Makalah Meningitisss
Makalah Meningitisss
MENINGITIS
DISUSUN OLEH:
1. Pengertian Meningitis
Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai sebagian atau
seluruh selaput otak (meningen) yang ditandai dengan adanya sel darah putih
dalam cairan serebrospinal. Meningitis bakteri pada anak-anak masih sering
dijumpai,meskipun sudah ada kemoterapeutik,yang secara in vitro mampu
membunuh mikroorganisme penyebab infeksi tersebut. WHO, mendefinisikan
anak antara usia 0-14 tahun karena diusia inilah risiko cenderung menjadi besar
ini akibat infeksi dengan Haemophilus influenzae maupun pneumococcus, karena
anak-anak biasanya tidak kebal terharap bakteri.
Meningitis adalah radang pada menings (membran yang mengelilingi otak
dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Meniningitis
merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya di timbulkan dari
mikroorganisme pneumonik, meningokok, stafilokok, stretokok, hemophilus
influenza dan bahan aseptis. (Wijaya, 2013, hal. 24)
Meningitis bakterialis adalah suatu infeksi purulen lapisan otak yang pada
orang dewasa biasanya hanya terbatas di dalam ruang sabraknoid, namun pada
bayi cenderng meluas sampai ke rongga subdural sebagai suatu efusi atau
empiena subdural atau bahkan ke dalam otak. (Nurarif, 2016, hal, 114)
2. Etiologi Meningitis
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi
kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti
fraktur tulang tengkorak,infeksi,operasi otak atau sum-sum tulang belakang.
Meningistis bakterial lebih sering terjadi pada anak-anak. Karena anak-anak
biasanya tidak mempunyai kekebalan terhadap bakteri. Infectious Agent
meningitis purulenta mempunyai kecenderungan pada golongan unur tertentu.
Selama 2 bulan pertama kehidupan , organisme yang paling sering menyebabkan
meningitis adalah organisme flora ibu atau lingkungan dimana bayi berada yang
disebabkan oleh Listeria monocytogenes dan Haemophilus influenzae.
Kebanyakan meningitis bakteri pada anak-anak usia 2 bulan -12 tahun disebabkan
oleh H.influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau Nesseria meningitis. Pada
anak-anak berusia lebih dari 12 tahun, meningitis biasanya terjadi akibat infeksi
S. pneumoniae, atau N. meningitis.
1. Meningitis Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus
influenza, Nersseri, Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A,
Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela, Pseudomonas
Tuberculosis, yang disebabkan
oleh basil tuberkel (M.Tuberculosa). Tubuh akan berespon terhadap
bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan
dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang
terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid
ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan
lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini
akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan
jaringan otak akan mengalami infark.
2. Meningitis Virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini
biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh
virus, seperti;gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang
biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis
virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan
terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau
respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis
sel yang terlibat.
3. Manifestasi klinis
a. Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah
laku.
b. Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.
c. Sakit kepala dan Sakit-sakit pada otot-otot
d. Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata
pasien
e. Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI
f. Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap
lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.
g. Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak
terdapat pada virus meningitis.
h. Nausea, Vomiting, Demam, Takikardia
i. Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia
j. Pasien merasa takut dan cemas.
4. Klasifikasi Meningitis Pada Anak
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, meningitis dibagi menjadi
dua golongan yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta:
1. Meningitis Serosa
Meningitis serosa adalah radang selaput otak arakhnoid dan pia
mater yang
disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah
Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lain seperti virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
2. Meningitis Purulenta
Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan pia
mater yang meliputi otak dan medulla spinalis. Penyebabnya antara lain :
Diplococcus pneumonia (pneumokok), Nesseria meningitidis
(meningokok), Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenza, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia,
Pseudomonas aeruginosa.
5. Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater.
Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir
melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum
tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-
jari di dalam lapisan subarachnoid. Organisme (virus / bakteri) yang dapat
menyebabkan meningitis,memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam
pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang
disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena
hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar),
mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan
subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab
peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel.
Kuman-kuman masuk ke dalam susunan saraf pusat secara
hematogen/langsung menyebar di nasofaring, paru-paru (pneumonia,
bronkopneumonia) dan jantung (endokarditis), selain itu per kontinuitatum di
peradangan organ jaringan di dekat selaput otak misalnya abies otak, otitis media,
martoiditis dan trombosis, sinus kavernosus. Invasi kuman (meningokok,
pneumokok, hemofilus influenza, streptokok) ke dalam ruang subaraknoid
menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS dan sistem ventrikulus
Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami
hiperemi, dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit
polimorfonuklear ke dalam ruang subaraknoid, kemudian terbentuk eksudat.
Dalam beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu
ke-2 sel-sel plasma. Eksudat terbentuk dan terdiri dari dua lapisan, yaitu bagian
luar mengandung leukosit, polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisan
dalam terdapat makrofag
Peradangan menyebabkan cairan cerebrospinal meningkat sehingga terjadi
obstruksi, selanjutnya terjadi hydrocephalus dan peningkatan intrakranial.
Organisme masak melalui sel darah merah, dapat melalui trauma penetrasi,
prosedur pembedahan, atau kelainan sistem saraf pusat. Efek patologis yang
terjadi adalah hiperemia meningens, edema jaringan otak, eksudasi.
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan
dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-
neuron. Dengan demikian meningitis dapat dianggap sebagai ensefalitis
superfisial. Trombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrino - purulen
menyebabkan kelainan nervi kraniales.
6. Pathways
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Analisis CSS dari fungsi lumbal
Meningitis bakterial: tekanan meningkat, cairan keroh berkabat,
jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat,
kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
Meningitis virus: tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih,
sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal,
kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur
khusus
b. Glukosa scrum: meningkat (meningitis)
c. LDH serum: meningkat (meningitis bakteri)
d. Sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi
bakteri)
e. Elektrolit darah: Abnormal.
f. Kultur darah hidung tenggorokan urine: dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi.
g. MRI scan CT dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran
letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor.
h. Rontgen dada kepala sinus; mungkin ada indikasi sumber infeksi
intrakranial
i. EEG: Mungkin terlihat gelombang lambat secara fokal atau umum
(ensefalitis) atau voltasenya meningkat (abses)
j. Arteriografi karotis: Letak abses lobus temporal, abses serebral posterior.
9. Penatalaksanaan Medis
a. Penderita diberikan pengobatan dengan pemberian antibiotik yang sesuai
dengan jenis penyebab meningitis, yaitu:
1) Meningitis yang disebabkan pneumokok, meningokok :
Ampisilin.
2) Meningitis yang disebabkan Haemophilus influenza : Kombinasi
ampisilin dan kloramfenikol.
3) Meningitis yang disebabkan enterobacteriaceae : Sefotaksim,
campuran trimetoprim dan sulfametoksazol.
4) Meningitis yang disebabkan Staphylococcus aureus :
Vankomisin, sefotaksim atau setrifiakson.
b. Obat anti inflamasi
1) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :
- Sefalosporin generasi ke 3
- ampisilina 150 – 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 – 6 kali
sehari.
- Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.
2) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :
- Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali
sehari.
- Sefalosforin generasi ke 3.
c. Pengobatan simtomatis
1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 –
0.6/mg/kg/dosis
2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
3) Turunkan panas :
- Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis
- Kompres air hangat
d. Pengobatan suportif
1) Cairan intravena.
2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30 – 50%.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata klien
b. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Apakah pernah menderita ISPA atau TBC ?
2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
3) Pernahkah operasi daerah kepala ?
c. Riwayat kesehatan sekarang
1) Aktivitas, gejala: perasaan tidak enak. Tanda: ataksia,
kelumpuhan, gerakan involunter.
2) Sirkulasi, gejala: adanya riwayat cardiopatologi:
endokarditis dan PJK.Tanda: tekanan darah meningkat,
nadi menurun dan tekanan nadi berat,taikardi, disritma.
3) Eliminasi, tanda: inkontenensia dan atau retensi.
4) Makanan/cairan: gejala: kehilangan nafsu makan, sulit
menelan. Tanda:anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan
membrane mukosa kering.
5) Hiegiene, tanda: ketergantungan terhadap semua
kebutuhan perawatan diri.
6) Persarafan, gejala: sakit kepala, parestesia, terasa kaku
pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi,
hiperalgesia, kejang, diplopia, fotophobia,ketulian dan
halusinasi penciuman. Tanda: letargi sampai kebingungan
berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan
memori, afasia, anisokor,nistagmus,
7) Nyeri, Gejala: sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).
Tanda: gelisah,meninges.
8) Pernafasan , gejala: riwayat infeksi sinus dan paru. Tanda
, peningkatan kerja pernapasan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi,toksin dalam
sirkulasi.
b. Ganggungan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
peningkatan tekanan intracranial.
c. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
3. Intervensi Keperawatan
Ket:
1 : memburuk
2 : cukup memburuk
3 : sedang
4 : cukup membaik
5 : membaik
2. Gangguan setelah dilakukan tindakan Observasi :
perfusi keperawatan 3X 24 jam Monitor tanda atau gejala
jaringan diharapkan tidak terjadi risiko peningkatan TIK
serebral perfusi serebral tidak efektif. Terapeutik :
berhubungan Kriteria hasil : Berikan posisi semi fowler
dengan Kriteria 1 2 3 4 5 Cegah terjadinya kejang
peningkatan hasil Kolaborasi :
tekanan Tekanan √ Kolaborasi dalam pemberian
intracranial intracrania sedasi dan anti konvulsan jika
l perlu
Sakit √
kepala
Gelisah √
Kecemasa √
n
Agitasi √
Ket :
1 : meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
3. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
berhubungan keperawatan 3X24 jam Identifikasi penyebab hipertermi
dengan proses diharapkan suhu tubuh tetap Monitor suhu tubuh
infeksi berada pada rentang normal. Monitor akibat hipertermi
penyakit Kriteria hasil : Terapeutik :
Kriteria 1 2 3 4 5 Sediakan lingkungan yang
hasil dingin
Menggigi √ Longgarkan pakaian
l
Basahi dan kipasi permukaan
Suhu √ tubuh
tubuh
Berikan cairan atau oral
Suhu √
Edukasi :
kulit
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Ket :
Kolaborasi pemberian cairan
1 : meningkat
dan elektrolit jika vena
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA An F DENGAN DIAGNOSA MEDIS MENINGITIS
DI RUANG WIJAYA KUSUMA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama :An. F
Tanggal lahir :20,Agustus 2013
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Alamat :Boyolali
Tanggal masuk :10 September 2023
Tanggal pengkajian :11 September 2023
Diagnosa medis :Meningitis
2. Identitas orang tua
Nama ayah :Tn y
Usia ayah :30 Tahun
Pendidikan ayah :S1 Managemet
Pekerjaan ayah :Karyawan
Nama ibu :Ny.S
Usia ibu :28 Tahun
Pendidikan ibu :S1 Keperawatan
Pekerjaan ibu :Perawat
Alamat :Boyolali
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Alasan masuk RS:
Pasien demam dan mengeluh sakit kepala
2) Keluhan utama:
Nyeri kepala
3) Keluhan saat pengkajian:
