Log In
Sign Up
more
o Job Board
o About
o Press
o Blog
o People
o Papers
o Terms
o Privacy
o Copyright
o We're Hiring!
o Help Center
o less
Putri Adam
2019, Putri
Penyakit (disease) dapat diartikan sebagai ganguan fungsi suatu organisme yang diakibatkan
oleh infeksi atau pengaruh negatif dari lingkungan. Karena itu penyakit bersifat obyektif. Hal ini
berbeda dengan sakit (illnes), yaitu penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu
penyakit. Meskipun demikian, penyakit maupun keluhan sakit, jelas menurunkan derajat
kesehatan masyarakat, lalu apa hubungannya dengan lingkungan dan perilaku? Pengertian
epidemiologi mengalami pergeseran pada era modern. Istilah epidemiologi dulunya lebih
mengarah pada penyakit menular, namun saat ini istilah tersebut diasosiasikan kearah
permasalahan kesehatan dengan cakupan yang lebih luas. Keadaan ini terjadi diakibatkan adanya
transisi pola penyakit pada masyarakat, bergesernya pola hidup, peningkatan sosial, ekonomi
masyarakat dan jangkauan masyarakat yang semakin luas. Epidemiologi sebelumnya berfokus
dalam mengkaji penyakit yang dapat menimbulkan wabah. Upaya ini dilakukan melalui
penemuan jenis...
R E L AT E D PAPERS
konsep ppmnm
adriana rizki
Angka Kematian
andita frayuri
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah
fertilitas(kelahiran) dan imigrasi. Informasi tentang kematian penting tidak hanya untuk
pemerintah melainkan juga untuk pihak swasta, yang terutama berkecimpung di bidang
ekonomi kesehatan. Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi pendudukyang
berguna untuk perencanaan bangunan. Misalnya fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan,
fasilitas kesehatan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga
diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijaksanaan penduduk.
Konsep kematian perlu diketahui guna untuk mendapatkan data kematian yang benar. Dengan
kemajuan ilmu kedokteran kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan keadaan
hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, dikhawatirkan bisa terjadi
perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati. Masalah
kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini
terjadi di negara indonesia (kompas 2006). Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat
kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang
dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut,
masalah kesehatan anak diprioritaskan alam perencanaan atau penataan pembangunan
bangsa(kompas 2006). Sedangkan morbiditas diartikan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan.
Angka tingkat sakit mempunyai perana yang lebih penting dibandingkan kematian. Karena
apabila angka orang yang kesakitan tinggi maka akan memicu kematian sehingga membuat
angka kematian juga ikut meningkat. Angka kesakitan lebih memperlihatkan kondisi kesehatan
yang sebenarnya sebab mempunyai hubangan yang erat dengan faktor lingkungan seperti
kemiskinan, kekurangan gizi, penyakit infeksi, perumahan, air minun yang tidak sehat,
kebersihan lingkungan dan pelayanan kesehatan(suarwati,dkk, 2003:1)
IAKMI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA
SEKOLAH DASAR DESA SIMATAHARI KECAMATAN KOTA PINANG KABUPATEN
LABUHAN BATU SELATAN
2016 •
Putra A P R I A D I Siregar
Latar Belakang: Perilaku merokok menjadi suatu hal yang fenomenal didunia, dimana orang
sudah mengetahui dampak buruk yang diakibatkan dari perilaku merokok namun jumlah
perokok tidak mengalami penurunan bahkan terus meningkat. Saat ini perilaku merokok tidak
hanya dilakukan oleh orangtua saja bahkan anak-anak saat ini sudah mulai mencoba
melakukan perilaku merokok dan sudah menjadikan perilaku merokok menjadi bagian dalam
kebiasaan mereka. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku merokok anak
sekolah dasar di Desa Simatahari Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Metode : Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan jenis eksplanatory reaserch
melalui purposive sampling. Sampel penelitian ini yaitu anak sekolah dasar yang memiliki
perilaku merokok sebanyak 62 orang. Hasil penelitian ini akan dilakukan dengan uji chisquare
95% CI. Hasil : Perilaku merokok mayoritas dilakukan oleh 43,5% siswa sekolah dasar berusia
12 tahun, usia 11 tahun menjadi usia pertama sekali merokok yang dilakukan 37% siswa
sekolah dasar, terdapat hubungan antara perilaku merokok ibu (p=0,000), perilaku merokok
teman (p=0,003), ketersediaan rokok (p=0,004), sikap tentang perilaku merokok (p=0,004)
dengan perilaku merokok siswa sekolah dasar di Desa Simatahari Kecamatan Kota Pinang.
