Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH IMAN KEPADA

QADA DAN QADAR

Disusun oleh:
Alif Higasu Ahmadi Pradayan
Brianita Indriani Nastiti
M. Azmi

XII MIPA 8
SMAN 1 BEKASI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, taufik,
serta hidayah-Nya, sehingga kami dalam menyelesaikan makalah agama yang berjudul “Iman
Kepada Qada Dan Qadar” selesai tepat waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Lizwar
Mughni Arasy, S.Pd selaku guru mata pelajaran Agama Pendidikan Islam yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas agama. Tak hanya itu,
kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khusunya dan pembaca pada
umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada pembaca memberikan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah agama ini bisa memberikan informasi dan ilmu
yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para pembaca
yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Bekasi, 1 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
RENCANA PEMBELAJARAN.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Qada dan Qadar ................................................................................................ 3
B. Kaitan Antara Qada dan Qadar ........................................................................................... 3
C. Dalil-Dalil Tentang Qada dan Qadar .................................................................................. 4
D. Takdir .................................................................................................................................. 5
E. Hubungan Qada dan Qadar dengan Sikap Optimis, Ikhtiar, Doa, dan Tawakal ................ 6
F. Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar.......................................................................... 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
B. Evaluasi ............................................................................................................................. 10
C. Saran ................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

ii
RENCANA PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi


Meyakini adanya Qada dan Qadar Allah Menyadari adanya Qada dan Qadar
Swt.

Mengevaluasi makna iman kepada Qada • Menganalisis Makna Beriman


dan Qadar kepada Qada dan Qadar
• Menganalisis Hikmah Beriman
kepada Qada dan Qadar
• Meneliti secara lebih mendalam
pemahaman terhadap dalil-dalil Al
Qur’an dan hadis-hadis terkait
tentang beriman kepada Qada dan
Qadar
• Memahami macam-macam takdir

Bersikap optimis, berikhtiar, doa dan • Menunjukan sikap optimis,


bertawakal sebagai implementasi berikhtiar, doa, dan bertawakal
beriman kepada Qada dan Qadar Allah sebagai implementasi beriman
Swt. kepada Qada dan Qadar Allah Swt.
• Memaparkan kaitan antaraberiman
kepada Qada dan Qadar Allah SWT
dengan sikap optimis,berikhtiar,
dan bertawakal

Bersikap optimis, berikhtiar,dan • Menunjukan sikap optimis,


bertawakal sebagai implementasi berikhtiar,dan bertawakal sebagai
beriman kepada Qada dan Qadar Allah implementasi beriman kepada Qada
Swt. dan Qadar AllahSwt.
• Memaparkan kaitan antara beriman
kepada Qada dan QadarAllahSwt.
dengan sikapoptimis, berikhtiar,
dan bertawakal

iii
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
1. Meyakini adanya Qada dan Qadar Allah Swt dengan istiqomah.
2. Menghayati adanya Qada dan Qadar Allah Swt dengan istiqomah.
3. Menghayati sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi beriman
kepada Qada dan Qadar Allah Swt. dengan istiqomah.
4. Mengamalkan sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi beriman
kepada Qada dan Qadar Allah Swt. dengan istiqomah.
5. Menentukan makna, dalil , serta manfaat dan hikmah iman kepada Qada dan
Qadar dengan penuh rasa ingin tahu.
6. Mengaitkan makna sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai perwujudan iman
kepada Qada dan Qadar Allah SWT dengan penuh rasa ingin tahu.
7. Mengidentifikasi makna sikap optimis, ikhtiar, dan tawakkal sebagai perwujudan
iman kepada qadha dan qadar Allah swt dengan penuh tanggung jawab.
8. Menunjukkan makna sikap optimis, ikhtiar, dan tawakkal sebagai perwujudan
iman kepada Qada dan Qadar Allah swt dengan penuh komunikatif.

C. Peta Konsep Pembelajaran

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beriman kepada Qada dan Qadar merupakan salah satu diantara rukun iman yang
harus diyakini oleh setiap muslim. Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda
kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam rukun iman. Penjelasan
tentang takdir hanya dapat dipelajari dari Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat
Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
Kesadaran manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya. Ibnu
Abbas pernah berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang
mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan
barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya
merusakkan tauhidnya ” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam).

Qada dan Qadar adalah dua hal yang secara bahasa berbeda namun merupakan satu
kesatuan kuasa Allah yang tak dipisahkan. Hal ini disebabkan keduanya merupakan
ketentuan atau keputusan dan wilayah otonomi kekuasaan Allah yang tak terbatas oleh
ruang dan waktu. Allah mempunyai hak untuk menciptakan dan memerintah apa yang
dikehendakinya. Segala sesuatu pun telah ditetapkan oleh Allah sebelum ia menciptakan
makhluknya seperti kematian, kelahiran, dan jodoh telah ditetapkan sesuai ketentuan-
ketentuan Ilahiah. Dalam kenyataan hidup yang kita lihat setiap hari di masyarakat
berbagai macam warna kehidupan, ada orang yang hidupnya beruntung ada pula yang
nasibnya serba kekurangan. Itu semua telah menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu menurut kadar ukurannya.

Untuk memahami konsep takdir, menjadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari
dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan
dimensi kemanusiaan. Mempelajari atau dengan memahami materi tentang iman kepada
Qada dan Qadar ini, masyarakat dapat memperoleh banyak manfaat. Salah satu diantara
sekian banyak manfaat mempelajari iman kepada qada dan qadar adalah memperkuat iman

1
dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Setiap manusia tidak ada yang
mengetahui Qada dan Qadar Allah yang akan terjadi pada masing-masing individu. Oleh
karena itu, kita sebagai muslim wajib mempelajari iman kepada Qada dan Qadar. Alasan
tersebutlah yang membuat penyusun melatar-belakangi pembuatan makalah yang berjudul
“Iman Kepada Qada Dan Qadar”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Qada dan Qadar?
2. Apa saja kaitan dan hubungan Qada dan Qadar?
3. Berapa macam takdir dalam islam?
4. Bagaimana hubungan antara Qada dan Qadar dengan sikap optimis, berikhtiar, dan
bertawakal?
5. Apa hikmah bagi orang yang beriman kepada Qada dan Qadar?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan makalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk memahami iman kepada Qada dan Qadar.
2. Untuk memahami dan mengetahui kaitan antara Qada dan Qadar.
3. Untuk memahami macam-macam takdir.
4. Untuk mengetahui hubungan Qada dan Qadar dengan, sikap optimis, berikhtiar, dan
bertawakal.
5. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada Qada dan Qadar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qada dan Qadar
Qada ialah kepastian, dan Qadar adalah ketentuan. Keduanya ditetapkan oleh Allah
SWT untuk seluruh makhluknya. Menurut bahasa Qada memiliki beberapa arti yaitu
hukum, kepastian, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan.
Sedangkan menurut istilah, Qada adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak
zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhlukNya sesuai dengan
iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk hidup dan mati, dan seterusnya.

Menurut bahasa Qadar berarti memberi kadar, ketentuan, dan ukuran. Sedangkan
menurut istilah Qadar adalah perwujudan ketetapan (Qada) terhadap segala sesuatu yang
berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya). Qadar sering
disebut juga sebagai takdir seseorang yang dapat berubah jika ia berusaha dengan giat dan
memohon dengan sungguh-sungguh sehingga Allah SWT mengabulkannya.

Beriman kepada Qada dan Qadar Allah meyakini dengan sepenuh hati adanya
ketentuan Allah SWT, yang berlaku bagi semua makhluk hidup. Semua itu menjadi bukti
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Jadi segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini
sudah diketahui oleh Allah SWT, jauh sebelum hal itu sendiri terjadi. Firman Allah SWT
dalam Q.S Al-Qamar ayat 49 :

َ ‫ِاﻧﱠﺎ ُﻛﱠﻞ‬
‫ﺷْﻲٍء َﺧﻠَْﻘٰﻨﮫُ ِﺑﻘَﺪٍَر‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. (Q.S. Al-
Qamar:49).

