Anda di halaman 1dari 20

INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

1. Tri Agustini Ningsih (2221097)


2. Diah Nawang Sari (2221024)

DOSEN PENGAMPUH: LELY MERIAYA SARI,SKM.,M.Kes

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI


KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DONA PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tak lupa, kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan motivasi
selama proses penulisan ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua kami yang
selalu memberikan doa dan dukungan moral. Tanpa kehadiran mereka, penulisan ini
tidak akan bisa terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada dosen pengampu kami
Ibu Lely Meriaya Sari , atas bimbingan, arahan, dan masukan yang berharga.
Kami juga ingin menyampaikan apresiasi kepada teman-teman sejawat yang telah
memberikan inspirasi dan motivasi selama proses penulisan ini. Semangat dan kerjasama
kalian sangat berarti bagi kami.
Terakhir, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat
pada umumnya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini,
oleh karena itu, kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, kami mohon maaf jika ada kesalahan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan
kecil kami dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Palembang, 21 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan, dan gawat
darurat. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tujuan daripada rumah sakit yaitu meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit. Peningkatan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit sangat
dipengaruhi oleh sarana penunjang yang ada, diantaranya rekam medis. Penyelenggaraan rekam
medis yang memadai akan membantu menejemen rumah sakit dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat.

Salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan rumah sakit yaitu diadakannya indikator efisiensi
rumah sakit. Indikator atau tolok ukur suatu pelayanan rumah sakit digunakan untuk mengetahui
tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit dengan menggunakan sumber
data sensus harian rawat inap. Tanpa pengawasan terhadap efisiensi, masalah dapat muncul dari
sisi manajemen yang berujung pada tindakan-tindakan penyimpangan. Begitu pula efisiensi
dapat digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih tepat sasaran sehingga sumber
daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.

Indikator efisiensi rumah sakit yaitu Bed Occupation Ratio (BOR), Length of Stay (LOS), Turn
Over Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO), Net Death Rate (NDR), dan Gross Death Rate
(GDR). Untuk menilai efisiensi rumah sakit, dapat dipergunakan Grafik Barber Johnson (GBJ).
Dalam grafik ini terdapat suatu daerah yang disebut dengan daerah efisiensi. Jika titik temu
antara garis BOR, AvLOS (Average Length of Stay), TOI, dan BTO berada dalam daerah efisien
maka mutu pelayanan di rumah sakit tersebut dapat 2 dikatakan efisien. Sebaliknya, jika di luar
daerah efisiensi, maka dapat dikatakan mutu pelayanan tidak efisien.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep dasar pelayanan rumah sakit?
2. Apa itu indikator-indikator palayanan rumah sakit?
3. Apa itu indikator rawat jalan?
4. Apa itu angka kematian?
5. Apa itu kalkulasi angka kematian?
6. Apa itu angka autopsi?
7. Apa itu angka autopsi rumah sakit biasa?
8. Apa itu angka morbiditas(infeksi)?
9. Apa itu indikator mutu pelayanan?

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pelayanan Rumah Sakit
1. Pengertian Indikator
Indikator merupakan variabel yang digunakan untuk menilai suatu perubahan,
terutama jika perubahan itu tidak dapat diukur. Bila memilih indikator, harus
dipertimbangkan sejauh mana indikator tersebut sah, bisa dipercaya, sensitif dan
spesifik.
2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit Tolak ukur suatu pelayanan rumah sakit dipakai
untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit.
Indikator yang ideal menurut WHO mempunyai 4 kriteria :
a. Valid (sahih) yaitu indikator benar-benar dapat dipakai untuk mngukur hal-hal
yang akan diukur.
b. Reliable (dapat dipercaya) yaitu mampu menunjukan hasil yang sama meskipun
penilaian dilakukan secara berulang kali dan oleh orang yang berbeda.
c. Sensitif yaitu peka untuk digunakan sebagai bahan pengukur
d. Spesifik yaitu indikator tersebut menunjukan perubahanperubahan hanya mengenai
keadaan atau fenomena yang dikhususkan baginya.