Kesimpulan: Pihak sekolah harus meningkatkan informasi tentang bahaya perilaku merokok
pada usia sekolah dasar. Pihak sekolah berkomunikasi dengan orangtua khususnya ibu untuk
mengurangi perilaku merokok didepan anak. Pihak sekolah melarang perilaku merokok guru di
lingkungan sekolah dan kepala desa melarang warung untuk menjual rokok kepada siswa
sekolah dasar. Kata Kunci : Perilaku, Merokok, Anak, Sekolah Dasar
Buletin-ptm
Frista Novita Simarmata
6.
Mengetahui Upaya
–
Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular8.
.Penyakit KronikPenyakit kronik juga merujuk pada PTM mengingat kasus PTM yangumumnya
bersifat kronik/menahun/lama. Akan tetapi, beberapa PTM juga bersifat mendadak atau akut,
misalnya keracunan.2.
Penyakit Non
–
InfeksiSebutan penyakit non-infeksi digunakan mengingat PTM umumnya tidakdisebabkan oleh
mikro-organisme. Meskipun demikian, mikro-organisme juga merupakan salah satu penyebab
PTM.3.
New Communicable DiseaseHal ini dikarenakan anggapan bahwa PTM dapat menular melalui
gaya hidup(Life Style). Gaya hidup saat ini bisa dikatakan sebagai penyebab penularan berbagai
penyakit, beberapa contoh di antaranya yaitu pola makan, kehidupanseksual, dan komunikasi
global. Misalnya, asupan makan dengan kandungankolestrol tinggi merupakan salah satu faktor
penyebab meningkatnya kasus penyakit jantung.
2.2 Karakteristik Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular disebabkan oleh adanya interaksi antara agent (Nonliving agent) dengan
host yang dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi,dan lain-lain) sertalingkungan
sekitar (source and vehicle of agent).A. Agent
1.
Agent dapat merujuk pada non living agent, yakni kimiawi, fisik, mekanik, psikis.2.
Agent penyakit tidak menular terdiri dari berbagai macam karakteristik,mulai dari yang paling
sederhana hingga yang bersifat sangat komplek,contohnya3.
Suatu agent tidak menular menyebabkan tingkat keparahan yang bervariasi(dinyatakan dalam
skala pathogenitas). Pathogenitas Agent merujuk padakemampuan / kapasitas agent penyakit
dalam menyebabkan sakit pada host.6.
Karakteristik lain dari agent tidak menular yang penting untuk diperhatikanadalah:1)
Istilah ini dapat diartikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara,air batu, dan lain-
lain) atau tempat di mana agent dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik.2.
Pada kasus penyakit tidak menular secara umum, reservoir dari agent adalah benda mati.3.
Pada penyakit tidak menular, orang yang terpapa dengan agent sumberatau reservoir tidak
memiliki potensi ditularkan.C.Patogenitas1. Fase Akumulasi pada jaringanFase ini terjadi jika
terkena paparan dalam waktu lama dan terus-menerus2. Fase
SubklinisPada fase ini, gejala/sympton dan tanda/sign belum nampak. Beberapakerusakan telah
terjadi pada jaringan, hal ini bergantung pada:1)
Sifat kerusakan (reversible dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)3. Fase Klinis
Agent penyakit telah menyebabkan reaksi pada host dengan menimbulkanmanifestasi (gejala
dan tanda).4. Karakteristik penyakit tidak menular :1)
Tidak ditularkan2)
Fase subklinis dan klinis yang lama untuk penyakit kronis.5. Rute Dari
KeterpaparanPaparan terjadi melalui sistem pernafasan,sistem digestiva, sistem integumekulit
dan sistem vaskuler.