B. Kaitan Antara Qada dan Qadar


Dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan Qadar ialah takdir, dan yang dimaksud
dengan Qada ialah penciptaan. Qada dan Qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah
satunya tidak terpisah dari yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai
pondasi yaitu qadar, dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya yaitu qadha.

3
Barangsiapa bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia bermaksud
menghancurkan dan merobohkan bangunan tersebut.

Dikatakan pula sebaliknya, bahwa Qada ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang
dengannya Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialahterjadinya penciptaan
sesuai timbangan perkara yang telah ditentukansebelumnya. Ibnu Hajar al- Asqalani
berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, ‘Qada’ adalah ketentuan yang bersifat
umum dan global sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah bagian-bagian dan perincian-
perincian dari ketentuan tersebut”.

Dikatakan, jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, dimana masing-


masing dari keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yangtelah diutarakan dalam
dua pendapat sebelumnya, dimana jika salah satu dari keduanya disebutkan sendirian,
maka yang lainnya masuk di dalam (pengertian)nya. Pada uraian tentang pengertian Qada
dan Qadar dijelaskan bahwa antara Qada dan Qadar selalu berhubungan erat. Qada adalah
ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari
ketentuan atauhukum Allah. Jadi hubungan antara qada dan qadar ibarat rencana dan
perbuatan. Perbuatan Allah berupa Qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di
dalam surat Al-Hijr ayat 21, Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut:

‫ﯨﻨُٗﮫ َوَﻣﺎ ﻧُﻨَِّﺰﻟُ ٗ ٓﮫ ِاﱠﻻ ِﺑﻘَﺪٍَر ﱠﻣْﻌﻠُْﻮٍم‬C‫ﺷْﻲٍء ِاﱠﻻ ِﻋْﻨﺪَﻧَﺎ َﺧَﺰۤا‬


َ ‫َوِاْن ِّﻣْﻦ‬
”Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya, dan Kami tidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu” (Q.S. Al Hijr ayat 21)

C. Dalil-Dalil Tentang Qada dan Qadar


Dalil-dalil tentang adanya Qada dan Qadar ini tersurat dalam beberapa ayat Al Qur’an
antara lain:
1. Q.S Al Ahzab/33:38

‫ِ ﻗَﺪًَرا ﱠﻣْﻘﺪُْوًرۙا‬K
‫َوَﻛﺎَن ا َْﻣُﺮ ﱣ‬
Artinya: "…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku."
(Al-Ahzab/33:38)

4
2. Q.S Al Qamar/54:49

‫ﺷْﻲٍء َﺧﻠَْﻘٰﻨﮫُ ِﺑﻘَﺪٍَر‬


َ ‫ِاﻧﱠﺎ ُﻛﱠﻞ‬
Artinya: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (Al-
Qamar/54:49)
3. H.R Muslim

‫ض ِﺑَﺨْﻤِﺴْﯿَﻦ‬ َ ‫ت َواﻷ َْر‬ ‫ﻖ ﻗَْﺒَﻞ أ َْن ﯾَْﺨﻠَُﻖ اﻟ ﱠ‬


ِ ‫ﺴَﻤَﻮا‬ ِ ‫ﺐ ﷲُ َﻣﻘَﺎِدْﯾُﺮ اﻟَﺨﻼَِﺋ‬
َ َ ‫َﻛﺘ‬
‫ﺳﻨٍَﺔ‬
َ ‫ﻒ‬ َ ‫أ َْﻟ‬
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menetapkan takdir untuk setiap
makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR.
Muslim).

D. Takdir
Takdir adalah sebutan ketentuan Allah SWT yang dapat dirubah. Contohnya : “Kita
Miskin menjadi kaya, malas menjadi rajin, sakit menjadi sehat dan sebagainya. Percaya
kepada takdir atau qadha dan qadar merupakan rukun iman yang ke- 6, atau terakhir.
Beriman kepada takdir artinya seseorang mempercayai dan menyakini bahwa Allah telah
menjadikan segala makhluk dengan kodrat dan irodat-Nya dan segala hikmah-Nya.

