Anda di halaman 1dari 1

EMOSI & KENDALI

Para pemirsa yang dirahmati Allah SWT,


Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah. Ia diberi amanah untuk mengemban risalah. Tetapi
Nabi Muhammad saw juga manusia yang dapat tersulut emosinya. Namun demikian Nabi
Muhammad saw juga manusia yang dapat mengendalikan amarahnya.
Abu Hurairah ra menceritakan tips yang dilakukan Rasulullah saw ketika dilanda kemarahan.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi mengubah posisinya dari berdiri menjadi duduk dan dari
duduk menjadi berbaring.
Abu Hamid Al-Ghazali, di dalam kitabnya Ihya’ Ulumiddin, juz III, halaman 180, mejelaskan
bahwa semua itu dilakukan oleh nabi Muhammad saw sehingga kemarahannya mereda.
Perubahan posisi itu tentu saja dilakukan bukan sekadar gerakan fisik. Perubahan posisi itu
dimaksudkan agar seseorang juga lebih dekat pada tanah agar ia dapat merenung akan
kerendahan dan kehinaan dirinya dari mana ia berasal serta mengingat keutamaan menahan
marah dan mengingat kebesaran ganjaran memaafkan orang lain.
Nabi Muhammad saw juga menganjurkan orang yang sedang dilanda kemarahan untuk
berta’awudz dan berwudhu. Nabi Muhammad saw bersabda, “Kemarahan itu adalah api yang
menyala di dalam hati.”

‫َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا َص لَّى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَّن اْلَغ َضَب ِم َن الَّش ْيَطاِن َو ِإَّن الَّش ْيَطاَن ُخ ِلَق ِم ن الَّناِر َو ِإَّنَم ا‬
‫ُتْطَفُأ الَّناُر ِباْلَم اِء َفِإَذ ا َغ ِض َب َأَح ُد ُك ْم َفْلَيَتَو َّض ْأ‬
Artinya, “Marah itu berasal dari setan. Setan diciptakan dari api. Api dapat dipadamkan oleh air.
Bila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia berwudhu,” (HR Abu Dawud).
Al-Ghazali juga mengutip riwayat sahabat Ibnu Abbas ra yang menyebut pesan Rasulullah saw,
“Bila kaumarah, diamlah.” (HR Baihaki).
Diam pada hadits tersebut tentu tidak dipahami secara sempit seperti mendiamkan orang yang
menurut kita mengecewakan, tetapi diam dalam arti tidak melakukan perbuatan buruk atau
mengucapkan perkataan yang tidak baik. Diam di sini tidak lain adalah menelan kemarahan itu
sendiri.

‫َم ا َتَج َّر َع َع ْبٌد ُجْر َع ًة َأْفَض َل ِع ْنَد ِهللا ِم ْن ُجْر َع ِة َغْيٍظ َيْك ُظُمَها ِاْبِتَغاَء َو ْج ِه ِهللا‬
Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Tidak ada tegukan seorang hamba yang lebih utama di sisi Allah
melebihi tegukan seseorang menahan marah karena mengharapkan ganjaran Allah,’” (HR
Bukhari dalam Kitab Al-Adabul Mufrad).

Diam merupakan jalan paling selamat karena keburukan ucapan dan perbuatan dapat melahirkan
penyesalan di kemudian hari. Wallahu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai