Khairunnisa-Tafsir Dan Haidts Tarbawi Kelompok 14
Khairunnisa-Tafsir Dan Haidts Tarbawi Kelompok 14
Disusun Oleh:
Khairunnisa
NIM: 2310160244
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023 M/1445 H
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Judul ..................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewajiban untuk Menghormati Guru serta Etika Guru Terhadap
Murid dalam Lingkungan Pendidikan Perpektif Al-Qur’an dan Hadis ........ 4
B. Al-Qur'an dan Hadis Menjelaskan Etika yang Seharusnya dimiliki oleh
Seorang Guru dalam Mengajar dan Berinteraksi dengan Murid-Muridnya
serta Kewajiban Murid untuk Menghormati Guru ....................................... 5
C. Hikmah atau Pelajaran yang dapat diambil dari Pandangan Al-Qur'an dan
Hadis Tentang Kewajiban Menghormati Guru serta Etika Guru dalam
Konteks Pendidikan.................................................................................... 20
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 22
B. Saran ......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
individu, masyarakat, dan bangsa. Guru sebagai agen utama dalam pendidikan
memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk karakter, memberikan
pengetahuan, serta membimbing peserta didik dalam perjalanan mereka menuju
pengetahuan, keterampilan, dan kebijaksanaan yang lebih baik serta dalam
pembentukan kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber
daya manusia untuk kemajuan bangsa dan negara. Memahami peserta didik, guru
harus mampu mengetahui dan mendalami berbagai karakteristik yang ada pada diri
peserta didik secara menyeluruh. 1
Hal ini sangat penting dikarenakan proses belajar mengajar melibatkan
seluruh karakteristik yang mereka punya agar dapat menangani secara benar
pembentukan karakter peserta didik, karena pada hakikatnya peserta didik
merupakan kesatuan dari berbagai karakteristik yang terpadu di dalam dirinya.
Dalam masyarakat Islam, ajaran Al-Qur'an dan Hadis memiliki peran penting
dalam membimbing perilaku individu dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
pendidikan. 2
Islam mengajarkan nilai-nilai etika yang tinggi, termasuk dalam konteks
pendidikan. Al-Qur'an dan Hadis memberikan pedoman yang jelas tentang
kewajiban murid untuk menghormati guru. Kehormatan terhadap guru dipandang
sebagai salah satu nilai yang sangat penting dalam Islam, dan hal ini tercermin
dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Selain
1
Umiyati Jabri dkk, “Kedudukan Guru Sebagai Pendidik”, Journal of Education: Psychology and
Counseling, Vol. 5, No. 1, 2023, h. 9. doi: https://doi.org/10.33487/edupsycouns.v5i1.5805.
2
Afifah Khoirun Nisa’, “Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter Peserta Didik Di Sdit Ulul Albab 01
Purworejo”, Jurnal Hanata Widya, Vol.8, No.2, 2019, h. 15. doi: -.
1
2
kewajiban murid untuk menghormati guru, Islam juga memberikan pedoman etika
yang harus diikuti oleh guru dalam berinteraksi dengan murid dan dalam
lingkungan pendidikan. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti keadilan,
kesabaran, kasih sayang, dan komunikasi yang efektif antara guru dan murid.3
Pada era pendidikan modern, di mana pendekatan-pendekatan yang
berbeda dalam proses belajar-mengajar digunakan, pemahaman nilai-nilai Islam
terkait kewajiban untuk menghormati guru dan etika guru terhadap murid masih
memiliki relevansi yang besar. Hal ini tidak hanya berlaku dalam lingkungan
pendidikan formal, tetapi juga dalam situasi-situasi di luar sekolah, seperti dalam
keluarga dan masyarakat.
Bergesernya adab peserta didik dari zaman dahulu hingga sekarang
seakan menjadi tantangan tersendiri bagi guru, terlebih lagi banyak nya kenakalan
remaja, tidak hanya itu tutur kata dan perilaku juga di zaman sekarang sangat miris
untuk dilihat. Tentu hal tersebut dapat di atasi apabila semua pihak yang terlibat
dalam penanggulangan kenakalan remaja.