Dalam hadits telah dinyatakan dengan jelas, bahwa kejadian manusia di dalam rahim
ibunya berjalan menurut prosesnya. Empat puluh hari pertama dinamakan nuthfah (mani)
yang berkumpul, empatpuluh hari kedua dinamakan ‘Alaqah (segumpal darah), dan
empatpuluh hari yang ketiga disebut mudlghah (segumpal daging). Maka, setelah seratus
dua puluh hari ditiupkan nyawa (ruh) oleh Malaikat diperintahkan menuliskan empat
macam perkara, yaitu:
1. Ilmunya (selain ilmu pengetahuan, juga perbuatan-perbuatan yang bakal
dikerjakan).
2. Berapa banyak rezekinya.
3. Berapa lama hidupnya.
4. Nasibnya, apakah ia bakal masuk surga atau neraka.

5
Empat macam perkara itu ditetapkan (ditakdirkan), dan inilah yang dimaksudkan Takdir
Illahi atau nasib seseorang. Para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam
seperti berikut.
1. Takdir Mua’llaq
Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk
mencapai cita-citanya itu, ia belajar dengan tekun. Dalam hal ini Allah Swt.
berfirman:

‫َ َﻻ ﯾُﻐَ ِﯿُّﺮ َﻣﺎ‬K


‫ِ ۗ ِإﱠن ﱠ‬K ُ َ‫ت ِﻣْﻦ ﺑَْﯿِﻦ ﯾَﺪَْﯾِﮫ َوِﻣْﻦ َﺧْﻠِﻔِﮫ ﯾَْﺤﻔ‬
‫ﻈﻮﻧَﮫُ ِﻣْﻦ أ َْﻣِﺮ ﱠ‬ ٌ ‫ﻟَﮫُ ُﻣﻌَ ِﻘّﺒَﺎ‬
‫ﺳﻮًءا ﻓََﻼ َﻣَﺮدﱠ ﻟَﮫُ ۚ َوَﻣﺎ ﻟَُﮭْﻢ‬ ‫ِﺑﻘَْﻮٍم َﺣﺘ ﱠٰﻰ ﯾُﻐَ ِﯿُّﺮوا َﻣﺎ ِﺑﺄ َْﻧﻔُِﺴِﮭْﻢ ۗ َوِإذَا أ ََرادَ ﱠ‬
ُ ‫ُ ِﺑﻘَْﻮٍم‬K
‫ِﻣْﻦ دُوِﻧِﮫ ِﻣْﻦ َوال‬
Artinya :
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Swt.
Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah Swt.
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S ar-
Ra’d/13:11).

2. Takdir Mubram
Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia. Misalnya, ada orang
yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan
ibu dan bapak kulit putih, dan sebagainya.

E. Hubungan Qada dan Qadar dengan Sikap Optimis, Ikhtiar, Doa, dan Tawakal
Qada & Qadar adalah rahasia Allah SWT yang tidak diketahui para makhluk, oleh
sebab itu manusia wajib berprasangka baik pada takdir tersebut dengan sikap optimis yang
terwujud lewat doa dan usaha (ikhtiar) yang diikuti sikap tawakal setelahnya. Optimis

6
merupakan sikap untuk terus berjuang secara sungguh-sungguh sampai akhir. Orang yang
senantiasa optimis, akan memandang berbagai hal dengan pandangan positif. Sikap optimis
telah dianjurkan bagi setiap muslim. Sebuah hadits telah membicarakan tentang sikap ini.
“Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: 'Tidak ada rasa tiyarah
(firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis.' Maka
ditanyakanlah kepada beliau: 'Apa yang dimaksud dengan rasa optimis?' Beliau bersabda:
'Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.' (HR Ahmad)

