Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan
Pembelajaran
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Bahan Pembelajaran:
Dr. Gamar Abdullah, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3

RATIH AMBAR SARI (1414423018)


RUSMAN IYONU (151422009)
RAHMATIA TULENAN (151422030)
YELSA GODANG (151422037)
SITI RAHMATIA TUKI (151422049)
AYU NANDA CHOIRIYAH (151422050)
ZURIYATI YAHYA (151422051)

Kelas: 3B

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan
hasil Wawancara dan observasi di SD 29 KOTA SELATAN dan MIM UNGGULAN.
Laporan yang telah penyusun susun ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Bahan Pembelajaran.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan
maupun dalam penyusunan laporan ini.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penyusun sampaikan kepada :

1. Ibu Dr. Gamar Abdullah, S.Si., M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pengembangan
Bahan Pembelajaran.
2. Ibu Desy Natalia Abdullah, M.Pd selaku kepala sekolah dari SD 29 KOTA SELATAN
3. Ibu Yusnawati Abdullah, S.Pd., M.Pd selaku kepala sekolah dari MIM UNGGULAN
4. Para staf dewan guru khususnya para guru, atas ketersediaanya memberikan informasi dan
data yang dibutuhkan dan membantu dalam kegiatan observasi ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan yang dibuat ini belum sempurna, baik dari segi
penulisan maupun dari segi laporan ini sendiri.Oleh karena itu penyusun menerima saran dan
kritik dari pembaca demi kebaikan laporan ini.

ii
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan Observasi............................................................................................................1
C. Manfaat Observasi..........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
LANDASAN TEORI................................................................................................................2
A. Kajian Teori....................................................................................................................2
B. Pengembangan Bahan Pembelajaran..............................................................................3
BAB III METODOLOGI.......................................................................................................10
BAB IV.................................................................................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................14
BAB V PENUTUP..................................................................................................................21
A. Kesimpulan.....................................................................................................................21
B. Saran...............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
LAMPIRAN............................................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada observasi kali ini kami akan membandingkan bagaimana pengaplikasian
bahan ajar di SD Negeri dan Swasta tepatnya di MIM Unggulan dan SDN 29 Kota
Selatan. Perbandingan antara bahan ajar di SD negeri dan swasta menjadi suatu aspek
penting untuk dieksplorasi guna memahami perbedaan, potensi kelebihan, dan
kekurangan di kedua jenis sekolah tersebut. Keberhasilan suatu metode pengajaran
tidak hanya tergantung pada kebijakan pemerintah atau sumber daya fisik semata,
tetapi juga pada kualitas bahan ajar yang digunakan. Oleh karena itu, penelitian
observasi ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan kualitas bahan ajar di SD
negeri dan swasta, dengan harapan dapat memberikan masukan konstruktif untuk
pengembangan sistem pendidikan di masa depan.
Bahan ajar menurut Sungkono, dkk (2003: 1) adalah suatu perangkat bahan
yang memuat materi atau isi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bahan tersebut bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Bahan ajar disusun
secara runtut dan sistematis serta menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara utuh.
Kami melakukan pengumpulan data melaui metode observasi. Observasi
adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai hal-hal yang
akan diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data yang
direncanakan serta dapat dikontrol kefasihannya (validalitasnya). Observasi
merupakan proses yang kompleks yang tersusun dari proses psikologis dan biologis.
B. Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui dan membandingkan bahan pembelajaran yang digunakan di
SDN 29 Kota Selatan dan MIM Unggulan.

C. Manfaat Observasi
1. Manfaat teoritis
Manfaat dari observasi yang kami lakukan adalah dengan membandingkan
kedua jenis bahan ajar di sekolah ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di
sekolah negeri dan sekolah swasta.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari observasi yang kami lakukan yaitu dapat memperoleh
informasi yang berguna untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di sekolah
negeri dan sekolah swasta.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI
1. Menurut para ahli pengertian bahan ajar adalah sebagai berikut:
a. Menurut National Center For Competency Based Training (2007), bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik atau
instuktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Bahan yang dimaksud
bisa berupa tertulis maupun tak tertulis.
b. Menurut Pails Ache dalam Diknas, bahan ajar adalah gabungan dari dua kata
"teaching materia". Maknanya terdiri atas teaching yang berati mengajar dan
material yang berarti bahan. Jadi bahan ajar merupakan seperangkat materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
c. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Belawati dkk, memberikan pendapat tentang
pentingnya bahan ajar yakni bahan ajar merupakn inti yang ada dalam kegiatan
pembelajaran. Karena memang bahan pembelajaran itulah yang diupayakan untuk
dikuasai pembelajar.
d. Menurut Darwyn Syah, dkk sebagaimana dikutip oleh Zainuddin Arif, Bahan
pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang berisikan pesan dalam
bentuk-bentuk, konsep, prinsip, definisi, kontes, data, fakta, proses, nilai, dan
keterampilan.
e. Sedangkan menurut Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, bahan ajar adalah
seperangkat sarana yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi kompleksitasnya.
dan subkompetensi.
Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut dapat kita
pahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasdi, alat maupu
teks) yang disusun secar sistematis yang menampilkan sosok utuh dari komptensi
yang akan dikuasai oleh peserta didik yang digunakan dalam proses pembelajar
dengan tujuan perencanaan dan penelaan implementasi pembelajaran. Misalnya,
buku pelajaran, modul, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya.

