Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Rizky Yunianto

NIM : 1141190051

Kelas : Penanggulangan Kebencanaan C

1. Menurut anda sebagai seoraang environmental engeneering, bagaimanakah penanganan


bencana yang terdapat di indonesia?
2. Bagaimana karakter ancaman yang paling dekat dengan kita? (dilhat di InaRISK Personal)
3. Apa kapasitas dan kerentanan kita (masyarakat pemerintah swasta) sehingga ancaman
menjadi resiko?

Jawaban:

1. Menurut saya sebagai seorang environmental engineering, penanganan bencana di Indonesia


cukup baik karena sudah terstruktur dan terlembaga. Hal ini dibuktikan dengan adanya
BNPB, BPBD, dan Basarnas. Namun masih terdapat kekurangan dari beberapa aspek. Dikutip
dari Dr Inosentius Samsul, Kepala Pusat Perancangan Undang-undang pada Badan Keahlian
Dewan Perwakilan Rakyat yang diwawancarai VOA Indonesia, pada tahun 2016 terjadi
bencana mencapai lebih dari 2300 bencana sedangkan jumlah pegawai BNPB di seluruh
Indonesia hanya 894 orang pada saat itu. Kemudian menurut laman Pinter Politik yang
diterbitkan tahun 2017 dalam “Indonesia Krisis Mitigasi Bencana?” menyebutkan bahwa jika
dilihat dari anggaran, dana penanggulangan bencana yang ada di BNPB jumlahnya terbilang
minim. Pada APBN 2017, BNPB hanya memperoleh dana sebesar Rp 735 miliar. Dari total
tersebut hanya Rp 435 miliar yang dianggarkan untuk penanggulangan bencana. Memang ada
dana on-call yang mencapai Rp 4 triliun, tetapi jika dibanding dengan kerugian yang kerap
diderita angka tersebut tergolong rendah.” Harapannya kedepan pemerintah lebih
meningkatkan perhatian terhadap kebencanaan memgingat posisi Indonesia yang berada di
ring of fire yang rawan terhadap bencana.
2. Daerah tempat tingggal saya berada di Kota Salatiga. Karakter Ancaman yang berada di
daerah saya menurut InaRISK Personal yaitu ada tiga ancaman yakni :
a. Covid-19, kelas bahaya sedang. Pemicu terjadinya ancaman virus yang menyebar dengan
cepat memiliki dampak yang besar. Kecepatan penyebaran virus dan dampak yang
dialami manusia menjadi faktor yang menentukan kekuatan ancaman. Kecepatan
hadirnya sangat cepat, sedangkan kecepatan pergi lama menimbulakn dampak negatif
yang besar. Pola perulangan orang yang terkena covid sering. Lama waktu kejadian lama.
Cakupan ancaman sangat luas. Posisi kedudukan unsur berisiko terhadap sumber
ancaman dekat.
b. Banjir, kelas bahaya rendah. Jika terjadi banjir maka penyebab bisa karena hujan yang
berkepanjangan, daerah resapan air kurang, saluran air tidak dapat mengalirkan air
dengan baik, ketinggian daerah yang terdampak lebih rendah dari daerah sekitarnya.
Faktor yang menentukan kekuatan ancaman yaitu curah hujan dan ketinggian air banjir.
Kecepatan kehadiran dan perginya ancaman cepat sehingga dampak yang ditimbulkan
juga sedikit. Pola perulangan jarang terjadi. Lama waktu kejadian juga tidak lama. Daerah
yang terdampak tidak besar. Posisi kedudukan unsur berisiko terhadap sumber ancaman
jauh.
c. Gempa bumi, kelas bahaya rendah. Jika terjadi gempa bumi penyebabnya bisa karena
erupsi gunung berapi atau pergerakan lempeng. Faktor yang menentukan kekuatan
ancaman yaitu kekuatan gempa. Kecepatan kehadiran dan perginya ancaman cepat
sehingga dampak yang ditimbulkan juga tidak besar. Pola perulangan gempa di Salatiga
jarang. Durasi saat terjadi gempa juga tidak berlangsung lama. Daerah cakupan ancaman
bisa luas atau sempit. Posisi kedudukan unsur berisiko terhadap sumber ancaman
tergantung dari sumber gempa.
3. Kapasitas dan kerentanan
a. Covid-19
Kapasitas: Peraturan PSBB yang diberlakukan pemerintah; penyediaan fasilitas seperti
cuci tangan dan rambu/himbauan jaga jarak oleh pihak swasta; kebiasaan memakai
masker setiap keluar dari rumah, menjaga jarak, sedia handsanitizer kemanapun pergi.
Kerentanan: Masyarakat yang masih tidak mau untuk menerapkan perilaku sehat, pola
piker masyarakat yang menanggap remeh dampak covid-19.
b. Banjir
Kapasitas: Penataan sistem saluran air sehingga tidak terjadi overload air; sosialisasi
mengenai pencegahan dan dampak dari banjir.
Kerentanan: Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah di saluran air;
mengubah daerah resapan air sehingga daerah resapan berkuran.
c. Gempa
Kapasitas: Pembuatan rambu untuk jalur evakuasi; sosialisasi kepada masyarakat hal-hal
yang harus dilakukan ketika terjadi gempa; pembuatan bangunan anti gempa.
Kerentanan: Terjadinya gempa tidak bisa diprediksi secara pasti kapan terjadinya
sehingga kita baik masyarakat, pemerintah, maupun swasta harus selalu siap.

Anda mungkin juga menyukai