Anda di halaman 1dari 2

1.

6 mode cara berfikir/ six thinking hats


 Top hijau
Hijau identik dengan alam, bisa juga diartikan sebagai keunikan. Pemakai topi hijau
berperan melahirkan inovasi-inovasi kreatif yang bisa menawarkan solusi bagi masalah.
Kamu dibebaskan untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif tanpa menerima banyak kritik.

 Topi merah
Merah melambangkan emosi dan amarah. Berpikir menggunakan topi merah berarti
mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan emosi. Atau istilah lainnya melalui
intuisi.
Pemakainya melihat masalah melalui kacamata emosional, kamu perlu berpikir
bagaimana orang akan bereaksi secara intuisi ketika dihadapi persoalan tersebut. Dengan
begitu, pemakai paham bagaimana berada di posisi mereka dan mengapa mereka bereaksi
demikian.
 Topi kuning
Warna kuning merepresentasikan optimisme dan kepercayaan diri. Sehingga pemakainya
dapat menggunakan pendekatan positif dalam menyelidiki masalah. Sesuai dengan
prinsip optimisme, pemakai topi kuning perlu menanamkan mindset bergerak maju meski
keadaan sangat sulit.
 Topi hitam
Hitam kerap diartikan sebagai warna yang suram dan pesimisme, kebalikan dari topi
kuning. Pemakai topi hitam akan melihat segala sesuatu dari sisi buruknya. Kamu
mungkin diajarkan untuk selalu melihat masalah dari sisi baiknya.
Faktanya melihat sisi negatif dapat membantu merancang perencanaan lebih baik guna
menangkal hal-hal negatif ke depannya serta memperbaiki kekurangan dan risiko fatal
sebelum mengambil langkah maju.
 Topi biru
Warna biru melambangkan warna langit, yaitu sesuatu yang posisinya paling tinggi. Topi
biru merujuk pada kontrol proses, pemakainya adalah pemimpin diskusi. Topi biru
diharapkan dapat mengatur jalannya diskusi. Misal, ketika ide mengering, mereka akan
mengerahkan Topi Hijau.
 Topi putih.
Warna putih menggambarkan kesucian dan kemurnian. Mereka yang menggunakan topi
putih bertugas sebagai analis. Kamu diminta untuk membuahkan hasil analisis
berdasarkan observasi lingkungan sekitar. Pemakai topi putih disuguhkan dengan data
dan informasi yang perlu diteliti secara detail. Ketika menemukan adanya “lubang”, topi
putih perlu mencoba mengisinya.
2. Secara garis besar, critical thinking adalah sebuah kemampuan untuk bisa berpikir
lebih jernih dan lebih rasional terhadap apa yang harus dilakukan maupun
terhadap apa yang harus dipercaya.
3. Elemen berpikir kritis antara lain:
1. Menentukan tujuan
2. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah
3. Menujukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi
4.
5. Pola berpikir deduktif merupakan system berpikir yang melihat hal-hal secara umum
terlebih dahulu sebelum akhirnya mengerucut menjadi lebih spesifik atau khusus.
Sebaliknya pola berpikir induktif adalah sistematika berpikir yang melihat suatu hal
secara khusus kemudian dikaitkan dengan penjabaran yang bersifat umum.
6. Kesalahan berpikir atau kerancuan berpikir tuh kesalahan orang dalam menyimpulkan
tentang sesuatu. Jadi seolah-olah argumennya itu logis padahal ngawur dan menyesatkan.

Anda mungkin juga menyukai