2
2. Manfaat Bahan Ajar
Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh oleh pendidik apabila
mengembangkan bahan ajar sendiri, antara lain:
a. Pertama bahan ajar yang diperoleh sesuai dengan tuntutan, kurikulum dan
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
b. Kedua, pendidik tidak lagi tergantung dengan buku teks yang terkadang sulit
untuk diperoleh dan sifatnya sangat monoton dengan perkembangan dan
persesuaian dengan kurikulum.
c. Ketiga bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dan dikemas serta
diolah dengan menggunakan berbagai sumber referensi.
d. Keempat, menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman pendidik dalam
menulis dan membuat secara langsung bahan ajar
e. Kelima, bahan ajar mampu membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara pendidik dengan peserta didik. Dimana peserta didik juga akan
merasa lebih percaya terhadap pendidiknya.
Manfaat bahan ajar juga dapat dibedakan berdasarkan kebutuhan dari pendidik
dan manfaat untuk peserta didik.

B. PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN


1. Bahan Pembelajaran Sederhana
Menurut Sungkono, dkk (2003:1) Bahan pembelajaran/media sederhana
merupakan bahan pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi
yang sederhana/tidak kompleks. Bahan pembelajaran sederhana tergolong murah dan
tidak rumit, sehingga pengadaannya dapat dikembangkan sendiri oleh guru ataupun
bagi mereka yang berkepentingan akan penggunaan bahan pembelajaran. Banyak hal
di sekitar sekolah atau di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai bahan/media
pembelajaran. Beberapa diantaranya seperti gambar, media tiga dimensi, benda-benda
konkret dan sumber-sumber belajar yang ada pada masyarakat.
Bahan pembelajaran sederhana tergolong murah dan tidak rumit, sehingga
pengadaannya dapat dikembangkan sendiri oleh guru ataupun bagi mereka yang
berkepentingan akan penggunaan bahan pembelajaran. Walaupun begitu bahan
pembelajaran sederhana tidak berarti lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan
bahan pembelajaran yang menggunakan teknologi canggih.

3
Ditinjau dari pembuatan dan penggunaannya media sederhana
memiliki cirri-ciri umum sebagai berikut.

1. Dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru atau pun bersama-sama dengan
siswa.
2. Dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh di
ligkungan sekitarnya
3. Penggunaan media sederhana dalam kegiatan belajarmengajar
tidak memerlukan keahlian/keterampilan teknik khusus.
Macam-macam Pembelajaran Sederhana :
1. Bahan Pembelajaran Sederhana Dua Dimensi
a. Papan Tulis (Boards)
Papan tulis adalah papan dari kayu dengan permukaan yang bisa ditulis
ulang dengan menggunakan kapur tulis.
b. Papan Flannel (Flanned board)
Papan flanel merupakan papan yang dilapisi dengan kain flanel
ataupun jenis kain berbulu. Kegunaan papan ini adalah untuk menyajikan
pesan yang dapat ditempelkan pada kain tersebut.
2. Media Tiga Dimensi
Bahan pembelajaran sederhana tiga dimensi dapat memberikan sesuatu
perasaan yang sesungguhnya.
a. Model (tiruan)
Model atau bahan pembelajaran tiruan merupakan tiruan dari suatu objek
yang berbentuk tiga dimensi, diciptakan sedemikian rupa sehingga
bentuknya serupa walaupun dalam segi-segi yang laintidak serupa.
b. Mock-Ups
Mock-ups didefinisikan sebagai alat tiruan yang mempresentasikan
gerak atau fungsi dari bagian tertentu suatu benda
c. Diorama
Diorama adalah pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek,
kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan
nyata yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan yang
sebenarnya.

4
2. Bahan Ajar Audio/Video
Bahan ajar audio merupakan salah satu jenis bahan ajar noncetak yang di
dalamnya mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio secara langsung,
yang dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik kepada peserta didiknya
guna membantu mereka dalam menguasai kompetensi tertentu (Andi Prastowo, 2011:
264). Sedangkan bahan ajar media video adalah sebuah bahan ajar yang menampilkan
sebuah gambar dan suara secara bersamaan dengan menggunakan alat tertentu.
(Prasetyo, Dkk (2018) Bahan ajar audio video merupakan sarana yang sangat efektif
dalam pembelajaran modern. Dengan menggabungkan elemen visual dan auditif,
bahan ini memungkinkan penyampaian informasi yang lebih menarik dan mudah
dipahami oleh berbagai jenis pembelajar. Dalam konteks pendidikan online atau kelas
daring, bahan ajar audio video dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa,
memungkinkan fleksibilitas dalam waktu akses, dan memberikan beragam metode
penyampaian informasi, yang semuanya berkontribusi pada pengalaman belajar yang
lebih efektif dan menyenangkan.
Dengan kata lain, latar belakang ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media
audio dan video bukan hanya sekadar tren teknologi, tetapi juga strategi pendidikan
yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan manfaat jangka
panjang bagi peserta didik.
Dalam pembelajaran apa pun, program audio paling tidak memiliki 3 peran
penting sebagai berikut.
1. Memberi ilustrasi agar lebih "hidup" sehingga dapat membuat pembelajaran
menjadi lebih jelas dan tidak membosankan. Misalnya, pada pelajaran Bahasa
Indonesia peran audio dapat memperdengarkan contoh cara membaca suatu puisi
atau prosa, dan sebagainya.
2. Menjadi pemicu dalam mempelajari teknik tertentu. Misalnya, untuk belajar cara
berdebat dapat memperdengarkan rekaman dua orang sedang berdebat, untuk
belajar cara melakukan kritik dengan memperdengarkan rekaman suatu diskusi
yang bersifat kritis, dan sebagainya.
3. Sebagai alat pembelajaran utama, yaitu memperdengarkan uraian/ceramah tentang
keseluruhan materi yang diajarkan. Selain itu, rekaman program audio dapat
digunakan langsung secara individual.

5
Manfaat program audio pada proses pembelajaran individual dan berkelompok
juga sangat signifikan. Sebagai contoh yang paling banyak digunakan adalah pada
mata pelajaran Bahasa Inggris di mana sekarang banyak dijual program belajar bahasa
secara mandiri melalui program audio (yang umumnya dilengkapi dengan bahan cetak
seperti buku). Penggunaan program audio untuk pembelajaran individual sangat ideal
karena pengguna atau siswa dapat mengatur kecepatan belajarnya sendiri, dengan
memutar kaset kapan saja, serta dapat mengulang-ulang (rewind) atau mempercepat
(fast forward) pemutaran kaset sesuai dengan kebutuhannya.

Macam-macam bahan ajar bahan ajar audio :


1. Radio
Radio merupakan media atau alat komunikasi massa satu arah yang digunakan
untuk menyampaikan pesan (berita, informasi, dan hiburan)
2. Speaker
Speaker merupakan salah satu perangkat elektronik yang mampu mengubah
gelombang listrik menjadi gelombang getaran sehingga menghasilkan suara.
3. Mikrofon laptop
Mikrofon laptop merupakan perangkat input audio yang terpasang di badan laptop.
4. Mikrofon hp
Mikrofon hp merupakan perangkat input audio yang terpasang di badan hp.
5. Laptop
Laptop merupakan perangkat elektronik produk teknologi informasi dan
komunikasi.

3. Bahan Ajar Cetak


Bahan pembelajaran cetak merupakan perangkat bahan yang memuat materi
atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat materi yang
berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam mata
pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran.
Karakteristik bahan pembelajaran cetak adalah sebagai berikut.
1. Mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional). Artinya bahan ajar
cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun
secara mandiri.

6
2. Bahan ajar cetak bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat halhal yang
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
3. Mampu membelajarkan peserta didik (self-instructional material), artinya dalam
bahan pembelajaran cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif dalam proses
belajarnya bahkan membelajarkan siswa untuk dapat menilai kemampuan
belajarnya sendiri.
Berbagai macam bahan pembelajaran cetak yang dapat dikembangkan untuk SD,
yaitu :
1. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang:
 Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
 Kompetensi yang akan dicapai
 Content atau isi materi
 Informasi pendukung
 Latihan-latihan
 Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
 Evaluasi
 Balikan terhadap hasil evaluasi
2. Handout
Handout yaitu buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu materi
pelajaran secara lengkap. Berbeda halnya dengan modul yang isinya disajikan per
unit terkecil dari materi, handout menyajikan keseluruhan materi yang harus
dipelajari. Namun walaupun memiliki perbedaan ada beberapa kesamaan
karakteristik antara handout dan modul. Walaupun tidak disajikan dalam unit unit
kecil, tapi sajiannya tetap memunculkan komponenkomponen yang diperlukan
dalam pembelajaran yang meliputi; tujuan pembelajaran/kompetensi, prasyarat
yaitu materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih
dahulu sebelumnya, prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun
sistematis, latihan/tugastugas dan soal-soal evaluasi.

7
3. Lembar Kerja Peserta Didik
Berbeda dengan modul dan handout, bahan pembelajaran cetak berbentuk
LKPD (lembar kerja peserta didik) dikemas bukan hanya menekankan pada
latihan, tugas atau soal-soal saja. Lembar kerja pesert didik tetap menyajikan
uraian materi singkat serta rambu-rambu pengerjaan kegiatan sehingga peserta
didik dapat mempelajari bahan pelajaran melalui aktivitas yang ditugaskan.

4. Bahan Ajar Berbasis Teknologi


Bahan ajar berbasis teknologi adalah bahan ajar yang disusun dan
dikembangkan dengan menggunakan alat bantu teknologi untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Berikut
beberapa definisi dari para ahli:
1. Bahan ajar mandiri berbasis teknologi adalah bahan belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran mandiri berisi satu
topik sajian yang utuh dari standar kompetensi dan kompentensi dasar tertentu,
yang dikembangkan dengan menggunakan software aplikasi dan atau bahasa
pemrograman (Said Suhi Achmad:2009).
2. Bahan ajar berbasis teknologi adalah setiap sumber atau alat yang menggunakan
teknologi untuk menyajikan informasi kepada pembelajar, baik dalam bentuk teks,
gambar, audio, video, atau kombinasi dari semuanya. (Keengwe dan
Onchwari:2009)
Karakteristik Bahan Ajar Berbasis Teknologi:
Peran penting bahan ajar berbasis teknologi dalam proses pembelajaran
didasari oleh karakteristik bahan ajar yang lebih kompleks dibanding dengan bahan
ajar jenis lain. Beberapa karakteristik Bahan Ajar berbasis TIK antara lain :
1. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan /
computer network).
2. Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi
menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi peserta didik untuk
belajar mandiri.
3. Memanfaatkan teknologi elektronik; di mana pendidik dan peserta didik, peserta
didik dan sesama peserta didik atau pendidik dan sesama pendidik dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

8
4. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan saja dan
di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
5. Memanfaatkan Pertukaran Data (Information sharing) yang secara interaktif dapat
dilihat setiap saat di komputer.
6. Dilengkapi dengan gambar animasi dan atau film serta berisi simulasi yang dapat
membantu penguatan pemahaman konsep.
7. Dilengkapi bahan uji yang dapat mengukur ketercapaian kompetensi yang telah
dipelajari peserta didik.
Jenis-Jenis Bahan Ajar Berbasis Teknologi Informasi:
1. Audio. Bahan ajar yang mengandung pesan dalam bentuk auditif. Beberapa jenis
bahan ajar audio adalah musik, pidato, rekaman pembelajaran bahasa asing, siaran
radio pendidikan, dan lain-lain.
2. Audio-Visual. Bahan yang menampilkan gambar dan suara dalam waktu yang
secara bersamaan. Salah satu contoh bahan ajar audio-visual adalah video animasi
pembelajaran
3. Interaktif. Bahan yang mengkombinasikan beberapa media pembelajaran yang
bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah sehingga terjadi hubungan
dua arah antara bahan ajar dengan penggunanya. Beberapa contoh bahan ajar
teraktif adalah power point, macromedia flash, lectora, video pembelajaran
interaktif.
4. Digital. Bahan ajar yang pengunaannya melalui sebuah media web. Beberapa
contoh bahan buka ajar digital adalah e-book, emodul, e-learning.

9
BAB III
METODOLOGI

A. Pendekatan dan jenis penelitian


Penelitian ini melakukan pengumpulan data melaui metode observasi.
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai hal-
hal yang akan diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data
yang direncanakan serta dapat dikontrol kefasihannya (validalitasnya). Observasi
merupakan proses yang kompleks yang tersusun dari proses psikologis dan biologis.
B. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 29 Kota Selatan yang beralamat di
Gorontalo, Limba U Satu, Kec. Kota Selatan dan MIM Unggulan yang beralamat di
jalan HB. Jasin No. 22, Kel. Wumialo, Kec. Kota Tengah, Gorontalo. Alasan
penentuan lokasi tersebut karena sekolah ini merupakan sekolah negeri dan
swasta di Kota Gorontalo yang telah mengaplikasikan bahan ajar.
C. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 13 November 2023 semester ganjil
tahun ajaran 2023/2024.
D. Kehadiran peneliti
Peneliti berperan sebagai pengumpul data yang pada penelitian ini melakukan
wawancara kepada beberapa responden yang relevan dengan topik penelitian. Oleh
karena itu, peneliti harus bisa membangun hubungan baik dengan responden yang
merupakan subjek dari penelitian, baik sebelum, selama, maupun sesudah memasuki
lokasi penelitian. Hubungan yang baik dapat menjamin kepercayaan dan saling
pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran proses
penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap.
E. Sumber data
Sumber data diperoleh dari responden yang relevan dengan topik penelitian
ini. Dimana, responden tersebut benar-benar merupakan guru yang sudah
menggunakan bahan ajar di sekolah tersebut, sehingga data yang diperoleh benar-
benar akurat. Sumber data dalam penelitian ini yaitu:
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah berupa hasil wawancara. Adapun
sumber data dari wawancara ialah hasil wawancara dari guru wali kelas 1.1 dan

10
guru wali kelas 2.1 di MIM unggulan dan guru wali kelas 2 dan guru wali kelas 5
di SDN 29 Kota Selatan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Sedangkan data adalah bahan keterangan tentang
suatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian.
a. Teknik wawancara
Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara
pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan/ menerima informasi
tertentu. Menurut Moleong (1988:108) wawancara adalah kegiatan percakapan
dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu
pewawancara dan yang diwawancarai. Wawancara atau interview untuk penelitian
berbeda dengan percakapan sehari-hari. Wawancara biasanya bermaksud untuk
memperoleh keterangan, pendirian, pendapat secara lisan dari seseorang yang
biasanya disebut responden dengan berbicara langsung dengan orang tersebut.
Dengan demikian wawancara beda dengan percakapan sehari-hari.
Pada penelitian ini, wawancara dilakukan dengan guru wali kelas 1.1 dan
2.1 di MIM unggulan dan guru wali kelas 2 dan 5 di SDN 29 Kota Selatan, untuk
mengetahui sejauh mana kesiapan guru yang bersangkutan dalam penggunaan
bahan ajar di sekolah.
b. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data
dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Teknik
dokumentasi ini digunakan untuk mendokumentasikan proses pengumpulan data
dalam penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Sugiyono menyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk melihat dan mengukur suatu fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Editage Insight menyebutkan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan peneliti untuk memperoleh, mengukur, dan menganalisis data dari subjek
atau sampel mengenai topik atau masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini
diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Untuk teknik wawancara ini peneliti

11
menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara, sementara untuk teknik
dokumentasi menggunakan alat perekam data.
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur
serta berkaitan erat dengan topik penelitian, yakni tentang pengaplikasian bahan
ajar di SD.
b. Alat Perekam Data
Alat perekam data ini dapat membantu peneliti pada saat proses penelitian,
dimana alat ini dapat dimanfaatkan dalam hal mendokumentasikan proses
penelitian yang sedang berlangsung. Alat tersebut dapat digunakan untuk
mengambil gambar serta merekam percakapan wawancara antara peneliti dan
responden.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
1. Kelas Rendah
Dari hasil wawancara menggunakan angket yang kami dapatkan di SD Negeri
29 Kota Selatan kelas rendah (kelas 2) mengenai jenis-jenis bahan ajar dapat
dibuktikan dengan table 1 inventaris dibawah ini:

Table 1
No Jenis Bahan Di Buat Sendiri Kendala Ketersediaan
Ajar
Iya Tidak Ada Tidak Ada Tidak
Ada Ada
1. Bahan Ajar Sederhana
Papan Tulis ✓ ✓ ✓
Papan Flanel ✓
Model Tiruan ✓ ✓ ✓
Mocp Ups ✓
Diorama ✓
2. Bahan Ajar Audio Video
Radio ✓ ✓ ✓
Speaker ✓ ✓ ✓
LCD ✓ ✓ ✓
Laptop ✓ ✓ ✓
3. Bahan Ajar Cetak
Modul ✓ ✓ ✓
LKPD ✓ ✓ ✓
Handout ✓
4. Bahan Ajar Teknologi
PPT Interaktif ✓ ✓ ✓
Aplikasi ✓ ✓ ✓
Pembelajaran
Game ✓ ✓ ✓
Pembelajaran
E-book / Buku ✓
Digital.

13
Dari hasil wawancara menggunakan angket yang kami dapatkan di Sekolah
MIM Unggulan Kota Gorontalo kelas rendah (kelas 1) mengenai jenis-jenis bahan
ajar dapat dibuktikan dengan table 2 inventaris dibawah ini:
Table 2
No Jenis Bahan Di Buat Sendiri Kendala Ketersediaan
Ajar
Iya Tidak Ada Tidak Ada Tidak
Ada Ada
1. Bahan Ajar Sederhana
Papan Tulis ✓ ✓ ✓
Papan Flanel ✓ ✓ ✓
Model Tiruan ✓ ✓ ✓
Mocp Ups ✓ ✓ ✓
Diorama ✓ ✓ ✓
2. Bahan Ajar Audio Video
Radio ✓ ✓ ✓
Speaker ✓ ✓ ✓
LCD ✓ ✓ ✓
Laptop ✓ ✓ ✓
3. Bahan Ajar Cetak
Modul ✓ ✓ ✓
LKPD ✓ ✓ ✓
Handout ✓ ✓ ✓
4. Bahan Ajar Teknologi
PPT Interaktif ✓ ✓ ✓
Aplikasi ✓ ✓ ✓
Pembelajaran
Game ✓ ✓ ✓
Pembelajaran
E-book / Buku ✓ ✓
Digital.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahan ajar yang di gunakan di SDN 29
Kota Selatan dan MIM Unggulan khususnya kelas rendah dapat dibandingkan bahwa
bahan ajar yang digunakan kurang lebih sama, hanya saja ada beberapa yang berbeda
seperti papan flanel di sekolah swasta itu ada tetapi di sekolah negeri tidak ada begitu
pun dengan E-book di sekolah swasta ada tetapi di sekolah negeri tidak ada.

