Anda di halaman 1dari 4

NAMA: Rangga Adhitya Rosman

NPM: 218110071
MATA KULIAH: Penyusunan Skala Psikologi
KELAS: VB

REVIEW JURNAL

JUDUL ARTIKEL : PENGUKURAN KEPRIBADIAN AUTENTIK: ADAPTASI ALAT


UKUR SKALA AUTENTISITAS VERSI INDONESIA
NAMA PENULIS : Rianda Febrianti, Mirra Noor Milla, Astri Setiamurti, Astri Wulandari,
Izmi Handayani & Yuniar
NAMA JURNAL : RAP (Riset Aktual Psikologi)
TANGGAL PUBLIKASI : 2023-07-03
LINK JURNAL : DOI: https://doi.org/10.24036/rapun.v14i1. 122731
RINGKASAN ARTIKEL :
a. Tujuan Penelitian:
Studi ini bertujuan untuk mengadaptasi Skala Autentisitas yang dikembangkan oleh Wood dkk
(2008) ke Bahasa Indonesia dan menguji properti psikometriknya melalui dua studi. Studi 1
bertujuan untuk mengadaptasi skala ke Bahasa Indonesia, menguji reliablitas dan validitas
konstruk Skala Autentisitas versi Indonesia, sedangkan, Studi 2 dilakukan untuk menguji
reliabilitas, validitas konstruk dengan tambahan validitas konvergen Skala Autentisitas hasil
adaptasi.
b. Metodologi:
Studi pertama untuk mengadaptasikan skala autentisitas metodedologi yang dilakukakan adalah
dengan (1) Menerjemahkan skala dari bahasa inggris ke bahasa indonesia dari dua penerjemah
yang berbeda disebut forward translation; (2) Melakukan perbandingan data hasil terjemahan
penerjemah 1 dan dua disebut sintesis; (3) Menerjemahkan kembali ke bahsa inggris skala yang
sudah berbahasa Indonesia disebut Back Translation (4) Penilaian oleh para ahli skala autentisitas
(5) Try out pada sampel individu berjumlah 197 responden yang tinggal di Indonesia dengan
teknik non-probabilty convenient sampling menggunakan google form.
Studi dua dengan melakukan Uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha. dan validitas dengan
Confirmatory Factor Analysis (CFA) di perangkat lunak statistik JASP versi 0.16.2.0 dan SPSS
versi 25 dengan jumlah sampel 199 berkurang 2 karena tidak sesuai kriteria remaja berusia 18
tahun di Indonesia.
c. Temuan Utama:
Hasil studi 1 menunjukkan hasil uji reliabilitas Skala Autentisitas 12 item setelah diterjemahkan
menunjukkan nilai α = 0.698. Artinya, alat ukur ini reliabel. Selain itu, Setiap item menunjukkan
korelasi item-total di atas 0,3, kecuali, item nomor 1 pada subskala Kehidupan Autentik yaitu,
0.260, nyaris pada batas toleransi terendah. Hal ini menunjukkan 11 item sudah baik kecuali, item
nomor 1 yang butuh pertimbangan untuk revisi.

Hasil studi 2 setelah di try out setelah di revisi menunjukkan reliabilitas yang cukup tinggi secara
dengan nilai α = 0.688, kemudian setiap item menunjukkan korelasi item-total > 0,3 berkisar
0.345- 0.803. Hasil validitas menunjukkan Hasil uji korelasi antara autentisitas secara umum dan
ketiga subskala Skala Autentisitas berkorelasi dengan kepuasaan hidup, afek positif, afeksi
negatif dan selfesteem Korelasi terkuat autentisitas (r = 0.641) dan subskala kehidupan autentik (r
= 0.427) pada selfesteem, Korelasi terkuat antara subskala penerimaan pengaruh eksternal dengan
self esteem (r = -0.488). Sedangkan, Subskala keterasingan diri berkorelasi positif dengan afeksi
negatif dan berkorelasi negative dengan kepuasaan hidup, afeksi positif dan self-esteem. Korelasi
terkuat pada selfesteem (r = -0.641).