2.3 Pendekatan Epidemiologis Penyakit Tidak Menular
Epidemiologi bertujuan mengkaji distribusi dan faktor
–
faktor yangmempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Oleh karena itu,
pendekatanmetodologik, yaitu dengan melaksanakan beberapa penelitian dinilai sangat
perlu.Penelitian untuk penyakit tidak menular juga dikenal sebagai penelitianObservasional dan
Eksperimental, sama halnya dengan penelitian epidemiologi padaumumnya. Perbedaannya
terletak pada jangka waktu berlangsungnya yang lamasehingga penelitian PTM umumnya
merupakan penelitian observasional. Beberapa penelitian terhadap PTM yang
merupakan Penelitian Observasional antara lain:1. Penelitian Cross-
SectionalStudi cross sectional adalah studi epidemiologi yang menganalisis prevalensi,distribusi,
maupun hubungan penyakit dan paparan dengan cara observasionalsecara serentak pada
beberapa individu dari suatu populasi pada suatu saat.(Bhisma Murti, 2003)2. Penelitian Kasus
KontrolStudi kasus control merupakan kajian observasional yang menilai
hubungan paparan penyakit melalui penentuan sekelompok orang-orang berpenyakit(kasus) dan
yang tidak berpenyakit (kontrol). Frekuensi paparan pada keduakelompok tersebut kemudian
dibandingkan (Last, 2001)3. Penelitian KohortStudi kohort adalah penelitian epidemiologik yang
bersifat observasionaldengan membandingan antara kelompok yang terpapar dengan yang
tidakterpapar yang dilihat dari akibat yang ditimbulkan. Dasar penelitian kohortadalah unsur
akibat pada masa yang akan datang. (Azrul A, 2002)
Unchangeable Risk FactorsFaktor risiko yang tidak dapat diubah. Misalnya : Umur, Genetik2.)
Changeable Risk FactorsFaktor risiko yang dapat berubah. Misalnya : kebiasaan merokok,
olahraga.2. Menurut Kestabilan Peranan Faktor risiko :1.)
Suspected Risk Factors (Faktor risiko yg dicurigai)Yaitu Faktor risiko yang belum mendapat
dukungan ilmiah/penelitian,
dalam peranannya sebagai faktor yang memengaruhi suatu penyakit. Misalnyamerokok yang
merupakan penyebab kanker leher rahim.2.) Established Risk Factors (Faktor risiko yang telah
ditegakkan)Yaitu Faktor risiko yang telah mendapat dukungan ilmiah/penelitian,
dalam peranannya sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian suatu penyakit.Misalnya, rokok
sebagai Faktor risiko terjadinya kanker paru.
Perlunyadikembangkan konsep Faktor risiko ini dalam Epidemiologi PTMdikarenakan beberapa
alasan, antara lain :a.
Tidak jelasnya kausa PTM terutama dalam hal ada tidaknyamikroorganisme dalam PTM. b.
R E L AT E D PAPERS
Situasi Global
Pristian Nusagraheni
Download Free PDFView PDF
materi epidemiologi
nopia wati
Puspita Dewi
PENGARUH FAKTOR USIA DAN HIPERTENSI DENGAN KEJAIDAN DIABETES
MELLITUS DI RSUD Dr.H. ABDUL MOELOK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018
2018 •
Puspita dewi
Download Free PDFView PDF
kupdf.net_ilmu-kesehatan-masyarakatpdf.pdf
2018 •
Sesilia Samay
Penatalaksanaan PPOK
Agus Suwarni
164860504-Foot-Diabetic
Widhi Arka
proposal
G. CONTOH PROPOSAL PENKES KLP
2019 •
Hikmah Laelawati
Makalah 4
Ayu Puji Lestari
Download Free PDFView PDF
Analisis Faktor Risiko Penyebab Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Puskesmas
Rowosari, Kota Semarang
Achmad Rizki Azhari
About
Press
Blog
People
Papers
Topics
Job Board
We're Hiring!
Help Center
Terms
Privacy
Copyright
Academia ©2023