Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AKHLAK MURID TERHADAP GURU


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Studi teks
Dosen Pengampu: Dede Darisman,M.Pd.I

Disusun Oleh:
Muhamad Ridwan Abdul Hakim
2103003897
Malika Diyaunnisa Laila
2103003990

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan mengharap ridho Allah SWT, kami mempersembahkan makalah


dengan judul “Akhlak Murid Kepada Guru” sebagai bagian dari mata kuliah Studi
teks. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang pentingnya ahlak murid kepada guru.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dede


Darisman,M.Pd.I atas bimbingan dan arahan yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini. Penghargaan juga kami sampaikan kepada Universitas Islam Darussalam
Ciamis, Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan
dukungan penuh dalam proses pembelajaran dan penelitian.

Semoga makalah ini dapat menjadi dorongan bagi kita semua untuk senantiasa
introspeksi dan kembali ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Kami berharap,
melalui makalah ini, kita dapat mengambil pelajaran berharga dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciamis, 28 Maret
2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A. Latar belakang masalah..............................................................................................................3
B. Rumusan masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Akhlak Murid Kepada Guru........................................................................................................5
B. Murid dan Guru antara Tradisi dan Tantangan Global...............................................................6
BAB III......................................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan.................................................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Peran guru tidak hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai
pembentuk karakter siswa. Dengan berkembangnya budaya dan modernitas, tantangan
dalam mendidik akhlak siswa menjadi lebih kompleks. Siswa seringkali terpapar pada
dampak negatif seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan, yang dapat
mengurangi nilai-nilai keislaman dalam diri mereka.
Guru memiliki peran ganda sebagai waalidaani fii nasab (orang tua dalam segi
garis keturunan) dan waalidaani fii diin (orang tua dalam segi agama), sehingga
tanggung jawab mereka dalam mendidik akhlak siswa sangatlah besar. Pendidikan
akhlak harus diberikan sejak dini, terutama ketika anak baru memasuki sekolah dasar,
agar mereka dapat membangun pribadi yang unggul dengan akhlakul karimah.
Murid dan guru telah ditandai oleh nilai-nilai akhlak yang menggaris bawahi
penghargaan, ketaatan, dan rasa hormat. Tradisi ini mengakar dalam berbagai budaya
dan sistem pendidikan di seluruh dunia, di mana murid diharapkan untuk
menghormati otoritas guru sebagai penjaga pengetahuan dan pembimbing dalam
pengembangan pribadi mereka. Namun, dalam era tantangan global saat ini, dinamika
hubungan antara murid dan guru mengalami perubahan yang signifikan. Dampak
globalisasi, kemajuan teknologi, dan perubahan sosial telah menantang norma-norma
tradisional, membawa pertanyaan baru tentang bagaimana murid harus bersikap
terhadap guru mereka. Dalam konteks ini, penting untuk mengeksplorasi bagaimana
nilai-nilai akhlak murid terhadap guru berkembang di tengah tradisi dan tantangan
global, serta bagaimana hal ini memengaruhi interaksi mereka dalam proses
pendidikan modern.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana Akhlak Murid Terhadap Guru?
2. Bagaimana Murid dan Guru antara Tradisi dan Tantangan Global?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Akhlak Murid Terhadap Guru?

4
2. Untuk memahami Bagaimana Murid dan Guru antara Tradisi dan Global?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Akhlak Murid Kepada Guru


Akhlak murid terhadap guru mengacu pada sikap, perilaku, dan norma-norma
yang mencerminkan penghargaan, ketaatan, dan rasa hormat yang diberikan oleh
murid kepada guru mereka dalam konteks pendidikan. Ini meliputi aspek seperti
mendengarkan dengan penuh perhatian, menghormati otoritas guru, mengikuti
petunjuk dengan baik, menunjukkan kesopanan, dan berperilaku baik di dalam dan di
luar lingkungan belajar. Akhlak ini memainkan peran penting dalam membangun
hubungan yang sehat antara murid dan guru, serta menciptakan lingkungan
pembelajaran yang produktif dan positif.

Dalam kitab adabul ‘alim wal muta’alim setidaknya ada 12 Adab orang yang
menuntut ilmu ketika bersama-sama dengan gurunya, yaitu:
1) Berangan-angan, berpikir yang mendalam kemudian melakukan shalat istikharah
kepada siapa ia harus mengambil ilmu, hendaklah memilih guru yang sesuai
dengan bidangnya. Diriwayatkan dari sebagian ulama salaf: “Ilmu adalah agama,
maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil atau belajar agama kalian”.
2) Bersungguh-sungguh dalam mencari seorang guru, ia termasuk orang yang
mempunyai perhatian khusus terhadap ilmu syariat dan termasuk orang yang di
percaya oleh para gurur-guru pada zamanya, sering diskusiserta lama dalam
perkumpulanya. Imam Al-syafi’i berkata: “barang siapa yang mempelajari ilmu
fiqh hanya memahami makna-makna yang tersurat saja, maka ia telah menyia-
nyiakan beberapa hukum”.
3) Taat terhadap gurunya dalam segala hal dan tidak keluar dari nasihat-nasihat dan
aturan-aturanya.
4) Memandang guru dengan pandangan bahwa dia adalah sosok yang harus
dimuliakandan dihormati dan berkeyakinan bahwa guru itu mempunyai derjat
yang sempurna.

