Anda di halaman 1dari 3

Pembacaan Alkitab: Filipi 1:

Respon di tengah penderitaan

Bapak, ibu, persekutuan jemaat bahkan segenap keluarga yang sama dikasihi Tuhan

Dalam menjalani kehidupan tentu kita akan di perhadapkan dengan berbagai situasi. Sukacita,
dukacita, kebahagiaan, pergumulan tentu saja akan terus senatiasa mewarnai kehidupan kita. Dan
respon kita dalam menghadapi situas tersebut juga akan berbeda-beda. Jika kita berhari ulang
tahun, tentu kita akan bersukacita karena Tuhan begitu baik, ia telah menganugerahkan kita
kesehatan kekuatan bahkan Tuhan boleh menambahkan usia kita. Namun, Bagaimana jika kita
diperhadapkan dengan peristiwa dukacita, bagaimana respon kita? tentu saja kita akan bersedih,
akan menangis, kita merasakan dukacita karena kepergian orang yang kita kasihi. Atau ketika
kita sudah berupaya mengerjakan, mengusahakan sesuatu namun ternyata kita mengalami
kegagalan. Jika kita di perhadapkan dengan situasi sulit tersebut masih sanggupkah kita
mengatakan Tuhan Yesus baik? masih sanggup kah kita di tengah- tengah kesulitan kita, di
tengah kegagalan kita, apakah kita masih mampu menjadi berkat bagi orang-orang disekitar kita?
mari kita sama-sama belajar melalui kehidupan Paulus dalam pembacaan kita saat ini

Persekutuan yang sama diberkati Tuhan

Jika kita melihat latar belakang Paulus, bagaimana ia yang dulunya sangat membenci pengikut
Kristus kemudian berubah, tidak hanya menjadi pengikut Kristus tetapi ia juga menjadi seorang
rasul. Mengabarkan berita tentang Yesus, mengabarkan Injil dari satu tempat ke tempat yang
lain. Dari satu kota ke kota yang lain, termasuk ke kota Filipi. Dalam Kis 16:13-18 mencatat
bahwa Paulus pernah mengunjungi kota Filipi bahkan ia sempat dipenjara disana. Kota Filipi
merupakan kota yang penting di Makedonia karena kota ini merupakan jalur perdagangan dan
jalur pasukan Romawi untuk membawa perlengakapan mereka. Paulus sendiri menulis surat
kepada jemaat yang ada di Filipi ketika ia kembali berada dalam penjara disebuah kota yang
tidak disebutkan namanya. Dalam ayat 12-14 Paulus mau menyampaikan kepada jemaat di Filipi
bahwa, berada dalam penjara tidak membuat Paulus berhenti mengabarkan Injil, tidak membuat
Paulus terpuruk, tetapi justru Paulus semakin semangat untuk memberitakan Injil termasuk
ketika ia menuliskan suratnya kepada jemaat yang ada di Filipi. Bahkan Paulus ingin semakin
banyak orang yang turut menyebarkan Injil Yesus Kristus dan menjadi Percaya (12-14).
Meskipun (15-17) rupanya Paulus tahu ada berbagai kondisi, bahkan ada berbagai motivasi yang
mempengaruhi setiap orang untuk memberitakan Injil. Termasuk mungkin orang-orang yang
tidak senang dengan kehadiran Paulus. Namun demikian, Paulus tetap bersukacita karena Injil
tentang Yesus Kristus terus di sampaikan. Bahkan dengan iman, Paulus menyampaikan bahwa
jika ia melakukan segala sesuatu untuk Tuhan, meskipun ia mengalami penderitaan karena
tugasnya sebagai seorang rasul maka segala kesulitan, segala jerih payah yang ia lakukan, segala
penolakan yang ia terima, akan ada hasil yang ia peroleh yakni keselamatan (18-19). Sehingga
Paulus dalam ayat 20-24, menyampaikan bahwa kehidupannya ini adalah untuk Tuhan. Ia ingin
bahwa selama ia hidup ia terus dapat memberitakan tentang Injil Yesus Kristus. Oleh sebab itu
dalam ayat ke 21-22 Paulus katakan: karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah,
jadi mana yang harus ku pilih aku tidak tau. Jadi, dengan iman Paulus mengatakan bahwa jika ia
hidup untuk Tuhan maka ketika ia mati ia akan diselamatkan oleh Tuhan dan ia akan bersama-
sama dengan Tuhan. Ia percaya tentang janji keselamatan yang dianugerahkan Allah juga
berlaku dalam kehidupannya. Sehingga Paulus bilang mati adalah keuntungan. Namun, ia juga
mengingat akan panggilannya sebagai seorang rasul. Sehingga ia perlu untuk ada di dunia ini. Ia
harus mengabarkan kesaksian tentang Injil Yesus Kristus, sehingga keselamatan itu juga berlaku
bagi semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus termasuk jemaat yang ada di Filipi.
Sehingga, meskipun ia berada di dalam penjara, ia terus mengabarkan Injil Yesus Kristus.
Meskipun mengalami penderitaan, ia tetap memiliki pengharapan kepada Yesus Kristus. Tidak
hanya itu, Paulus juga mendorong jemaaat yang ada di Filipi untuk menghadapi penderitan
dengan pengharapan yang sama seperti Paulus, sehingga iman mereka dapat terus bertumbuh dan
berakar di dalam Kristus (25-26).