Hasil validitas konvergen pada studi ini menunjukkan bahwa autentisitas dan subskalanya terkait
dengan kepuasaan hidup, afek dan selfesteem sejalan dengan hasil temuan studi-studi sebelumnya
terkait Skala Autentisitas yaitu, autentisitas dan subskalanya berkorelasi signifikan dengan
kepuasaan hidup, afek dan self-esteem item dengan muatan faktor terendah yang telah direvisi
item nomor 1, “Menurut saya, lebih baik menjadi diri sendiri meski tidak disukai oleh orang
lain.”, mengalami kenaikan namun, tetap menjadi item dengan muatan faktor paling rendah
dibandingkan item-item lain pada Studi 2 ini.

d. Kesimpulan:
Jadi, skala autentisivitas setelah diadaptasikan di Indonesia pada studi 1 bersifat reliabel dengan
nilai α = 0.698 dan valid meskipun satu item yaitu item no 1 yang tidak dalam kategori valid
karena nilai korelasi yang rendah dengan nilai r = 0,260. Dan pada studi 2 setelah ditry out lagi
pada remaja berusia 18 tahun menunjukkan bahwa skala autentisivitas versi Indonesia reliabel
dengan nilai α = 0.688 dan validitas konvergen menunjukkan kalau skala autentisivitas versi
indonesia sudah tepat mengukur 3 subtes utama kepuasaan hidup, afek dan selfesteem karena
hasil temuan data menunjukkan korelasi yang signifikan. Sehingga, bisa disimpulkan kalau
adaptasi skala autentisitas ke bahasa Indonesia telah memenuhi syarat adaptasi skala psikologi
untuk digunakan karena valid dan reliabel.
TINJAUAN KRITIS :
a. Tahapan melakukan adaptasi skala:
1. Tahap 1 Penerjemahan, tahap ini merupakan tahapan paling awal yang bertujuan
menghasilkan terjemahan Skala Autentisitas ke bahasa Indonesia. Penelitian ini
melibatkan dua orang penerjemah yang secara terpisah menerjemahkan Skala
Autentisitas dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Penerjemah pertama memiliki latar
belakang ilmu non-psikologi dan memiliki skor IELTS 6.5. Penerjemah kedua adalah
seorang pengajar Bahasa Inggris profesional yang memiliki latar belakang pendidikan
Bahasa Inggris dari Universitas Negeri Jakarta dan telah memperoleh sertifikat CELTA
(Certificate in Teaching English to Speakers of Other Languages). Tahap ini kemudian
menghasilkan data terjemahan Penerjemah 1 (P1) dan Penerjemah 2 (P2).
2. Tahap 2 Sintesis; pada tahap ini, peneliti melakukan sintesis dari data P1 dan P2. Sintesis
dilakukan dengan cara membandingkan hasil terjemahan P1 dan P2, melihat persamaan
dan perbedaan tata bahasa yang digunakan, lalu melakukan evaluasi kesesuaian dengan
konsep teoretis autentisitas, dan evaluasi tata bahasa sesuai dengan EYD bahasa
Indonesia. Tahap sintesis ini kemudian menghasilkan draf sintesis Skala Autentisitas versi
bahasa Indonesia.
3. Tahap 3 Penerjemahan Balik; pada tahap ini, data Skala Autentisitas versi Indonesia draft
awal diterjemahkan balik ke dalam bahasa Inggris oleh dua orang penerjemah secara
terpisah. Penerjemah pertama adalah seorang mahasiswa magister dengan latar belakang
ilmu psikologi dan memiliki skor IELTS 7. Penerjemah kedua adalah seorang mahasiswa
Indonesia yang sedang menempuh pendidikan magister di Jepang dengan latar belakang
ilmu non-psikologi dan memiliki skor IELTS 7.5. Tahap ini kemudian menghasilkan data
terjemahan Penerjemah Balik 1 dan Penerjemah Balik 2.
4. Tahap 4 Penilaian Ahli; pada tahap ini, peneliti mengirimkan draf Skala Autentisitas versi
Bahasa Indonesia dan skala autentisitas asli kepada dua orang ahli untuk untuk dievaluasi
dan mendapatkan masukan kesetaraan konsep. Dua orang ahli tersebut merupakan
pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ahli pertama mendalami topik
kepribadian dalam kajian Psikologi Klinis, sementara ahli kedua mendalami topik diri
dan identitas dalam kajian Psikologi Sosial.
5. Tahap 5 Uji Coba Adaptasi Alat Ukur; Partisipan, Desain, dan Prosedur. Studi ini
merupakan penelitian kuantitatif melalui survei cross sectional. Instrumen Skala
Autentisitas diujikan kepada partisipan dengan kriteria warga negara Indonesia, umur
minimal 18 tahun dan tinggal di Indonesia. Pemilihan kriteria tersebut didasarkan pada
penelitian- penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa alat ukur ini valid diujikan
pada individu dewasa atau minimal berusia 18 tahun.