Dengan memahami kewajiban untuk menghormati guru serta etika guru
terhadap murid dan lingkungan pendidikan dari perspektif Al-Qur'an dan Hadis,
kita dapat memperkuat pendidikan berbasis nilai dalam masyarakat Islam dan
menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik, di mana nilai-nilai moral dan
etika Islam dapat diterapkan secara efektif dalam proses pendidikan. 4
Oleh karena itu, penting untuk memahami kewajiban menghormati guru
dan etika guru terhadap murid serta lingkungan pendidikan. Makalah ini akan
mengkaji kewajiban untuk menghormati guru serta etika guru terhadap murid dan
lingkungan pendidikan dari perspektif Al-Qur'an dan Hadis sebagai fondasi ajaran
agama Islam.
3
Ely Manizar HM, “Optimalisasi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah”, Tadrib: Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol. 3, No 2, 2017, h. 254. doi: https://doi.org/10.19109/Tadrib.v3i2.1796.
4
Anisa Nandya, Etika Murid Terhadap Guru (Analisis Kitab Ta’lim Muta’allim Karangan Syaikh Az-
Zarnuji), Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. 2, No.1, 2010, h. 163-164. doi: -.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kewajiban untuk menghormati guru serta etika guru terhadap
murid dalam lingkungan pendidikan perpektif Al-Qur’an dan Hadis?
2. Bagaimana Al-Qur'an dan Hadis menjelaskan etika yang seharusnya dimiliki
oleh seorang guru dalam mengajar dan berinteraksi dengan murid-muridnya
serta kewajiban murid untuk menghormati guru?
3. Apa hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari pandangan Al-Qur'an dan
Hadis tentang kewajiban menghormati guru serta etika guru dalam konteks
pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan kewajiban untuk menghormati guru serta etika guru
terhadap murid dalam lingkungan pendidikan perpektif Al-Qur’an dan Hadis.
2. Untuk menjelaskan Al-Qur'an dan Hadis menjelaskan etika yang seharusnya
dimiliki oleh seorang guru dalam mengajar dan berinteraksi dengan murid-
muridnya serta kewajiban murid untuk menghormati guru.
3. Untuk menjelaskan hikmah atau pelajaran yang dapat diambil tentang
kewajiban menghormati guru serta etika guru dalam konteks pendidikan
perspektif Al-Qur'an dan Hadis.
BAB II
PEMBAHASAN
5
Anisa Nandya, Etika Murid…., h. 163-164.
6
Makhrus Ali, “Optimalisasi Kompetensi Kepribadian Dan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) dalam Mengajar”, Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vo.1, No.2, 2022, h. 95-
96. doi: 10.61094/arrusyd.2830-2281.27.
4
5
catatannya, yakni dengan selalu menulis. Para penuntut ilmu juga harus
menghormati guru mereka, dengan memperhatikan dengan perhatian penuh
terhadap ilmu yang disampaikan oleh guru, walaupun telah diulang seribu kali
penyampaiannya. Setiap muslim harus mempelajari akhlak yang terpuji maupun
akhlak tercela, seperti murah hati, pelit, penakut, pemberani, sombong dan rendah
hati.7
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, ada lima hal kewajiban anak di Indonesia yang mestinya dilakukan, antara
lain: 8
1. Menghormati orang tua, wali dan guru;
2. Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi teman;
3. Mencintai tanah air, bangsa dan negara;
4. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan,
5. Melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.
7
Wikhdatun Khasanah, “Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam”, Jurnal Riset Agama, Vo.1, No.2,
2021, h. 296-307. doi: 10.15575/jra.v1i2.14568.
8
Siti Kholisotun Ni’mah, “Pemenuhan Hak Anak di Panti Asuhan Nurul Falah Jemur Wonosari
Surabaya”, Al-Qānūn: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam, Vol. 19, No. 1, 2016, h. 28.
doi: https://doi.org/10.15642/alqanun.2016.19.1.20-41.
9
Ibid, h. 307-330.
6
10
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Kementerian Agama
Republik Indonesia, 2019, h. 754-755.
8
11
Asep Syarifuddin Hidayat dkk, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Kurir Narkotika
(Legal Protection for Children as Narcotics Couriers)”, SALAM: Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, Vol.
5, No. 3, 2018, h. 314. doi: 10.15408/sjsbs.v5i3.10416.
12
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an., Al-Qur’an dan Terjemahannya..., h.31.