B. Indikator-Indikator Pelayanan di Rumah Sakit


1. Indikator UGD
a. Rerata Pasien GD per hari

jumlah pasien GD

6
jumlah hari

b. Rasio Kasus Bedah di UGD


jumlah pasien GD kasus bedah
jumlah pasien
c. Rasio Kasus Non-Bedah di UGD
jumlah pasien GD kasus non-bedah
jumlah pasien

d. Rasio Kasus Kebidanan


jumlah pasien GD kasus kebidanan
jumlah pasien
e. Rasio Kasus GD yang di rujuk
jumlah pasien yang di rujuk
jumlah pasien

2. Pelayanan ICU/ICCU

a. Rerata Pasien Intensif /Hari


jumlah pasien ICU/ICCU
jumlah hari
b. Rasio pasien rujukan ICU-ICCU
jumlah pasien ICU/ICCU yang dirujuk
jumlah pasien ICU/ICCU
c. Angka Kematian ICU/ICCU
jumlah pasien ICU/ICCU mati
jumlah pasien ICU/ICCU
3. Laboratorium
a. Rerata Jumlah Pemeriksaan /Hari
jumlah pemeriksaan lab
jumlah hari
b. Persentase Pemeriksaan Rutin

7
Jumlah pemeriksaan lab.rutin
Jumlah hari ×100%
c. Persentase Pemeriksaan Dari Luar RS
Jumlah periksa dari luar RS
Jumlah periksa ×100%
d. Peresentase pemeriksaan yang tidak ditemui adanya kelaian (diluar rujukan
lansung)
Hasil Pemeriksaan Tanpa Kelaian
Jumlah pemeriksaan ×100%
e. Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan
Jumlah bahan yang dipakai
Jumlah pemeriksaan per jenis
4. Farmasi
a. Persentase R/ yang dilayani RS terhadap R/RS
Jumlah R/ yang dilayani
Jumlah R/RS ×100%
b. Persentase item obat tersedia terhadap item obat dalam fomularium
Jumlah item obat tersedia
Jumlah obat formularium ×100%
5. Pelayanan O.K
a. Rerata operasi/hari
Jumlah tindakan operasi
jumlah hari
b. Persentase operasi darurat
Jumlah operasi darurat
jumlah operasi ×100%
c. LOS pos operasi
Jumlah LOS posst operasi
jumlah pasien operasi keluar
d. Pre operasi LOS
Jumlah LOS pre operasi

8
jumlah pasien operasi keluar

Pengunjung Rumah Sakit


1. Pengunjung baru : Pengunjung yang baru pertama kali datang di RS &
dapat melakukan beberapa kunjungan di poliklinik sebagai kunjungan baru
dengan kasus baru.
2. Pengunjung lama : Pengunjung yang datang untuk kedua dan seterusnya,
yang datang ke poliklinik yang sama/ berbeda sebagai kunjungan lama atau
baru dengan kasus baru dan lama. Kunjungan Rumah Semua kegiatan yang
dilakukan untuk tindakan lanjut kegiatan jenis pelayanan penyakit dalam,
kesehatan anak (termasuk neonatal), obstetri dan ginekologi, saraf dan
kesehatan jiwa yang dilakukan dirumah oleh petugas Rumah Sakit.
Kunjungan Rawat Jalan
1. Kunjungan baru : Pasien yang pertama kali datang ke salah satu jenis
pelayanan rawat jalan, pada tahun yang berjalan.
2. Kunjungan lama : Kunjungan berikutnya dari satu kunjungan baru, pada
tahun yang berjalan.

C. Indikator Rawat Jalan


1. Rerata kunjungan/hari
Jumlah kunjungan
Hari buka klinik
2. Rerata kunjungan baru/hari
Jumlah kunjungan baru
Hari buka klinik
3. Rasio kunjungan baru:total kunjungan
Jumlah kunjungan baru
Jumlah kunjungan
4. Prosentase pelayanan spesialis
Jumlah kunjungan spesialistik
Jumlah kunjungan total ×100%

9
5. Rasio pasien RJ: jumlah penduduk
Jumlah pasien RJ
Jumlah penduduk sekitar RS
6. Rasio kunjungan dengan tenaga perawat RJ
Jumlah kunjungan/hari
Tenaga perawat