Pasien menangis dan mengeluh sakit kepala,badan terasa demam dan lemas
b. Riwayat kehamilan dan kelahiran (khusus anak usia 1-5 tahun)
1) Prenatal
Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di:Bidan praktek mandiri di
desanya
Keluhan selama hamil yang dirasakan ibu :Tidak ada keluhan saat hamil
Riwayat terkena radiasi :Tidak ada riwayat terkena radiasi
4. Riwayat Imunisasi
NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1. BCG Pada usia 1 bulan Tidak ada reaksi
2. DPT (I,II,III) 2,3 dan 4 bulan Tidak ada reaksi
Polio (I,II,III,IV) Pada usia 1 bulan,2 Demam ringan
3. bulan,3 bulan,dan
4 bulan
4. Campak Pada usia 9 bulan Demam ringan
Hepatitis 24 jam setelah Nyeri
5. anak lahir,2,3 dan
4 bulan
9. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Selera makan Mau makan 3x sehari Habis ½ porsi
2. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Jenis minuman Susu,air putih Air putih
Frekuensi minum 5 gelas 1 gelas
Kebutuhan cairan 1700/ml 1700/ml
Cara pemenuhan Minum Makan sayur dan buah
yang berair
3. Eliminasi (BAB dan BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Tempat pembuangan Kamar mandi Kamar mandi
Frekuensi (waktu) 5x sehari(BAK)1xBAB 3x sehari BAK 1xBAB
Konsistensi BAK:putih BAK:Kuning
BAB: Lembek BAB:Lembek
Kesulitan - -
Obat pencahar - -
4. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Jam tidur 8 malam 6 malam
Pola tidur 9 jam 11 jam
Kebiasaan sebelum Belajar Menangis
tidur
Kesulitan tidur - Ya,mengeluh sakit
kepala
5. Aktivitas/mobilitas fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Kegiatan sehari-hari Sekolah,belajar,main Nonton tv,tidur
Pengaturan jadwal harian Ada rutinitas harian Makan dan minum
dari sekolah- tidur obat sesuai jadwal
malam
Penggunaan alat Bantu - -
aktifitas
Kesulitan pergerakan tubuh - Ya, merasa
tengkuk lehernya
kaku
6. Personal hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Mandi
- Cara Membasuh semua Membasuh dengan
badan waslap
- Frekuensi 2x sehari 2x sehari
- Alat mandi Gayung,sabun Air
mandi,handuk hangat,waslap,sabun.
Cuci rambut
- Frekuensi 2x sehari 1x sehari
- Cara Mambasuh rambut Dilap dengan waslap
dengan air dan diberi
sampo pada rambut
Gunting kuku
- Frekuensi Seminggu 2x -
- Cara Digunting -
menggunakan gunting
kuku
Gosok gigi
- Frekuensi 3x sehari 2x sehari
- Cara Mengosok gigi dengan Mengosok gigi dengan
sikat gigi dan pasta gigi sikat gigi dan pasta gigi
7. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Perasaan saat sekolah Senang Menahan pusing
Waktu luang Bermain Tidur
Perasaan setelah rekreasi Senang Merasa lelah
Waktu senggang klg Ke rumah saudara Istirahat
Kegiatan hari libur Bermain Istirahat
analgetik. penyebab
Kriteria
pemicu nyeri
hasil:
4. Membantu
1.Frekuen mengurangi
si nadi rasa nyeri.
membaik
dari skala
3 ke skala
5
2. Pola
nafas
membaik
dari skala
3 ke skala
5
3.
Keluhan
nyeri
cukup
membaik
dari skala
2 ke skala
4
4.
Kesulitan
tidur
membaik
dari skals
2 ke skala
4
Kriteria
hasil :
1.Tekana
n
intracrani
al cukup
menurun
dari skala
2 menjadi
skala 4
2. Sakit
kepala
menurun
dari skala
2 menjadi
5
3. Gelisah
menurun
dari skala
3 menjadi
skala 5
4.
Kecemas
an
menurun
dari skala
3 mejadi
skala 5
1.Menggi
gil
menurun
dari skala
3 menjadi
skala 5
2. Suhu
tubuh
menurun
dari skala
2 menjadi
skala 5
3. Suhu
kulit
cukup
menurun
dari skala
3 menjadi
skala 4
D. IMPLEMENTASI
TGL
N
/ Dx.Kep Implementasi Respon TTD
o
Jam
1 11 Nyeri akut O:Identifikasi DS: Pasien mengatakan
Sep b.d proses lokasi,karakteristik,d kepalanya sakit
202 inflamasi urasi,frekuensi nyeri. P: Nyeri pada kepala
3 Q: Nyeri seperti ditusuk tusuk
R: Rasa nyeri menyebar sampai
tengkuk leher
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri terus menerus
DO: Pasien terlihat meringis
kesakitan,pasien terlihat
menahan rasa sakit kepala
TD: 110/60 mmHg N: 90 x /
menit,S: 38 o C,RR: 20x/ menit
N:Berikan teknik DS:Pasien mengatakan jika
non farmakologi kepala terasa sakit pasti
untuk mengurangi menangis
nyeri. DO:Teknik nafas dalam sudah
diajarkan. Pasien terlihat belum
mengerti.
K:Kolaborasi
pemberiann DS: Pasien mengatakan sudah
analgetik. meminum obat yang diberikan
DO: Pasien terlihat masih
meringis kesakitan.
2 11 Gangguan O:Monitor tanda DS:Pasien mengatakan lemas
Sep jaringan atau gejala DO:Pasien terlihat lemas dan
202 perfusi peningkatan TIK pucat
3 serebral b.d TD: 110/60 mmHg N: 90 x /
peningkata menit,S: 38 o C,RR: 20x/ menit
n tekanan
intracranial N:Berikan DS:Pasien mengatakan kurang
DS:Pasien mengatakan
N:Sediakan
nyaman,pasien mengatakan
lingkungan yang
tidak mau minum banyak
dingin
DO:Pasien terlihat cemas dan
Berikan cairan atau lemas
oral
E:Anjurkan tirah
baring DS:Pasien mengatakan pusing
DO:Pasien terlihat kurang
nyaman
C:Kolaborasi
pemberian cairan DS:Keluarga pasien
dan elektrolit jika mengatakan pasien hanya mau
vena minum sedikit
DO:Pasien terlihat lemas
HARI KE 2
TGL
No / Dx.Kep Implementa Respon TTD
Jam
1 11 Nyeri akut O:Identifikasi DS:Pasien mengatakan sakit
Sep b.d proses lokasi,karakteristik kepala sudah berkurang
2023 inflamasi P: Nyeri pada kepala
,durasi,frekuensi
Q: Nyeri seperti ditusuk tusuk
nyeri.
R: Rasa nyeri menyebar sampai
tengkuk leher
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri hilang timbul
DO: Pasien terlihat masih
menahan rasa sakit kepala
TD: 108/60 mmHg N: 110 x /
menit,S: 37,5 o C,RR: 18x/
menit
C:Kolaborasi dalam
DS:Keluarga pasien
pemberian sedasi
mengatakan pasien sudah
dan anti konvulsan
meminum obat yang
jika perlu
diberikan,pasien sudah mau
tidur walaupun hanya sebentar
DO:Obat diazepam sudah
diberikan
Pasien terlihat sudah mampu
tidur walaupuan sebentar
3 11 Hipertermi O:Identifikasi DS:Keluarga pasien
Sep b.d proses penyebab hipertermi mengatakan bahwa suhu tubuh
2023 infeksi pasien sudah tidak sepanas
Monitor suhu tubuh
penyakit kemarin
DO:Suhu tubuh pasien mulai
menurun menjadi 37,5C
N:Sediakan
lingkungan yang
DS:Pasien mengatakan nyaman
dingin
diruangan yang dingin
Berikan cairan atau DO:Pasien terlihat lebih
oral
nyaman
E:Anjurkan tirah
baring
DS:Pasien mengatakan sakit
kepala sudah berkurang
DO:Pasien terlihat tenang dan
nyaman
C:Kolaborasi
pemberian cairan
DS:Keluarga pasien
dan elektrolit jika
mengetakan pasien sudah mau
vena
minum 3 gelas sehari
DO:Pasien terlihat pucat
berkurang
HARI KE-3
TGL
No / Dx.Kep Implementasi Respon TTD
Jam
1 11 Nyeri akut O:Identifikasi DS:Pasien mengatakan sakit
Sep b.d proses lokasi, kepala sudah tidak ada
2023 inflamasi P: Nyeri pada kepala sudah
karakteristik tidak ada
Q: Nyeri seperti ditusuk tusuk
,durasi,frekuensi
hilang
nyeri.