10
13
Kharisma Noor Latifatul Mahmudah, “Paradigma Pendidikan Islam dalam Perspektif Tafsir Surat
Al-Baqarah Ayat 129 dan 151”, TARBAWI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.5, No.2, 2020,
h.153. doi: -.
14
Muh. Sya’rani, “Nilai Dasar Pendidikan dalam Al-Qur’an”, TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman
dan Kemanusiaan, Vo.1, No, 2, 2017, h. 195. doi: https://doi.org/10.52266/tadjid.v1i2.44
11
15
Adelina Zahida Fathonah dkk, “Mengagungkan Ilmu dan Ahli Ilmu Dalam Perspektif Imam Az-
Zarnuji (Tela’ah Kitab Ta’limul Muta’allim Bab IV)”, Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol.19,
No.2, 2020, h. 269. doi: 10.24014/af.V19i2.11640.
16
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an., Al-Qur’an dan Terjemahannya..., h.804.
12
Dalam bab ini beliau membahas secara luas mengenai hubungan ilmu
dan ahli ilmu dengan para penuntut ilmu, mencakup beberapa etika yang harus
diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu, terkait dengan hubungan sebagai
sesama manusia dalam keseharian maupun hubungan dalam situasi formal
sebagai seorang pengajar dan individu yang belajar. Imam Az-Zarnuji
menjelaskan bahwa penuntut ilmu tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan
tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu
sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya.
Jika ditelusuri lebih jauh, betapa besar pengorbanan para ahli ilmu yang
berupaya keras mencerdaskan manusia dengan memberantas kebodohan,
dengan sabar dan kemampuan dalam membimbing, mengarahkan para penuntut
ilmu serta mentransfer ilmu yang dimiliki, sehingga melahirkan individu-
individu yang memiliki nilai lebih dan derajat keluhuran baik di mata sesama
makhluk maupun di hadapan Allah Ta’ala. Menghormati ahli ilmu adalah
sebuah keharusan karena pada dasarnya mereka tidak membutuhkan suatu
penghormatan akan tetapi secara manusiawi ahli ilmu biasanya menjadi
tersinggung apabila muridnya bersikap merendahkan dan tidak menghargai.
Sebagai wujud pemuliaan dan penghormatan kepada mereka, sebagai
konsekuensi sikap moral atas pengagungan dan penghormatan terhadap ahli
ilmu, Imam Az-Zarnuji memberikan saran dan penjelasan, bahwa
penghormatan tersebut berbentuk sikap konkrit yang mengacu pada etika moral
dan akhlak seorang penuntut ilmu terhadap gurunya dalam interaksi keseharian
dan dalam bentuk materi. Imam Az-Zarnuji mengutip perkataan Sayyidina Ali
ra.: “Aku tahu bahwa hak seorang guru itu harus diindahkan melebihi segala
hak. Dan wajib dijaga oleh setiap Islam. Sebagai balasan memuliakan mereka,
amat pantaslah jika beliau diberi seribu dirham, meskipun hanya mengajarkan
satu kalimat.”17
17
Syeikh Az-Zarnuji, Terjemah Ta’lim Al-Muta’allim, Surabaya: Mutiara Ilmu, 2009, h. 27.
13
Sebagai ungkapan rasa terima kasih dan imbalan atas jasa serta waktu
yang telah banyak dicurahkan untuk mendidik maka salah satu bentuk
penghormatan kepada ahli ilmu atau para guru adalah memberikan sebagian
harta kepada mereka. Sedangkan bentuk akhlak dalam sikap nyata terhadap
para guru terdapat dalam syair Az-Zarnuji yaitu: “Termasuk arti menghormati
guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di tempatnya, memulai
mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, berbicara macammacam
darinya, dan menanyakan halhal yang membosankannya, cukuplah dengan
sabar menanti diluar hingga ia sendiri yang keluar dari rumah”.
Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya rela,
menjauhkan amarahnya dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak
bertentangan dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk
dalam melakukan perbuatan durhaka kepada Allah Maha Pencipta. Termasuk
arti menghormati guru pula, yaitu menghormati putera dan semua orang yang
bersangkut paut dengannya. Menghormati dan memuliakan guru, bukan
merupakan sebuah teori semata, akan tetapi hal tersebut mengandung alasan
cukup mendasar bagi terbentuknya suatu hubungan yang manusiawi antara
guru dan murid. 18
Alasan tersebut dikemukakan secara jelas oleh Imam Az-Zarnuji dalam
sya’irnya: “Maka, sesungguhnya orang yang mengajar kamu satu huruf, yang
hal itu masalah agama dan kamu perlukan maka dia termasuk (dihukumi)
sebagai bapakmu dalam agama” Ungkapan di atas menunjukkan secara jelas
bahwa posisi guru yang mengajari ilmu walaupun hanya satu huruf dalam
mempelajari agama, disebut sebagai bapak spiritual, sehingga kedudukan guru
sangat terhormat dan tinggi, karena dengan jasanya seorang murid dapat
mencapai ketinggian spiritual dan keselamatan akhirat. Hal ini berarti hubungan
tersebut adalah hubungan yang sangat dekat tidak hanya terbatas dalam kondisi
18
Adelina Zahida Fathonah dkk, “Mengagungkan Ilmu Dan Ahli…., h. 270.
14
19
Ibid, h. 271.
15
َو ق ُ ْل ل َ ُه َم ا ق َ ْو ًَل كَ ر ي ًم ا
20
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an., Al-Qur’an dan Terjemahannya...,h.396.
21
Rofi’atul Afifah dkk, “Studi Penafsiran Surat Al-Isra’Ayat 23-24 Tentang Pendidikan Birru al-
Walidain”, Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Pemikiran Islam, Vo.1, No.2, 2020, h. 29-
31. doi: https://doi.org/10.58401/takwiluna.v1i2.234.
16
َّ ح ال ذ ُّل م َن
الر ْح َم ة َ ض ل َ ُه َم ا َج ن َا
ْ َو ا ْخ ف
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan. Yakni tawadhu’lah dalam tingkah lakumu.”
Maksud potongan ayat di atas adalah rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan adalah hendaknya seorang anak
selalu menyenangkan hati kedua orang tuanya berapapun besarnya, baik itu
dengan perkataan, dengan sikap dan perangai yang baik, dan jangan sekali-kali
menyebabkan mereka itu murka atau benci atas putra-putrinya.
ير ا
ً صغ ْ َو ق ُ ْل َر ب
َ ار َح ْم ُه َم ا كَ َم ا َر ب َّ ي َ ان ي
“Wahai Rabbku kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.” Maksudnya, berdo’alah bagi mereka
berdua disaat mereka sudah tua dan ketika mereka telah meninggal dunia.
Maksud dari potongan ayat di atas adalah janganlah kamu merasa cukup dengan
kasih sayangmu yang telah kamu berikan kepada mereka berdua, karena kasih
sayangmu itu tidaklah kekal. Akan tetapi, hendaklah kamu berdoa kepada Allah
agar dia mengasihi keduanya dengan kasihnya yang kekal, dan jadikanlah do’a
itu sebagai balasan atas kasih sayang dan pendidikan yang telah mereka berikan
kepadamu saat kamu masih kecil.
2. Hadis
Hadis adalah sumber kedua dalam Islam yang memberikan panduan
etika seorang guru. Salah satu hadis yang relevan adalah yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda: “Siapa yang menempuh jalan untuk
mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. Hadis
ini menunjukkan pentingnya ilmu dan pendidikan dalam Islam serta
17
memberikan dorongan kepada para guru untuk terus belajar dan mengajar
dengan penuh dedikasi
Berikut adalah bunyi teks lengkap hadits beserta terjemahnya :
صالحٍ َع ْن َ سا َمةَ َع ْن ْاْل َ ْع َمش َع ْن أَبي َ ُ َحدَّثَنَا َم ْح ُمودُ ْبنُ َغي َْلنَ َحدَّثَنَا أَبُو أ
ُ طريقًا يَ ْلتَم
س َ َسلَكَ سلَّ َم َم ْن َّ صلَّى
َ ّللاُ َعلَيْه َو َ ّللا َّ سو ُل ُ أَبي ه َُري َْرةَ قَا َل قَا َل َر
س ٌن َ طريقًا إلَى ْال َجنَّة قَا َل أَبُو عي
ٌ سى َهذَا َحد
َ يث َح َ ُّللاُ لَه َ فيه ع ْل ًما
َّ س َّه َل
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, telah
menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Al A'masy dari Abu Shalih
dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah ﷺbersabda, "Barang siapa
berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga.” Abu Isa berkata, 'Ini adalah
hadits hasan.” (HR. Tirmidzi No 2570)22
Dalam hadits di atas terdapat tiga pesan penting yang disampaikan oleh
Rasulullah SAW. Hal yang pertama adalah perintah Rasulullah untuk
menghormati orang yang lebih tua dari kita. Perintah yang kedua adalah untuk
mengasihi orang yang lebih muda dari kita. Sedangkan perintah yang ketiga
adalah untuk menghormati dan menghargai orang yang alim dalam hal ini
beliau adalah sosok seorang guru. Pembahasan utama dalam makalah ini adalah
perintah Rasulullah saw untuk menghormati orang yang lebih tua dari kita
sekaligus menghormati orang yang telah mengajar dan mendidik kita, yaitu
guru.