5
5) Hendaknya pelajar mengetahui kewajibanya kepada gurunya dantidak melupakan
jasa-jasanya, dan selalu mendoakan gurunya baik ketika masih hidup atau
meninggal.
6) Sabar ketika gurunya marah, hal tersebut tidak menjadikan murid meninggalkan
guru nya.
7) Tidak menemui gurunya di selain majelis ta’lim tanpa meminta izin terlebih
dahulu.
8) Ketika duduk dihadapan kyai, maka ia hendaklah duduk dihadapanya dengan
sopan.
9) Sebisanya berkata baik kepada guru, tidak boleh berkata tidak sopan.
10) Mendengarkan apa yang guru sampaikan berkali-kali walaupun kita sudah
mendengarnya atau mengetahuinya, harus mendengarkanya dengan seksama.
11) Tidak mendahului atau bersamaan dengan guru dalam menjelaskan suatu
permasalahan atau dalam pertanyaan.
12) Menerima pemberian dari seorang guru hendaknya menerima dengan tangan
kanan dan sebaliknya1.

B. Murid dan Guru antara Tradisi dan Tantangan Global


Dalam konteks pendidikan, tradisi dapat didefinisikan sebagai praktik, nilai, dan
pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam sebuah institusi
pendidikan atau sistem pendidikan secara lebih luas. Ini mencakup metode
pengajaran, kurikulum, nilai-nilai yang dijunjung tinggi, ritual atau kegiatan rutin,
serta budaya sekolah yang telah menjadi bagian integral dari identitas dan
karakteristik lembaga pendidikan tersebut. Tradisi pendidikan dapat memainkan peran
penting dalam memelihara kesinambungan, stabilitas, dan keberlanjutan institusi
pendidikan, sambil juga memberikan fondasi bagi inovasi dan perkembangan yang
lebih lanjut.
a) Peran Tradisi dalam Relasi Guru-Murid
1) Nilai-nilai Klasik dalam Sistem Pendidikan
2) Penghormatan terhadap guru sebagai figur otoritatif dalam ranah
intelektual dan etis.
3) Etika dalam berkomunikasi dengan guru dan rekan sesama murid.

1
Syaikh hasyim asy’ari. (2023). Terjemah adabul ‘alim wal muta’allim. Manbaul huda.hal 34-57

6
4) Pengakuan terhadap pengetahuan dan prinsip-prinsip yang diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
5) Peran Kultural dalam Membentuk Etika Murid
6) Budaya lokal dan norma-norma sosial memegang peran krusial dalam
membentuk tingkah laku murid terhadap guru.
7) Ritual dan kebiasaan sosial yang mengatur interaksi dalam konteks
kelas.

b) Dampak Global pada Etika Murid


Pengaruh Teknologi dalam Dinamika Guru-Murid
1) Gangguan yang berasal dari penggunaan perangkat elektronik di
lingkungan kelas
2) Gangguan dalam konsentrasi dan partisipasi dalam proses
pembelajaran karena penggunaan jejaring sosial.
c) Perubahan dalam Nilai-nilai Sosial
1) Penurunan penghargaan terhadap otoritas dan kurangnya kesopanan
dalam interaksi sosial.
2) Pengaruh budaya pop yang merangsang perilaku yang kurang
menghargai peran guru.
d) Pengaruh Globalisasi pada Relasi Personal
1) Interaksi yang semakin dangkal dan pengurangan kedalaman
emosional dalam hubungan antara guru dan murid.
2) Tantangan dalam manajemen keragaman budaya dan sistem nilai yang
beraneka ragam di dalam konteks kelas.
e) Upaya Menghadapi Tantangan Global
Penguatan Nilai-nilai Tradisional
1) Pendidikan murid tentang pentingnya memelihara rasa hormat dan tata
krama terhadap guru.
2) Mempertajam pengajaran mengenai nilai-nilai budaya lokal dan
prinsip-prinsip etika antarpribadi.
f) Pendekatan Pendidikan Karakter
1) Mendorong pertumbuhan karakter yang tangguh, termasuk sikap
hormat dan tanggung jawab terhadap kefiguran guru.

7
2) Mengajak murid dalam kegiatan pembelajaran yang mempromosikan
nilai-nilai yang konstruktif.
g) Penggunaan Teknologi yang Bijak
1) Menguraikan panduan yang jelas tentang pemanfaatan teknologi di
ruang kelas.
2) Menyatukan teknologi sebagai instrumen untuk memperkokoh
komunikasi dan kolaborasi antara guru dan murid.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penting bagi murid untuk menunjukkan rasa hormat, kesopanan, dan ketaatan
terhadap guru mereka. Sikap hormat ini mencakup mendengarkan dengan baik,
menghormati otoritas guru, dan berperilaku dengan sopan di dalam dan di luar kelas.
Menghargai guru adalah aspek kunci dalam membentuk hubungan yang baik antara
murid dan guru, serta memperkuat lingkungan belajar yang positif.
.Akhlak murid terhadap guru memiliki akar dalam nilai-nilai tradisional yang
menghargai otoritas dan kesopanan. Namun, tantangan global seperti pengaruh
teknologi dan perubahan nilai-nilai sosial telah menimbulkan dampak pada hubungan
ini. Dengan menggabungkan pendekatan yang menghormati tradisi dan responsif
terhadap tantangan global, kita dapat mempromosikan hubungan murid-guru yang
lebih bermakna dan produktif dalam pendidikan modern.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/fatarayyan/pentingya peran-guru-dalam-membangun-
akhla siswa-1zJQZocaWry.
https://eprints.ums.ac.id/86226/1/1.20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.

Syaikh hasyim asy’ari. (2023). Terjemah adabul ‘alim wal muta’allim.


Manbaul huda.hal 34-57

Maulidan, M. D. (2023). tantangan guru di era globalisasi. kompasiana.com.

Ovianty, F. (2016). tantangan pengembangan pendidikan keguruan di era


global.

Anda mungkin juga menyukai