KELOMPOK : 4/Rabu
Nama Praktikan : Andika Wahyu Kusuma
NRP : 5008201133
Nama Praktikan : Muhammad Irfan Hanifa
NRP : 5008201041
ASISTEN
Nama Asisten : Rais Fakhrirazin
NRP : 02211840000138
Nama Asisten : Rifda Amalina
NRP : 02211840000034
DOSEN PENGAMPU
Nama Dosen Pengampu : Dr. Siti Machmudah, ST, M. Eng
NIP : 197305121999032001
2. DASAR TEORI
Menurut teori kinetika molekul zat, atom dan molekul yang menyusun zat
memiliki energi gerak yang besarnya dapat dinyatakan sebagai suhu. Jika atom berenergi
kecil, ia akan berinteraksi secara kuat satu dengan yang lainnya sehingga cenderung
saling mengunci dan membuat atom-atom tersebut tidak dapat berpindah. Kondisi inilah
suatu zat disebut dalam wujud padat. Zat berwujud cair terbentuk ketika energi sistem
meningkat dan struktur kaku dari zat tersebut rusak. Selanjutnya, ketika energi dalam
sistem melampaui semua gaya tarik antar molekul, zat tersebut berwujud gas (Setyawan,
2013).
Perubahan fasa adalah peristiwa perubahan suatu wujud zat antara wujud padat,
gas dan cair. Wujud fisik tersebut biasa disebut fasa zat yang dapat dibedakan dengan
mudah karena secara fisik sangatlah berbeda. Setiap perubahan fasa memiliki penamaan
istilahnya sendiri seperti kata membeku dan melebur yang merupakan perubahan fasa
antara wujud padat dan cair, sedangkan istilah menguap dan mengembun adalah
perubahan fasa antara wujud cair dan gas. Perubahan fasa ini terjadi pada titik yang sangat
tepat, ketika suhu zat melampaui yang disanggupinya maka zat itu akan mengalami
perubahan fasa. Sebagai contoh, air yang berwujud cair berada pada suhu antara 0ºC
hingga 100ºC pada kondisi normal. Jika air mengalami suhu yang melebihi 100ºC maka
air akan mengalami perubahan fasa dari cair menjadi uap (gas) (Setyawan, 2013).
3. PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Phase Change
Alat yang digunakan untuk percobaan phase change adalah test tube,
computerized temperature measuring system dengan 2 thermistor, pendingin, rak
test tube, panci, kompor, sumpit, dan penjepit. Bahan yang dibutuhkan dalam
percobaan ini hanyalah air.
Percobaan yang dilakukan pertama adalah perubahan dari fasa cair ke padat.
Pertama, test tube diisi dengan 10 mL air lalu dimasukkan ke dalam rak test tube.
Selanjutnya, thermistor dipasang di dalam test tube dan thermistor yang satunya
lagi dipasang pada lubang di rak test tube untuk mengukur suhu udara dalam
pendingin. Setelah terpasang dengan baik, rak test tube dimasukkan ke dalam
pendingin lalu suhunya. Rak test tube dikeluarkan ketika suhu udara dalam
pendingin dan suhu air sama karena suhu air sudah tidak akan turun lagi. Percobaan
kedua yang dilakukan adalah pengamatan perubahan fasa cair ke gas. Langkah
pertama adalah panci diisi dengan air hingga setengah panci. Lalu, thermistor
dipasang dengan sumpit dan penjepit hingga thermistor tercelup ke dalam air.
Setelah itu, panci dipanaskan di atas kompor dan suhunya diamati. Kompor
dimatikan ketika air sudah ada menguap yang menguap dan suhu konstan untuk
beberapa saat.
3.2 State of Matter
Percobaan state of matter ini dilakukan secara virtual pada web
phet.colorado.edu. Langkah awal yang dilakukan adalah memilih menu
pengamatan “State”. Lalu, fase material dipilih pada fasa padat, cair, dan gas pada
setiap material kemudian di-screenshot. Setelah itu, suhu di naikkan dengan
menarik ke atas tombol suhu dan diamati perubahannya dan juga di-sreenshoot pada
suhu 15, 30, dan 45 K. Percobaan selanjutnya dilakukan pada menu pengamatan
“Phase Change”. Selanjutnya, fase material dipilih pada fasa padat, cair, dan gas
pada masing-masing material. Lalu, suhu diubah dengan menarik ke atas tombol
suhu dan pada angka 5, 10, dan 15 K dan diamati perubahannya tekanannya lalu
juga di-screenshoot. Material juga diamati berdasarkan perubahan tekanannya
dengan menekan tutup chamber. Pada tekanan 1, 2, dan 3 atm suhu dari material
diamati dan di-screenshoot.
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa struktur fase padat pada neon
tersusun rapih, molekul yang terlepas satu sama lain namun masih berada di
daerah dasar bejana yang tertarik oleh gaya gravitasi yang merupakan fase cair,
dan fase gas yang terlepas bebas ke seluruh ruangan bejana.
Tabel 4.5 Gambar Fase Air
Air Neon
Pada fasa padat, air dan neon memiliki susunan molekul berbeda. Neon
memiliki susunan struktur yang lebih rapi, sedangkan air memiliki susunan struktur
yang berantakan atau berongga (jarak antar molekul relatif lebih jauh) meskipun
molekul-molekul dari keduanya tidak bisa bergerak. Ini juga yang menjadi
penyebab es akan mengapung di air karena es memiliki susunan molekul yang
berjauhan dibangdingkan air pada fasa cair. Perubahan fasa suatu terjadi ketika
suatu zat telah memiliki energi yang cukup untuk berubah fasa. Pada titik seperti
titik didih dan titik beku suatu zat akan menyerap atau melepaskan kalor yang
digunakan untuk berubah fasa sehingga pada titik itu, zat tidak mengalami
perubahan temperatur. Baru setelah zat tersebut telah berubah fasa secara
sepenuhnya, zat tersebut dapat mengalami perubahan suhu.
Pengamatan selanjutnya adalah pengaruh perubahan suhu terhadap
tekanan dan sebaliknya. Data tersebut diambil pada suhu 5, 10, dan 15 K dan
tekanan 1, 2, dan 3 atm. Gambar 4.1 dan 4.2 adalah hasil pengamatan yang
ditunjukkan dengan grafik.
Tabel 4.7 Pengaruh antar 2 variabel
DAFTAR PUSTAKA
Setyawan, Heru, “Kimia Fisika”, ITS Press, Surabaya, 2013
LAPORAN SEMENTARA
Phase of Change
Tujuan Praktikum : a. Memahami wujud zat dan perubannya
b. Mengukur perubahan suhu yang terjadi pada saat perubahan fasa
Hasil Eksperimen :
1 375 K
Air 2 375 K
3 408 K
1 26 K
2 26 K
Neon
3 26 K
Air 0 5
0 10
0 15
0 5
Neon
0 10
0 15
P Berdasarkan T : 5 K, 10 K, 15 K
Hasil Praktikum :
Fase molekul Air Gambar
Solid
Liquid
Gas
30
45