Laporan
Unduh Praktikum !
Mekanika Tanah
Format Tersedia
Unduh !
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
BAB I
PENDAHULUAN
Facebook
1.1 Latar Belakang
Twitter
Batas Atterberg dikenalkan oleh Albert Atterberg pada tahun 1911
dengan maksud untuk mengklasifikasikan tanah berbutir halus serta
%
memastikan karakter indeks property tanah. Batas Atterberg mencakup batas
cair, batas plastis.
Mengingat tanah sebagai materi yang memikul bangunan, maka
Emaildalam perencanaan bangunan teknik sipil (gedung, jembatan, jalan raya
dan sebagainya) mutlak perlu dilakukan penyelidikan tanah. Di dalam
penyelidikan tanah, para ahli mekanika tanah mengemukakan bahwa
' Bermanfaat
) Tidak
bermanfaat
1.3 Manfaat
Untuk mengetahui dan mempelajari tentang batas cair dan batas
plastis tentang daya tahan tanah terhadap batas beban yang ada diatasnya
dan juga mengetahui layak atau tidaknya tanah tersebut untuk konstruksi
berupa bangunan atau jalan raya.
2. Sendok dempul
4. Groving tool
5. Cawan porselin
6. Timbangan
(ketelitian 0,01 gr)
7. Alat casagrande
8. Dulang
1.4.2 Bahan
Sampel tanah diambil di daerah ikan foti, Desa Oben, Kecamatan
Nekamese, Kabupaten Kupang.
= Dataran Rendah
= Dataran Menengah
= Dataran Tinggi
= Garis Kontur
BAB II
DASAR TEORI
Secara umum tanah (soil) adalah lapisan yang menempati bagian atas kulit bumi
yang terdiri dari benda padat (bahan anorganik dan organik) serta air dan udara
tanah. Tanah dikenal sejak awal peradaban manusia terutama setelah manusia
menggunakan tanah untuk bercocok tanam dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pengertian tentang tanah mulai lebih jelas setelah para ahli
mendefenisikan tentang tanah. Berikut ini adalah defenisi tanah menurut para ahli ;
- Berzelius (1803)
Seorang ahli kimia mendefenisikan tanah sebagai “laboratorium kimia
alam dimana proses dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlansung
secara terang”.
- Justus Von Liebig (1840)
Tanah sebagai tabung reaksi dimana seseorang dapat mengetahui jumlah
dan jenis hara tanaman.
- Falluo (1871)
Tanah adalah produk hancuran iklim yang bercampur dengan bahan
organik.
- Davy (1913)
Tanah sebagai laboratorium yang menyediakan unsur-unsur hara
tanaman.
- Werner (1918)
Tanah adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan padat kering
terdiri atas bahan bumi berupa partikel-partikel kecil.
- Joffe (1949)
Tanah adalah bangunan alam yang tersusun atas horizon-horizon yang
terdiri atas bahan mineral dan organik,biasanya tak padu, mempunyai
tebal yang berbeda-beda, sifat dan susunannya berbeda.
- Bremmer (1958)
Tanah adalah bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh
pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berupa tumbuhan dan hewan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemeriksaan batas cair dan batas plastis telah dilakukan di Laboratorium Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun tujuan dari
praktikum batas cair dan batas plastis untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair dan batas plastis. Pengujian batas cair dan batas plastis
dilakukan mengacu pada ASTM. Hasil pengujian batas cair dan batas plastis dapat
dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.
Ketukan 14 22 34 45
62,2 %
59,3 % Keterangan :
x : Jumlah ketukan
58,3 % y : Kadar air
56,3 %
x
14 22 34 45
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa, hubungan antar kadar air dengan
jumlah pukulan adalah berbanding terbalik, dimana makin besar jumlah pukulan
maka makin sedikit kadar air yang terkandung dalam tanah. Kadar air pada batas
cair yang masih tinggi sangat baik untuk pertumbuhan tanaman dan berdasarkan
pengamatan kami tanaman pada daerah Ikan foti sangat subur. Batas cair adalah
kadar air dalam persen berat kering, dimana kedua penampang tanah yang
haampir bersentuhan tetapi tidak saling melimpahi suatu tehadap yang lainnya,
ketika dalam cawan mengalaiam pukulan dari arah bawah .( A.Casagrande 1923).
Berdasarkan tabel 4.2 maka didapatkan bahwa nilai kadar air pada PL1 adalah
29,7 % dan pada PL2 adalah 24,1 % dimana itu merupakan kadar air pada
tanah Ikan foti pada keadaan plastis.
PI = LL
PL
= 2,19
maka, dapat dikatakan bahwa nilai indeks plastisitas 2,19 merupakan batas
terendah dari keplastisan tanah di ikan foti. Indeks plastisitas menunjukan
perbedaan kadar air pada batas cair dan batas plastis Tanah dengan jangka
olah yang rendah merupakan tanah yang lebih sukar diolah dari pada tanah
dengan jangka olah tinggi ( Hardjowigeno, 2003).
Berdasarkan tabel 4.3 tabel kriteria batas cair dan indeks plastisitas tanah dapat
dikatakan bahwa, sampel tanah di lokasi Ikan foti yang memiliki nilai batas cair
sebesar 59,02 dan nilai rata-rata batas plastis 26,90 termasuk kriteria yang tinggi. Ini
disebabkan karena perubahan temperatur dan perubahan iklim yang mengacu pada
efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalaui saluran
evaporasi permukaan tanah. Banyaknya kadar iar tanah berhubungan besar dengan
tegangan air dalam tanah tersebut ( Hardjowigwno, 1992 ).
Laporan 1 Bending
naufal46
BATAS-BATAS ATTERBERG
GINA MAULIDAWATI
Majalah Podcast
Lembar Musik
Tegangan Ijin
Bernadus Pranata
Penggolongan Bahan
Galian
NandoQtiank
Tentang Dukungan
Undang teman
Sosial
Hadiah
Twitter
Hukum
Facebook
Syarat Pinterest
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie