Anda di halaman 1dari 22

BAHASA INDONESIA

PARAGRAF
ATAU
ALINEA
KELOMPOK 6
PARAGRAF ATAU ALINEA
Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk
serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
SEBAB PEMBENTUKAN ALINEA

MEMUDAHKAN PENGERTIAN MEMISAHKAN DAN


DAN PEMAHAMAN MENEGASKAN PERHENTIAN
SECARA WAJAR DAN
FORMAL
dengan menceraikan suatu tema dari
tema yang lain. Oleh sebab itu setiap
untuk memungkinkan kita berhenti
aline hanya boleh mengandung suatu
lebih lama daripada pemberhentian
tema. Bila terdapat dua tema, maka aline
pada akhir kalimat. Dengan perhatian
itu harus dipecahkan menjadi dua alinea
yang lebih lama inikonsentrasi
terhadap tema alinea lebih terarah.
SYARAT - SYARAT
PEMBENTUKA ALINEA

1. Kesatuan: yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa


semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama
menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.

2. Koherensi: yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan


antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea.

3. Perkembangan alinea: perkembangan alinea adalah penyusunan atau


perincian gagasan-gagasan yang membina alinea itu
KESATUAN
ALINEA
Kesatuan Alinea adalah sebuah alinea yang hanya memiliki satu gagasan
utama. Gagasan utama itu dijelaskan oleh gagasan-gagasan penjelas. Kalimat-
kalimat yang membentuk paragraf ditata sedemikian rupa, sehingga tidak ada
satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok.
Untuk memberi gambaran yang jelas tentang kesatuan yang terkandung
dalam sebuah alinea, maka coba perhatikan kutipan berikut:

“Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini adalah bahwa tiap bahasa mempunyai
sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah
dn tidak tergantung daripad yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa
dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memakai kecewa apabila bahasa Indonesia tidak
membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata-kerjanya, gugus
fonemjuga tertentu polanya dan sebagainya. Bahasa Inggris tidak mengenah “unggahungguh”.
Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yang berarti “lembu” dan sebagainya. Secara teknis, para linguis
mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal serta pola semantik
yang khusus” bahasa itu, kerangka alam pikiran yang saya sebut diatas. Oleh sebab itu janganlah’
Dalam contoh di samping, tampak bahwa alinea itu hanya mengandung satu gagasan pokok
yaitu: “tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus”.
Gagasan itu kemudian dirinci atau dikembangkan lebih jauh dalam kalimat-kalimat berikutnya,
yaitu: “bahasa Indonesia tidak mengenal jamak dan tunggal, seperti halnya dengan bahasa
Inggris atau bahasa-bahasa barat lainnya, tidak mengenal perubahan dalam sistem kata kerja.
Sebaliknya, coba perhatikan alinea di bawah ini apakah
mengandung suatu ide utama atau tidak.

“Tapi sedihnya [sh!], apabila masyarakat dari suatu negara yang belum mempunyai bahasa
kesatuannya, maka sudah pasti hal yang demikian, pasti tidak terdapat pada masyarakat
tersebut. Maka yang lebih sedih lagi, nasib rakyat yang jauh dari kota, di mana kebutuhan
daripada mereka tidak dapat diperhatikan dengan seksama. Mereka seperti terisolir, yang
mana mereka tidak leluasa memperkenalkan keadaan daripada tempat serta aspek-aspek
kehidupan mereka. Dalam hal ini, yang menjadi pionir terhadap daerah itu, sudah pasti dari
kaum cerdik pandai. Karena mereka ingin megetahui serta mempelajari dan di samping
membantu mereka”.
Dengan mengesampingkan struktur kalmatnya,
kita dapat menilai bahwa contoh di atas
merupakan alinea yang tidak memiliki satu pokok
pikiran yang jelas sehingga kita sulit menangkan
maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.
Belum lagi struktur kalimat dan pilihan katanya
yang kurang baik, yang membuat kita semakin
sulit memahami isi alinea tersebut.
2 Jenis Alinea

ALINEA TERDIRI DARI


ALINEA TERDIRI DARI SATU
RANGKAIAN KALIMAT
KALIMAT
Menempatkan
gagasan pokok
pada sebuah
alinea
1.Alinea deduktif

2.Alinea induktif

3.Alinea deduktif induktif

4. Alinea deskriptifnaratif
ALINEA DEDUKTIF (AWAL KALIMAT)

Pengertian awal alinea ini dapat merupakan kalimat pertama,


dapat juga kalimat kedua. Dengan menempatkan kalimat
pokok pada awal alinea, gagasan sentral tadi akan mendapat
penekanan yang wajar. Alinea semacam ini biasanya bersifat
deduktif, yaitu mula-mula mengemukakan pokok persoalan,
kemudian menyusul uraian-uraian yang terperinci. Kalimat-
kalimat lain dalam aline tersebut harus di pusatkan untuk
memperjelas ide atau gagasan sentral tadi. Cara ini merupakan
metode yang paling baik.
CONTOH ALINEA DEDUKTIF
“Pembelajaran dewasa ini menghadapi 2 tantangan. Tantangan yang
pertama datang dari adanya perubahan persepsi tentang belajar itu sendiri
sebagai konsekuensi perubahan kurikulum. Tantangan kedua datangnya
dari adanya teknologi informasi dan telekomunikasi yang memperlihatkan
perkembangan sangat pesat tanpa diimbangi perkembangan sumber daya
manusia (SDM)”.

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan


kalimat topik yang mengandung gagasan pokok “pembelajaran dewasa
ini menghadapi 2 tantangan”. Kalimat-kalimat selanjutnya hanya
merupakan perincian dan penjelasan lebih lanjut dari gagasan pokok
tersebut.
ALINEA INDUKTIF
(AKHIR KALIMAT)
Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada bagian akhir dari alinea.
Dalam hal ini alinea bersifat deduktif. Alinea semacam ini harus
disusun sedemikian macam sehingga dapat mencapai klimaks
dalam kalimat pokok yang terdapat pada akhir alinea itu. Cara ini
lebih sulit, tetapi lebih efektif, terutama dalam mengemukakan
argumentasi.
CONTOH ALINEA INDUKTIF
“Semulanya kita condong pada pendapat, bahwa barang-barang, benda-benda, itu memang lebih
dekat pada kita, lebih mudah dapat dipahami. Barang-barang itu kita pergunakan dalam hidup kita
sehari-hari, kita pakai sebagai alat, kita ketahui sifat-sifatnya, sedangkan pribadi orang sering
merupakan teka-teki, suatu misteri. Namun setelah pendapat ini kita selidiki, ternyatalah, bahwa
barang-barang itu nampaknya lebih dekat pada kita, karena sebelumnya ktia sendiri sudah
mendekatkan mereka pada kita. Dunia kebendaan, barang-barang, baru memperoleh arti dan
maknanya sesudah disentuh oleh manusia, menjadi kursi atau sepeda disinari oleh budi manusia. Jadi,
melalui manusialah kita mendekati dunia kebendaan” (Basis, Nop. 68)."

Alinea di atas jelas memperlihatkan bahwa gagasan utama tersebut terdapat pada kalimat yang
terakhir, yang sekaligus menjadi kalimat topiknya. Pada kalimat-kalimat sebelumnya merupakan
penjelasan atau pokok-pokok pikiran yang lebih kecil yang disusun sekian macam, sehingga
berangsur-angsur menuju kepada klimaks atau gagasan utamanya pada akhir kalimat, yaitu “melalui
manusialah kita mendekati dunia kebendaan”.
ALINEA DEDUKTIF DAN INDUKTIF
(AWAL DAN AKHIR KALIMAT)
Kalimat topik dapat ditempatkan bagian awal dan akhir dari alinea.
Dalam hal ini kalimat terakhir sering mengulangi gagasan dalam kalimat
pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.
Contoh Alinea Deduktif dan Induktif
“Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat disini adalah bahwasanya tiap bahasa
mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna yang khusus pula, masing-
masing lepas terpisah dan tidak tergantung daripad yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa
dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memakai
bahasa itu, kerangka alam pikiran yang saya sebut di atas. Oleh sebab itu janganlah kecewa
apabila bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam
sistem kata-kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya dan sebagainya. Bahasa Inggris
tidak mengenah “unggah-ungguh”, “lembu merah”, dan sebagainya. Bahasa Zulu tidak
mempunyai kata yang berarti “lembu putih” dan sebagainya. Secara teknis, para linguis
mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal serta pola
semantik yang khusus” (BKI).
Kutipan di samping menunjukkan bahwa kalimat topik di yang terdapat pada awal
alinea” .... tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan yang khusus dan sistem makna
yang khusus pula ....” diulang kembali pada akhir alinea itu tetapi dengan sedikit
perubahan, yaitu “.... tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta
pola sematik yang khusus”. Apa yang disebut “sistem ungkapan” pada kalimat
pertama sama artinya dengan “sistem fonologi dan sistem gramatikal” pada kalimat
akhir, sedangkan ‘sistem makna” pada kalimat pertama sama artinya dengan “pola
semantik” pada kalimat terakhir dari alinea tersebut.
ALINEA DESKRIPTIF NARATIF
(SELURUH ALINEA)
Kalimat topik atau kalimat utama dapat juga termuat dalam seluruh
alinea. Dalam hal ini tidak terdapat kalima yang khusus yang menjadi
kalimat topiknya. Alinea semacam ini biasanya dijumpai dalam uraian-
uraian yang brsifat deskriptif atau naratif.
“Burung camar terbang tinggi di awan. Kepak sayapnya menderu melawan kencangnya tiupan
angin. Sementara di ufuk barat sang mentari merah merona, seperti wajah gadis yang malu-malu
menatap jejaka tampan rupawan. Langit sudah mulai kelam. Warnanya yang abu-abu menambah
suasana temaran yang sendu. Perempuan desa bergegas pulang dari ladang, berjalan tanpa
sandal, menuju gubug-gubug reot yang ada di sekitar perkebunan. Di pinggangnya menggandul
kerancang berisi dedaunan apa saja bahan santap malam. Di kepalanya teronggok batang-batang
kayu lapuk untuk bahan bakar”.

Sulit sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam alinea di atas, karena seluruh berisi gagasan
utama. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-
sama membentuk kesatuan dari alinea tersebut. Begitulah contoh alinea deskriptif-naratif, karena
memang pada umumnya isinya bersifat deskriptif-naratif.
THANK YOU AND ANY
QUESTION

Anda mungkin juga menyukai