b. Evaluasi Metodologi:
Metodologi yang digunakan dalam artikel penelitian ini sudah memenuhi standar dalam
metodologi pengadaptasian skala cross cultural, dari segi menerjemahkan back to back dengan
dua ahli linguistik yang berbeda dan di sintesiskan sehingga meminta masukan dari ahli psikologi
untuk merieview item yang sudah di sintesiskan tersebut, dan terakhir melakukan try out dengan
jumlah sampel yang juga telah memenuhi standar > 60 sehingga mendapatkan hasil yang valid
dan reliabel meskipun pada satu item yang tidak valid karena nilainya masih dibawah standar <
0,3 kemudian di modifikasi sesuai dengan persepsi masyarakat Indonesia sehingga nilai r
meningkat. Hal ini disebabkan kata persepsi masyarakat Indonesia yang berbeda dengan kata
popularitas yang lebih memiliki makna populer sebagai selebritis, artis, atau menjadi terkenal
karena suatu hal sehingga kalimat tersebut tidak selalu berkaitan dengan menjadi diri sendiri. Hal
tersebut kemudian berdasarkan sintesis dari hasil terjemahaan kemudian setelah dapat masukan
dari para ahli kata popular diubah menjadi tidak disenangi orang lain dan hasilnya menunjukkan
terjadi peningkatan reliabilitas dan validitas setelah diubah. Seharusnya, sebelum melakukan try
out pada studi 1 penulis harus melakukan uji keterbacaan terlebih dahulu secara psikometrik
sehingga hasil yang didapat bisa diprediksi lebih cepat dengan sampel yang kecil sebelum di try
outkan pada sampel berskala besar.
c. Kekuatan:
Kekuatan terbesar artikel ini adalah pada metodologinya yang telah sesuai dengan prosedur
standar dalam pengadaptasian skala Psikologi dan dijalankan secara ketat dan terdokumentasikan
dengan baik. Sehingga, hasil yang didapatkan dalam penelitian ini cukup optimal dan tujuan
penelitian tercapai meskipun masih terdapat beberapa kelemahan yang bisa diperbaiki oleh studi-
studi berikutnya.
d. Kelemahan: Kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah tidak melibatkan ahli
penerjemah yang memiliki kapasita berbahasa Indonesia tersertifikat dalam proses penerjemahan
back dari indonesia ke bahasa inggris lagi dimana tidak di review oleh ahli bahasa Indonesia
apakah item telah tepat diterjemahkan dan sebagainya. Hal ini yang mungkin menurut saya
menyebabkan permasalahan pada item nomor 1 tersebut di awal try out yang memilliki nilai
reliabilitas yang rendah. Kemudian jumlah partisipan studi ini sedikit kurang memadai untuk
melakukan uji CFA yang dianjurkan minimal 200 partisipan agar menghasilkan penghitungan
dengan kekuatan statistik yang lebih akurat, lalu kurangnya diversitas dalam pengambilan sampel
penelitian ini Karena belum banyak melibatkan jenjang pendidikan akhir yang lebih variatif dan
keberagaman suku/ etnis dari berbagai wilayah Indonesia
RINGKASAN KESIMPULAN:
Berdasarkan artikel adaptasi autentisitas versi Indonesia yang telah saya review saya merecomendasikan
artikel ini untuk dibaca oleh pembaca namun masih belum cukup untuk bisa digunakan secara umum,
karena masih terdapat beberapa metodologi yang perlu dikembangkan lagi agar skala yang diadaptasikan
dapat benar-benar valid dan reliabel pada studi-studi berikutnya agar kedepannya skala ini baru bisa
dimanfaatkan di masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai