927)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak
nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Isu - Isu Kontemporer
Kepemimpinan Pada Abad 21” dengan baik. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Manajemen yang diampu oleh Ibu Sriyani Mentari, S.Pd., M.M., CMA
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami kelompok 8 selaku penyusun makalah ini mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, 2 Desember 2023,

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................2


DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang .....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................4
C. Tujuan ..................................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN ..............................................................................................................................6
A. Isu-isu Kontemporer Kepemimpinan pada Abad ke-21 ......................................................6
B. Mengembangkan Rasa Percaya ...........................................................................................7
C. Memberdayakan Karyawan .................................................................................................8
D. Memimpin di Berbagai Budaya ...........................................................................................9
E. Menjadi Pemimpin yang Efektif ........................................................................................11
BAB III
PENUTUP......................................................................................................................................16
A. Kesimpulan ........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................17
LAMPIRAN...................................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan di abad ke-21 menghadapi dinamika yang sangat berbeda dibandingkan
dengan era sebelumnya. Perkembangan teknologi, perubahan sosial, dan dinamika pasar global
telah menciptakan tantangan baru dan meningkatkan kompleksitas tugas pemimpin dalam
mengelola organisasi. Di dalam dunia manajemen, pemimpin tidak hanya diharapkan untuk
mengelola sumber daya dan mencapai target, tetapi juga memimpin perubahan, merespons
perubahan lingkungan bisnis, dan menciptakan budaya organisasi yang inovatif dan berkelanjutan.
Abad ke-21 telah disaksikan sebagai era transformasi digital yang mempercepat laju
perubahan di segala lapisan kehidupan, termasuk dunia bisnis. Teknologi informasi telah merubah
cara kita bekerja, berkomunikasi, dan mengakses informasi. Pemimpin dalam lingkungan ini harus
mampu memahami dan merespon perubahan teknologi, sekaligus memimpin organisasi menuju
transformasi digital yang berhasil.
Globalisasi telah menghubungkan pasar dan organisasi di seluruh dunia. Pemimpin
sekarang dihadapkan pada tugas mengelola tim lintas budaya, berurusan dengan perbedaan hukum
dan regulasi, serta merespons perubahan kondisi ekonomi global. Pemahaman terhadap dinamika
geopolitik menjadi kunci keberhasilan kepemimpinan dalam skala global.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara pemimpin mengelola kekuasaan?
b. Bagaimana cara pemimpin mengembangkan rasa percaya karyawan terhadapnya?
c. Bagaimana cara pemimpin memberdayakan karyawan?
d. Bagaimana cara pemimpin memimpin di berbagai budaya?
e. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang efektif?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui cara pemimpin mengelola kekuasaan
b. Untuk mengetahui cara pemimpin mengembangkan rasa percaya karyawan terhadapnya
c. Untuk mengetahui cara pemimpin memberdayakan karyawan

4
d. Untuk mengetahui cara pemimpin memimpin di berbagai budaya
e Untuk mengetahui cara menjadi pemimpin yang efektif

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Isu-isu Kontemporer Kepemimpinan pada Abad ke-21


Bagi sebagian besar pemimpin, kepemimpinan secara efektif dalam lingkungan saat ini
kemungkinan akan melibatkan suatu situasi-situasi yang menantang. Dalam kepemimpinan pada
abad kedua puluh satu, menghadapi beberapa tantangan pada isu kepemimpinan yakni mengelola
kekuasaan, mengembangkan rasa kepercayaan, memberdayakan karyawan, memimpin di berbagai
macam budaya, dan menjadi pemimpin yang efektif.

A. Mengelola Kekuasaan

Apa hak dan kapasitas mereka untuk mempengaruhi kerja atau keputusan?
Terdapat lima keputusan pemimpin yang telah diidentifikasi yaitu keputusan sah,
keputusan paksaan, keputusan imbalan, keputusan keahlian dan keputusan rujukan.

Kekuasaan sah (legitimate power) adalah kekuasaan yang dimiliki oleh seorang
pemimpin didalam suatu organisasi. Meskipun orang orang yang berada di posisi pengamat
juga memiliki kekuasaan imbalan dan paksaan. Umumnya kekuasaan yang sah lebih besar
daripada kekuasaan imbalan dan paksaan.

