Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN KEPERAWATAN

DALAM PROSES MENENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

DENGAN MELAKUKAN CARA BERPIKIR KRITIS

HOTMAITA HABEAHAN

email : hotmaitahabeahan@gmail.com

Latar Belakang

Proses profesionalisme dalam keperawatan telah dimulai sejak dicetuskannya


keperawatan sebagai profesi yang mandiri pada Lokakarya Nasional. Seorang perawat
professional harapannya menjadi seorang perawat yang menampilkan aktifitas keperawatan
sesuai kode etik profesi dalam perannya yang memiliki ciri berorientasi pada pelayanan
masyarakat, dengan menggunakan metode proses keperawatan. Perawatan sebagai
bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai
situas. Proses keperawatan merupakan suatu metode yang digunakan seorang perawat dalam
proses pemecahan permasalahan dan proses untuk mengambil perencanaan dalam
menentukan tindakan yang akan selanjutnya diambil oleh seorang perawat. Di dalam dunia
keperawatan dikenal dengan adanya perencanaan keperawatan, dimana perencanaan
keperawatan merupakan fase ketiga dalam pelaksanaan proses keperawatan atau yang biasa
disebut dengan intervensi keperawatan. Dalam proses perencanaan keperawatan sangat
diperlukan perawat yang mengambil tindakan dengan berfikir kritis. Pada proses keperawatan
terdiri dari lima fase yang mencakup penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang
menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik.

Perencanaan perawat dikembangkan berdasarkan diagnosis keperawatan. Dimana


perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan
keperawatan. Perencanaan ini diperlukan kerjasama antar pasien dan klien dalam menyusun
perencanaan tindakan keperawatan. Perencanaan ini menggambarkan tindakan yang akan
dilakukan dengan merujuk pada NIC (Nursing Intervention Clasification).

Perencanaan keperawatan dalam menentukan diagnosa keperawatan merupakan suatu


proses keperawatan yang penting. Perencanaan keperawatan dalam menentukan diagnosa
penting karena dari perencanaan keperawatan ini perawat akan mampu berpikir kritis untuk
menentukan apa masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan dan masalah diagnosis
potensial atau masalah kolaboratif yang dialami oleh pasien sehingga akan tercipta
perencanaan selanjutnya yang akan dilakukan terhadap pasien.

Metode

Perencanaan keperawatan dalam menentukan diagnosa dengan berpikir kritis


menggunakan metode pengumpulan data dari berbagai sumber yang sudah terjamin datanya
seperti melalui jurnal dan textbook dimana jurnal dan textbook dengan tahun 2012 hingga
2020. Pengambilan informasi melalui jurnal dan textbook adalah untuk mendapatkan
berbagai informasi yang lengkap dan akurat dengan cara melakukan penyimpulan dari jurnal
dan textbook. Penyimpulan yang dilakukan adalah dengan menggunakan bahasa sendiri tanpa
ada meniru karya orang lain. Berdasarkan jurnal yang menjadi sumber data dalam
perencanaan keperawatan dalam menentukan diagnosa keperawatan dengan berpikir kritis
menggunakan metode penelitian analitik dengan studi penampang, untuk melihat hubungan
antara faktor pengetahuan, sikap, beban kerja, insentif dan kepemimpinan serta menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional) dan
bersifat deskriptif korelatif.

Hasil

Berdasarkan sumber jurnal dan textbook yang sudah saya dapat, bahwasanya dalam
proses penentuan masalah atau penentuan diagnosa perawat haruslah memiliki perencanaan
keperawatan dengan menggunakan pola pemikiran yang kritis dan hal itu berhubungan
dengan pengetahuan perawat. Perawat dalam memenuhi perencanaan keperawatan haruslah
memiliki ketrampilan yang kritis dan profesional sehingga pelayanan yang diberikan bermutu
bagi pasien maupun perawat sendiri. Perencanaan ini juga sangat disesuaikan dengan asuhan
keperawatan, sehingga antara perencanaan dan asuhan keperawatan saling berhubungan satu
dengan yang lain.
Dalam jurnal yang saya dapat juga sama halnya dengan proses pendokumentasian,
dimana pendokumentasian merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat
dalam melakukan catatan keperawatan dari pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi
sampai evaluasi keperawatan. Untuk mewujudkan pendokumentasian yang sesuai maka
dibutuhakan perencanaan keperawatan yang berpikir secara kritis.

Namun dalam proses perencanaan keperawatan dalam menentukan diagnosa hal yang
paling utama adalah dengan menggunakan pemikiran yang kritis serta kreatif. Sebab melalui
berpikir kritis kita akan mendapatkan inti informasi atau ide sehingga diperoleh informasi
yang esensial untuk selanjutnya menentukan sikap, pandangan,dan langkah selanjutnya atau
penyelesaian. Kreatifitas adalah merupakan kemampuan seseorang bergantung pada data/
informasi yang tersedia, menemukan kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dengan
kuantitas,ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Setiap permasalahan perlu penyelesaian
dengan berfikir kritis yang menciptakan ide atau kreatifitas. Oleh karena itu setiap
pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah adalah keputusan yang tepat untuk
menyelesaiakan setiap masalah yang timbul.

Dari banyak masalah yang dialami pasien, perawat perlu mengidentifikasi masalah
yang terlebih dahulu diatasi. Intervensi yang dipersiapkan perawat tentunya lebih dari satu
oleh karena itu perawat perlu membuat prioritas terlbih dahulu tindakan yang pertama kali
dilakukan.

Pembahasan

Perencanaan keperawatan adalah suatu metode yang digunakan seorang perawat


dalam melakukan proses pemecahan permasalahan dan proses untuk mengambil keputusan
perencanaan dalam menentukan tindakan yang akan selanjutnya diambil oleh seorang
perawat. Perencanaan keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus,
dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian permasalahan
secara umum. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai atau
dimiliki klien. Umumnya, kemampuan klien pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga
aspek , yaitu kemampuan kognitif, psikomotor dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki
agar klien percaya pada kemampuan menyelesaikan masalah. Proses perencanaan
keperawatan ini berfokus pada perilaku.
Untuk menetapkan tujuan umum dengan tujuan khusus, perawat perlu memiliki
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berhubungan kemitraan dengan klien dan
keluarganya. Tujuan akan sukar dicapai tanpa kerja sama yang baik antara perawat, klien, dan
keluarganya. Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat
mencapai setiap tujuan khusus. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah terbaru dari
tindakan yang diberikan. Alasan ilmiah merupakan pengetahuan yang berdasarkan pada
literatur, hasil penelitian, atau pengalaman praktik.

Pengertian diagnosa keperawatan yang dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya


menurut Gabie yang mengatakan diagnosis keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan
yang diambil dari pengkajian dan menurut Gordon yang mengatakan diagnosis keperawatan
adalah masalah kesehatan actual atau potensial yang mampu diatasi oleh perawat berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya. Kemampuan perawat yang diperlukan dalam merumuskan
diagnosis adalah kemampuan pengambilan keputusan yang logis serta kritis, pengetahuan
tentang batasan adaptif atau ukuran normal, kemampuan memberi justifikasi atau
pembenaran, serta kepekaan sosial budaya (Stuart & Laraia). Kegiatan atau perilaku perawat
yang dibutuhkan dalam merumuskan diagnosis adalah mengidentifikasi pola data,
membandingkan data dengan keadaan adaptif, menganalisis dan mensintesis data,
mengidentifikasi kebutuhan atau masalah klien, memvalidasi dan menyusun masalah dengan
klien, membuat pohon masalah, merumuskan diagnosis keperawatan, dan menyusun prioritas
diagnosis keperawatan.

Proses berpikir kritis sangat erat kaitannya dengan perencanaan keperawatan dalam
proses mendiagnosa. Karena pemecahan dan pengambilan keputusan perencanaan
keperawatan dalam proses mendiagnosa membutuhkan kemampuan berfikir kritis. Sebab
pemecahan masalah secara kritis dan rasional dapat mengatasi segala sesuatu yang dapat
menimbulkanperasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan baik bagi diri sendiri maupun
orang lain secara langsung maupun tidak langsung. Serta pengambilan keputusan secara kritis
dan rasional dapat mencapai penyelesaian / pemecahan suatu masalah untuk memperoleh
hasil yang terbaik.

Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi


keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-
masalah klien dan pasien. Dalam proses perencanaan perawat dalam menentukan diagnosa
diperlukan pengetahuan dan keterampilan diantaranya proses berpikir yang kritis, data atau
informasi mengenai pasien atau klien yang akurat, kemampuan perawat dalam memecahkan
masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih dan membuat strategi
keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta
kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan yang lainnya. Dalam
proses perencanaan pediagnosaan ini juga harus memiliki sumber data yang diantaranya
seperti hasil diagnosa pertama kali pasien atau klien, keluhan utama dari klien atau pasien,
serta hasil pemeriksaan dari laboratarium dan riwayat kesehatan dan hasil peneriksaan fisik
pasien atau klien.

Perencanaan keperawatan dalam menentukan diagnosa dapat mengikuti langkah –


langkah berikut ini

1. Menentukan prioritas masalah diagnosa


Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka dapat diketahui diagnosis mana
yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang segera dilakukan.

2. Menetapkan tujuan dan hasil


Tujuan merupakan sinonim dari kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai
berikut: S (Subjek), P (Predikat, K (Kriteria), K (Kondisi, W (Waktu) dengan
penjabaran sebagai berikut:
S: Perilaku pasien yang diamati.
P: Kondisi yang melengkapi pasien.
K: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menetukan tercapainya tujuan.
K: Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W: Waktu yang ingin di capai.

3. Merumuskan rencana tindakan keperawatan


Rencana tindakan keperawatan untuk membantu pasien dalam mencapai tujuan dan
kriteria hasil yang diharapkan

4. Menetapkan rasional tindakan keperawatan


Rasional rencana tindakan keperawatan merupakan dasar ilmiah ditetapkannya rencana
tindakan keperawatan. Rasional rencana tindakan keperawatan menerapkan berfikir
kritis dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah pasien (Rohmah,
2016)
Penutup

Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang


menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik. Perencanaan keperawatan dalam
menentukan diagnosa keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang penting.
Perencanaan keperawatan dalam menentukan diagnosa penting karena dari perencanaan
keperawatan ini perawat akan mampu berpikir kritis untuk menentukan apa masalah
keperawatan atau diagnosa keperawatan dan masalah diagnosis potensial atau masalah
kolaboratif yang dialami oleh pasien sehingga akan tercipta perencanaan selanjutnya yang
akan dilakukan terhadap pasien. Dalam proses perencanaan perawat dalam menentukan
diagnosa diperlukan pengetahuan dan keterampilan diantaranya proses berpikir yang kritis,
data atau informasi mengenai pasien atau klien yang akurat, kemampuan perawat dalam
memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih dan membuat
strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta
kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan yang lainnya.
Perencanaan keperawatan yang dipersiapkan oleh perawat harus berhubungan dengan kondisi
pasien berdasarkan pengkajian dan diagnose keperawatan. Perencanaan keperawatan menjadi
dasar perawat dalam mengimplementasikan tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan
keperawatan merupak bagian dari proses keperawatan yang bermanfaat dalam pelayanan dan
asuhan yang akan diberikan perawat kepada pasien.

Daftar pustaka

Apriyani,Heni (2015). Jurnal Keperawatan Identifikasi Diagnosis Keperawatan Pada Pasien

diRuang Paru Sebuah Rumah Sakit, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357 [107]

Azizah,Makrifatul,Lilik., Zainuri,Imam., Akbar Amar: Buku Ajar Keperawatan Kesehatan


Jiwa; Teori dan Aplikasi Praktek Klinik tahun 2016
Butar-Butar, J., &Simamora, R. H. (2016). HubunganMutuPelayananKeperawatandengan
Tingkat KepuasanPasienRawatInap di RSUD PandanKabupatenTapanuli Tengah. JurnalNers
Indonesia, 6(1), 50-63.

Christina,Purnama., Indracahyani,Agustin., Yatnikasaria,Aat,. Analisis Ketidaksinambungan


Dokumentasi Perencanaan Asuhan Keperawatan : Metode Ishikawa Jurnal Ilmiah Kesehatan
(JIK) Vol XII, No II, September 2019 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Indriatie., Jurnal Keperawatan Berfikir Kritis dalam Proses Keperawatan Critical Thinking in
the Nursing Prosses. VOL. VI NO. 2 Agustus 2013 ISSN 1979-8091

Muhith, Abdul., (2015) Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi oleh, penerbit CV
ANDI OFFSET

Muryani., Pertiwiwati,Endang., Setiawan,Herry. Kualitas Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan di Ruang Rawat Inap (Studi di RSUD Kalimantan Tengah). Nerspedia, April
2019; 2(1): 27-32 27

Simamora, R. H.

(2005). HubunganPersepsiPerawatPelaksanaTerhadapPenerapanFungsiPengorganisasian

Yang DilakukanOlehKepalaRuanganDenganKinerjanyaDiruangRawatInap RSUD Koja

Jakarta Utara (Doctoral dissertation, Tesis FIK UI, Tidakdipublikasikan).

Sugiyati, Sri,. Hubungan Pengetahuan Perawatan dalam dokumentasi Keperawatan dengan


Pelaksanaannya di Rawat Inap RSI Kendal. Vol. 8 No. 2 Oktober 2015 : 109 - 125

Wirdah,Husnul., Yusuf,Muhmmad,. Penerapan Asuhan Keperawatan oleh Perawat Pelaksana


di Rumah Sakit Banda Aceh Nursing Care Practice of Nurses In Banda Aceh Hospital

Wulandini,Putri., Priwahyuni Yuyun., Krianto,Tri. Faktor faktor yang Berhubungan dengan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumh sakit Jiwa Ners. Volume 12, No.2,
Oktober 2016,

Yanti,Ida,Retyaningsih.,Warsito,Edi,Bambang. Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi,


dan Supervisi dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan. Volume 1, No. 2,
November 2013; 107-114

Anda mungkin juga menyukai