Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI DIRI

PEMBERIAN TERAPI INHALASI NEBULIZER


PADA PASIEN BRONKOPNEUMONIA DI BANGSAL
ANAK
RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Disusun Oleh

Putri Balqis
PO71202230069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Tujuan dari stase keperawatan anak ini saya mampu mempelajari
segala kasus yang ada pada anak, dan memberikan asuhan keperawatan
yang tepat dan komprehensif meliputi bio psiko sosio dan juga kultural
pada pasien. Capaian mampu menetapkan asuhan keperawatan yang
tepat dan melakukan segala Tindakan yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan pasien tersebut.
1. Perbedaan atau keraguan yang muncul saat praktik klinik
An.H (4tahun) dirawat dibangsal anak ruang AIX dengan diagnosa
medis Bronkopneumonia e.c dyspnea mendapatkan terapi
melancarkan kepatenan jalan nafas menggunakan terapi inhalasi
nebulizer. Terapi nebulizer fulmicot ini diberikan dengan dosis 10ml
fulmicot dan diberikan selama 15 menit pada pasien, setelah
dilakukannya terapi nebulizer, jalan nafas pasien masih terhambat
oleh dahak. Observasi terus dilakukan dan pada terapi berikutnya
orang tua yang menemani anaknya terapi inhalasi nebulizer mengatur
posisi anaknya dibaringkan dibawah lantai bukan ditempat tidur
dengan alasan anaknya rewel dan panas.

2. Temuan berdasarkan hasil baca


PPNI (2021) dalam buku Pedoman Standar Prosedur Operasional
Keperawatan menjelaskan jika posisi yang tepat dalam melakukan
terapi inhalasi nebulizer adalah didudukkan tegak supaya proses
menghirup udara lebih baik dan tidak ada udara yang bocor.

Tidak efektifnya terapi inhalasi yang dilakukan bergantung dari tepat


atau tidak nya posisi anak dalam menjalankan terapi, jika uap terapi
yang di hirup efektif dalam penggunaannya, masalah inhalasi bisa
teratasi. (Ridha et al., 2017)
3. Keputusan
a. Pastikan posisi anak saat menjalani terapi inhalasi nebulizer pada

posisi yang tepat, lakukan dengan perlahan dan temani anak saat
terapi untuk memastikan terapi berjalan dengan lancar dan efektif.
b. Pertimbangkan bila adanya komplikasi saat tidak efektifnya terapi

yang diberikan, observasi ketepatan lama waktu pemberian terapi


dan pantau respon anak saat menjalankan terapi.
4. Referensi
PPNI (2021). Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Ridha, Nabiel. 2017. Buku Ajar Keperawatan Anak. Jakarta:
PUSTAKAABADI

Anda mungkin juga menyukai