Dalam kitab Akhlaq lil Banin dijelaskan bahsawanya seorang murid
harus memuliakan gurunya sebagaimana memuliakan kedua orang tuanya di
rumah. Guru adalah sosok orang tua di sekolah. Maka dari itu sudah sepatutnya
seorang murid memulykan gurunya sebagaimana memulykan kedua orang
tuanya. Semisal ketika ia duduk, maka posisi duduknya harus dengan posisi
22
Ensiklopedia Hadits, V. 16.3.2., HR. Tirmidzi No. 2570, 2014.
18
yang lebih sopan. Tidak lebih tinggi dari gurunya serta tidak mengangkat
kakinya.
Selain itu sang murid harus berkata dengan sopan terhadap gurunya.
Tidak menggunkan kata-kata yang kasar bahkan dengan kata-kata yang bisa
menyakiti gurunya. Sang murid hendaknya senantiasa berbicara dengan nada
yang lemah lembut ketika ia berbicara dengan gurunya. Salah satu adab yang
termasuk dalam kriteria ini adalah ketika sang guru berbicara, maka sang murid
tidak diperkenankan untuk memotong atau menyela pembiacaraanya. Jika ia
hendak berbicara atau bertanya maka tunggulah ketika sang guru selesai
berbicara. Atau bahkan menunggu sang guru mempersilakan kepada murid-
muridnya untuk bertanya. Kemudian sang murid mengacungkan tangan terlebih
dahulu dan menunggu gilirannya dipersilakan untuk mengajukan pertanyaan.
Hal yang demikian adalah hal yang lebih utama.
Berbakti kepada gurunya hendaknya sang murid mematuhinya dengan
sepenuh hati. Ia senantiasa mematuhi apa yang diperintahkan oleh gurunya
dengan rasa taat. Selama perintah dari gurunya tidak bertentangan dengan
syari’at Islam. Ia mematuhi perintah gurunya bukan karena takut karena akan
mendapat hukuman. Bahkan seandainya ia mendapat hukuman dariu gurunya,
maka ia tidak boleh merasa marah. Hal tersebut dilakukan karena semata-mata
sang guru berpandangan supaya ia bisa bertanggungjawab terhadap apa yang ia
lakukan. Dengan demikian sang murid akan merasa bersyukur dan mendapat
manfaat kelak ketika ia telah dewasa. 23
Islam menganjurkan umatnya agar sentiasa berusaha mencari ilmu
pengetahuan di samping berusaha untuk mempertingkatkan kemahiran dan
penguasaan diri dalam pelbagai bidang. Selain itu, ilmu pengetahuan juga
merupakan kunci kepada kebahagiaan hidup manusia di dunia, kerana
sekiranya kita hidup tanpa ilmu, kemungkinan kita pada hari ini masih lagi
23
Ibid, h. 80.
19
berada dalam kemunduran dan kemiskinan. Oleh itu, jelaslah kepada kita
bahawa ketinggian ilmu pengetahuan merupakan ukuran yang sangat penting
dalam membedakan antara kemajuan dan kemunduran bagi sesuatu bangsa dan
negara.
Apabila kita berbicara tentang ilmu dan pendidikan bererti sekaligus
kita meletakkan para guru dan pendidik sebagai golongan yang amat penting
sebagai agen pembangunan dan perubahan minda ummah. Tugas seorang
pendidik bukanlah satu tugas yang mudah dan bukan boleh dilakukan oleh
semua orang. Justeru itu, kerjaya sebagai seorang pendidik dianggap sebagai
satu tugas yang sangat mulia dan istemewa. Lebih-lebih lagi dalam era yang
penuh mencabar ini, menuntut pengorbanan dan komitmen yang padu dalam
mendidik anak bangsa menjadi insan yang cemerlang, berwibawa dan sentiasa
mendapat petunjuk serta keredhaan dari Allah.