Ikhtiar yaitu usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik
material, spiritual, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan
akhirat terpenuhi. Di dunia ini, manusia diwajibkan berikhtiar dan berusaha mencapai
segala yang dicita-citakan demi kebahagiaan dunia akhirat. Oleh karena itu, kaum mukmin
pula wajib berikhtiar dan berusaha sekuat tenaga meskipun kita telah beriman dan
mempercayai benar-benar bahwa semua ketentuan datangnya dari Allah SWT agar lepas
dari ketentuan jelek dan buruk, serta berjuang hanya mendapatkan ketentuan yang baik
saja. Dengan demikian, setiap mukmin wajib bekerja keras agar tidak jatuh miskin, giat
belajar agar berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Sebab kita tidak mengetahui takdir
Allah yang mana yang diperlukan bagi kita. Sehingga, setiap mukmin tidak dibenarkan
berdiam diri dan pasrah kepada takdir Allah, tetapi harus berjuang mecari kemaslahatan-
kemaslahatan dunia dan akhirat, serta berusaha menghindari perbuatan mungkar dan
maksiat. Meskipun Allah telah menetapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluk-Nya sejak jaman azali. Tetapi Allah tetap memerintahkan hamba-Nya untuk
berusaha melakukan yang terbaik. Agar segala sesuatu yang diinginkan dapat tercapai.
Allah tetap menghargai usaha hamba-Nya.

Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang meyakininya.
Hal ini karena doa merupakan bagian dari motivasi intrinsik. Bagi yang meyakini, doa akan
memberikan energi dalam menjalani ikhtiarnya, karena Allah Swt. telah berjanji untuk
mengabulkan permohonan orang yang bersungguh-sungguh memohon.

7
Setelah meyakini dan mengimani takdir, kemudian dibarengi dengan ikhtiar dan
do’a, maka tibalah manusia mengambil sikap tawakal. Tawakal adalah menyerahkan
segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah Swt. Tawakal ini adalah pelengkap
usaha dan doa dalam mewujudkan takdir yang diinginkan. Artinya bahwa kepasrahan
haruslah dibarengi dengan usaha dan doa sebaik mungkin karena tawakal bukan bermakna
pesimis melainkan optimis

F. Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar


Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi
kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diriuntuk kehidupan akhirat.
Hikmah tersebut antara lain:
1. Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT. Kesadaran demikian dapat mendorong
umat Islam untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya masing-
masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk
Allah seperti manusia, hewan, tumbuhan,air, udara, barang tambang, dan gas.
2. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar . Orang yang beriman kepada
Qada dan Qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur,karena
keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.Sebaliknya
apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian.
Seperti dalam firman Allah yang artinya:

‫ﻀﱡﺮ ﻓَِﺎﻟَْﯿِﮫ ﺗ َْﺠـ{ُﺮْوَۚن‬ ‫ِ ﺛ ُﱠﻢ ِاذَا َﻣ ﱠ‬K


‫ﺴُﻜُﻢ اﻟ ﱡ‬ ‫َوَﻣﺎ ِﺑُﻜْﻢ ِّﻣْﻦ ِﻧّْﻌَﻤٍﺔ ﻓَِﻤَﻦ ﱣ‬
Artinya : “Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian
apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta
pertolongan.” (Q.S. An Nahl ayat 53)
3. Menumbuhkan sikap perilaku terpuji serta menghilangkan sikap serta perilaku
tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir tentuk akan memiliki sikap
dan perilaku terpuji seperti sabar, tawakal, dan optimis dalam hidup. Jika akan
mampu memelihara diri dari sikap dan perilaku tercela seperti sombong, iri dengki,
buruk sangka dalam hidup.