14
2. Kelas Tinggi
Dari hasil wawancara menggunakan angket yang kami dapatkan di Sekolah
Sekolah SD Negeri 29 Kota Selatan kelas Tingkat tinggi (kelas 5) mengenai jenis-
jenis bahan ajar dapat dibuktikan dengan table 3 inventaris dibawah ini:

Table 3
No Jenis Bahan Di Buat Sendiri Kendala Ketersediaan
Ajar
Iya Tidak Ada Tidak Ada Tidak
Ada Ada
1. Bahan Ajar Sederhana
Papan Tulis ✓ ✓ ✓
Papan Flanel ✓ ✓ ✓
Model Tiruan ✓ ✓ ✓
Mocp Ups ✓
Diorama ✓
2. Bahan Ajar Audio Video
Radio ✓ ✓ ✓
Speaker ✓ ✓ ✓
LCD ✓ ✓ ✓
Laptop ✓ ✓ ✓
3. Bahan Ajar Cetak
Modul ✓ ✓ ✓
LKPD ✓ ✓ ✓
Handout ✓ ✓ ✓
4. Bahan Ajar Teknologi
PPT Interaktif ✓ ✓ ✓
Aplikasi ✓ ✓ ✓
Pembelajaran
Game ✓ ✓ ✓
Pembelajaran
E-book / Buku ✓ ✓ ✓
Digital.

15
Dari hasil wawancara menggunakan angket yang kami dapatkan di Sekolah
MIM Unggulan Kota Gorontalo Kelas Tingkat Tinggi (Kelas 4) mengenai jenis-jenis
bahan ajar dapat dibuktikan dengan table 4 inventaris dibawah ini:

Table 4
No Jenis Bahan Di Buat Sendiri Kendala Ketersediaan
Ajar
Iya Tidak Ada Tidak Ada Tidak
Ada Ada
1. Bahan Ajar Sederhana
Papan Tulis ✓ ✓ ✓
Papan Flanel ✓ ✓ ✓
Model Tiruan ✓ ✓ ✓
Mocp Ups ✓
Diorama ✓
2. Bahan Ajar Audio Video
Radio ✓ ✓ ✓
Speaker ✓ ✓ ✓
LCD ✓ ✓ ✓
Laptop ✓ ✓ ✓
3. Bahan Ajar Cetak
Modul ✓ ✓ ✓
LKPD ✓ ✓ ✓
Handout ✓
4. Bahan Ajar Teknologi
PPT Interaktif ✓ ✓ ✓
Aplikasi ✓ ✓ ✓
Pembelajaran
Game ✓ ✓ ✓
Pembelajaran
E-book / Buku ✓ ✓ ✓
Digital.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahan ajar yang di gunakan di SDN 29
Kota Selatan dan MIM Unggulan khususnya kelas rendah dapat dibandingkan bahwa
bahan ajar yang digunakan kurang lebih sama, hanya saja ada beberapa yang berbeda
seperti mock-ups di sekolah swasta itu ada tetapi di sekolah negeri tidak ada begitu
pun dengan Diorama di sekolah swasta ada tetapi di sekolah negeri tidak ada.

16
B. PEMBAHASAN
1. Kelas Rendah
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan Guru di SDN 29 Kota
Selatan menggunakan bahan ajar audio video, bahan ajar cetak, bahan ajar
teknologi, dan bahan ajar sederhana. Sedangkan Guru di MIM Unggulan
Menggunakan bahan ajar cetak berupa buku paket, modul, juga lkpd,
Noncetak, dan video pembelajaran.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan bahwa bahan ajar yang
digunakah oleh guru di MIM Unggulan dan SDN 29 Kota Selatan itu dibuat
sendiri seperti LKPD, Non cetak, dan Video Pembelajaran. Namu nada juga
bahan ajar yang dari pemerintah seperti buku cetak, buku paket, dan modul.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan didalam melakukan
kolaboratif Guru MIM Unggulan hanya merancang bahan ajar modul dengan
membentuk tim teaching kelas satu untuk menyusun langkah-langkah yang
pelu dilakukan dalam PbM Sebelum masuk semester dimulai. Sedangkan
Guru di SDN 29 Kota Selatan melakukan kolaboratif dalam merancang bahan
ajar dengan cara mengkomunikasikanya dengan guru yang sudah
berpengalaman dalam Menyusun bahan ajar yang nanti akan dibuat dan
meminta bantuan guru lain dalam penyusunan bahan ajar tersebut.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan guru di MIM Unggulan
ketika proses belajar mengajar berlangsung mereka menggunakan buku dan
ditambah dari video pembelajaran, kalaupun pertanyaanya efektif atau tidak,
itu tergantung dari cara guru menyampaikan materi. Sedangkan di SDN 29
Kota Selatan Ketika proses belajar mengajar para guru menggunakan bahan
ajar teknologi karena sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan para guru di MIM Unggulan
mengatakan bahwa sejauh ini bahwa bahan ajar sudah sesuai dengan
karakteristik dari para siswa, namun ketika mendapat perubahan ataupun
ketidak sesuaian maka dirubah atau ditambah dari youtube. Berbeda halnya
dengan Guru di SDN 29 Kota Selatan yang berpendapat bahwa bahan ajar
yang sesuai dengan karakter para siswa yaitu bahan ajar yang berbasis
teknologi, audio/video seperti ppt interaktif, karena sangat menarik untuk
siswa.

