Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Memahami substansi teknis seperti yang diuraikan dalam KAK (Kerangkan Acuan Kerja),
mengisyaratkan bahwa diperlukannya Kajian Penyusunan Persetujuan Penggunaan Kawasan
Hutan Di Sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) Yang Khususnya Berlokasi di Kabupaten Blitar,
Provinsi Jawa Timur, Republik Indonesia dan upaya pendukung pembangunan dan
pengembangan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.

1.1. LATAR BELAKANG


Diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Kehutanan menghadirkan pembaruan dalam penyelenggaraan kehutanan Indonesia. Salah
satu pembaruan penting dalam penyelenggaraan kehutanan adalah perubahan peruntukan
dan perubahan fungsi kawasan hutan. Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan adalah
perubahan Kawasan Hutan menjadi bukan Kawasan Hutan. Perubahan Fungsi Kawasan
Hutan adalah perubahan sebagian atau seluruh fungsi hutan dalam satu atau beberapa
kelompok Hutan menjadi fungsi Kawasan Hutan yang lain. Hal tersebut haruslah dimaknai
bahwa baik perubahan peruntukan maupun perubahan fungsi kawasan hutan merupakan
upaya mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui
penyelenggaraan kehutanan. Bahwa baik perubahan peruntukan maupun perubahan fungsi
adalah upaya untuk penyelenggaraan hutan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan
sosial rakyat Indonesia. Pelaksanaan pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) terdapat
perbedaan antara rencana dengan pelaksanaan pembangunan. Perubahan terjadi akibat
kondisi di lapangan yang tidak dapat dipaksakan salah satunya disebabkan oleh pola ruang
ataupun proses peralihan status lahan, oleh karenanya perlu disusun perubahan Jalur Lintas
Selatan. Fungsi penumbuhan ekonomi di wilayah selatan dapat dikembangkan dengan
menghubungkan antara Jalur Lintas Selatan dan lokasi wisata. Pembangunan jalan sirip
menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan nilai ekonomi dengan mempertimbangkan
struktur ruang dan pengembangan wisata.
Disisi lain, beberapa wilayah yang mengalami kenaikan status jalan memiliki permasalahan
menahun banjir yang ada di Kabupaten Blitar juga berhulu pada kawasan hutan. Adanya
pembukaan atau konversi lahan dapat menurunkan kemampuan intersepsi dan infiltrasi
sehingga dapat meningkatkan limpasan permukaan yang dapat menyebabkan banjir pada
saat musim hujan dan menurunkan kualitas air, demikian pula saat musim kemarau terjadi
kekurangan (defisit) air yang otomatis berpengaruh terhadap kuantitas dan kualias air yang
dapat menimbulkan kerentanan masyarakat hilir dalam kebutuhan dan ketersediaan,
misalnya untuk air irigasi, air bersih, atau air minum yang dapat berimbas pada penurunan
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya terhadap perlindungan daerah aliran
sungai (DAS) dan hutan dalam rangka menjaga/memelihara kualitas dan kuantitas
sumberdaya air yang lebih baik dan berkelanjutan. Untuk mencegah berlanjutnya degradasi
lahan di wilayah SubDAS Bogel, Kabupaten Blitar perlu dilakukan perhitungan neraca air
sebagai pertimbangan dalam upaya konservasi guna mengukur potensi ketersediaan dan
kebutuhan air ketika musim kemarau maupun hujan
Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka perlu dilakukan Kajian Penyusunan Persetujuan
Penggunaan Kawasan Hutan Di Sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) Yang Khususnya
Berlokasi di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, Republik Indonesia dan upaya
pendukung pembangunan dan pengembangan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Berdasarkan pernyataan dalam KAK, kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun Kajian
Penyusunan Dokumen Permohonan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan Jalur Lintas
Selatan (JLS) Khususnya Berlokasi Di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, Republik
Indonesia, sehingga Pemerintah Kabupaten Blitar dapat menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan kawasan hutan;
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Tersusun dan Tersedianya Peta dan Dokumen Permohoman Persetujuan Penggunaan
Kawasan Hutan Jalur Lintas Selatan ( JLS) Kabupaten Blitar;
2. Terselenggaranya pemanfaatan kawasan Pantai Blitar Selatan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan daya dukung potensi kepariwisataan;
3. Terselenggaranya kebijakan pembangunan serta peningkatan status hutan pada SubDAS
Bogel dari hutan produksi ke hutan lindung.
1.3. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum dalam Kajian Penyusunan Dokumen Permohonan Persetujuan Penggunaan
Kawasan Hutan Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Blitar meliputi:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang - Undang Nomor
41 tahun 1999 Tentang Kehutanan;
2. Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang -
Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan;
5. Peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Tata Cara Perlindungan Hutan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Kehutanan;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021 Tentang
Perencanaan Kehutanan, Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi
Kawasan Hutan, Serta Penggunaan Kawasan Hutan.
8. Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
9. Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang tentang penataan ruang
10. Undang-undang No 23 tahun 1997 tentang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
11. Undang-undang No 05 tahun 1990 tentang tentang Konservasi Sumberdaya alam Hayati
dan Ekosistem
1.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan pekerjaan Jasa Konsultasi Penyusunan Dokumen Permohonan
Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Blitar
mencakup berikut ini:
1. Penyusunan Peta Kawasan Hutan Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Blitar untuk
usulan revisi guna menyesuaikan pergeseran trase Jalur Lintas Selatan (JLS);
2. Rumusan Program Penataan Ruang Kabupaten, rencana lokasi kawasan pengembangan
pariwisata berikut pemanfaatannya;
3. Melakukan observasi lapangan dan mengumpulkan data sekunder guna menunjang analisa
hidrologi SubDAS Bogel;
4. Melakukan identifikasi rumusan maupun hipotesa permasalahan dan kendala dalam
penanggulangan banjir pada SubDAS Bogel;
5. Melakukan analisa hidrologi SubDAS Bogel meliputi ketersediaan air meteorologis,
kebutuhan air untuk irigasi, dan neraca air.
1.5. KELUARAN
Keluaran atau produk yang diharapkan dari penyusunan Jasa Konsultasi Penyusunan
Dokumen Permohonan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan/Revisi IPPKH JLS
Kabupaten Blitar meliputi:
1. Peta Kawasan Hutan Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Blitar;
2. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif dan tepat guna sesuai dengan nilai lokal
setempat dan rencana tata ruang wilayah;
3. Menjadi dasar untuk melengkapi peraturan daerah tentang pengembangan pariwisata di
wilayah pesisir Blitar Selatan;
4. Mengetahui neraca air dari potensi sumberdaya air meteorologis dan kebutuhan air untuk
irigasi di lokasi SubDAS Kali Bogel;
5. Menyusun rekomendasi terkait pengelolaan kawasan imbuhan (recharge area) supaya
terwujudnya keseimbangan antara ketersediaan dan pemanfaatan air.

Anda mungkin juga menyukai