Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

SISTEM ETIKA DALAM PANCASILA

Dosen pembimbing:
Jaka Maulana, S.A.P.,M.A.P

Disusun Oleh :
1. Iif Marifatul Halifah
2. Samliah
3. Alinda
4. Valentina Priyanza
5. Sepia Agustiani R

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS PAMULANG SERANG


KATA PENGANTAR
Memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan karunia-Nya kita
dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul Konsep Masyarakat dan Budaya dan Sistem
Sosial. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas bantuan para pihak yang berkontribusi
dengan membantu pencarian data untuk makalah ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Dasar-Dasar
Ilmu Sosial. Selain itu, pembuatan makalah juga memiliki tujuan agar menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.

Karena keterbatsan pengetahuan maka kami yakin makalah ini masih banyak kurangnya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah semakin baik. Akhir kata,
semoga makalah dapat berguna. Terima kasih.

Serang, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................4
A.Latar Belakang........................................................................................................................................4
B.Rumusan masalah..................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................................6
1.pengertian sistem etika dalam pancasila................................................................................................6
2. Prinsip-prinsip moral dalam Pancasila dapat membentuk perilaku individu dalam masyarakat............7
3.pendidikan Pancasila membantu mengembangkan sistem etika dalam masyarakat................................9
4. faktor pendukung dan penghambat penerapan etika pancasila..........................................................11
BAB III..........................................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................................13
Kesimpulan.............................................................................................................................................13
saran........................................................................................................................................................13
Daftar pustaka..........................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pancasila telah menjadi kesepakatan Nasional bangsa Indonesia sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia, meskipun dalam upaya implementasinya mengalami berbagai
hambatan. Gerakan reformasi yang digulirkan sejak tumbangnya kekuasaan pemerintahan
presiden Soeharto, pada hakikatnya merupakan tuntutan untuk melaksanakan demokratisasi di
segala bidang, menegakkan hukum dan keadilan, menegakkan hak asasi manusia (HAM),
memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), melaksanakan otonomi daerah dan
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, serta menata kembali peran dan
kedudukan TNI dan POLRI. Dalam perkembangannya, gerakanreformasi yang sebenarnya
memang amat diperlukan, namun sebagian masyarakat seperti lepas kendali dan tergelincir
ke dalam perilaku yang anarkis, timbul berbagai konflik sosial yang tidak kunjung teratasi,
dan bahkan di berbagai daerah timbul gerakan yang mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa serta keutuhan NKRI. Bangsa Indonesia sedang dilanda krisis multidimensional di
segenap aspek kehidupan masyarakat dan bangsa, bahkan menurut beberapa pakar dan
pemuka masyarakat, yang sangat serius ialah krisis moral, masyarakat dan bangsa sedang
mengalami demoralisasi. Hal ini sebenarnya dapat dihindari apabila setiap anggota masyarakat,
utamanya para penyelenggara negara dan para elit politik,dalam melaksanakan Gerakan
reformasi secara konsekuen, mewujudkan Masa Depan Indonesia yang dicita-citakan, senantiasa
berdasarkan pada kesadaran dan komitmen yang kuat terhadap Pembukaan UUD 1945, yang di
dalamnya mengandung nilai-nilai Pancasila yang harus di jadikan pedoman.
Salah satu alasan mengapa masyarakat budaya dan sistem sosial menjadi begitu relevan adalah
karena mereka mencerminkan realitas sosial yang kompleks dan beragam. Setiap masyarakat
memiliki budaya uniknya sendiri, yang mencakup nilai-nilai, norma, bahasa, ritual, dan praktik-
praktik yang membentuk identitas kolektif mereka. Budaya ini tidak hanya menggambarkan
identitas, tetapi juga menjadi dasar bagi interaksi sosial yang mengatur bagaimana individu
berinteraksi satu sama lain dalam masyarakat.