Bapak, ibu, persketuan jemaat bersama rumpun keluarga yang sama diberkati Tuhan

Belajar dari kehidupan Paulus melalui pembacaan kita saat ini, bahwa di tengah-tengah
penderitaan yang ia alami ia tetap bersukacita karena Injil Yesus Kristus terus disebarkan. Dalam
situasi yang sulit sekalipun ia tetap mengingat tugasnya sebagai seorang Rasul, ia tetap
mengingat akan tugas dan panggilannya. Ia memakai seluruh hidupnya untuk menjadi saksi
Kristus. Paulus percaya bahwa di tengah-tengah penderitaan yang ia alami, ia memiliki
pengharapan bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dia. Saudara-saudara, situasi sulit
yang dialami oleh Paulus juga dirasakan oleh keluarga di tempat ini. 40 hari yang lalu keluarga
ini diperhadapkan dengan peristiwa dukacita, mereka ditinggalkan oleh orang yang begitu
mereka kasihi............ Namun dihari ini kita bersama-sama menyaksikan bahwa penyertaan
Tuhan tidak pernah meninggalkan keluarga di tempat ini. Tuhan senatiasa terus menyertai,
menghibur, menguatkan keluarga di tempat ini ketika mereka melewati peristiwa dukacita yang
mereka alami. Sehingga patutlah keluarga bahkan kita sekalian mengatakan Tuhan Yesus Baik.
Mengapa demikian? Karena sebagai orang percaya kita harus mengimani bahwa dibalik
kesedihan, dibalik kesulitan yang kita alami ada maksud Tuhan yang mau ia nyatakan di tengah-
tengah kehidupan kita. Sehingga ketika diperhadapkan dengan penderitaan, dengan kesulitan,
tidak jadi penghalang bagi kita untuk tetap bersyukur kepada Tuhan. Mungkin dengan peristiwa
yang dialami oleh keluarga di tempat ini, atau kesulitan-kesulitan yang mungkin kita alami pada
saat ini, Tuhan mau melihat respon kita? apakah kita tetap menyerahkan kehidupan kita
sepenuhnya kepada Tuhan seperti yang dilakukan oleh Paulus? Untuk itu bapak/ibu saudar-
saudara bersama segenap rumpun keluarga di tempat ini, melalui kehidupan Paulus, kiranya itu
dapat kembali menguatkan iman percaya kita kepada Tuhan, sehingga dalam menjalani
kehidupan kita kedepan, kita terus berpengharapan hanya kepada Dia dan marilah kita harus
terus menyatakan kemuliaan Tuhan di tengah-tengah kehidupan kita, baik atau tidak baik
kondisinya, kita harus mampu menyatakan kasih dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita bahkan
kita juga harus mampu menjadi berkat bagi sesama kita. Tuhan kiranya dimuliakan melalui
perenungan kita saat ini.Amin.

Anda mungkin juga menyukai