Disusun oleh:
FAKULTAS ADAB
2023/2024
ABSTRAK
Sementara itu, Pelabuhan Sunda Kelapa tetap aktif digunakan hingga kini
sebagai pelabuhan penyeberangan antar pulau. Pelabuhan ini memiliki nilai historis
penting yang mencerminkan jalur perdagangan maritim dan menjadi objek wisata
bersejarah di Jakarta.
1. Heuristik
Selain itu, kami juga mendatangi kantor Arsip Nasional Republik Indonesia
untuk menelusuri arsip dan dokumen pemerintahan Hindia Belanda terkait rencana
dan realisasi pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok pada abad ke-19. Di sana kami
menemukan beberapa peta, denah teknis, dan laporan yang berharga. Setelah itu saya
mengunjungi Museum Bahari untuk melihat koleksi foto lawas dan model kapal yang
singgah di Pelabuhan Sunda Kelapa pada masa lalu.
Data dan fakta dari berbagai sumber tersebut kemudian kami pelajari untuk
memilah informasi yang paling relevan dengan topik kajian saya, yaitu mengenai
aktivitas di kedua pelabuhan besar Jakarta ini sejak masa kolonial hingga
kontemporer.
2. Kritik Sumber
Setelah mengumpulkan data dan informasi dari beragam sumber sejarah,
tahap selanjutnya adalah melakukan kritik sumber untuk menguji validitas dan
kredibilitasnya. Beberapa pertimbangan yang saya gunakan antara lain menilai
apakah sumber tersebut asli atau turunan, subjektif atau objektif, serta apakah
memiliki tendensi atau bias tertentu.
Berdasarkan kritik ini, secara garis besar semua sumber yang saya dapatkan
terindikasi memiliki tingkat akurasi dan otentisitas yang baik, sehingga dapat
diandalkan sebagai representasi faktual peristiwa sejarah aktivitas kemaritiman di
Jakarta.
3. Interpretasi
Hasil interpretasi ini nantinya diwujudkan dalam bentuk deskripsi naratif yang
menjelaskan proses perkembangan sejarah aktivitas kemaritiman di Jakarta dari
waktu ke waktu dengan didukung bukti-bukti faktual dari sumber yang telah diseleksi
dan diverifikasi sebelumnya.
4. Historiografi
Tulisan dirancang dengan struktur penulisan ilmiah standar yang dimulai dari
pendahuluan, isi pembahasan, hingga kesimpulan. Sumber-sumber yang digunakan
dicantumkan dengan tata cara penulisan catatan kaki dan daftar pustaka yang benar.
Sementara fakta-fakta sejarah, kutipan, serta argumen yang dikemukakan juga
ditunjang dengan bukti-bukti yang jelas dari sumber otentik guna menjamin validitas
hasil rekonstruksi sejarah.
Sunda Kelapa berasal dari gabungan kata Sunda dan Kalapa. Dengan
demikian, Sunda Kelapa berarti pelabuhan Kalapa milik kerajaan Sunda. Pelabuhan
ini telah dipakai sejak zaman Tarumanegara dan diperkirakan sudah ada sejak abad
ke-5 dan saat itu disebut Sundapura. Pelabuhan Sunda Kelapa, lalu kemudian dikenal
sebagai Batavia, memiliki sejarah yang kaya dan penting dalam perkembangan
Indonesia. Sunda Kelapa awalnya merupakan pelabuhan perdagangan penting bagi
Kerajaan Sunda pada abad ke-5. Lalu pada abad ke-16, pelabuhan ini diambil alih
oleh Kesultanan Banten sebelum akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada 1619.
Setelah pendudukan Belanda, pelabuhan ini direnovasi dan diperluas, menjadi pusat
perdagangan kolonial Belanda di Asia Tenggara. Batavia, sebagai ibu kota koloni
Belanda di Hindia Belanda, berkembang menjadi pusat budaya, ekonomi, dan politik.
Namun, sejarah Batavia juga mencatat sisi gelapnya, seperti penguasaan VOC
(Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang keras terhadap penduduk pribumi dan
peran pelabuhan ini dalam perdagangan rempah-rempah yang mendunia. Meskipun
namanya kemudian berubah menjadi Jakarta setelah kemerdekaan Indonesia, jejak
sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa dan Batavia tetap menjadi bagian penting dari
warisan sejarah dan budaya Indonesia.