Kekuasaan paksaan (coercive power) adalah kekuasaan yang dimiliki pemimpin


untuk menghukum dan menegakan keadilan. Karyawan khawatir dengan kekuasaan ini
untuk melakukan hal negatif yang mungkin akan terjadi jika tidak mematuhinya. Seorang
manajer biasanya memiliki kekuasaan paksaan yang sangat kuat, seperti menunda atau
menurunkan pangkat karyawan atau memutuskan dan mengurangi hubungan karyawan.

Kekuasaan imbalan (reward power) adalah kekuasaan imbalan mengacu pada


kemampuan untuk memberi manfaat yang menguntungkan dan memberi penghargaan
yang positif. Hal-hal yang paling dihargai orang adalah uang, kenaikan pangkat, pekerjaan
yang menarik, jam kerja yang lebih baik, rekan kerja yang ramah dan penilaian kinerja
yang baik.

6
Kekuasaan ahli (expert power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada keahlian,
keterampilan khusus, atau pengetahuan. Ketika seorang pegawai mempunyai keahlian,
keterampilan, pengetahuan, atau kemampuan yang penting bagi kelompok kerjanya, maka
hal ini disebut dengan nilai tambah/keahlian.

Kekuasaan rujukan (referent power) adalah jenis kekuasaan yang timbul dari
latar belakang dan ciri-ciri pribadi individu. Kekuatan ini berasal dari kekaguman terhadap
orang lain dan keinginan untuk menjadi seperti orang tersebut.

Suatu pemimpin ditandai dengan kemampuan menggunakan suatu bentuk


kekuasaan untuk membentuk perilaku dan kinerja bawahannya. Misalnya, komandan
menggunakan jenis keputusan ini ketika mengelola pegawai lainnya. Memberi perintah
kepada pegawai (kekuasaan sah), memujinya (kekuasaan imbalan), dan menghukum yang
melakukan pelanggaran (kekuasaan paksaan). Sebagai pemimpin yang efektif, ia berusaha
untuk memiliki kekuatan profesional dan referensi untuk mempengaruhi karyawan
(kekuasaan rujukan).

B. Mengembangkan Rasa Percaya.


Dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian ini, penting bagi para pemimpin
untuk membangun rasa percaya dan kredibilitas, dan tanpa keduanya, mereka akan menjadi
sangat rapuh. Ketika para pemimpin membangun rasa percaya dan kredibilitas, kita perlu
mengetahui apa yang dimaksud dengan rasa percaya dan kredibilitas, dan mengapa hal itu
sangat penting.

Komponen utama kredibilitas adalah kejujuran. Kejujuran secara konsisten dipilih


sebagai ciri terpenting seorang pemimpin yang disegani. Kejujuran dan kompetensi
merupakan faktor kunci dalam membentuk pemimpin yang terpercaya, sekaligus
menghasilkan individu yang menginspirasi.

Rasa percaya (trust) adalah keyakinan terhadap integritas, karakter, dan


kemampuan seorang pemimpin. Karyawan yang memiliki keyakinan terhadap atasannya
lebih cenderung percaya bahwa tindakan mereka akan dimintai pertanggungjawaban
karena mereka merasa yakin bahwa hak dan kepentingan mereka tidak akan
disalahgunakan.

7
Lima dimensi konsep rasa percaya

1. Integritas: kejujuran dan kebenaran.


2. Kompetensi: Pengetahuan dan keterampilan teknis serta keterampilan antarpribadi.
3. Konsistensi: Dapat diandalkan, dapat diprediksi, dan dapat penilaian yang baik
dalam menangani situasi.
4. Loyalitas: Kemampuan untuk melindungi seseorang, baik secara fisik maupun
emosi.
5. Keterbukaan: Kemauan untuk berbagi ide dan informasi.

Menunjukan Integritas dan kompetensi yang terbukti sejalan konsisten dengan


prinsip kepemimpinan. Sangat penting untuk memiliki rasa kepercayaan. Karyawan harus
merasa yakin bahwa manajer akan mampu memperlakukan mereka dengan adil, dan
manajer juga harus percaya dan puas bahwa karyawan dapat memenuhi tanggung jawabnya
dan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.

Pada peraga 17-6 menunjukan beberapa pemimpin yang dapat membangun rasa
percaya.

C. Memberdayakan Karyawan
Pemberdayaan (empowerment) ini berhubungan dengan kebebasan karyawan. Hal
ini mencakup kebebasan karyawan dalam mengambil sebuah keputusan yang dapat
mempengaruhi pekerjaan mereka. Karyawan dapat membuat anggaran, menciptakan
jadwal dalam bekerja, mengelola persediaan barang, menyelesaikan masalah mengenai
kualitas, dan melakukan aktivitas yang sebelumnya dianggap tugas manajemen.