R: Rasa nyeri menyebar sampai
tengkuk leher hilang
S: Skala nyeri 1
T: Nyeri hilang timbul
DO: Pasien terlihat sudah tidak
menahan rasa sakit dikepala
TD: 100/60 mmHg N: 100 x /
menit,S: 36,5 o C,RR: 18x/
menit
C:Kolaborasi dalam
DS:Keluarga pasien
pemberian sedasi
mengatakan pasien sudah dapat
dan anti konvulsan
tidur
jika perlu
DO:Pasien terlihat tidur dengan
nyaman dan tenang
3 11 Hipertermi b.d O:Identifikasi DS:Pasien mengatakan
Sep proses infeksi penyebab hipertermi badannya sudah tidak hangat
2023 penyakit DO:Suhu tubuh sudah menurun
Monitor suhu tubuh
menjadi 36,5C
E. EVALUASI
TGL /
No Dx.Kep Evaluasi TTD
Jam
1.1 11 sep Nyeri akut b.d S : -Pasien mengatakan kepalanya
2023 / proses sakit
10.00 inflamasi -Pasien mengatakan jika kepala terasa
sakit pasti menangis.
-Pasien mengatakan belum
mengetahui apa yang menyebabkan
kepalanya terasa nyeri
-Pasien mengatakan sudah meminum
obat
O :-Pasien terlihat meringis kesakitan
-Pasien terlihat menahan sakit kepala
- P : Nyeri pada kepala
- Q : Nyeri seperti ditusuk tusuk
- R : Rasa nyeri menyebar sampai ke
tengkuk leher
- S : Skala nyeri 7
- T : Nyeri terus menerus
A : Nyeri akut b.d proses inflamasi
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Identifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi
nyeri
- Berikan teknik non farmakologi
- Jelaskan penyebab pemicu nyeri
- Colaborasi pemberian analgetik
1.2 11 sep Gangguan S : - Pasien mengatakan lemas
2023 / jaringan -Pasien mengataktan tidak nyaman
12.00 perfusi dengan posisinya
serebral b.d - Pasien mengatakan sudah meminum
peningkatan obatnya tetapi tidak mau tidur
tekanan O : Pasien terlihat lemas dan pucat
intractranial -Pasien terlihat sedikit rewel
-Obat diazepam sudah
diberikan,pasien terlihat masih
kesulitan tidur
- TD : 110/60mmhg
N : 90x/menit
S : 38C
RR : 20x/menit
A : Gangguan jaringan perfusi serebral
b.d peningkatan tekanan intractranial
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi monitor tanda
tanda / gejala peningkatan TIK
-Berikan posisi semi fowler
-Colaborasi pemberian sedasi/anti
konvulsan jika perlu
1.3 11 SEP Hipertermi b.d S : Keluarga pasien mengatakan
2023 / proses infeksi bahwa badan pasien teraba panas
15.00 penyakit -Pasien mengatakan tidak mau minum
banyak
- Pasien mengatakan pusing
- Keluarga pasien mengatakan pasien
hanya mau minum sedikit
O : Suhu tubuh pasien meningkat
-S : 38C
- Pasien terlihat lemas dan cemas
- Pasien terlihat kurang nyaman
A :Hipertermi b.d proses infeksi
penyakit belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi monitor suhu
tubuh
-Sediakan lingkungan yang dingin
-Berikan cairan oral
-Anjurkan tirah baring
-Colaborasi pemberian cairan dan
elektrolit
Hari ke 2
TGL /
No Dx.Kep Evaluasi TTD
Jam
2.1 12 sep Nyeri akut b.d DS:Pasien mengatakan sakit kepala
2023 / proses sudah berkurang
10.00 inflamasi -:Pasien mengatakan jika merasakan
nyeri kepala akan melakukan nafas
dalam
- Pasien mengatakan akan berusaha
menahan rasa sakit nya
- Pasien mengatakan sudah meminum
obat yang diberikan
O: Pasien terlihat masih menahan rasa
sakit kepala
P: Nyeri pada kepala
Q: Nyeri seperti ditusuk tusuk
R: Rasa nyeri menyebar sampai
tengkuk leher
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri hilang timbul
TD: 108/60 mmHg N: 110 x / menit,S:
37,5 o C,RR: 18x/ menit
-Pasien terlihat sudah mengerti terkait
tindakan non farmakologi mengurangi
nyeri
-Pasien terlihat lebih nyaman dan tidak
rewel
-Pasien terlihat lebih rileks
A: Nyeri akut b.d proses inflamasi
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-Identifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi
nyeri
- Jelaskan penyebab pemicu nyeri
- Colaborasi pemberian analgetik
TGL /
No Dx.Kep Evaluasi TTD
Jam
3.1 13 Sep Nyeri akut b.d S:Pasien mengatakan sakit kepala
2023 / proses sudah tidak ada
10.00 inflamasi - Pasien mengatakan jika kepala terasa
sakit akan melakukan teknik nafas
dalam
- Keluarga pasien mengatakan sudah
mengetahui penyebab nyeri kepala
pada anaknya dan terus mengajarkan
tekinik nafas dalam untuk mengurangi
rasa nyeri pada anak
- Pasien mengatakan sudah minum
obat yang diberikan dan mengetakan
sudah tidak merasakan nyeri pada
kepala
O: Pasien terlihat sudah tidak menahan
rasa sakit dikepala
P: Nyeri pada kepala sudah tidak ada
Q: Nyeri seperti ditusuk tusuk hilang
R: Rasa nyeri menyebar sampai
tengkuk leher hilang
S: Skala nyeri 1
T: Nyeri hilang timbul
TD: 100/60 mmHg N: 100 x / menit,S:
36,5 o C,RR: 18x/ menit
-Teknik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri sudah diajarkan
dan pasien terlihat faham
-Keluarga pasien terlihat sudah
memahami penyebab nyeri yang
dirasakan anaknya
-Pasien terlihat tenang dan sudah tidak
terlihat kesakitan
A: Nyeri akut b.d proses inflamasi
sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3.2 13 Sep Gangguan S:Pasien mengatakan badannya sudah
2023 / jaringan tidak lemas
12.00 perfusi - Pasien mengatakan nyaman dengan
serebral b.d posisi semifowler
peningkatan - Keluarga pasien mengatakan pasien
tekanan sudah dapat tidur
intractranial O:Pasien terlihat sudah mampu
bercanda dengan keluarganya,pasien
terlihat sudah tidak rewel
-Pasien terlihat nyaman dan terlihat
sudah tidak kesulitan tidur
-Pasien terlihat tidur dengan nyaman
dan tenang
-Pasien terlihat tidur dengan nyaman
dan tenang
A:Gangguan jaringan perfusi serebral
b.d peningkatan tekanan intractranial
P: Intervensi dihentikan
3.3 13 SEP Hipertermi b.d S:Pasien mengatakan badannya sudah
2023 / proses infeksi tidak hangat
15.00 penyakit - Pasien mengatakan nyaman dengan
ruangan yang dingin
- Pasien mengatakan sudah tidak
merasakan nyeri kepala
- Keluarga pasien mengatakan pasien
sudah mampu minu air yang cukup
O:Suhu tubuh sudah menurun menjadi
36,5C
-Ruangan yang dingin sudah
disediakan dan pasien terlihat nyaman
-Pasien terlihat sudah mampu berdiri
dan berjalan
-Pasien sudah terlihat tidak pucat
Pasien terlihat tidak kekurangan cairan
A: Hipertermi b.d proses infeksi
penyakit sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan