Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

TINDAK PIDANA KHUSUS

OLEH: YUHENDRIYAL
NIM: 041072872

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PADANG
2023
Pertanyaan:

Chun Lie adalah seorang gadis desa berusia 16 tahun, dikarenakan kedua orang tuanya memiliki
hutang kepada Rentenir. Akhirnya dipekerjakan oleh rentenir tersebut di Spa Plus Plus.

Dalam kasus tersebut instrumen hukum manakah (apakah UU ketenagakerjaan atau UU


Perdagangan Manusia) yang dapat digunakan untuk menjerat rentenir yang mempekerjakan
Chun Lie tersebut? berikan argumentasi hukumnya.

Jawaban:

Undang-Undang Perdagangan Manusia (UU No. 21 Tahun 2007) di Indonesia adalah


undang-undang yang dirancang untuk mengatasi dan mencegah praktik perdagangan manusia,
terutama yang terkait dengan eksploitasi dan tindak pidana serius lainnya. UU ini memberikan
definisi yang jelas mengenai perdagangan manusia, mencakup eksploitasi seksual, eksploitasi
ekonomi, dan bentuk-bentuk lainnya yang merugikan korban. UU Perdagangan Manusia
memberikan perhatian khusus pada perlindungan korban perdagangan manusia. Melalui undang-
undang ini, korban memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan, rehabilitasi, dan dukungan
kesejahteraan. UU ini menetapkan berbagai tindakan pidana yang melibatkan perdagangan
manusia, seperti pengangkutan, penyediaan, perekrutan, dan pemanfaatan korban. Sanksi pidana
termasuk hukuman penjara dan denda. UU Perdagangan Manusia menekankan upaya
pencegahan perdagangan manusia melalui edukasi, sosialisasi, dan pembentukan jejaring
kerjasama antarlembaga dan pihak terkait. Selain itu, undang-undang ini juga mengatur prosedur
penanganan kasus perdagangan manusia. UU ini memiliki ketentuan khusus yang melibatkan
perlindungan anak dari perdagangan manusia. Hal ini mencakup upaya pencegahan eksploitasi
anak, rehabilitasi korban anak, dan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan terhadap anak.

UU Perdagangan Manusia merupakan wujud dari kewajiban Indonesia sebagai negara


yang telah meratifikasi Konvensi PBB tentang Tindak Pidana Transnasional Terorganisir
(Konvensi Palermo). Ratifikasi ini menunjukkan komitmen untuk melawan perdagangan
manusia secara global. UU ini juga memberikan sanksi terhadap pelaku usaha atau pemilik
tempat usaha yang terlibat dalam perdagangan manusia, termasuk sanksi administratif dan
pencabutan izin usaha. UU Perdagangan Manusia menetapkan peran dan tanggung jawab
berbagai lembaga pemerintah dan pihak terkait dalam penanganan dan pencegahan perdagangan
manusia. Meskipun UU Perdagangan Manusia memiliki kelebihan dalam melibatkan berbagai
pihak untuk memberantas praktik perdagangan manusia, tetap diperlukan upaya lebih lanjut
dalam implementasinya dan penanganan korban secara holistik. Peningkatan kesadaran
masyarakat dan kerjasama lintas sektoral juga menjadi kunci dalam menanggulangi masalah
perdagangan manusia di Indonesia.

Dalam kasus tersebut di atas, instrumen hukum yang dapat digunakan untuk
menjerat rentenir yang mempekerjakan Chun Lie adalah UU Perdagangan Manusia.
Argumentasi hukumnya adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap Korban Perdagangan Manusia

UU Perdagangan Manusia (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007) memberikan


perlindungan hukum terhadap korban perdagangan manusia. Chun Lie, yang dipekerjakan oleh
rentenir di Spa Plus Plus, dapat dianggap sebagai korban perdagangan manusia karena dipaksa
untuk bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi akibat tekanan hutang orang tuanya.

2. Eksploitasi Seksual

UU Perdagangan Manusia mencakup ketentuan terkait eksploitasi seksual, dan kasus


Chun Lie yang dipekerjakan di Spa Plus Plus dapat dikategorikan sebagai bentuk eksploitasi
seksual. Kasus ini mencerminkan pemaksaan terhadap Chun Lie untuk bekerja dalam lingkungan
yang merugikan dan melanggar hak-haknya.

3. Pencegahan Eksploitasi Anak

UU Perdagangan Manusia juga mencakup ketentuan pencegahan eksploitasi anak.


Mengingat usia Chun Lie yang masih di bawah 18 tahun, pekerjaannya di Spa Plus Plus dapat
dianggap sebagai eksploitasi anak, dan UU Perdagangan Manusia memberikan dasar hukum
untuk menindak pelaku yang terlibat dalam praktik eksploitasi semacam itu.

4. Pengenaan Sanksi Pidana

UU Perdagangan Manusia memberikan dasar hukum untuk pengenaan sanksi pidana


terhadap pelaku perdagangan manusia. Dengan mempekerjakan Chun Lie dalam kondisi yang
merugikan, rentenir dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan UU tersebut.
Meskipun UU Ketenagakerjaan (seperti UU No. 13 Tahun 2003) juga relevan dalam
konteks ketenagakerjaan, UU Perdagangan Manusia lebih khusus dan eksplisit dalam mengatasi
masalah perdagangan manusia, terutama ketika melibatkan eksploitasi seksual dan pekerja anak.

Oleh karena itu, UU Perdagangan Manusia menjadi instrumen hukum yang lebih tepat
dalam menangani kasus ini, terutama karena fokusnya pada perlindungan korban perdagangan
manusia dan pencegahan eksploitasi anak.

Sumber:

Delianoor, N. A., & Sigid, S. (2023). Tindak Pidana Khusus. Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai