Anda di halaman 1dari 2

Makalah AIK

Akhlak dan Muamalah

1. Latar Belakang
Dewasa ini masyarakat khususnya Indonesia ketika menilai suatu kejadian yang
menghebohkan cenderung menggunakan sudut pandang etika dan moral saja, padahal
sebagai seorang yang beragama untuk menilai suatu kejadian harusnya mengelaborasi
antara etika, moral, dan akhlak. Kenapa demikian, hal ini dikarenakan ketiganya
memiliki sudut pandang dan definisi yang berbeda, sebagai contoh kasus adalah ketika
fenomena sub-culture yang muncul di daerah Citayem yang dikenal dengan istilah
Citayem Fashion Week viral dan akhirnya membuat remaja berbondong-bondong datang
ke daerah tersebut guna untuk melakukan Cat Walk layaknya model di zebra cross,
tentunya hal ini mulanya terlihat menjadi kegiatan yang positif karena kejadian tersebut
bisa menjadi wadah untuk para remaja yang mencintai fashion untuk mencurahkan ide
kreatifnya namun lambat laun mulai bermunculan fenomena menyimpang yaitu laki-laki
yang menggunakan pakaian perempuan dan berperilaku layaknya seorang perempuan,
selain munculnya fenoma tersebut kegiatan itu juga menganggu jalannya lalu lintas dan
menyebabkan kemacetan dan berujung pihak berwajib, warganet menyanyangkan hal
tersebut dibubarkan dengan alas an hal seperti itu harusnya diberikan wadah berkreasi
dan lain sebagainya namun tidak banyak yang membahas dan mengomentari
menggunakan sudut pandang akhlak.

2. Pembahasan
Dalam kasus tersebut dapat kita lihat menggunakan 3 kacamata Etika, Moral, dan
Akhlak, yaitu sebagai berikut :
 Etika
Fenomena sub-culture tersebut pada mulanya menjadi fenomaena yang memiliki
nilai positif terutama untuk penggiat busana dan tempat untuk bersosialisasi dan
menjalin relasi bagi para remaja namun dengan semakin ramainya kegiatan
tersebut yang mulanya fenomena tersebut memiliki nilai positif akhirnya mulai
geser kea rah negatif dengan mulai mengganggu lajur arus lalu lintas dan
menyebabkan kemacetan, harusnya sesusai dengan peraturan yang telah
ditetapkan bersama yaitu ketika mau menyebrang jalan harus menunggu lampu
merah terlebih dahulu tidak ketika lampu hijau dengan acuh tetap menerobos saja
apalagi sambal membuat konten video pendek hal tersebut akan sangat
menggangu dan membahayakan aktifitas di jalan raya.
 Moral
Bagaimana dari sudut pandang memandang fenomena tersebut pada mulanya
tidak terdapat hal yang bertolak belakang dengan nilai-nilai moral bangsa kita,
namun ketika mulai muncul lelaki yang berpakaian menyerupai wanita hal ini
jelas bertolak belakang dengan nilai-nilai moral dan akhirnya fenomena tersebut
dianggap mulai berlebihan dan berujung di bubarkan oleh pihak berwajib
 Akhlak
Akhlak berbeda dengan etika dan moral perbedaanya terletak bahwa akhlak lebih
bersifat transcendental karena berasal dan bersumber dari Allah, maka etika dan
moral lebih bersifat fleksibel dan dinamis karena merupakan pemahaman dan
pemaknaan manusia melalalui elaborasi antara ijtihad dan persoalan baik maupun
buruk dengan tujuan untuk kesejahteraan hidup di akhirat (Marwadi, 2013).
Akhlak terbagi menjadi 2 yaitu akhlak karimah (terpuji) dan akhlak mazmumah
(tercela), manusia yang memiliki akhlak yang karimah maka secara sikap, pikiran
dan perilakunya selalu berorientasi pada kebaikan, kejujuran, kesetian, dan
sesuatu yang dianggap positif secara agama. Jika kita obervasi perilaku-perilaku
yang muncul pada fenomena tersebut lebih condong ke arah akhlak mazmumah
hal ini dikarenakan remaja-remaja yang membuat konten dan berkumpul disana
dengan acuh tidak memperdulikan pengguna jalan raya dan keselamatan aktifitas
disana soerang yang memiliki akhlak mazmunah cenderung berperilaku intoleran,
tertutup, tidak peduli, pesimis, pelit, cemburu, iri, acuh, dan kurang memiliki rasa
tangguung jawab.

3. Kesimpulan dan Pesan


Dari fenomena diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa masyarakat saat ini cenderung
melihat sesuatu hanya dari rasional (etika dan moral) saja namun tidak melibatkan agama
dan memahami dan menilai suatu kejadian.
Pesan yang mau saya sampaikan adalah hendaknya ketika ingin menilai dan memahami
sesuatu hendaknya pertimbangkan ketiganya (etika, moral, dan akhlak) karena hanya
menggunakan logika dan tidak menggunakan agama dalam menilai sesuatu akan
menyebabkan kericuhan-kericuhan lainnya karena dalam agama tidak hanya kita
diajarkan bagaimana cara beribadaha akan tetapi juga bagaimana cara kita berperilaku
dan bersikap.

Daftar Pustaka
Marwadi, Al. (2013). Etika, Moral dan Akhlak, Jurnal LENTERA. 13(1), 78-83.

Anda mungkin juga menyukai