MEMBANGUN ILMU DENGAN VISI ISLAM A. IIT dan Islamisasi pengetahuan Uslim Gerakan Islamisasi muncul atas kerisauan akademisi muslim atas perkembangan mu modern yang kian sekuler dan jauh dari prinsip-prinsip islam yang disebut deislamisasi yang menyebabkan umat islam terpuruk dibidang sains,ekonomi,teknologi, dan politik. Sehingga Di dirikan sebuah international institute of Islamic Thought (IIT),yang berdirri pada tahun 1981 dipelopori oleh Al-Faruqi Washington DC America Serikat. Lembaga ini bertujuan untuk membangun diskursus, pertemuan, dan mempublish pengetahuan islam dan ilmu pengetahuan yang islami. lanjutan a) Gerakan awal: Seminar Islamisasi pengetahuan Setelah IIT berdiri dilakukan sebuah proyek untuk bekerjasama dengan universitas islam ismabad Pakistan. Dicetuskan sebuah forum seminar untuk menyatukan arah pemikiran dan Langkah atau upaya Islamisasi ilmu yang disebut the first international conference of Islamic thought and islamization of knowledge (1982). Forum ini dihadiri oleh puluhan sarjana Pakistan dan 21 sarjana non Pakistan yang berasal dari 10 negara denhan tujuan mengislamkan Pendidikan dan mengislamisasi disiplin ilmu. Dalam forum tersebut di sepakati bahwa ilmu modern saat ini sangat berkiblat pada barat yang tentu akbatnya perkembangan ilmu itu senidir berkembang berdasar paradigma berpikir, filosif, dan kebudayaan barat yang tidak bisa di implementasikan dalam sebuah budaya islami yang bertentangan dengan sekularisme ilmu tersebut. Lanjutan b) Membangun Kerjasama dengan Lembaga lain IIT melakukan Kerjasama dengan Lembaga yang memiliki visi dan misi yang sejalan seperti universitas ismabad, the association of muslim social scientist Amerika dan kanada untuk mengadakan seminar ekonomi islam ke 3 yang bertema resource mobilization and investment in a Islamic framework di chatolic university Washington dc 21-23 desember 1990 yang diketuai oleh Dr. Zuidi sattar. Kerjasama lain seperti dilakukan penerbitan jurnal AJISS 1995, penerbitan puluhan buku- bukuTentang islamisasi pengetahuan dan pemikiran islam. Pada tahun 1982 diterbitkan buku islamization of knowledge ileh Prof. Dr. ismail Al-Faruqi, buku ini mengkritik ilmu pengetahuan modern yang menyebabkan adanya pertentangan wahyu dan akal dalam umat islam seprti sekularisme. Islamisasi ilmu: Alfaruqi vs Sardar Terdapat dua pandangan islamisasi ilmu, pertama menurut Alfaruqi pengetahuan modern menyebabkan adanya pertentangan wahyu dan akal dalam diri umat islam, pemisahan pemikiran dari aksi serta dualism kultural dan religious. Karena itu diperlukan islamisasi ilmu yang berakar pada tauhid. Hal tersebut kemudian ditanggapi oleh Fazlur Rahman yang berpendapat islamisasi sebenarnya tidak perlu dilakukan tapi menciptakan pemikir yang punya kapasitas berpikir konstrukti dan positif lah yang dibutuhkan agar ia dapat membangun disipilin ilmu secara inovatif bukan mensinkronkan. Menurut al Faruqi terdapat 12 cara untuk menislamkan pengetahuan dengan upaya mengarah pada merelevansikan dan mensntesakan antara islam dan pengetahuan modern dengan 12 cara Sebagai berikut: lanjutan 1. Penguasaan ilmu modern 2. Survey disiplin ilmu 3. Penguasaan sebuah khazanah islam ontology 4. Penentuan relevansi islam yang khas terhadap disiplin ilmu 5. Penguasaan khazanah islam:sintesa 6. Kritis terhadap ilmu modern 7. Penilaian kritis terhadap khazanah islam 8. Survey permasalahan umat 9. Survey permasalahan manusia 10. Analisis kreatif dan sintesis 11. Penuangan Kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka islam 12. Penyebar luasan ilmu Lanjutan Pandangan kedua adalah islamisasi menurut sardar, menurutnya terdapat cacat fundamental dalam Langkah islamisasi ilmu oleh al-Faruqi sebab terdapat pengakuan karena berpedoman pada ilmu dari barat dan terkesan islam yang mengikuti perkembangan ilmu barat, maka menurutnya seharusnya proses islamisasi ilmu dimulai sejak awal yang murni berdiri atas paradigma berfikir islam sebagai epistemology ilmu.