Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN IDENTIFIKASI BAUT

TEKNOLOGI BAHAN
Dosen Pengampuh : Sri Suwasti S.ST, M.T

OLEH:

AHMAD NIZAR
44223068

PRODI TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Baut adalah salah satu komponen pengikat, banyak digunakan dalam industri
mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat
ditemukan penggunaannya. Baut umumnya selalu digunakan pada kondisi kerja
yang berbeda, pemilihan material baut juga berbeda, bahan umum baut saat ini
terbuat dari baja karbon dan bahan stainless steel.

Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu
material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-
hari banyak faktor yang menyebabkan daya guna logam ini menurun. Salah satu
penyebab hal tersebut adalah korosi. Bahan logam dari baja karbon paling banyak
digunakan pada sektor industri. Sifat bahan dan mekaniknya dapat diperbaiki
melalui perlakuan panas yang berbeda atau dengan menambahkan elemen-elemen
lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pada umumnya, baja karbon mudah mengalami degradasi karena serangan korosi
atmosfer, jika ketahanan korosinya tidak ditingkatkan maka dalam waktu singkat
ketahanan korosinnya akan lebih serius, hingga kerusakan yang mempengaruhi
sifat mekanik bahan. Korosi merupakan penurunan kekuatan material yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungan di sekitarnya.

Adapun proses korosi yang terjadi disamping disebabkan oleh reaksi kimia juga
diakibatkan oleh oleh proses elektrokimia. Disini yang dimaksud dengan
lingkungan di sekitarnya yaitu dapat berupa asam, udara, embun, air tawar, air
laut, air danau, air sungai dan air tanah [Chamberlain, 1991].
B. Tujuan

Tujuan dari laporan identifikasi baut adalah menyajikan informasi yang


komprehensif dan terstruktur mengenai berbagai aspek terkait baut. Berikut
adalah beberapa tujuan utama dari laporan identifikasi baut:

1. Memberikan pemahaman yang mendalam tentang peran, sejarah, dan


perkembangan baut. Ini mencakup aspek desain, material, dan aplikasi
baut dalam berbagai industri.
2. Untuk mengidentifikasi berbagai jenis baut dan karakteristik unik yang
dimilikinya. Ini mencakup bentuk, ukuran, dan material yang umumnya
digunakan dalam pembuatan baut.
3. Untuk mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi dalam industri
baut, seperti korosi atau dampak lingkungan.
4. Untuk mengidentifikasi tentang bagaimana proses pembuatan baut pada
umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

Landasan teori digunakan sebagai sumber teori yang dijadikan dasar dari pada
penelitian. Sumber tersebut memberikan kerangka atau dasar untuk memahami
latar belakang dari timbulnya permasalahan secara sistematis. Landasan teori juga
penting untuk mengkaji dari penelitian-penelitian yang sudah ada mengenai
masalah baut cylinder sebagai pengikat antara cylinder head dengan cylinder
block. Oleh karena itu, landasan teori ini penulis akan menjelaskan tentang
pengertian baut cylinder.

1. Pengertian Baut

Baut adalah bagian mekanis yang umumnya lurus dan memiliki ulir
sepanjang panjangnya. Baut digunakan untuk menyambung dua benda atau
lebih dengan cara mengatur posisinya dan mempertahankan gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Sekrup biasanya dirakit menggunakan mur atau
mur pengunci untuk memastikan benda yang disambung tetap pada
tempatnya. Sekrup memiliki satu kepala dan dapat berbentuk heksagonal,
bulat, atau berbagai bentuk lainnya. Kepala ini memudahkan perakitan dan
pengencangan sekrup menggunakan alat khusus seperti kunci pas dan
obeng.Baut umumnya terbuat dari logam seperti baja, baja tahan karat, dan
aluminium, tetapi dapat juga dibuat dari bahan lain tergantung kebutuhan
aplikasinya. Sekrup biasanya digunakan di berbagai industri dan konstruksi
untuk menghubungkan berbagai struktur dan komponen.
2. Fungsi baut

Fungsi utama baut adalah menggabungkan beberapa komponen sehingga


tergabung menjadi satu bagian yang memiliki sifat tidak permanen. Maka dari itu
komponen yang menggunakan sambungan ini dapat dengan mudah dilepas dan
dipasang kembali tanpa merusak benda yang disambung.

Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala pada
salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang atau sebagian ujung batang
silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan, baja tahan karat
ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau paduan logam
lainnya untuk keperluan-keperluan khusus.

3. Prinsip Kerja Baut

Cara kerja baut seperti pesawat sederhana untuk mengubah torsi menjadi
gaya linear. Sebagian besar baut dipererat dengan memutarnya searah jarum jam,
yang disebut ulir kanan. Baut dengan ulir kiri digunakan pada kasus tertentu,
misalnya pada saat baut akan menjadi pelaku torsi berlawanan arah jarum jam.

Mur digunakan untuk mempererat baut pasangan ulir luar yang umumnya
sudah dinormalisasikan. Kadang kala mur sering dibuat langsung dari kedua
bagian pelat yang disambung. Gerak mur terhadap baut dianggap sebagai gerak
putar dan gerak lurus, tetapi untuk pemeriksaan konstruksi hanya dihitung
berdasarkan tekanan pada permukaan profil ulirnya, sehingga diperoleh tinggi
mur yang memadai atau sesuai.

4. Ring, Mur dan Nuklir

a. Ring

Ring pada baut membantu dalam mendistribusikan beban secara


merata di sekitar lubang baut. Ini membantu mencegah konsentrasi
tekanan yang tinggi pada titik-titik tertentu dan memastikan bahwa
beban terdistribusi dengan baik pada permukaan yang lebih besar. Ring
juga dapat berfungsi sebagai pelindung untuk material di sekitar lubang
baut. Dengan menyebarkan beban dan mencegah titik tekanan tinggi,
ring membantu mengurangi risiko kerusakan pada material di
sekitarnya.
b. Mur

Mur digunakan untuk menjaga baut agar tetap terpasang dengan


aman dan kuat di dalam lubang yang telah dibor. Tanpa mur, baut
mungkin lebih rentan terhadap pergeseran atau kendur dari posisinya.
Mur membantu meningkatkan kekuatan baut dengan memberikan
dukungan tambahan pada hubungan antara baut dan material yang
ditembusnya. Ini sangat penting dalam struktur bangunan dan mesin di
mana kekuatan dan kestabilan sangat diperlukan. Mur membantu
mendistribusikan beban atau gaya yang bekerja pada baut ke seluruh
permukaan kontak di dalam material. Ini membantu mencegah
konsentrasi beban pada titik tertentu, yang dapat mengurangi risiko
keretakan atau kegagalan struktural.

c. Ulir

Ulir memungkinkan baut dengan mudah disekrup ke dalam


lubang tanpa banyak tekanan.Ini menyederhanakan proses perakitan
dan pengencangan sekrup.Ulir sekrup meningkatkan keamanan
pengencangan.Setelah baut dipasang dan disekrup ke dalam lubang,
ulirnya akan menahannya dan mencegahnya tergelincir atau mudah
lepas.Desain ulir baut juga membantu mendistribusikan beban secara
merata di sepanjang baut.Hal ini mengurangi risiko kerusakan atau
patahnya sekrup karena tekanan yang tidak merata.

B.Jenis Baut Yang Sering digunakan

1. Square Head Bolts

Baut kepala kotak digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi dan


manufaktur, terutama di tempat-tempat di mana diperlukan kekuatan ekstra atau di
mana akses yang terbatas membuat penggunaan alat pemasangan khusus menjadi
lebih mudah. Penting untuk memastikan bahwa Anda menggunakan jenis baut
yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi proyek tertentu.
2. Carriage bolt

Baut kereta adalah jenis baut yang memiliki ciri kepala halus berbentuk
kubah dan betis persegi atau persegi panjang yang mencegahnya berputar setelah
dipasang. Shank persegi, juga dikenal sebagai leher baut kereta, dirancang untuk
masuk ke dalam lubang persegi pada logam atau kayu, mencegah baut berputar
saat mur dikencangkan pada ujung berulir. Fitur ini membuat baut media cocok
untuk aplikasi yang menginginkan hasil akhir yang halus pada satu sisi
sambungan dan pengikatan yang aman pada sisi lainnya.

Biasanya, baut kereta digunakan dalam pengerjaan kayu, terutama dalam


situasi di mana tampilan akhir yang dekoratif diinginkan pada satu sisi
sambungan. Mereka biasanya digunakan dalam konstruksi, otomotif, dan aplikasi
lain yang memerlukan sambungan yang kokoh dan aman.

3. Hex Bolt

Baut segi enam adalah jenis pengikat yang memiliki kepala heksagonal,
biasanya dirancang untuk dikencangkan atau dilonggarkan dengan kunci pas atau
alat soket. Istilah "hex" mengacu pada bentuk kepala bersisi enam. Baut segi
enam biasanya digunakan dalam konstruksi, permesinan, dan aplikasi lain yang
memerlukan pengikatan yang kokoh dan aman.

Baut hex dapat dibuat dari berbagai bahan, termasuk baja karbon, baja
tahan karat, dan paduan lainnya, tergantung pada aplikasi dan kondisi lingkungan.
Baut hex digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari perakitan mesin dan
struktur hingga mengamankan berbagai komponen dalam konstruksi, otomotif,
dan lingkungan industri.
4. U Bolt

Baut U adalah salah satu jenis pengikat berbentuk huruf "U" dengan ujung
berulir. Biasanya digunakan untuk memasang atau mengencangkan pipa, batang
bundar atau tabung ke permukaan datar. Baut U memiliki bentuk melengkung
yang membungkus benda yang diikat dan diberi ulir pada kedua ujungnya untuk
memasang mur.

Desain ini memberikan stabilitas dan dukungan. Baut U sering digunakan


dalam aplikasi konstruksi, otomotif, dan perpipaan. Mereka tersedia dalam
berbagai ukuran dan bahan, seperti baja, baja tahan karat, atau paduan
lainnya,tergantung pada kebutuhan spesifik aplikasi.

5. Stud Bolt

Stud bolt adalah sebuah baut dengan ulir pada kedua titik, yang dirancang
khusus untuk digunakan sebagai pengunci pada sambungan perpipaan. Stud Bolt
biasanya digunakan dalam kombinasi dengan mur dan bantalan yang membentuk
sambungan yang kuat, serta aman.

Fungsi utama baut stud adalah untuk mengunci perpipaan secara kuat dan
aman. Selain itu, fungsi lain stud bolt adalah membantu menjaga kekokohan dan
kestabilan sambungan perpipaan, mencegah kebocoran, serta mencegah
pergerakan yang tidak diinginkan saat sistem pipa beroperasi.
6. Point head bolt

memiliki bagian grip dan thread yang sama dengan standar bolt. Bagian
atas head bolt memiliki 12 ridge yang secara aksial seukuran dengan sisi thread.
Antara ridge dan grip pada bolt adalah sejajar. Umumnya 12 point12-Point head
bolt memiliki diameter bolt dan head yang sama. Beberapa bolt berkekuatan
tinggi memiliki head yang lebih besar. Fastener ini digunakan ketika ada
kebutuhan untuk bolt berkekuatan tinggi dengan head kecil. Bolt harus dipasang
dengan 12-point box end wrench/spanner atau 12-point socket. Pastikan bahwa
12-Point head bolt dikencangkan dengan torque yang benar.

7. Hex socket head bolt

Seluruh head bolt memiliki lubang berbentuk axial hex yang dibuat di
tengah head. Hex socket head bolt memiliki head dengan diameter kira-kira sama
dengan permukaan washer pada standar bolt yang berukuran sama.

Fastener ini digunakan untuk aplikasi dimana tidak ada ruang yang cukup
untuk penggunaan wrench/spanner pada jenis bolt yang lain. Hex socket head bolt
dapat digunakan pada lubang atau aplikasi lain dimana ukuran head yang kecil
dapat digunakan. Ujung dari hex socket atau allen key akan masuk dengan tepat
ke dalam lubang hex pada head bolt.
8. Hexalobular hole bolt

Bentuk baut jenis ini hampir sama dengan hex socket head bolt. Hanya
saja, bentuk lubang pada baut hexallobular hole lebih beragam karena berbentuk
bintang yang dapat dibuka dengan kunci L bintang. Baut jenis ini bisa ditemukan
pada motor Yamaha dan Honda, terutama pada bagian dudukan kaliper hingga
piringan cakram.

C. Material Pada Baut

Baut dapat terbuat dari berbagai material, dan pemilihan materialnya tergantung
pada berbagai faktor seperti kekuatan yang dibutuhkan, ketahanan korosi,
lingkungan aplikasi, dan pertimbangan biaya. Berikut adalah beberapa material
umum yang digunakan untuk membuat baut:

1. Baja Karbon (Carbon Steel):

Baja karbon adalah material yang paling umum digunakan untuk


pembuatan baut. Baja karbon memiliki kekuatan yang baik dan dapat
dihasilkan dengan biaya yang relatif rendah. Baut baja karbon umumnya
dilapisi dengan lapisan anti korosi, seperti zinc atau kadmium.

2. Baja Paduan (Alloy Steel):

Baja paduan mengandung unsur tambahan selain karbon, seperti


mangan, nikel, krom, atau molibdenum. Penambahan unsur-unsur ini
dapat meningkatkan sifat mekanis dan tahan terhadap korosi dari baut.
Baja paduan sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kekuatan
tambahan.

3. Baja Tahan Karat (Stainless Steel):

Baja tahan karat memiliki ketahanan terhadap korosi yang tinggi


dan sering digunakan di lingkungan yang rentan terhadap korosi, seperti
lingkungan lembab atau berkontak dengan cairan kimia. Jenis baut baja
tahan karat yang umum termasuk seri 304 dan 316.
4. Baja Tahan Panas (Heat-Treated Steel):

Baja yang telah melalui perlakuan panas untuk meningkatkan


kekuatan dan ketahanan terhadap korosi. Baut jenis ini sering digunakan
dalam aplikasi yang melibatkan suhu tinggi.

5. Aluminium:

Aluminium sering digunakan dalam aplikasi di mana persetujuan


ringan sangat diinginkan. Baut aluminium memiliki berat yang lebih
ringan dari baja, tetapi kekuatannya lebih rendah. Mereka dapat cocok
untuk aplikasi di mana pun yang disetujui menjadi faktor penting.

6. Titanium:

Baut titanium ringan, tahan korosi, dan memiliki kekuatan yang


tinggi. Mereka umumnya digunakan dalam aplikasi di mana otoritas dan
ketahanan terhadap korosi sama pentingnya, seperti dalam
industri kedirgantaraan.
D. Proses Pembuatan Baut

Proses pembuatan baut melibatkan beberapa langkah yang umumnya terjadi


dalam proses manufaktur logam. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam
pembuatan baut:

1. Desain dan Perencanaan:

Proses dimulai dengan merancang desain baut sesuai dengan


spesifikasi yang diinginkan. Ini termasuk menentukan panjang, diameter,
jenis bahan, dan sifat mekanis yang diinginkan.

2. Pemilihan Bahan:

Baut dapat dibuat dari berbagai jenis material, termasuk baja


karbon, baja tahan karat, atau paduan logam khusus tergantung pada
kebutuhan aplikasi. Pemilihan bahan didasarkan pada faktor seperti
kekuatan, ketahanan terhadap korosi, dan biaya.

3. Pemotongan Bahan:

Bahan logam yang telah dipilih kemudian dipotong sesuai dengan panjang
baut yang diinginkan menggunakan mesin pemotong atau gergaji.

4. Pemanasan (Opsional):

Untuk beberapa jenis baut, seperti baut berbentuk heksagonal,


mungkin diperlukan pemanasan untuk mempermudah proses pembentukan
kepala baut.
5. Pembentukan Kepala Baut:
Proses ini melibatkan pembentukan kepala baut. Pada umumnya,
ini dapat dicapai dengan proses pemukulan atau pengepresan.

6. Pembentukan Ulir:

Baut kemudian melewati proses pembentukan ulir. Ini dapat dilakukan


dengan cara digulung pada mesin penggulung ulir atau dengan proses
lainnya seperti pemesinan atau pengepresan.

7. Pengerasan (Opsional):

Untuk meningkatkan kekuatan baut, beberapa baut mungkin perlu


menjalani proses pengerasan, yang meliputi pemanasan dan pendinginan
kontrol.

8. Penghalusan dan Pengecatan (Opsional):

Baut dapat dihaluskan untuk meningkatkan akurasi dimensi dan


kemudahan pemasangan. Pengecatan juga dapat dilakukan untuk
melindungi baut dari korosi.

9. Pengujian Kualitas:

Setelah proses pembuatan selesai, baut dapat menjalani pengujian


kualitas untuk memastikan bahwa mereka memenuhi spesifikasi standar,
seperti uji kekuatan, dimensi, dan ketahanan korosi.

10. Pengemasan dan Distribusi:

Baut yang telah lolos pengujian kualitas dikemas dengan baik dan
didistribusikan ke pasar atau pelanggan sesuai dengan permintaan.

Proses di atas dapat bervariasi tergantung pada jenis baut, material yang
digunakan, dan spesifikasi manufaktur yang ditetapkan oleh produsen.

E. Standarisasi Baut

Standarisasi baut merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa baut yang
diproduksi dan digunakan memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk keamanan,
kekuatan, dan konsistensi. Beberapa standar utama yang digunakan untuk
standarisasi baut termasuk:
1. ISO (International Organization for Standardization):

ISO adalah organisasi internasional yang mengembangkan dan menerbitkan


standar internasional untuk berbagai industri. ISO memiliki standar khusus
untuk baut dalam ISO 898, yang mencakup kekuatan mekanik dan sifat-sifat
material baut.

2. DIN (Deutsches Institut für Normung - German Institute for


Standardization):

DIN adalah lembaga standarisasi Jerman, dan standar DIN sering digunakan di
seluruh dunia. DIN EN ISO 4014 dan DIN EN ISO 4017 adalah contoh standar
DIN yang berkaitan dengan baut segi enam dengan kepala datar.

3. ANSI (American National Standards Institute):

ANSI adalah organisasi pengembangan standar di Amerika Serikat. ANSI


mengeluarkan standar untuk berbagai industri, termasuk standar untuk baut dan
sekrup. Contohnya adalah ANSI B18.2.1 yang mencakup baut segi enam dengan
kepala datar.

4. ASTM (American Society for Testing and Materials):

ASTM mengembangkan dan menerbitkan standar untuk berbagai material dan


produk, termasuk baut. Standar ASTM A307, misalnya, mencakup baut karbon
dan baja karbon untuk penggunaan umum.

5. BSI (British Standards Institution):

BSI adalah lembaga standarisasi Britania Raya. Standar BS3692 mencakup baut
dan sekrup dengan kepala segi enam dan benang metrik yang digunakan secara
luas.

6. JIS (Japanese Industrial Standards):

JIS adalah lembaga standarisasi di Jepang. Standar JIS B 1180 mengatur baut
segi enam dan sekrup dengan benang metrik.

7. ASME (American Society of Mechanical Engineers):

ASME mengembangkan standar di berbagai bidang teknik, termasuk ASME


B18.2.1 yang mencakup baut segi enam.

8. EN (European Norm):

EN mengacu pada standar Eropa. Standar EN 15048 dan EN 14399 mengatur


baut penjepit struktural dan baut penjepit tinggi kekuatan untuk konstruksi baja.
9. SNI (Standar Nasional Indonesia):

SNI adalah standar nasional di Indonesia. Beberapa standar SNI berkaitan


dengan baut, termasuk yang mencakup spesifikasi dan pengujian baut.

Penting untuk memahami dan mengikuti standar yang berlaku saat merancang,
memproduksi, atau menggunakan baut. Standarisasi membantu memastikan bahwa
baut dapat diandalkan, aman, dan konsisten dalam berbagai aplikasi dan
lingkungan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan identifikasi baut ini memberikan wawasan mendalam tentang
peran, jenis, dan karakteristik baut dalam berbagai konteks aplikasi. Dengan
memahami sejarah, desain, material, dan standar terkait baut, pembaca dapat
mengaplikasikan pengetahuan ini dalam proyek konstruksi, manufaktur, dan
pemeliharaan peralatan.

B. Saran
Beberapa saran dapat diterapkan untuk memberikan laporan lebih
kedalaman dan kejelasan. Pertama, melibatkan tinjauan pustaka yang lebih
mendalam mengenai sejarah dan perkembangan baut dapat memberikan
konteks yang lebih kaya dan memperkuat pemahaman pembaca.

Selanjutnya, perluasan analisis komparatif material baut, dengan fokus


pada kekuatan, ketahanan korosi, dan aspek keberlanjutan, dapat memberikan
gambaran yang lebih lengkap dan aktual. Sarankan untuk menyertakan
inisiatif keberlanjutan dalam produksi baut dan mendokumentasikan progres
terbaru untuk memberikan perspektif masa kini.

Dukung Bab 3 dengan studi kasus aplikasi baut pada proyek-proyek nyata
dan wawancara dengan ahli industri untuk memberikan dimensi praktis dan
pengalaman lapangan. Terakhir, tambahkan visualisasi konsep yang lebih
banyak, seperti gambar atau diagram, untuk memudahkan pemahaman dan
memperkaya presentasi informasi.

Anda mungkin juga menyukai