Perusahaan melakukan pemberdayaan karyawan agar proses dalam pengambilan


keputusan perusahaan cepat pada orang yang berpengalaman dalam permasalahan tersebut.

8
Jika sebuah organisasi ingin sukses di dalam persaingan ekonomi dunia yang dinamis pada
abad ini, organisasi harus menerapkan kepada karyawannya agar dapat mengambil
keputusan dan dapat beradaptasi pada perubahan. Selain itu, pemberdayaan karyawan juga
ditujukan untuk pengurangan dalam organisasi untuk menciptakan rentang kendali yang
lebih luas bagi manajer. Seorang manajer harus bisa memberdayakan karyawannya, agar
dapat menyesuaikan dengan tingkatan dan tuntutan dalam pekerjaan. Walaupun
pemberdayaan karyawan bukan solusi utama, tetapi memiliki manfaat untuk karyawan
dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan.

D. Memimpin di Berbagai Budaya


Peran manajer dalam memimpin suatu organisasi juga perlu untuk menyesuaikan
budaya saat mereka memimpin. Terdapat suatu pernyataan simpulan dalam suatu
penelitian yang menyatakan bahwa pemimpin yang efektif tidak hanya menggunakan satu
gaya kepemimpinan. Pemimpin mengatur gaya kepimpinannya sesuai dengan situasi yang
ada. Walaupun tidak disebutkan, budaya nasional adalah variabel situasi yang penting
untuk menentukan gaya kepemimpinan yang efektif.

Dengan adanya budaya nasional dapat mempengaruhi respon daripada anggota


organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa budaya nasional dapat mempengaruhi gaya
kepemimpinan. Seorang pemimpin tidak boleh memilih gaya kepemimpinannya dengan
acak, karena dibatasi oleh kondisi budaya yang diharapkan oleh anggota.

Pada peraga 17-7 tersebut memberikan beberapa contoh gaya kepemimpinan dari
berbagai studi lintas budaya, karena sebagian besar studi dari kepemimpinan
dikembangkan di Amerika Serikat. Oleh karena itu, teori-teori ini memiliki bias Amerika.

9
Dalam teori tersebut, lebih menegaskan tentang tanggung jawab karyawan daripada
hak; mengasumsikan pemuasan diri daripada komitmen terhadap tugas atau motivasi
altruistis; mengasumsikan pemusatan kerja dan berorientasi pada nilai demokratis; dan
lebih menekankan rasionalitas daripada spiritualitas dan keagamaan.

Dalam penelitian GLOBE, menemukan bahwa terdapat beberapa aspek universal


dalam kepemimpinan. Terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang bertransformasi
menjadi efektif. Hal ini meliputi visi, tinjauan masa depan, memberi dorongan, dapat
dipercaya, kedinamisan, positif, dan proaktif. Hasil dari penelitian ini membuat dua
anggota tim dari GLOBE berkesimpulan bahwa “pemimpin bisnis yang efektif di negara
manapun diharapkan oleh karyawan mereka untuk memberikan visi yang kuat dan proaktif
untuk membimbing perusahaan menuju masa depan, memiliki keterampilan motivasi yang
kuat untuk menstimulasi semua karyawan untuk menepati visi, dan kemampuan
perencanaan yang baik untuk membantu mengimplementasikan visi tersebut.” Terdapat
beberapa asumsi bahwa daya tarik dari kepemimpinan transformasi ini karena adanya
tekanan teknologi dan praktik manajemen umum, akibat persaingan global dan pengaruh
multinasional.

Seorang pemimpin yang efektif harus dapat memahami dan menghargai perbedaan
budaya yang ada pada setiap anggotanya. Berikut beberapa poin penting yang perlu
diperhatikan oleh seorang pemimpin terhadap keberagaman budaya yang ada:

1. Kesadaran multikultural

Seorang pemimpin harus memiliki tingkat kesadaran di lintas budaya yang


tinggi. Pemimpin harus mampu menghargai keragaman budaya di antara
anggota organisasinya.

2. Keterampilan komunikasi lintas budaya

Seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi secara efektif agar para


anggotanya dapat memahami dengan jelas dengan mempertimbangkan
perbedaan bahasa dan gaya komunikasi antar anggota.

3. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi

10
Para pemimpin harus fleksibel dalam mengubah gaya kepemimpinan
mereka untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan nilai-nilai budaya masing-
masing anggota.

4. Pemahaman Nilai-Nilai Budaya

Pemimpin harus memahami tentang nilai-nilai budaya yang mendasari


dalam perilaku dan gaya kepemimpinan serta pengambilan keputusan.

5. Pemimpin sebagai pembelajar

Seorang pemimpin harus bisa menjadi seorang pembelajar dan dapat


membimbing anggotanya secara berkelanjutan.

6. Membangun tim yang beragam

Seorang pemimpin diharapkan dapat membangun tim yang mencerminkan


keberagaman budaya dan anggota yang memiliki latar belakang yang
berbeda.

7. Keadilan dan Kesetaraan

Seorang pemimpin yang efektif harus menerapkan keadilan dan kesetaraan


pada tiap-tiap anggotanya tanpa melihat latar belakang dan budaya masing-
masing.

8. Membangun kepercayaan

Seorang pemimpin juga harus membangun kepercayaan antar tiap


anggotanya, salah satunya dengan memahami perbedaan budaya yang ada.

E. Menjadi Pemimpin yang Efektif


Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang efektif untuk
memungkinkan anggotanya dalam bertindak dengan memberikan akses terhadap informasi
dan dapat memberdayakan para anggotanya untuk bekerja dengan seluruh kemampuannya.
Terdapat dua isu yang berkaitan dengan menjadi seorang pemimpin yang efektif yaitu

11
pelatihan pemimpin dan pengakuan bahwa terkadang menjadi pemimpin yang efektif
berarti tidak memimpin.

Dalam isu pelatihan pemimpin, organisasi-organisasi di seluruh dunia banyak


menginvestasikan uang organisasi untuk pelatihan dan pengembangan terhadap pemimpin.
Dengan upaya tersebut, dapat memiliki berbagai bentuk program kepemimpinan.
Walaupun sebagian banyak uang diinvestasikan untuk pelatihan pemimpin dengan hasil
yang masih belum pasti, terdapat tinjauan yang mendapati bahwa ada beberapa hal yang
dapat dilakukan manajer untuk memperoleh efek atau hasil dari pelatihan tersebut.

Tidak semua orang memiliki kemampuan menjadi seorang pemimpin. Terdapat


bukti bahwa pelatihan kepemimpinan ini akan lebih berhasil bagi orang-orang dengan
tingkat pemantauan diri yang tinggi dibandingkan yang rendah. Orang-orang ini cenderung
secara fleksibel menyesuaikan perilaku mereka dengan situasi yang berbeda. Selain itu,
organisasi akan menemukan orang dengan tingkatan sifat yang disebut motivasi
kepemimpinan lebih tinggi cenderung menerima peluang pengembangan kepemimpinan.

Menjadi seorang pemimpin yang efektif perlu untuk mengembangkan keterampilan


implementasi, dengan cara seperti membangun kepercayaan dan mentoring, dan pemimpin
dapat mempelajari kemampuan analisis situasi. Pemimpin dapat menganalisis situasi dan
memodifikasinya agar sesuai dengan gaya kepemimpinannya, serta cara untuk menilai
perilaku pemimpin yang efektif dalam situasi tertentu.

Dalam substitusi terhadap kepemimpinan, walaupun banyak gaya kepemimpinan


yang lebih efektif menurut situasinya, namun kepemimpinan tidak selalu penting. Terdapat
sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa dalam beberapa situasi perilaku dari
pemimpin tidak relevan di mana posisi sebagai pemimpin dapat digantikan oleh individu,
pekerjaan, atau variabel dalam organisasi dan meniadakan pengaruh daripada pemimpin.

Sejumlah keterampilan dan sikap yang berbeda pada masa sebelumnya diperlukan
untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif dalam konteks kepemimpinan pada abad 21.
Berikut terdapat beberapa poin untuk membantu seorang pemimpin menjadi pemimpin
yang efektif:

1. Kemampuan dalam Beradaptasi

12
Seorang pemimpin yang efektif harus mampu beradaptasi di setiap situasi
dan keadaan. Berkembangnya teknologi, ekonomi, kebudayaan dengan
pesat mendorong seorang pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan dan pengambilan keputusan serta gaya kepemimpinan sesuai
dengan situasi.

2. Kemampuan dalam menggunakan teknologi

Dengan berkembangnya teknologi, seorang pemimpin harus dapat


memahami dan terampil dalam menggunakan teknologi. Hal ini meliputi
pemahaman mengenai analisis data, platform digital, dan cara
menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

3. Kemampuan untuk mengelola perubahan

Penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki kemampuan mengelola


perubahan dengan baik. Pemimpin harus mampu mengkomunikasikan visi
perubahan, memahami ketidakpastian, dan membimbing tim melalui proses
perubahan.

4. Keterbukaan terhadap keberagaman

Seorang pemimpin harus mampu mengelola tim dengan latar belakang yang
beragam dan menentukan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi.

5. Keterampilan komunikasi yang efektif

Seorang pemimpin harus mampu berkomunikasi dengan efektif untuk


menyampaikan pesan-pesan atau informasi dengan jelas. Keterampilan
komunikasi ini meliputi keterampilan dalam presentasi, keterampilan untuk
mendengarkan, dan keterampilan komunikasi interpersonal.

6. Keterampilan berpikir kritis dan kreatif

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif


dalam memecahkan masalah. Dalam konteks ini, pemimpin harus bisa

13
menentukan gaya kepemimpinan mereka dalam menyelesaikan masalah
dalam situasi tertentu.

7. Kepemimpinan berbasis nilai

Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki nilai-nilai yang kuat dan
mampu untuk menginspirasi anggotanya dengan membimbing mereka
berdasarkan prinsip moral dan etika.

8. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Seorang pemimpin harus mampu mendorong keterlibatan dan


pemberdayaan karyawan agar tujuan dalam organisasi dapat tercapai di
mana setiap anggota berkontribusi dan ikut andil dalam kontribusi kinerja
yang maksimal.

9. Keberlanjutan dan kesadaran lingkungan

Seorang pemimpin pada abad ke-21 harus sadar terhadap isu lingkungan
yang ada dan fokus terhadap prinsip keberlanjutan dalam pengambilan
keputusan bisnis.

10. Keterbukaan terhadap pembelajaran seumur hidup

Selain mengembangkan diri dan belajar agar terus berkembang, seorang


pemimpin yang efektif juga diharapkan untuk mendorong anggotanya untuk
terus belajar dan berkembang.

Seorang pemimpin yang efektif penting untuk mempelajari dan memahami prinsip-
prinsip tersebut dan mengimplementasikannya sesuai dengan gaya kepemimpinan mereka
serta situasi yang ada.

14
15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kepemimpinan abad kedua puluh satu ini, seorang pemimpin yang efektif
diharapkan mampu untuk menghadapi banyak isu-isu dalam kepemimpinan, yang
mencakup mengelola kekuasaan, yakni seorang pemimpin mampu mengelola dan
menggunakan kekuasaannya guna mengatur atau mengontrol kinerja anggotanya;
mengembangkan rasa kepercayaan, yakni seorang pemimpin dapat mengembangkan rasa
kepercayaan dan kredibilitas di antara para anggotanya. Pemimpin yang efektif ialah
pemimpin yang mampu mengayomi dan peduli kepada anggotanya. Dengan
mengembangkan rasa percaya, pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih
kondusif; memberdayakan karyawan, yakni seorang pemimpin diharapkan mampu untuk
memberdayakan karyawan agar kinerja dari anggotanya lebih baik; memimpin di berbagai
macam budaya, yakni seorang pemimpin diharapkan mampu memimpin anggotanya tanpa
memandang dari budaya dan latar belakang dari tiap anggotanya; dan menjadi pemimpin
yang efektif yakni seorang pemimpin harus mampu memimpin dengan efektif seperti
menyesuaikan perilaku dengan berbagai situasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. (2010). New Era of Management 9 th Ed. Terjemahan Tita Maria Kanita. Salemba
Empat, Jakarta

Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen. Edisi 7, Jilid 2. Penerbit Erlangga

Robbins, Stephen P: Coulter, Mary: DeCenco, David A. (2016). Fundamentals of Management,


Management Myths Debunked !. Edisi 13, Jilid 2. Erlangga

Bateman, Thomas S. & Snell, Scott A. (2014). Manajemen: Kepemimpinan dan Kerja sama dalam
Dunia yang Kompetitif. Edisi 10. Salemba Empat

Usman, Husaini. (2019). Kepemimpinan Efektif Teori, Penelitian, & Praktik. PT. Bumi Aksara, Jakarta

17
LAMPIRAN

18
19

Anda mungkin juga menyukai