Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Trainer

1. Media pembelajaran
Menurut Azhar Arsyad (2011:7) media adalah alat bantu pada proses belajar
baik di dalam maupun di luar kelas dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa. Sedangkan menurut Yusufhadi Miarso (2004:57) media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
2. Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran dapat memperlancar proses belajar siswa dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sudjana dan Rivai (1990:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa, yaitu :
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

4
3. Media objek (trainer)
Menurut Anderson (1994:181), objek yang sesungguhnya atau benda model
yang mirip sekali dengan benda nyatanya, akan memberikan rangsangan yang
amat penting bagi siswa dalam mempelajari tugas yang menyangkut keterampilan
psikomotorik. Penggunaan media objek dalam proses belajar secara kognitif untuk
mengajarkan pengenalan kembali dan/atau pembedaan akan rangsangan yang
relevan; secara afektif dapat mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan
sejak awal latihan; sedangkan secara psikomotorik, memberikan latihan atau untuk
menguji penampilan dalam menangani alat, perlengkapan dan materi pekerjaan.

B. Power Supply
Catu daya atau power supply adalah suatu rangkaian elektronik yang
mengubah arus listrik bolak-balik (AC) menjadi arus listrik searah (DC). Hampir
semua peralatan elektronik membutuhkan catu daya. Ada beberapa peralatan
elektronik seperti radio dan tape yang masih membutuhkan baterai sebagai
sumber arusnya. Namun untuk mempermudah agar tidak tergantung dengan
baterai, maka dibuatlah alat yang dapat mengubah arus listrik dari PLN menjadi
arus listrik searah, dalam aplikasinya catu daya banyak kegunaan dan
manfaatnya, terutama dalam penggunaan peralatan yang membutuhkan catu daya.
Contohnya radio, tape, hp, laptop, dan masih banyak peralatan elektronik lainnya
yang membutuhkan yang namanya catu daya.
Power supply dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1. Power supply berdasarkan fungsi (functional)
Berdasarkan fungsinya, power supply dapat dibedakan menjadi :
a) Regulated power supply adalah power supply yang dapat menjaga
kestabilan tegangan dan arus listrik meskipun terdapat perubahan atau
variasi pada beban atau sumber listrik (tegangan dan arus input).
b) Unregulated power supply adalah power supply tegangan ataupun arus
listriknya dapat berubah ketika beban berubah atau sumber listriknya
mengalami perubahan.
c) Adjustable power supply adalah power suppy yang tegangan arusnya dapat
diatur sesuai kebutuhan dengan menggunakan knob mekanik. Terdapat
dua adjustable power supply yaitu regulated adjustable power
supply dan unregulated adjustable power supply.
2. Power supply berdasarkan bentuknya
Untuk peralatan elektronika seperti televise, monitor komputer,
komputer desktop maupun DVD player, power supply biasanya ditempatkan
di dalam atau menyatu kedalam perangkat-perangkat tersebut sehingga
konsumen tidak dapat melihatnya secara langsung. Power supply
internal (built in). Namun ada juga power supply yang berdiri sendiri (stand
alone) dan berada diluar perangkat elektronika yang digunakan
seperti charger handphone dan adaptor laptop. Ada juga power supply stand
alone yang bentuknya besar dan dapat disetel tegangan sesua dengan
kebutuhan.
3. Power supply berdasarkan metoda konversinya
Berdasarkan metoda konversinya, power supply dapat dibedakan
menjadi power supply linier yang mengkonversi tegangan listrik secara
langsung dan input-nya dan power supply switching yang harus mengkonversi
tegangan input ke pulsa AC atau DC terlebih dahulu.
pengklasifikasiannya, power supply juga dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis diantaranya :
a. DC power supply
DC power supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun
arus listrik dala bentuk DC (Direct Current) dan memiliki polaritas yang
tetap yaitu positif dan negatif untuk bebannya. Terdapat 2 jenis
DC supply yaitu :
1) AC to DC power supply
AC to DC power supply yaitu DC power supply power supply yang
memngubah sumber tengangan listrik AC menjadi tegangan DC yang
dibutuhkan oleh peralatan elektronika. AC to DC power suplly pada
umumnya memmiliki sebuah transformator yang menurunkan tegangan,
dioda sebagai penyearah dan kapasitor sebagai penyaring (filter).
2) Linear regulator
Linear regulator berfungsi untuk mengbah tegangan DC yang
berfluktasi menjadi kosntan (stabil) dan biasanya menurunkan tegangan
DC input.
b. AC power supply
AC power supply adalah power supply yang mengubah suatu taraf tegangan
AC ke taraf tegangan lainnya. Contohnya AC power supply yang menurunkan
tegangan AC 220V ke 110V untuk peralatan yang membutuhkan tegangan
110VAC. Atau sebaliknya dari tegangan AC 110V ke 220V.
4. Switch-mode power supply
Switch-mode power supply (SMPS) adalah jenis power supply yang langsung
menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan input AC untuk
mendapatkan tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di-switch ON dan
OFF pada frekuensi tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan
arus AC yang dapat melewati transformator frekuensi tinggi.
5. Programmable power supply
Programmable power supply adalah jenis power suppy yang pengoperasiannya
dapat dikendalikan oleh remote control melalui antarmuka (interface) input
analog maupun digital seperti RS232 dan GPIB.
6. Uninterruptible power supply (UPS)
Uninterruptible power supply atau sering disebut dengan UPS adalah power
supply yang memiliki 2 sumber arus listrik yaitu arus listrik yang langsung
berasal dari tegangan input AC dan baterai yang terdapat didalamnya. Saat listrik
normal, tegangan input akan secara simultan mengisi baterai dan menyediakan
arus listrik untuk beban (peralatan lisrik). Tetapi jika terjadi kegagalan pada
sumber tegangan AC seperti matinya listrik, maka baterai akan mengambil alih
untuk menyediakan tegangan untuk peralatan listri/elektronika yang
bersangkutan.
7. High voltage power supply
High voltage power supply adalah power supply yang dapat menghasilkan
tegangan tinggi hingga ratusan bahkan ribuan volt. High voltage power
supply biasanya digunakan pada mesin X-ray ataupun alat-alat yang memerlukan
tegangan tinggi.
8. Modul Regulator
Power Supply untuk pesawat televise biasanya disebut juga sebagai Modul
Regulator. Teori dasar dari pembahasan Power Supply Pada Pesawat Televisi
Berwarna adalah sebagai berikut :

Gambar.1. Modul Power Supply /Regulator Televisi


Gambar.2. Skema Rangkaian Power Supply Televisi

Adapun fungsi dan cara kerja bagian-bagian Power Supply adalah sebagai berikut :

1. AC Line Filter : Berfungsi sebagai filter (penyaring) noise frekuensi jala-jala listrik.
Terdiri dari sebuah transformator (kumparan) dan 2 buah kapasitor pada bagian input
dan output dari transformator.
2. Rectifier & Smoother : Rectifier berfungsi sebagai penyearah tegangan bolak-balik
(AC) menjadi tegangan searah (DC) sedangkan Smoother berfungsi sebagai
memperkecil tegangan ripple hasil dari penyearahan tegangan bolak-balik tadi.
Terdiri dari 4 Diode Penyearah (Rectifier) dalam rangkaian penyearah jembatan
(bridge rectifier), sebuah resistor untuk membatasi arus tarikan awal (inrush current)
sewaktu kapasitor penyaring/filter masih dalam kondisi kosong, dan sebuah elektrolit
kondensator (ELCO).
3. Trigger Circuit : Berfungsi untuk memberikan tegangan bias awal (pertama
kali/start) agar power switching mulai bekerja atau mulai ber-osilasi). Pada
umumnya terdiri dari atas serial resistor.
4. Snubber : Berfungsi untuk menghilangkan lonjakan tegangan (surge voltage).
Terdiri dari sebuah kapasitor, diode dan resistor.
5. Main Switching : Berfungsi men-switch on-off tegangan DC hasil penyearahan
dengan periode tertentu. Terdiri dari rangkaian osilator (oscillator), driver dan base
current control yang berfungsi untuk mengatur lebar pulsa ( PWM= Pulse Width
Modulation).
6. Secondary Rectifier & Smoother : Menyearahkan tegangan output dari travo
switching pada gulungan sekundernya dan Smoothernya berfungsi sebagai filter
(penyaring) atau menekan tegangan ripple (penghalus ripple) hasil penyearahan
tegangan oleh Diode High Speed atau Diode Schotchky Barrier. Tegangan output
yang dihasilkan : 12 V, 16 V , 24 V, 90 V , 115 V dan 185 V
7. Voltage Detector & Error Amplifier : Men-deteksi perubahan tegangan output
dimana perubahan tegangan tersebut akan di-informasikan ke Main Switching
melalui opto-coupler atau photo-coupler .

Anda mungkin juga menyukai