Selain itu, dalam era digital dan teknologi informasi, masyarakat budaya dan sistem sosial
juga telah mengalami perubahan dramatis. Internet dan media sosial telah membuka pintu bagi
komunikasi dan interaksi global yang belum pernah terjadi sebelumnya, memungkinkan ide-ide,
informasi, dan budaya berpindah dengan cepat melintasi batas-batas geografis.
B.Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem etika dalam Pancasila?
2. Bagaimana prinsip-prinsip moral dalam Pancasila dapat membentuk perilaku individu
dalam masyarakat?
3. Bagaimana pendidikan Pancasila membantu mengembangkan sistem etika dalam
masyarakat?
4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan etika pancasila?
BAB II
PEMBAHASAN
1.pengertian sistem etika dalam pancasila
Sistem etika dalam Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
IndonesiaPancasila sebagai sistem etika berarti mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
nilai Pancasila, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
Implementasi etika Pancasila dapat terlihat pada setiap silanya. Oleh karena itu, Pancasila sebagai
sistem etika merupakan way of life bangsa Indonesia, juga sebagai struktur pemikiran untuk
memberikan tuntunan/panduan dalam bersikap dan bertingkah laku.

Sistem etika dalam Pancasila mengacu pada seperangkat nilai-nilai moral, prinsip-prinsip,
dan norma-norma yang menjadi dasar bagi tindakan individu, kelompok, dan pemerintah di
Indonesia. Pancasila adalah filsafat dasar negara Indonesia, dan dalam konteks ini, sistem etika
Pancasila mencerminkan nilai-nilai yang dianggap penting untuk membentuk moral dan perilaku
masyarakat Indonesia.

Pancasila terdiri dari lima sila, yang merupakan pilar-pilar dasar sistem etika dalam
Pancasila:

 Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Pertama): Sila ini menekankan pentingnya kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun Indonesia memiliki keragaman agama, nilai ini
mengajarkan rasa hormat terhadap kepercayaan agama dan keyakinan masing-masing
individu.
 Kemanusiaan yang adil dan beradab (Sila Kedua): Sila ini menekankan perlunya
menghormati hak asasi manusia, keadilan, dan keberadaban dalam interaksi sosial. Ini
mencakup prinsip-prinsip seperti kesetaraan, keadilan, dan penegakan hukum.
 Persatuan Indonesia (Sila Ketiga): Sila ini menggarisbawahi pentingnya persatuan dan
kesatuan dalam keragaman budaya, suku, dan agama di Indonesia. Ini menekankan
pentingnya menghindari konflik dan mempromosikan kerjasama dalam membangun
bangsa.
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
(Sila Keempat): Sila ini menyoroti pentingnya pemerintahan yang demokratis dan
partisipatif. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti kedaulatan rakyat, perwakilan, dan
musyawarah untuk mencapai konsensus.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Sila Kelima): Sila ini menekankan perlunya
mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi serta memastikan bahwa semua warga negara
Indonesia memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan peluang.

Sistem etika dalam Pancasila menciptakan kerangka kerja moral yang memandu perilaku
individu, institusi, dan pemerintah dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, sosial,
ekonomi, dan budaya. Ini juga mengedepankan nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, dan
persatuan, yang dianggap penting dalam membangun dan memelihara masyarakat yang adil dan
beradab di Indonesia

2. Prinsip-prinsip moral dalam Pancasila dapat membentuk perilaku individu dalam masyarakat
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mengandung arti yang sangat
penting dalam membentuk identitas, karakter, dan arah pembangunan negara tersebut.Sebagai
pandangan hidup, Pancasila adalah pandangan filosofis yang mengandung nilai-nilai moral, etika,
dan sosial yang menjadi pedoman bagi kehidupan individu dan masyarakat Indonesia. Sebagai
dasar negara, Pancasila merupakan pijakan utama bagi penyusunan konstitusi dan sistem
pemerintahan Indonesia.Pancasila sebagai pandangan hidup memiliki lima sila atau prinsip dasar
yang menyatakan nilai-nilai fundamental yang harus dipegang teguh oleh seluruh warga negara
Indonesia.

 Pancasila sebagai Pandangan Hidup


Sebagai pandangan hidup, Pancasila adalah seperangkat nilai dan prinsip yang
membimbing perilaku, moralitas, dan etika hidup individu dan masyarakat Indonesia.
Kelima sila dalam Pancasila menjadi dasar bagi nilai-nilai kebenaran, kejujuran, persatuan,
dan keadilan.

Pancasila mengajarkan untuk hidup berdasarkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menghormati martabat kemanusiaan, dan berlaku adil serta beradab dalam segala aspek
kehidupan.

 Pancasila sebagai Dasar Negara


Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki kedudukan yang istimewa dalam sistem hukum
dan tatanan pemerintahan Indonesia. Pancasila diakui sebagai ideologi negara dan menjadi
landasan utama bagi penyusunan konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945. Konstitusi ini menyatakan komitmen
pemerintah dan seluruh warga negara untuk hidup berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Prinsip-prinsip moral dalam Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk perilaku
individu dalam masyarakat Indonesia. Berikut adalah cara prinsip-prinsip moral dalam Pancasila
dapat memengaruhi perilaku individu:

 Ketuhanan Yang Maha Esa:


 Prinsip ini mengajarkan individu untuk menghormati dan menjalankan keyakinan
agama atau spiritual mereka.
 Mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang diilhami
oleh agama atau keyakinan mereka.
 Mendorong toleransi terhadap beragam keyakinan agama dan mempromosikan
kerukunan antaragama.
 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
 Mendorong individu untuk menghormati hak asasi manusia dan prinsip-prinsip
keadilan.
 Mengajarkan pentingnya berperilaku dengan etika, adab, dan moral dalam interaksi
sosial sehari-hari.
 Memotivasi individu untuk memerangi diskriminasi, ketidakadilan, dan tindakan
yang merugikan sesama manusia.
 Persatuan Indonesia:
 Mendorong individu untuk menghargai keragaman budaya, suku, dan agama di
Indonesia.
 Mengajarkan bahwa persatuan dan kesatuan adalah tujuan penting yang harus
diupayakan dalam masyarakat yang beragam.
 Menekankan pentingnya menjaga harmoni sosial dan menghindari konflik
antarkelompok.
 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permasyarakatan/Perwakilan:
 Mendorong individu untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokratis dan
perwakilan dalam pembuatan keputusan.
 Mengajarkan pentingnya musyawarah, konsensus, dan dialog dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat.
 Menekankan bahwa setiap individu memiliki hak untuk mengemukakan pendapat
dan berkontribusi dalam pembentukan kebijakan negara.
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
 Mendorong individu untuk peduli terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi
seluruh masyarakat.
 Mengajarkan pentingnya berbagi sumber daya dan peluang dengan adil untuk
mengurangi kesenjangan sosial.
 Mendorong individu untuk berkontribusi dalam upaya mencapai keadilan sosial
melalui tindakan sukarela atau pelayanan masyarakat.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip moral Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, individu dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih bertanggung jawab, toleran, dan
berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan harmonis. Ini membantu
menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik bagi semua warga Indonesia.

3.pendidikan Pancasila membantu mengembangkan sistem etika dalam masyarakat


Pendidikan Pancasila dapat membantu mengembangkan sistem etika dalam masyarakat
dengan cara mengajarkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman perilaku yang baik dan benar.
Berikut adalah beberapa cara pendidikan Pancasila membantu mengembangkan sistem etika
dalam masyarakat:

1. Mengajarkan nilai-nilai Pancasila


Pendidikan Pancasila mengajarkan nilai-nilai Pancasila seperti Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan, dan Keadilan
Sosial. Dengan mengajarkan nilai-nilai ini, individu dapat memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai etika yang baik dan benar.
2. Mengembangkan karakter Pendidikan
Pancasila juga membantu mengembangkan karakter individu dengan mengajarkan nilai-
nilai seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan lainnya. Dengan
mengembangkan karakter yang baik, individu dapat menjadi insan akademis yang
bermoral Pancasila dan berkontribusi langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagai perwujudan sikap tanggung jawab warga negara.
3. Mengkaji moralitas bangsa
Pancasila sebagai sistem etika digunakan untuk mengkaji moralitas bangsa dalam konteks
hubungan berbangsa dan bernegara. Dengan mengkaji moralitas bangsa, individu dapat
memahami dan menginternalisasi nilai-nilai etika yang baik dan benar dalam kehidupan
bermasyarakat.
4. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Pendidikan Pancasila juga membantu individu untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, mengakui persamaan hak, kewajiban, dan
kedudukan semua orang sama di mata hukum, agama, sosial, dan lainnya serta saling
mengedepankan sikap toleransi atau tenggang rasa antar masyarakat.
5. Pembentukan Karakter
Pendidikan Pancasila membantu dalam pembentukan karakter yang kuat dan beretika bagi
individu. Ini mencakup pembelajaran tentang kejujuran, integritas, toleransi, dan nilai-nilai
lain yang dijunjung tinggi dalam Pancasila.
6. Pemberian Pedoman Etika
Pancasila memberikan pedoman etika yang kuat bagi individu dalam berbagai situasi, baik
dalam lingkungan pribadi maupun profesional. Hal ini membantu individu dalam
mengambil keputusan yang berdasarkan prinsip-prinsip moral.
7. Pemahaman Tentang Persatuan dan Toleransi
Pendidikan Pancasila juga mengajarkan pentingnya persatuan dan toleransi dalam
masyarakat yang beragam seperti Indonesia. Ini membantu mengurangi konflik dan
meningkatkan harmoni sosial.
8. Peningkatan Kesadaran Sosial
Pendidikan Pancasila mendorong individu untuk memahami isu-isu sosial dan ekonomi
yang ada di masyarakat. Dengan pemahaman ini, individu dapat berkontribusi dalam
upaya mencapai keadilan sosial.
9. Pendidikan Kepemimpinan
Pancasila juga mencakup prinsip-prinsip kepemimpinan yang beretika. Pendidikan
Pancasila membantu dalam pembentukan pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab
dan berintegritas.

Melalui pendidikan Pancasila, masyarakat Indonesia dapat menginternalisasi nilai-nilai etika


yang terkandung dalam Pancasila dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
begitu, pendidikan Pancasila berperan penting dalam membentuk masyarakat yang lebih beretika,
adil, dan beradab.

Dengan demikian, pendidikan Pancasila dapat membantu mengembangkan sistem etika dalam
masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman perilaku yang baik dan
benar, mengembangkan karakter individu, mengkaji moralitas bangsa, dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

4. faktor pendukung dan penghambat penerapan etika pancasila


Faktor internal yang menyebabkan minimnya penerapan nilai Pancasila bisa disebabkan
berbagai hal. Salah satu contoh, sistem pendidikan Indonesia yang kurang memperhatikan
pembelajaran moral dan etika. Kita bisa melihat bahwasanya standar pendidikan dan kelulusan
sekolah-sekolah ditentukan oleh pelajaran-pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA,
dan Bahasa Inggris. Tidak satupun dari seluruh pelajaran tersebut yang menitik beratkan
pembelajaran kepada aspek moral dan etika. Sehingga dari pembelajaran tersebut, hanya akan
melahirkan siswa-siswa yang materialistis.

Sedangkan dari faktor eksternal adalah banyaknya pengaruh budaya dan peradaban luar
negeri yang menyebabkan anjlok dan luruhnya jati diri bangsa yang telah dirangkum dalam
Pancasila. Kita sangat menyayangkan penyalahgunaan kebebasan seperti yang telah
didengungkan oleh negara lain tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Sebenarnya, HAM tersebut
sudah termasuk kedalam Pancasila, yaitunya dalam sila keadilan sosial. Saat ini, kebebasan HAM
telah disalahgunakan menjadi sebuah alibi dan pembenaran atas kesalahan yang telah dilakukan
oleh seseorang. Misalnya saja, alasan kebebasan HAM dan hak berekspresi yang seakan-akan
ingin “memperbolehkan” masyarakat untuk berpakaian “buka-bukaan”. Mereka membuat seolah-
olah apa yang mereka lakukan adalah merupakan kebebasan yang hakiki. Tentu saja hal ini sangat
bertentangan dengan prinsip yang tertuang dalam sila kedua Pancasila “Kemanusiaan yang adil
dan BERADAB”. Dan hal tersebut bukanlah budaya dan kebiasaan bangsa Indonesia. Penerapan
nilai-nilai Pancasila harus tetap dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia agar tetap
menjadi Bangsa Indonesia yang benar-benar Indonesia. Karena pada dasarnya Pancasila adalah
pondasi dasar negara yang terus dipegang erat oleh bangsa Indonesia yang sangat menjunjung
tinggi nilai-nilai moralitas dan etika.

Penerapan etika Pancasila di dalam masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
pendukung dan penghambat. Berikut adalah beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan etika Pancasila:

Faktor Pendukung Penerapan Etika Pancasila:

 Pendidikan: Sistem pendidikan yang memasukkan pembelajaran etika Pancasila secara


menyeluruh dapat membantu masyarakat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
moral yang terkandung dalam Pancasila.
 Kepemimpinan Moral: Pemimpin-pemimpin yang mempraktikkan nilai-nilai etika
Pancasila dan menjadi teladan moral dapat memotivasi masyarakat untuk mengikuti jejak
mereka.
 Kesadaran Masyarakat: Kesadaran individu dan masyarakat tentang pentingnya etika dan
moral dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor penting dalam penerapan etika
Pancasila.
 Hukum dan Sistem Hukum: Sistem hukum yang adil dan transparan yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila dapat mendukung penerapan etika, karena masyarakat lebih
cenderung untuk mematuhi hukum.
 Media Massa dan Komunikasi: Media yang bertanggung jawab dapat memberikan
informasi dan edukasi tentang etika Pancasila, serta memberikan ruang bagi diskusi dan
debat tentang isu-isu etika.

Faktor Penghambat Penerapan Etika Pancasila:

 Korupsi dan Kepemimpinan Buruk: Korupsi dan kepemimpinan buruk adalah faktor
utama yang menghambat penerapan etika Pancasila. Praktik korupsi dan perilaku yang
tidak etis dari pemimpin dapat merusak moral masyarakat.
 Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi: Ketidaksetaraan ekonomi dan sosial dapat
menghasilkan ketidakpuasan dan ketidakadilan dalam masyarakat, yang dapat mengurangi
kepatuhan terhadap etika Pancasila.
 Ketidakstabilan Politik: Instabilitas politik, konflik, dan ketidakpastian politik dapat
mengganggu penerapan etika Pancasila karena masyarakat mungkin lebih fokus pada isu-
isu politik daripada pada nilai-nilai moral.
 Toleransi yang Rendah: Kurangnya toleransi terhadap perbedaan budaya, agama, dan
pandangan politik dapat menghambat persatuan dan kesatuan yang merupakan salah satu
prinsip etika Pancasila.
 Pengaruh Media Sensasional: Media yang berfokus pada sensasi dan kontroversi daripada
pada pendidikan moral dapat menghambat pemahaman dan penerapan etika Pancasila.

Penerapan etika Pancasila di dalam masyarakat merupakan usaha yang kompleks dan
memerlukan upaya dari berbagai pihak. Upaya untuk mengatasi faktor-faktor penghambat dan
mempromosikan faktor pendukung dapat membantu membangun masyarakat yang lebih adil,
beretika, dan beradab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendukung dari Pancasila sebagai sistem etika adalah Pancasila memegang peranandalam
perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana sajakita berada
kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke

dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab”

sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini
sangat berandil besar. Denganmenjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai
etika baik yang berlaku dalammasyarakat, bangsa dan negara.

Saran
1. Pancasila hendaknya menjadi dasar dan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam bersikap
dan bertingkah laku sehingga nantinya akan terwujud Masyarakat adil dan Makmur sesuai
dengan tujuan negara itu sendiri
2. Pada setiap sendi sendi kehidupan Masyarakat, harus senantiasa menerapkan nilai niai
Pancasila baik dalam kehidupan sehari hari maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sehingga terwujud perilaku etika yang menjunjung tinggi nilai moralitas
Sebagai perwujudan dari ciri dan kepribadiann dari bangsa indonesia
Daftar pustaka

 Amri, S. R. (2018). Pancasila sebagai sistem etika. Voice of Midwifery, 8(01), 760-768.
 Putri, F. S., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila sebagai Sistem
Etika. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 3(1), 176-184
 Anggraini, dkk. 2020. Pengamalan nilainilai Pancasila bagi generasi milenial. Jurnal Inovasi
Ilmu Sosial dan Politik. Volume 2 Nomor 1. Tahun 2020.
 Anggraini, C & Imaniyati, N. 2018. Fasilitas Belajar dan Manajemen Kelas Sebagai.
Determinan Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen

Anda mungkin juga menyukai