D. Angka Kematian
Angka kematian adalah informasi yang sangat penting di rumah sakit dalam evaluasi
kualitas pelayanan medis dan dapat digunakan untuk merencanakan pelayanan
kesehatan yang akan datang. Di Amerika perubahan secara beraturan dan terkendali
dalam freedom of information Act tahun 1985, sudah berkembang secara signifikan
dari data rata-rata kematian. Garis pedoman of information Act dibutuhkan peer
review organizational (PROs) yang bekerja sama dengan health care financing
administration (HCFIA) dari perintah Amerika untuk mengawasi kualitas pelayanan
medis untuk pasien. PROs menyediakan secara umum angka kematian spesifik rumah
sakit dari jenis DGRs. Jumlah pasien yang dikirim karena operasi, infeksi, rata-rata
lama rawat inap, dan biaya dan isi dari berbagai prosedur. Keluaran data adalah
kegiatan dari strategi HCFIA untuk berkompetensi oleh dokter dan pelanggan dengan
informasi lebih untuk menjamin pelayanan kesehatan yang tidak kurang tanpa
menghargai kualitas pelayanan dan data dari PRO untuk dikembangkan melalui
kemampuan pengawasannya. Ketika pertama kali HCFIA "mortality data" diliris dan
banyak media yang tertarik dengan interprestasinya. Sejak itu kemudian muncullah
modifikasi atau aturan-aturan pada mereka serta terdapatnya pengurangan pada satu
masalah, belum terjadi tantangan persen data untuk pelayanan kesehatan secara
eksekutif dan informasiinformasi diringankan dengan bentuk-bentuk yang lebih
sederhana. Arus data yang diterbitkan setiap tahun masuk untuk setiap pelayan rumah
sakit dan cara pelayanan kesehatan yang bermanfaat, prosentase penerima ahli waris
yang mati dalam 30 hari masuk, diharapkan prosentase kematian dijumlah dalam

10
dasar seluruh pengalaman dengan pasien yang sama, umur, jenis kelamin dan
penyebab komplikasi penyakit di rumah sakit. Rumah sakit seharusnya lebih
menangkap dan mengumpulkan data dengan langkah perencanaan yang baik. Pertama
merencanakan suatu hal untuk rumah sakit dan harus dilakukan peninjauan ulang
pada pencatatan data rumah sakit tersebut. Perencanaan harus disampaikan sebelum
dikeluarkan untuk masyarakat.
Rumah sakit juga harus membandingkan dan bentuk lain dari data yang disebarkan
harus dikembangkan lebih lanjut menjadi data yang jelas. Sebagai contoh data rumah
sakit harus dianalisis untuk menentukan variabel yang tidak dipertimbangkan oleh
HCFA seperti pasien dengan "tidak ada kode" dan "tidak sadar" atau komplikasi lain.
Praktisi informasi kesehatan memahami dasar angka kematian dan staf diolah
kedalam data lain yang disinggung dalam angka kematian yang mungkin diperlukan,
dan kemudian data dikeluarkan dari HCFA.
E. Kalkulasi Angka Kematian
Macam-macam angka kematian yang mungkin bisa dikumpulkan antara lain angka
kematian kotor, angka kematian jaringan, angka kematian sesudah operasi, angka
kematian ibu, angka kematian bayi baru lahir, dan lain-lain. Kematian dimasukkan ke
dalam pelayanan karena kematian dideterminasi oleh pasien dalam rumah sakit.
Angka kematian di rumah sakit didefinisikan ke dalam "glossarium of health care
theme" sekarang proporsi pasien rumah sakit yang berakhir kematian, biasanya
dinyatakan dalam persentase. Pasien yang meninggal pada saat tiba (DOA) tidak
termasuk dalam angka ini. Pasien yang di ruang gawat di mana didanai tanpa adanya
suatu keputusan dan belum jelas penyediaan pelayanan kamar, papan, pelayanan
perawatan yang berkelanjutan dalam areal rumah sakit di mana pasien umum tinggal
bermalam dan tidak termasuk kedalam angka ini, ketika seorang pasien mati maka
akan disimpan dan dirawat di unit (ruang operasi, penyembuhan) dari rumah sakit
lain ke unit gawat darurat pasien ini di pertimbangkan oleh rumah sakit. Janin yang
mati tidak termasuk kedalam angka kematian, jumlahnya harus dihitung secara
terpisah dan jika pasien bayi baru lahir termasuk perhitungan, semua pasien bayi baru
lahir masuk ke dalam angka kematian tersebut.

11
Angka kematian dikumpulkan sebelum dan sesudah 48 jam dari pendaftaran dan
kadang-kadang diminta ke dalam laporan. Bagaimanapun juga sebagai indikator
pelayanan rumah sakit seperti kejelasan adalah sangat diperlukan praktisi informasi
kesehatan harus tahu data apa yang diminta kebentuk yang diminta untuk menentukan
angka yang akan dikumpulkan secara reguler. Angka kematian rumah sakit (gross
death rate) yaitu bagian dari sistem rumah sakit tentang kematian, biasanya
dinyatakan sebagai persentase. Rumus untuk menghitung persentase ini:

Jumlah rata-rata pasien yang meninggal dalam sebuah periode


Jumlah data kematian di periode yang sama ×100%

Contoh: sebuah rumah sakit mempunyai total angka kematian sejumlah 21 selama
bulan Mei, ini termasuk pasien mati semua umur, ini terjadi lebih dari 48 jam dan
merupakan kasus jantung koroner atau kasus pemeriksaan medis totalnya 650 pasien
yang termasuk angka kematian dalam sebulan. Angka kematian dirumuskan 21 x 100
dibagi 650=3,23%. Jadi persentase angka kematian atau ratio angka kematian untuk
bulan mei adalah 3,23%. Beberapa rumah sakit akan dibulatkan paling dekat 10 dari
1% dan akan menjadi 3,2%. Persentase pelaporan rumah sakit dalam hari ini akan
menjadi 3%. Dari dasar angka kematian ini, jenis lain mungkin akan dihitung. Angka
kematian sesudah operasi sering dikumpulkan dalam jumlah operasi dan ditunjukkan
dalam 1 periode. Selain dikumpulkan beberapa rumah sakit lebih suka untuk
memeriksa hubungan antara kematian dan operasi bedah seperti semua kematian yang
dikarenakan cholecysectomia. Angka kematian untuk kandungan di sini disediakan
komunitas kesehatan dengan informasi yang berharga pada kesehatan reproduksinya.
Sebagai data yang menjadi trend di Amerika dan seluruh dunia. Angka ini banyak
yang tidak dihitung secara rutin oleh rumah sakit swasta angka kematian terjadi
berulang kali. Sayangnya data yang kosong mungkin disampaikan ke pihak luar yang
menjumlah angka di seluruh negara atau di negara bagian, wilayah, atau daerah
setempat. Rumah sakit mungkin menghitung angka ini pertahun atau hanya
permintaan tertentu. Untuk definisi kesehatan reproduksi "glossary of health care
term" menerbitkan "standard terminologi of reproduktif e health statistic ini the Us

12
and guidleness for peringatan care", standar terminologi di setujui oleh Amerika
collage of obstetri ang gynerologist (ACOG) pada tahun 1985 dan dikembangkan
untuk mempromosikan dan interprestasi reproduktif statistik kesehatan. The
guidleness for perinatal care dipublikasikan oleh ACOG tahun 1983.

F. Angka Autopsi
Angka autopsi adalah rasio kematian autopsi. Beberapa rumah sakit
mempertimbangkan autopsi hanya diperuntukkan pada pasien yang meninggal.
Autopsi dilakukan di rumah sakit oleh ahli patologi atau dokter ahli untuk mengenai
tubuh seseorang yang diautopsi, tetapi disini hanya untuk pasien yang meninggal dan
tidak diketahui asal-usulnya.
Pelaksanaan autopsi di rumah sakit ahli patologi atau dokter-dokter ahli berkuasa
melakukan autopsi baik untuk tujuan pendidikan atau penelitian. Dalam glossary of
health care terms, definisi pasien autopsi: mayat yang diperiksa di rumah sakit oleh
ahli patologi atau dokter yang bertanggung jawab mengenai tubuh seseorang di
rumah sakit. Bagaimanapun juga tidak semua rumah sakit mempunyai fasilitas untuk
mengotopsi pasien dan bekerja sama dengan rumah sakit, rumah pemakaman, dan
tempat lain. The glossary menyediakan alternatif ke-2 dengan definisi yang berbeda
untuk rumah sakit ini: rumah autopsi: mayat yang diperiksa di rumah sakit oleh
seorang ahli patologi atau dokter staf medis yang bertanggungjawab untuk melakukan
tindakan pada tubuh seseorang di sebuah rumah sakit. Angka autopsi kotor : ini
adalah rasio dalam satu periode pada semua pasien autopsi untuk semua pasien yang
meninggal.
Rumus untuk menghitung persentase ini:
Total pasien autopsi dalam 1 periode
Total pasien yang meninggal dalam 1 periode ×100%
Jaringan angka autopsi ini adalah rasio pada satu periode untuk semua pasien autopsi
dan semua pasien yang meninggal tanpa diautopsi untuk kasus jantung koroner dan
kasus pemeriksaan medis.
Rumus untuk menghitung jaringan angka autopsi ini adalah:
Total pasien autopsi dalam 1 periode

13
Total pasien yang tidak di autopsi untuk kasus jantung koroner ×100%

Contoh: selama bulan Agustus, 42 orang meninggal, disini 4 kematian tersebut


dilaporkan karena kasus jantung koroner, 2 tubuh dipindahkan dari rumah sakit, dan
tidak ada rumah sakit yang melakukan autopsi. Autopsi di rumah sakit dilakukan
karena selain 2 kasus di atas. Di sini 14 rumah sakit mengotopsi diikuti jumlah pasien
yang meninggal dalam satu bulan. Jaringan rumah sakit untuk angka tiap bulan
adalah 35% dihitung dari 14x100 dibagi 40 sama dengan 35%.

G. Angka Autopsi Rumah Sakit (Biasa)


Cara lain untuk menghitung angka autopsi secara biasa di rumah sakit. Karena angka
ini dibandingkan dengan total pasien rumah sakit yang tubuhnya berharga untuk
autopsi di rumah sakit, indikasi ini lebih akurat untuk penelitian dan pendidikan
dokter.
Rumus untuk menghitung persentase tersebut:
Total autopsi dirumah sakit
Jumlah kematian pasien yang tubuhnya berharga untuk autopsi rumah sakit ×100%

Tubuh pasien di rumah sakit terdiri dari :


1. Pasien kecuali tubuh yang dipindahkan secara sah karena kasus koroner,
pemeriksaan medis, papan anatomi, dan lain-lain. Jika meskipun ahli patologi
rumah sakit mengirim staf medis dan dokter ahli sebagai agen untuk kasus
koroner atau pemeriksaan medis dan melakukan autopsi untuk berbagai kasus,
autopsi kematian di dalamnya dijumlah dalam persentase.
2. Pasien rumah sakit lain lain yang termasuk pasien ambulatory, pasien home care,
dan untuk pasien yang mati di manapun tetapi badannya berharga untuk rumah
sakit, akan dikirim ahli patologi dan staf dokter untuk menanganinya. Jumlah
autopsi dan kematian ini akan dihitung dan dipresentasikan. Selain pasien rumah