Kerana itu, kita seharusnya bersyukur di atas pengorbanan dan jasa guru
yang telah mendidik serta membimbing kita menjadi manusia yang baik pada
hari ini. Baik guru yang terlibat secara langsung mendidik kita di sekolah
mahupun diperingkat universiti dan tidak kurang penting juga kepada guru yang
mengajar kita mengenal membaca ayat-ayat Al-Qur’an, ilmu fardhu ain dan
sebagainya. Tanpa bimbingan dan tunjuk ajar dari mereka kita tidak
mempunyai asas yang kuat untuk mengamalkan kefardhuan asas dalam Islam.
Kita sedar bahawa ilmu yang ada pada diri kita ini sebenarnya hanyalah sedikit.
C. Hikmah atau Pelajaran yang dapat diambil dari Pandangan Al-Qur'an dan
Hadis Tentang Kewajiban Menghormati Guru serta Etika Guru dalam
Konteks Pendidikan
Kewajiban menghormati guru dan etika guru kepada murid adalah aspek
penting dalam sistem pendidikan yang memiliki banyak hikmah dan pelajaran
20
yang dapat diambil, baik bagi siswa maupun guru. Berikut adalah beberapa hikmah
dan pelajaran yang dapat dipetik dari kedua hal ini:
1. Hikmah dan Pelajaran Bagi Siswa
a. Menghargai Ilmu dan Pendidikan
Menghormati guru adalah cara menghormati ilmu dan pendidikan
itu sendiri. Siswa dapat memahami bahwa ilmu yang mereka peroleh
berasal dari guru, dan dengan menghormati guru, mereka lebih mungkin
untuk mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat.
b. Mengembangkan Sikap Hormat
Menghormati guru membantu siswa untuk mengembangkan sikap
hormat yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini dapat
membantu mereka berinteraksi dengan orang lain dengan sopan, terlepas
dari usia atau posisi.
c. Meningkatkan Hubungan Siswa-Guru
Menghormati guru menciptakan hubungan yang positif antara guru
dan siswa. Hal ini memudahkan komunikasi dan pembelajaran yang lebih
efektif.
d. Pemahaman Tentang Kepemimpinan
Menghormati guru juga membantu siswa memahami konsep
kepemimpinan. Mereka belajar bahwa guru adalah figur otoritas yang
memiliki tanggung jawab untuk membimbing mereka dalam proses belajar.
e. Pengembangan Disiplin Diri
Etika guru dalam mengajar dan berinteraksi dengan siswa dapat
memengaruhi siswa untuk mengembangkan disiplin diri. Mereka belajar
tata krama dan aturan yang penting dalam belajar dan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Hikmah dan Pelajaran Bagi Guru
a. Tanggung Jawab dan Pengaruh
21
A. Simpulan
1. Menghormati guru dan etika guru terhadap murid dalam perspektif Al-
Qur'an dan Hadis, adalah kewajiban penting dalam pendidikan.
Kehormatan terhadap guru mencerminkan penghargaan terhadap ilmu,
sementara etika guru melibatkan kasih sayang, kesabaran, dan tanggung
jawab dalam mendidik. Kolaborasi positif antara guru dan murid adalah
kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, di mana nilai-
nilai Islam dan ilmu pengetahuan disampaikan dengan baik untuk
membentuk generasi yang berakhlak baik dan berilmu.
2. Guru harus memiliki etika yang tinggi dalam mengajar, seperti kesabaran,
keadilan, dan kepedulian terhadap murid-muridnya. Ini mencerminkan
ajaran Al-Qur'an dalam berbagai surah, seperti surah Al-Baqarah 151 dan
Al-Isra 23-24. Hadis dari Nabi Muhammad SAW juga menekankan
pentingnya guru yang berakhlak baik dan bijaksana dalam mendidik
generasi muda. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang tidak
berterima kasih kepada para guru dan tidak menghormati para tetua
bukanlah bagian dari kita” (HR. Ahmad). Kewajiban murid adalah
menghormati guru, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan bersikap
sopan. Ini merupakan tindakan yang sejalan dengan ajaran Al-Qur'an,
seperti surah Al-Isra (17:23), yang mengajarkan penghormatan terhadap
orang tua dan wali.