Masa Hindu-Buddha
2
Ibid hal 23
menggambarkan pelabuhan Sunda Kelapa dengan pedagang dan pelaut asing
dari Sumatera, Malaka, Sulawesi Selatan, Jawa dan Madura. Beras, asam jawa,
hewan sembelihan, emas, sayur-sayuran dan buah-buahan kabarnya tumbuh
subur di Sunda Kelapa. Menurut deskripsi Portugis, Sunda Kelapa membentang
sejauh 1-2 kilometer di atas tanah sempit seluas 4.444 hektar di kedua sisi
Sungai Ciliwung. Tempat ini berada di dekat mulut teluk yang dilindungi oleh
pulau-pulau di sekitarnya. Sungai ini dapat menampung 10 kapal dagang yang
masing-masing berbobot sekitar 100 ton. Kapal-kapal tersebut biasanya dimiliki
oleh orang Melayu, Jepang, dan Cina. Kapal dari Indonesia bagian timur juga
datang. Di sisi lain, kapal Portugis berkapasitas lebih kecil dapat muatan antara
500 dan 1.000 ton harus ditambahkan di lepas pantai. Tome Pires juga mengatakan,
barang-barang Sunda diangkut menggunakan peluncur, sejenis kapal yang
membawa muatan sekitar 150 ton. Kemudian, pada tahun 1522, gubernur
Alfonso Albuquerque yang berbasis di Malaka, menerima undangan raja Sunda
untuk mengirim Enrique Leme ke Cirebon untuk membangun benteng yang
aman di Sunda Kelapa. Pada periode ini, pada tahun , kerajaan Demak menjadi
pusat kekuasaan politik Islam. Muslim ini awalnya adalah pendatang dari Jawa
dan sebagian dari Arab. Oleh karena itu, pada tanggal 21 Agustus 1522, Portugis
mendirikan loji (tempat tinggal dengan kantor dan benteng) di Sunda Kelapa.Sunda
Kelapa setuju untuk menerima perbekalan yang diperlukan. Raja Sunda memberi
Portugis 1.000 bakul lada sebagai tanda persahabatan.3
Pada tahun 1522, Gubernur Alfonso d'Albuquerque mengutus Henrique Leme
untuk membangun benteng di Sunda Kelapa sebagai respons terhadap ancaman dari
Cirebon. Perjanjian persahabatan antara Sunda dan Portugal dijalin pada 21 Agustus
1522, yang melibatkan pembangunan loji Portugis di Sunda Kelapa. Namun,
perjanjian ini memicu reaksi negatif dari Kerajaan Demak, yang mengutus Fatahillah
3
Lee Gemmy Geminius [et. al], “PENGEMBANGAN BUDAYA DAN SEJARAH
PELABUHAN SUNDA KELAPA PADA ERA MODERN” 4, no. 2 (2022): 2009–20,
https://doi.org/10.24912/stupa.v4i2.21726.
untuk mengusir Portugis dan merebut kota pada 22 Juni 1527. Peristiwa ini menjadi
hari jadi Jakarta, yang kemudian mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.4
Abad ke-19
4
Jan Gonda Sanskrit in Indonesia 1951 hal.348 yang mengutip Hoessein
Djajadiningrat.
Sebagai respons, pelabuhan samudra Tanjung Priok dibangun sekitar 15 km
ke timur dari Sunda Kelapa untuk menggantikannya. Hampir bersamaan, jalan kereta
api pertama (1873) antara Batavia - Buitenzorg (Bogor) dibangun. Empat tahun
sebelumnya (1869), trem berkuda muncul, ditarik oleh empat ekor kuda yang
memiliki besi di mulutnya.
Abad ke-20
Pada masa pendudukan oleh pasukan Dai Nippon, yang dimulai pada tahun
1942, Batavia mengalami perubahan nama menjadi Tokubetsu Shi. Setelah pasukan
Dai Nippon meninggalkan indonesia dan memproklamirkan kemerdekaan pada tahun
1945, namanya berubah menjadi Jakarta yang kemudian pada 22 juni 1956. 5 Untuk
pelabuhannya sendiri, pada era Orde Baru, nama Sunda Kelapa kembali digunakan.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal 6
Maret 1974, Sunda Kelapa kembali secara resmi menjadi nama pelabuhan. Pelabuhan
ini juga dikenal dengan sebutan Pasar Ikan karena terdapat pasar ikan yang besar di
lokasinya.
Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki luas daratan 760 hektar dan luas perairan
kolam 16.470 hektar, terdiri dari dua pelabuhan utama dan pelabuhan Kalibaru.
Pelabuhan utama memiliki panjang area 3.250 meter dan luas kolam sekitar 1.200
5
Dikutip pada laman https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6285296/nama-kota-tua-
jadi-batavia-dan-sejarah-perubahan-nama-jakarta#:~:text=DKI%20Jakarta,-Setelah%20Jepang
%20kalah&text=Pemberian%20nama%20Jakarta%20dikukuhkan%20pada,pemerintahan%20Wali
%20Kota%20Jakarta%20Sudiro. Pada tanggal 13 Desember 2023, pada pukul 23.01 WIB.
meter, dapat menampung 70 perahu layar motor. Sementara Pelabuhan Kalibaru
memiliki panjang 750 meter, luas daratan 343.399 meter persegi, luas kolam
42.128,74 meter persegi, mampu menampung sekitar 65 kapal antar pulau, dan
memiliki lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi.
Sebelum bangsa Portugis tiba atau pada periode sebelum abad ke-16 Masehi,
Pelabuhan Sunda Kelapa telah menjadi pusat perdagangan internasional. Kapal-kapal
7
Sumber Di Ambil dari kunjungan di Musem Kebaharian Jakarta pada 17 November 2023
pukul 16.43 WIB
Berdasarkan keterangan dari Bapak Lutfi, seorang nelayan berusia 60 tahun
yang bekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa, dapat diketahui bahwa aktivitas pelayaran
di pelabuhan ini masih cukup ramai meski tidak sesibuk masa kejayaannya di masa
lalu.
Ada beragam jenis kapal yang masih aktif melakukan pelayaran dari dermaga
Sunda Kelapa, mulai dari kapal-kapal pengangkut barang dagangan antar pulau, kapal
nelayan, hingga kapal-kapal kecil untuk menarik minat wisatawan. Kapal dagang
yang bersandar di Sunda Kelapa umumnya menuju Bangka Belitung dan Kalimantan
serta membawa muatan pokok sehari-hari seperti beras, kacang hijau, kedelai, dan
gula.
Waktu tempuh rata-rata yang dibutuhkan 2 hari untuk Bangka Belitung dan 3
hari untuk Kalimantan, tergantung kondisi cuaca. Dulu, kebanyakan kapal di Sunda
Kelapa ini milik warga setempat, tetapi kini banyak yang sudah dikuasai pemilik
asing seperti etnis Tionghoa. Awak kapal dan buruh pelabuhan biasanya sudah
standby di dermaga sejak pagi bahkan subuh. Mereka tidur seadanya di atas kapal
sambil menunggu aktivitas bongkar muat barang dimulai.
Selain kapal dagang dan nelayan, di Sunda Kelapa juga banyak berlabuh
kapal-kapal kecil yang menyediakan jasa mengelilingi teluk Jakarta bagi wisatawan.
Melalui kapal-kapal inilah, para traveler bisa menikmati pemandangan kota sambil
mendengar penjelasan tentang sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa dari pemandunya.
Jadi meski tak seramai era keemasannya dulu, Sunda Kelapa masih cukup sibuk
dengan lalu lalang berbagai jenis kapal sampai hari ini.
Kapal-kapal besar harus melempar jangkar jauh dari pelabuhan karena tidak
bisa untuk bersandar. Disediakan fasilitas sederhana untuk para kapal menambatkan
kapalnya. Namun ketika lalu lintah perdagangan dipelabuhan ramai oleh kapal-kapal
dagang, pemeriksaan menjadi lambat dan banyak penundaan yang mengakibatkan
mereka harus mengantri lama. Endapan yang semakin parah menjadikan kapal-kapal
harsu berlabuh semakin jauh lagi. Kapal tongkakng digunakan untuk melakukan
kegiatann bongkar muat barang karena kapal tak mampu lagi bersandar. Namun
ketika angin muson barat yang menciptakan gelombang tinggi datang maka kapal-
kapal tongkang ini tidak diperkenankan untuk meninggalkan ataupun memasuki kanal
sungai. Banyaknya masalah yang terjadi merugikan para pemilik kapal uap,
kecepatan bongkar muat barang menjadi hal yang penting bagi pemilik kapal dalam
meminimalisir pengeluaran.11
12
Tundjung and Roviyanti.
13
Majalah Departemen Perhubungan Laut, Suluh Nautika, Th ke X No. 2, Februari 1960, hal.
49.
Diatas kade-kade juga telah siap untuk dibangun bangunan gudang-gudang
yang kontruksinya terbentuk dari besi. Pemerintah dalam membangun ini
mengguakan borongan dari KARPI yang jumblahnya hampir 10 juta rupiah (kurs
zaman itu). Jumblah tersebut adalah total dari apa yang diperlukan seperti pekerjaan
untuk dan mengisinya dengan batu-batu dan pasir serta pembuatan bangsal. Bangsal
yang terdapat dalam suatu pelabuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis seper
bangsal tertutup yang beratap dan berdinding, dan terbuka yang hanya memiliki
dinding atau hanya memiliki atap. Maka penitipan barang pun memiliki perbedaan
terhadap bangsal yang telah ditentukan oleh pemerintah yang diwakili Direksi
pelabuhan sebagai kepanjangan tangan untuk mengerjakannya.
Yang menarik dari pembangunan ini adalah hampir semua pekerjaan dalam
perbaikan maupun pembangunan mengenai Pelabuhan Tanjung Priok oleh
pemerintah diborongkan kepada KARPI dibawah pengawasan direksi pelabuhan dan
dilanjutkan dengan penyelesaian pelabuhan III sebelah barat dan perpanjangan ke
Utara ke bagian kade oleh pemerintah diborongkan pada CITRA. Maka dalam hal ini
dapat kita lihat bahwa sekalipun bangsa kita masih dalam belajar, namun dapat
membangun pelabuhan internasional.14
14
Berita tentang pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok dapat dilihat dalam majalah suluh
nautika yang dikelurkan oleh Departemen Perhubungan Laut.
berjaya melalui lautnya sebut saja Sriwijaya, Majapahit, Malaka, Samudra Pasai,
Ternate, Tidore dan lain sebaginya, menjadikan fokus utama mereka kepada laut dan
pelabuhan. imperium-impreium itu tumbuh bermula dari emporia, yang membawa
banyak hal dilain sisi selain perdagangan.
15
Abd. Rahman Hamid,Sejarah maritime Indonesia, Yogyakarta (2015), Ombak.
Jumlah Penumpang dan Barang yang diangkut Melalui Pelabuhan
Pelayaran Tanjung Priok Menurut Jenis Pelayaran dan Jasa Pelayaran Pelabuhan
2020 2021 2022
3. Jasa Pelayaran - - -
Pelabuhan
2. Pelayaran - - -
Samudera
1. Pelayaran - - -
Nusantara
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Supratikno Rahardjo Sunda Kelapa sebagai Bandar di Jalur Sutra. Laporan
Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI 1996.
Lee Gemmy Geminius [et. al], “PENGEMBANGAN BUDAYA DAN SEJARAH
PELABUHAN SUNDA KELAPA PADA ERA MODERN” 4, no. 2 (2022):
2009–20.
Jan Gonda Sanskrit in Indonesia 1951 hal.348 yang mengutip Hoessein
Djajadiningrat..
R Mohamad Ali S.S, F Bodmer, Djakarta Djaja Sepandjang Masa, Pemerintah DCI
Jakarta 1969
Tundjung and Rani Roviyanti, “Dari Sunda Kelapa Ke Tanjung Priok,” Jurnal
Pendidikan Sejarah 4, no. 1 (2020): 162–70.
Buku
Abd. Rahman Hamid,Sejarah maritime Indonesia, Yogyakarta (2015), Ombak.
Majalah Departemen Perhubungan Laut, Suluh Nautika, Th ke X No. 2, Februari
1960.
Berkeliling Hindia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Pencarian Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok,_Jakarta_Utara
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6285296/nama-kota-tua-jadi-batavia-
dan-sejarah-perubahan-nama-jakarta#:~:text=DKI%20Jakarta,-Setelah%20Jepang
%20kalah&text=Pemberian%20nama%20Jakarta%20dikukuhkan
%20pada,pemerintahan%20Wali%20Kota%20Jakarta%20Sudiro.
Wawancara
Wawancara langsung dengan narasumber, Bapak Lutfi yang berusia 60 tahun.
Seorang nelayan lokal dan juga pemandu wisata di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa.
KESIMPULAN
Selain karena lokasinya yang lebih strategis dan leluasa untuk ekspansi,
pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok juga untuk mendukung fungsi Batavia
sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan kolonial Belanda di Asia Tenggara.
Sejak saat itu, peranan vital Sunda Kelapa dalam kegiatan maritim-niaga-
internasional beralih ke Tanjung Priok. Kondisi itu bertahan hingga masa kini di
mana Pelabuhan Tanjung Priok telah tumbuh sebagai pelabuhan utama dan tersibuk
di Indonesia, menjadi penghubung perdagangan dalam dan luar negeri, sekaligus
berperan sebagai mesin penggerak perekonomian nasional. Sementara Pelabuhan
Sunda Kelapa sendiri kini lebih banyak melayani kapal penyeberangan antar pulau,
meski sejarah glorius-nya sebagai pusat peradaban maritim Nusantara tak terlupakan
hingga kini.
LAMPIRAN