14
sakit yang meninggal, tidaklah mungkin untuk menentukan jumlah pasien yang
meninggal dalam satu periode. "Berharga untuk autopsi di rumah sakit" Rumus
untuk mengolahnya paling sedikit diikuti kondisi yang berlaku :
a. Autopsi dilakukan di rumah sakit oleh ahli patologi atau kiriman, staf dokter
medis untuk keperluan patologi
b. Hasil autopsi akan disimpan di rekam medis pasien di rumah sakit atau
departemen patologi
c. Jaringan tubuh yang di jadikan bahan percobaan akan disimpan di laboratorium
Contoh: Dalam bulan Desember 25 pasien meninggal, 3 diantaranya meninggal
karena koroner, 2 mayat tersebut dipindahkan dari rumah sakit karena tidak
dilakukan autopsi. 1 rumah sakit akan melakukan autopsi selama satu bulan.
Untuk penambahan 15 kasus autopsi untuk pasien yang meninggal dalam kasus-
kasus sebagai berikut:
a. Seorang anak diketahui menderita kongenital penyakit hati dan harus segera
dibawa ke ruang gawat darurat dan terjadilah kematian secara mendadak.
Orangtua memberi kuasa kepada pihak rumah sakit untuk melakukan otopsi.
b. Pasien yang meninggal mendapat pelayanan dan fasilitas selama 2 bulan dari
rumah sakit dan tubuhnya dibawa ke rumah sakit untuk di autosi.
c. Rumah skait akan melakukan autopsi untuk pasien yang sakit dan meninggal di
rumah, dan tubuhnya dibawa ke rumah sakit untuk di autopsi.
d. Seorang pasien yang menerima perawatan terapi radiologi selama tahun tetapi
terjadi kematian dan jelas terjadi karena infraksi myocrdial pada mena terapi x-
ray dan rumah sakit akan mengautopsi tubuhnya
e. Pelayanan home care untuk pasien yang meninggal di rumah sakit, tubuhnya
dibawa ke rumah sakit untuk di autopsi
f. Seorang pasien yang mempunyai 8 pelayanan rumah sakit selama 4 tahun
terakhir dan meninggal di dalam ambulan dalam perjalanan kembali ke rumah
sakit. Rumah sakit harus mengautopsi tubuhnya.
Oleh karena itu, 6 kasus kematian tersebut ditambahkan ke dalam 25 pasien yang
mempunyai nilai guna dan 6 penambahan rumah sakit autopsi akan dihitung.
Angka autopsi rumah sakit yang biasa, dimana kebenaran diberikan untuk

15
keakuratan gambar pelayanan rumah sakit oleh ahli patologi untuk mengajarkan
ilmu yang berkealnjutan. Dijumlah sebagai berikut: 21 x 100 dibagi 29 = 72,41%.
Angka kematian autopsi (secara biasa) untuk bulan desember adalah 72,41% atau
72%. Kematian dan tindakan autopsi untuk pasien baru lahir termasuk ke dalam
persentase autopsi ini, meskipun sediki yang diminta mereka memasukkan secara
terpisah. Praktisi informasi kesehatan diminta untuk menjaga hasil autopsi pasien
yang berakhir 48 jam atau lebih setelah masuk, kematian setelah operasi,
kematian ibu, kematian anestesi dan kasus koroner pemeriksaan medis yang di
autopsi di rumah sakit. Ketika autopsi khusus (atau yang lain) dipromosikan tidak
diperlukan pihak luar atau organisasi di setiap rumah sakit harus membuat kriteria
yang cocok untuk menerima standar pelayanan pasien tertinggi.

H. Angka Morbiditas (Infeksi)


Meskipun angka morbiditas dijumlah dalam rumah sakit dengan implikasi secara
umum, bentuk lain dari mordibitas (penyakit) mungkin menjadi bahan pembelajaran
khusus.
I. Indikator Mutu Pelayanan
1. Klinis dan penampilan profesi:
a. Angka infeksi nosokomial
b. Angka kematian rumah sakit
c. Kasus kelainan neurologi yang timbul selama pasien dirawat
d. Timbulnya dekubitus selama perawatan
e. Indikasi operasi yang tidak tepat
f. Salah yang dioperasi
g. Salah alat tubuh yang dioperasi
h. Kesalahan teknis operasi
i. Komplikasi pembedahan
j. Perbedaan antara diagnosis pra bedah dengan penemuan patologi anatomi pasca
bedah
k. Operasi ulang untuk menanggulangi penyakit infeksi pasca bedah

16
l. Kematian karena operasi
m. Reaksi obat
n. Komplikasi pengobatan intra vena
o. Reaksi transfuse
p. Angka section caesaria yang tidak wajar tingginya
q. Angka kematian ibu melahirkan

2. Aspek efisiensi dan efektifitas:


a. Masalah antar jemput pasien ke dan dari kamar bedah, bagian rontgen
b. Pasien harus menunggu terlalu lama di kamar operasi sebelum ditolong
c. Persiapan di kamar bedah
d. Masalah dengan logistik kamar bedah, ruang perawatan, kamar bersalin
e. Masalah pemakaian obat
f. Masalah lamanya pasien dirawat
g. Masalah dengan prasarana (listrik, air, dll)
h. Masalah teknis dengan alat – alat dan perlengkapan
i. Masalah dengan sumber daya manusia
j. Masalah dengan koordinasi antar unit pelaksana
k. Prosedur administrasi yang rumit

3. Aspek keselamatan pasien


a. Pasien terjatuh dari tempat tidur
b. Pasien terjatuh di kamar mandi, toilet
c. Pasien diberi obat yang salah
d. Pasien lupa diberi obat
e. Tidak ada obat dan alat untuk emergency ketika diperlukan
f. Tidak ada oksigen ketika dibutuhkan
g. Tidak dilakukan cross math pada pasien yang alan ditranfusi
h. Infeksi nosokomial
i. Alat penyedot lendir yang tidak berfungsi dengan baik
j. Alat anestesi tidak berfungsi baik

17
k. Alat pemadam kebakaran tidak tersedia
l. Tidak ada rencana penanggulangan bencana

4. Aspek kepuasan pasien


a. Jumlah keluhan dari pasien atau keluarga
b. Hasil penilaian dengan kuesioner atau survei tentang derajat kepuasan pasien
c. Kritik dalam kolom surat pembaca koran
d. Pengaduan mal praktik
e. Laporan dari staf dan perawatan

KESIMPULAN

Indikator pelayanan rumah sakit adalah parameter atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dan mutu pelayanan yang diberikan oleh suatu rumah sakit. Kesimpulan dari materi indikator
pelayanan rumah sakit dapat mencakup beberapa hal:

1. Penilaian Kualitas Pelayanan: Indikator pelayanan membantu dalam menilai kualitas


pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien. Kualitas pelayanan mencakup
aspek-aspek seperti kecepatan, keamanan, efektivitas, efisiensi, serta kesesuaian dengan
standar medis dan etika.

2. Monitoring Kinerja: Indikator pelayanan berfungsi sebagai alat untuk memantau kinerja
rumah sakit secara terus-menerus. Dengan melihat data dari indikator-indikator tersebut,
rumah sakit dapat mengidentifikasi area-area yang perlu perbaikan atau peningkatan.

3. Pengambilan Keputusan: Data dari indikator pelayanan membantu dalam pengambilan


keputusan terkait manajemen rumah sakit. Keputusan yang diambil dapat berkaitan
dengan alokasi sumber daya, perbaikan proses pelayanan, dan strategi-strategi untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

18
4. Peningkatan Transparansi: Penggunaan indikator pelayanan juga dapat meningkatkan
transparansi antara rumah sakit, pasien, dan pihak terkait lainnya. Informasi mengenai
kinerja rumah sakit dapat diakses dengan lebih mudah, sehingga memberikan
pemahaman yang lebih baik kepada semua pihak yang terlibat.

5. Pentingnya Kepuasan Pasien: Banyak indikator pelayanan yang berkaitan dengan


kepuasan pasien. Kesimpulan dari analisis indikator ini dapat memberikan gambaran
tentang sejauh mana kebutuhan dan harapan pasien terpenuhi, serta area yang perlu
diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan mereka.

6. Keselarasan dengan Standar: Indikator pelayanan juga dapat digunakan untuk menilai
sejauh mana rumah sakit mematuhi standar-standar yang berlaku, baik standar medis
maupun standar manajemen.

7. Kontinuitas Perbaikan: Kesimpulan dari analisis indikator pelayanan dapat digunakan


sebagai dasar untuk perbaikan berkelanjutan. Rumah sakit perlu mengembangkan strategi
untuk terus meningkatkan pelayanan berdasarkan temuan dari indikator tersebut.

Dengan demikian, kesimpulan dari materi indikator pelayanan rumah sakit adalah bahwa
penggunaan indikator ini sangat penting untuk mengukur, memonitor, dan meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit demi memberikan perawatan yang terbaik bagi pasien

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/415157865/indikator-rawat-jalan

https://chat.openai.com/

https://id.wikipedia

20

Anda mungkin juga menyukai