3. Pandangan Al-Qur'an dan Hadis dalam Islam, terdapat beberapa hikmah
dan pelajaran penting yang dapat diambil terkait dengan kewajiban
menghormati guru dan etika guru dalam konteks pendidikan. Hal-hal ini
mencakup pentingnya ilmu pengetahuan, hormat dan taat kepada guru,
penyaluran warisan pendidikan, kepatuhan dan kesederhanaan, kesabaran
22
23
B. Saran
Penting bagi umat Islam terlebih bagi murid untuk menghormati guru
dengan penuh taat selagi guru tersebut benar dalam menyampaikan perintah,
menghargai posisi mereka dalam pembentukan ilmu dan karakter, serta
berpakaian dengan sopan saat berada di lingkungan pendidikan. Guru, di sisi
lain, harus menjunjung tinggi keadilan dan peduli terhadap semua murid,
bersikap sabar dan lembut dalam mendidik, serta memberikan contoh yang baik
dalam perilaku dan etika. Terlebih lagi, baik guru maupun murid harus menjaga
kebenaran, kebersihan, keteraturan, serta menghormati waktu di lingkungan
pendidikan, menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan efisien sesuai
dengan nilai-nilai yang dianjurkan dalam Al-Qur'an dan Hadis.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Rofi’atul dkk, “Studi Penafsiran Surat Al-Isra’Ayat 23-24 Tentang Pendidikan
Birru al-Walidain”, Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Pemikiran
Islam, Vo.1, Nomor 2, September 2020.
Ali, Makhrus, “Optimalisasi Kompetensi Kepribadian Dan Profesionalisme Guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Mengajar”, Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan
Agama Islam Vo.1, Nomor 2, Desember 2022.
Ensiklopedia Hadits, V. 16.3.2., HR. Tirmidzi No. 2570, 2014.
Fathonah, Adelina Zahida, dkk. “Mengagungkan Ilmu dan Ahli Ilmu Perspektif Imam
Az-Zarnuji, Jurnal Al-Fikra, Vol. 19, Nomor 2, Juli 2020.
Hidayat, Asep Syarifuddin dkk, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Kurir
Narkotika (Legal Protection for Children as Narcotics Couriers)”, SALAM:
Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, Vol. 5, Nomor 3, 2018.
Jabri, Umiyati dkk, “Kedudukan Guru Sebagai Pendidik”, Journal of Education:
Psychology and Counseling, Vol. 5, Nomor 1, Mei 2023.
Khasanah, Wikhdatun, “Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam”, Jurnal Riset
Agama, Vo.1, Nomor 2, Agustus 2021.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2019. Jakarta:
Kementerian Agama Republik Indonesia.
Mahmudah, Kharisma Noor Latifatul, “Paradigma Pendidikan Islam dalam Perspektif
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 129 dan 151”, TARBAWI: Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol.5, Nomor 2, Juni 2020.
Manizar, Ely, “Optimalisasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah”, Tadrib: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol. 3, Nomor 2, Februari 2017.
Nandya, Anisa, “Etika Murid Terhadap Guru (Analisis Kitab Ta’lim Muta’allim
Karangan Syaikh Az-Zarnuji)”, Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam,
Vol. 2, Nomor 1, Juni 2010.
24
25
Ni’mah, Siti Kholisotun, “Pemenuhan Hak Anak di Panti Asuhan Nurul Falah Jemur
Wonosari Surabaya”, Al-Qānūn: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum
Islam, Vol. 19, Nomor 1, Juni 2016.
Nisa’, Afifah Khoirun, “Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter Peserta Didik Di Sdit
Ulul Albab 01 Purworejo”, Jurnal Hanata Widya, Vol.8, Nomor 2, 2019.
Sya’rani, Muh, “Nilai Dasar Pendidikan dalam Al-Qur’an”, TAJDID: Jurnal Pemikiran
Keislaman dan Kemanusiaan, Vo.1, Nomor 2, Desember 2017.
Syeikh Az-Zarnuji, Terjemah Ta’lim Al-Muta’allim. 2009. Surabaya: Mutiara Ilmu.