Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOKIMIA

“UJI KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF”

DosenPembimbing :

apt. Baiq Nurbaety,

M.Sc

Oleh :

Firma Amelia Kusuma

NIM.2022E0B006

PROGRAM STUDI D3

FARMASI FAKULTAS ILMU

KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM 2022/2023
A. Tujuan Praktikum
Memahami metode-metode identifikasi karbohidrat

B. Tinjauan Pustaka
Sumber energi utama tubuh manusia adalah karbohidrat. Selain itu, karbohidrat juga
berfungsi agar tubuh tidak kehilangan mineral, mencegah tumbuhnya ketosis, membantu
metabolism lemak dan protein, serta memecah tubuh protein yang berlebihan. Karbohidrat juga
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa,
warna, tekstur, dan lain-lain. (Fessenden, 1990).
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia,
khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dapat
dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kalori (kkal) bila dibanding protein dan lemak,
karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat
menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan.
Karbohidrat adalah hasil alam yang memiliki banyak fungsi penting dalam tanaman maupun
hewan. Karbohidrat terbentuk melalui fotosintesa dengan cara tanaman mengubah karbon
dioksida (CO2) menjadi karbohidrat dalam bentuk selulosa, pati, dan gulagula. Di dalam
tepung terdapat karbohidrat yang terdiri dari karbohidrat dalam bentuk sederhana, pentose,
dextrin, selulosa dan pati (Setiyono, 2011).
Kebanyakan karbohidrat memiliki rumus empiris CH2O, yang merupakan susunan dari
senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen. Sebenarnya karbohidrat merupakan polisakarida
aldehid dan keton atau turunan mereka.
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana dan tidak dapat dihidrolisis menjadi
bentuk yang lebih sederhana lagi. Contoh monosakarida yaitu fruktosa dan ketosa.
Oligosakarida / disakarida merupakan karbohidrat yang disusun oleh 2 sampai 10 molekul
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Contoh oligosakarida yaitu maltose,
sukrosa, dan laktosa (Sastroamidjojo & Hardjono, 2005). Polisakarida merupakan karbohidrat
yang mengandung > 10 monosakarida yang berikatan. Contoh poligosakarida adalah amilum,
glikogen, dekstrin, dan selulosa.
Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan disakarida seperti
glukosa, fruktosa, galaktosa, dan laktosa mempunyai sifat mereduksi. Sifat mereduksi
dari karbohidrat disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau gugus keton bebas dan gugus –
OH bebas (Daud, 2012).
Analisis kualitatif merupakan proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa dalam
suatu sampel. Terdapat beberapa metode dalam melakukan analisis kualitatif, diantaranya
yaitu:
1. Uji Bennedict
Uji Benedict adalah uji yang dilakukan pada sampel dengan menggunakan reagen
Bennedict yang digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi seperti glukosa.
Apabila dalam suatu sampel terdapat gula pereduksi maka akan mengahasilkan warna
merah bata.
2. Uji Molisch
Uji Molisch adalah tes kimia sensitif untuk mengetahui adanya kehadiran
karbohidrat.
Apabila dalam suatu sampel terdapat karbohidrat, maka akan menghasilkan warna ungu.
3. Uji Barfoed
Pada uji Barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida.
Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel.
4. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff digunakan untuk ketohesksosa. Reagen Ini terdiri dari
resorsinol (C6H4(OH)) dalam 6M HCl. Konsentrasi asam klorida memungkinkan ketosa
mengalami dehidrasi dibandingkan aldoses dan lebih lanjut membentuk produk merah
ceri. Ketose mengandung senyawa dapat menghasilkan hasil yang positif, Fruktose
dan sukrosa adalah ketosa sementara laktosa, glukosa, xilosa, dan galaktosa adalah
aldosa.
5. Uji Hidrolisis Pati
Amilosa dalam pati bertanggung jawab untuk pembentukan warna biru di hadapan
yodium. Molekul Iodium berada dalam kumparan amilosa. Iodium sangat tidak larut dalam
air, oleh karena reagen Iodium dibuat dengan melarutkan Iodium dalam air dengan kalium
iodida. Hal ini membuat triiodida kompleks ion linear dengan larut. Ion ion tri odida
tergelincir ke dalam kumparan pati yang menyebabkan warna hitam biru intens.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
• Tabung reaksi
• Rak tabung reaksi
• Penjepit tabung
• Pipet tetes
• Plat tetes
• Pemanas spiritus
2. Bahan
• Pereaksi benedict
• Perekasi molisch
• Pereaksi barfoed
• Perekasi seliwanoff
• Larutan iodium
• HCl 2N
• H2SO4 pekat
• NaOH 2%
• Larutan karbohidrat, seperti : 0,1 M Sukrosa; 0,1 M Glukosa; 0,1 M
Arabinosa; 0,1M Maltosa; 0,1 M Galaktosa; 0,1 M Fruktosa; 0,1 M Laktosa; Larutan
Pati (amilum) 1%.

D. Cara Kerja
1. Uji Molisch

Masukkan 1 mL larutan karbohidrat (glukosa, Tambahkan 3 tetes


sukrosa, maltosa, arabinosa, larutan 1% amilum) ke pereaksi Molisch
dalam tabung reaksi yang berbeda-beda
Amati perubahan
warna yang terjadi

Kocok perlahan dan Kocok perlahan dan


tambahkan 1 mL H2SO4 tambahkan 1 mL H2SO4

2. Uji Bennedict

Masukkan masing-masinglarutan karbohidrat


Tambahkan3tetes
sebanyak1 mL kedalamtabung reaksi yang
pereaksi Molisch
berbeda-beda.

Dinginkan dan amati Campurkan dan panaskan di Tambahkan


atas api spirtus
1 mlselama 5 menit
pereaksi benedict
perubahanwarnaserta
endapan yang terjadi

3. Uji Barfoed

Masukkan masing-masinglarutan karbohidrat Tambahkan1 ml


sebanyak1 mL kedalamtabung reaksi yang
pereaksi barfoed
berbeda-beda.

Dinginkan pada air

mengalir selama 2
menit
Panaskan diatas pemanas
spritus sampai mendidih
selama 1-2 menit

4. Uji Seliwanoff

Masukkan 1 mL larutan karbohidrat Tambahkan 1 mL


(sukrosa, glukosa, galaktosa, fruktosa, perekasi
arabinosa) seliwanoff

Amati
perubahan
warna yang terjadi.
Didihkan diatas api
kecil sampai
mendidih selama 1
menit

5. Uji Hidrolisis Pati


Tambahkan 2,5 mL HCl
Masukkan 2N kemudian kocok
5 mL amilum 1% pada sampai homogen
tabung reaksi

Ambil larutan tersebut Uji dengan iodium : 2 tetes


sebanyak 2 ml kemudian larutan + 2 tetes iodium. Panaskan
netralkan dengan Amati perubahan warna selama 3 menit
larutan NaOH

Uji dengan kertas lakmus


Amati perubahan warna yang
merah, kemudian
terjadi pada larutan dan
tambahkan 1 mL pereaksi
kertas lakmus
benedict

E. Daftar Pustaka
Fitri, Ardhista Shabrina dan Yolla Arinda Nur Fitriana. 2020.
SAINTEKS Volume 17 No 1, April 2020 p-ISSN: 0852-1468; e-ISSN: 2686-0546 (45 –
52).
(ht p://dx.doi.org/10.30595/sainteks.v17i1.8536 diakses pada 29 September 2023)
QALSUM, Umi; DIAH, Anang Wahid M.; SUPRIADI, Supriadi.
. Jurnal Akademika
Kimia, [S.l.], v. 4, n. 4, p. 168-174, nov. 2015. ISSN
2477-5185. Available at:
(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JAK/article/view/7867/6215 diakses pada
29 September
2023)
Hermanto, D., Sanjaya, R. K., & Ismillayli, N. (2020).
. , (4),
404–407. (https://doi.org/10.29303/jpm.v15i4.1352 diakses pada 29 September 2023)
Fessenden, R. J. (1990). Kima Organik. Erlangga.
Setiyono, L. (2011). Pemanfaatan biji kurma (Phoenix dactylifera L.) sebagai tepung dan
analisis
perubahan mutunya selama penyimpanan. Bogor: Institut Teknologi.
Sastroamidjojo, & Hardjono. (2005). Kima Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan
Protein.
Gadjah Mada University Press.
Daud, M. (2012). Biokonversi bahan berlignoselulosa menjadi bioetanol menggunakan aperligus
niger dan saccharomyces cerevisiae. Jurnal Perennial, 8(2), 43-51.

Anda mungkin juga menyukai