17
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan Guru yang berada di Sekolah
MIM Unggulan dan SDN 29 Kota Selatan dalam penggunaan bahan ajar tidak
memiliki kendala apapun.

2. Kelas Atas
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan Guru di SDN 29 Kota
Selatan menggunakan bahan ajar audio video, bahan ajar cetak, bahan ajar
teknologi, dan bahan ajar sederhana. Sedangkan Guru di MIM Unggulan
Menggunakan bahan ajar cetak berupa buku paket (airlangga), modul, LKPD,
Noncetak, dan video pembelajaran intetaktif.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan bahwa bahan ajar yang
digunakan oleh guru di MIM Unggulan dan SDN 29 Kota Selatan itu dibuat
sendiri seperti LKPD, Non cetak, dan Video Pembelajaran. Namun ada juga
bahan ajar yang dari pemerintah seperti buku cetak, buku paket, dan modul.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan didalam melakukan kolaboratif
Guru MIM Unggulan hanya merancang bahan ajar modul dengan membentuk
tim teaching kelas empat dan lima untuk Menyusun Langkah-langkah yang
pelu dilakukan dalam Proses belajar Mengajar Sebelum masuk semester
dimulai seperti membuat video pembelajaran mata pelajaran PPKn tentang
norma- norma yang berlaku di masyarakat. Sedangkan Guru di SDN 29 Kota
Selatan melakukan kolaboratif dalam merancang bahan ajar dengan cara
mengkomunikasikanya dengan guru yang sudah berpengalaman dalam
Menyusun bahan ajar yang nanti akan dibuat dan meminta bantuan guru lain
dalam penyusunan bahan ajar tersebut.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan guru di MIM Unggulan
Ketika proses belajar mengajar berlangsung mereka menggunakan buku guru
dan buku siswa, serta dari video pembelajaran, efektif atau tidaknya
pembelajaran itu tergantung dari cara guru menyampaikan materi. Sedangkan
di SDN 29 Kota Selatan Ketika proses belajar mengajar para guru
menggunakan bahan ajar teknologi karena sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan para guru di MIM Unggulan
mengatakan bahwa sejauh ini bahwa bahan ajar sudah sesuai dengan
karakteristik dari para siswa, namun ketika mendapat perubahan ataupun

18
ketidak sesuaian maka dirubah atau ditambah dari internet (youtube). Berbeda

19
halnya dengan Guru di SDN 29 Kota Selatan yang berpendapat bahwa bahan
ajar yang sesuai dengan karakter para siswa yaitu bahan ajar yang berbasis
teknologi, audio/video seperti ppt interaktif, karena sangat menarik untuk siswa.
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan Guru yang berada di Sekolah
MIM Unggulan memiliki kendala hanya pada saat bagaimana guru menjelaskan
agar peserta didik paham akan materi yang di jelaskan, sedangkan guru di SDN
29 Kota Selatan dalam penggunaan bahan ajar tidak memiliki kendala apapun.

20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bahan ajar merupakan suatu perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan tersebut bisa berupa bahan
tertulis maupun tak tertulis. Misalnya, buku pelajaran, modul, bahan ajar audio, bahan
ajar interaktif dan sebagainya.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi yang
ditujukan untuk mengetahui perbandingan bahan pembelajaran yang digunakan di
SDN 29 Kota Selatan dan MIM Unggulan. Penelitian ini melakukan pengumpulan
data melaui metode observasi dan wawancara.
Hasil dari perbandingkan bahan pembelajaran yang digunakan di SDN 29
Kota Selatan dan MIM Unggulan, yaitu bahan ajar yang digunakan di SDN 29 Kota
Selatan dan MIM Unggulan khususnya kelas rendah dapat dibandingkan bahwa bahan
ajar yang digunakan kurang lebih sama, hanya saja ada beberapa yang berbeda seperti
papan flanel di sekolah swasta itu ada tetapi di sekolah negeri tidak ada begitu pun
dengan E- book di sekolah swasta ada tetapi di sekolah negeri tidak ada.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan di kelas tinggi dengan Guru di
SDN 29 Kota Selatan menggunakan bahan ajar audio video, bahan ajar cetak, bahan
ajar teknologi, dan bahan ajar sederhana. Sedangkan Guru di MIM Unggulan
menggunakan bahan ajar cetak berupa buku paket (airlangga), modul, LKPD,
Noncetak, dan video pembelajaran intetaktif.
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan dengan Guru yang berada di
Sekolah MIM Unggulan memiliki kendala hanya pada saat bagaimana guru
menjelaskan agar peserta didik paham akan materi yang di jelaskan, sedangkan guru
di SDN 29 Kota Selatan dalam penggunaan bahan ajar tidak memiliki kendala
apapun.

B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi para pengelola
pendidikan khususnya pendidik untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
peserta didik. Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk
menindaklanjuti penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Guru hendaknya lebih dapat mengembangkan bahan ajar dengan cara mengikuti
21
lebih banyak seminar atau workshop pendidikan maupun pelatihan pengembangan

22
bahan ajar guru harus aktif mencari sumber bahan ajar agar menambah
pengetahuan dan pengembangan materi bagi siswa.
2. Guru harus lebih aktif mengakses sumber bahan ajar agar mendapatkan
pengeathuan yang komplit.
3. Sekolah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung
pengembangan profesi keguruan.

23
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Said Suhil. (2009). Pengantar Pengembangan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi.
Pekan Baru
Ellington, H. & Race, P. (1997). Producing Teaching Materials (Second Ed.). New
Jersey: Kogan Page.
Ertmer, P. A., & Ottenbreit-Leftwich, A. T. (2010). “Teacher technology change: how
knowledge, beliefs, and culture intersect”. Journal of Research on Technology in
Education. VOL. 42(3)
Hadisi, L., & Muna, W. (2015). “Pengelolaan teknologi informasi dalam menciptakan
model inovasi pembelajaran (e-learning)”. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu
Kependidikan. VOL. 8(1)
Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., & Smaldino, S. E. (1996). _Instructional
Medium and Technologies for Learning_ (Fifth Ed.). New Jersey: Merrill for
Prentice Hall.
I Kadek Suartama, S.Pd. 2016. Produksi Media Sederhana. Hal. 66-67.
Keengwe, J., Onchwari, G., & Onchwari, J. (2009). “Technology and student learning:
Towards a learner-centered teaching model”. AACE Review (Formerly AACE
Journal). VOL. 17(1).
Kemp, J.E. & Dayton, D.K. (1980). Planning & Producing Instructional Medium (Fifth
Ed.). New York: Harper & Row.
Majid. A. 2013. Perencanaan dan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
M. Djauhar Siddiq. IM. S. 2008. Pengembangan bahan pembelajaran SD. unit 3 hal 3-29.
https://id.scribd.com/doc/61423681/18-Pengembangan-Bahan-Pembelajaran,
Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Prastowo, A. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: DIVA Press
Prastowo, A. 2016. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA
Press
Rahmadani, Heni dkk (2018). “Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Matematika Berbasis
Teknologi Informasi di SMA IT Albayyinah Pekanbaru”. JURING (Journal for
Research in Mathematics Learning). Vol. 1(1)
Safei. 2007. Penggunaan Media Grafis Dalam Proses Pembelajaran. Hal 116-117.
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/download/
3729/3403
Sholeh, M., & Sutanta, E. (2019). “Pendampingan Pengembangan Bahan Ajar dengan
Videoscribe pada Guru Smk Tembarak Temanggung”. Jurnal Abdimas BSI: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 2(1)
https://www.researchgate.net/publication/
337136960_Produksi_Media_Pembelajaran_Sederhana/link/
5dc666dc92851c81803b2db9/download,
Sitepu, B.P. 2017. Pengembangan Sumber Belajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiarni., S.Pd. 2022. "BAHAN AJAR, MEDIA, DAN TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN". Pascal Books

24
LAMPIRAN
Dokumentasi

MIM Unggulan

25
Foto bersama dengan wali kelas 5.1 MIM Foto bersama dengan wali kelas 4.1 MIM
Unggulan Unggulan

26
Foto bersama dengan wali kelas 2 MIM Unggulan Proses wawancara bersama wali kelas 1.1 MIM
Unggulan

27
Sekolah Dasar Negeri 29 Kota Selatan

Proses wawancara bersama wali kelas 2 SDN 29 Kota


Selatan

Proses wawancara bersama wali kelas 2 SDN 29 Kota


Selatan

28
Proses wawancara bersama wali kelas 5 SDN 29 Kota Selatan

29

Anda mungkin juga menyukai