8
4. Menenangkan jiwa. Orang yang beriman kepada Qada dan Qadar senantiasa
mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang denga
napa yang ditentukan Allah SWT kedepannya. Jika beruntung atau berhasil, ia akan
bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia akan bersabar dan berusaha lagi.
Allah berfirman yang artinya :
ۙ ْ ْ
‫ﺿﯿﱠﺔً ۚ ﻓَﺎْدُﺧِﻠْﻲ ِﻓْﻲ‬ ِ ‫ﯨﻨﱠﺔُ اْرِﺟِﻌ ْٓﻲ ِاٰﻟﻰ َر ِﺑِّﻚ َرا‬C‫ﻄَﻤ‬
ِ ‫ﺿﯿَﺔً ﱠﻣْﺮ‬ ُ ‫يا َﯾﱠﺘ َُﮭﺎ اﻟﻨﱠْﻔ‬
‫ﺲ اﻟُﻤ‬ ٰٓ
ْ ۙ ‫ِﻋٰﺒِﺪ‬
ِ ‫ي َواْدُﺧِﻠْﻲ َﺟﻨﱠ‬
‫ﺖ‬
Artinya : “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan
masuklah ke dalam surga-Ku”. (Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30)
5. Mendorong umat manusia untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat.
Sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Umat manusia jika betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya di
dunia yang sebenarnya tidak akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan
bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai dengan
kemampuannya yang telah di usahakan secara maksimal. Sehingga, menjadi
manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik
baiknya manusia ialah yang lebih bermanfaat kepada manusia.” (H.R. At-
Tabrani).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Qada dan Qadar selalu berhubungan erat . Qada adalah ketentuan hukum atau rencana
Allah SWT sejak zaman azali. Sedangkan Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau
hukum Allah. Jadi hubungan antara Qada dan Qadar ibarat rencana dan perbuatan. Iman
kepada Qada dan Qadar sebagai pokok keimanan karena beriman kepada Qada dan Qadar
merupakan salah satu rukun iman, yang mana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah
kecuali beriman kepadanya. Oleh karena itu, iman kepada Qada dan Qadar ini merupakan
faridhah atau kewajiban yang harus dilakukan setiap muslim dan mukmin.

Beriman kepada Qada dan Qadar juga akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah
putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah SWT
takdirkan kepadanya dan Allah SWT akan memberikan yang terbaik kepada seorang
muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena
itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum
tentu buruk menurut Allah SWT, sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut
Allah SWT. Karena dalam kaitan dengan takdir ini akan terlahir sikap sabar dan tawakal
yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari
takdir yang terbaik dari Allah SWT.

B. Evaluasi
1. Apa makna beriman kepada takdir Allah?
2. Jelaskan hikmah beriman kepada takdir Allah?
3. Sebutkan nash Al Qur’an yang membahas tentang takdir?
4. Apa hubungan antara Qada dan Qadar dengan ikhtiar?
5. Apa saja yang menyebabkan takdir bisa berubah?

10
C. Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari. Oleh karena
itu, penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada
Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga
keyakinan kita terhadap takdir Allah SWT senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan
amal ibadah kita. Serta, kita harus senantiasa bersabar, berikhtiar, dan bertawakal dalam
menghadapi takdir Allah SWT.

11
DAFTAR PUSTAKA
Dimyathi Sholeh, dan Feisal Ghozali. 2018. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Hal 24.

Fauzi, Eko Ramzi. 2019. Iman kepada Qadha dan Qadar.


https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/iman%20qada%20dan%
20qadar-anto/topik1.html. (31 Juli 2022)

Siregar, Sitichadijah. 2021. Menunjukan sikap optimis, berikhtiar,dan bertawakal.


https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/397162-1626581684.pdf. (31 Juli 2022)

Affifah, Farrah Putri. 2021. Iman kepada Qada dan Qadar: Pengertian, Contoh,
Macam-Macam, dan Hikmahnya.
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/10/04/iman-kepada-qada-dan-
qadar-pengertian-contoh-macam-macam-dan-hikmahnya. (1 Agustus 2022)

Samsiah, Nurul Huda. 2021. Konsep Qada, Takdir, dan Ikhtiar. https://mahad.uin-
antasari.ac.id/wp-content/uploads/2021/06/7.-Konsep-Qada-Takdir-dan-
Ikhtiar.pdf. (1 Agustus 2022)

12

Anda mungkin juga menyukai