Anda di halaman 1dari 6

RIGKASAN MATERI

JAWABAN SOAL UTS

FILSAFAT DAN LANDASAN PENDIDIKAN


TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Oleh :
Marta Desi Putri, S.Kom
Nim : 23138070

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Soal :

Belajar berdasarkan pengalaman (experiental learning) dikembangkan pada awalnya oleh J. Dewey, beraliran
pragmatisme,

Jelaskan dan analisislah makna Experiental learning dan pragmatisme sebagai salah satu aliran filsafat yang dianut
J.Dewery?

Jawab :

PEMBHASAN EXPERIENTIAL LEARNING :

Filsafat pendidikan dapat dikatakan sebagai memecahkan persoalan-persoalan yang mendasarkan


dalam pendidikan, seperti dalam menentukan tujuan pendidikan, kurikulum, metedo
pembelajaran, manusia, masyarakat, dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia
pendidikan itu sendiri. Namun, ada sementara kalangan, filosof, atau negara seperti Amerika
Serikat, yang meletakkan filsafat pendidikan atas dasar pengkajian beberapa aliran filsafat
tertentu, seperti pragmatisme, realisme, idealisme, dan eksistensialisme, lalu dikaji bagaimana
konsekuensi dan implikasi dalam dunia pendidikan

Experiential learning adalah salah satu metode pembelajaran yang menekankan


pengalaman.Metode yang satu ini bisa dicoba oleh mahasiswa atau bahkan karyawan yang ingin
mempelajari suatu hal baru.Pasalnya, experiential learning dapat memperluas keahlian yang
tentunya bisa membuatmu menjadi karyawan yang lebih kompetitif.Selain itu, bagi pelajar
metode yang satu ini juga bisa meningkatkan ilmu dari pengalaman yang didapatkan. Jadi, kamu
juga bisa menjadi kandidat yang unggul saat mulai mencari kerja menurut para ahli

David Kolb (1984), mendefinisikan experiential learning sebagai sebuah model pembelajaran yang
holistik, di mana seseorang belajar, berkembang, dan bertumbuh. Penggunaan istilah experiential
learning sendiri dimaksudkan untuk menekankan bahwa pengalaman (experience) memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran, dan hal ini menjadi pembeda antara experiential learning dengan
model pembelajaran lainnya, seperti teori pembelajaran kognitif atau behaviorisme.

David Allen Kolb atau lebih dikenal dengan julukan A. Kolb menyatakan bahwa belajar sebagai proses
yang mana pengetahuan diciptakan melalui adanya perubahan dalam berbagai bentuk pengalaman.
Pengetahuan diciptakan oleh kombinasi antara pemahaman dan pengalaman yang ditransformasikan
Menurut Kent State University, ada beberapa hal yang akan diperoleh saat
melakukan experiential learning, yaitu:

1. Pemahaman yang lebih baik mengenai materi


2. Pandangan yang lebih luas mengenai dunia dan komunitas
3. Wawasan yang lebih baik mengenai skill dan passion yang dimiliki
4. Peluang untuk berkolaborasi dengan berbagai orang dan organisasi
5. Praktik langsung untuk meningkatkan skill set
6. Punya rasa kepuasan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat
7. lebih percaya diri dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan

Jadi saat menggunakan metode experiential learning, maka siswa lebih mampu menghubungkan
teori yang dipelajari di kelas dengan situasi dunia nyata.

Jenis Experiential Learning


1. Apprenticeship
Apprenticeship merupakan program pelatihan di sebuah tempat kerja dengan peserta yang masih
menempuh pendidikan. Program magang ini berlangsung cukup lama, dengan rata-rata 4-5
tahun.
2. Internship
Berbeda dengan apprenticeship, program yang satu ini biasanya memiliki durasi yang lebih
pendek yaitu selama 1 semester atau 6 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, kamu tetap akan
mendapatkan ilmu baru dan pengalaman kerja langsung dari orang yang sudah ahli di bidangnya.
3. Pendidikan kooperatif
Merupakan program profesional yang diadakan oleh lembaga pendidikan.
4. Externship
Jenis experiential learning yang selanjutnya adalah externship.
5. Kerja lapangan
Pengalaman kerja profesional juga bisa dilakukan dengan melakukan kerja lapangan.
6. Belajar di luar negeri
Jenis experiential learning yang satu ini memiliki tingkat tantangan yang lebih tinggi.
PEMBHASAN PRAGMATISME:

Pragmatisme (John Dewey) menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas, merdeka,
kreatif serta dinamis. Manusia memiliki kemampuan untuk bekerja sama untuk membangun
masyarakat. Bagi John Dewey, pengalaman adalah basis pendidikan, atau dalam terminologi
Dewey sendiri “pengalaman” sebagai “sarana dan tujuan pendidikan”. Pendidikan pada
hakekatnya merupakan suatu proses penggalian dan pengolahan pengalaman secara terus-
menerus

Pemikiran John Dewey ini menunjukkan bahwa dia mengikuti teori evolusi. Dia percaya bahwa
manusia memiliki kapasitas untuk memajukan peradabannya melalui pendidikan. Pandangan
John Dewey tentang manusia berpangkal dari kondisi manusia. Yaitu manusia adalah mahluk
sosial sekaligus mahluk individual ohn Dewey kemudian memperluas lagi gagasan Pragmatisme
dengan menekankan pentingnya pengalaman praktis dalam mencapai pengetahuan dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pragmatisme menjadi sangat populer di Amerika Serikat pada awal abad ke-20, terutama dalam
bidang pendidikan dan psikologi.
Pandangan Pragmatis tentang pendidikan menekankan pada pembelajaran melalui pengalaman
langsung, praktik dan eksperimen, dan menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan individu dan
konteks social

Ada beberapa prinsip inti dalam Pragmatisme, namun yang paling fundamental adalah sebagai
berikut

1. Kepercayaan pada pengalaman.

Pragmatisme menganggap bahwa pengalaman merupakan sumber utama pengetahuan


dan kebenaran. Prinsip ini menekankan bahwa konsep-konsep abstrak dan teori hanya
dapat diuji melalui pengalaman langsung.

2. Fokus pada hasil praktis.


Pragmatisme menekankan pentingnya fokus pada hasil praktis dalam menilai kebenaran
atau nilai suatu ide atau tindakan.

Dalam konteks ini, kebenaran atau nilai suatu ide atau tindakan dinilai berdasarkan hasil
yang diperoleh dari praktik atau pengalaman.

3. Fleksibilitas dan adaptabilitas.

Pragmatisme menganggap bahwa kebenaran atau nilai suatu ide atau tindakan tidak.
bersifat tetap dan statis, melainkan fleksibel dan terus berubah sesuai dengan konteks dan
situasi yang berbeda-beda.

4. Penekanan pada tindakan.

Pragmatisme menekankan pentingnya tindakan atau praktik dalam mencapai tujuan dan
menciptakan perubahan yang diinginkan.

Oleh karena itu, pragmatisme menekankan pada pentingnya melakukan eksperimen dan
tindakan yang berdasarkan pengalaman dan hasil praktis yang diperoleh.

5. Demokratisasi pengetahuan.

Pragmatisme menekankan pentingnya melibatkan banyak orang dalam mencapai


kebenaran dan memecahkan masalah.

Oleh karena itu, pragmatisme memperjuangkan demokratisasi pengetahuan dan


pendidikan, dengan memberikan akses kepada semua orang untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan menciptakan
perubahan yang diinginkan.

Sebagai suatu aliran filsafat, Pragmatisme tidak luput dari kritik. Beberapa kritik yang diajukan
pada Pragmatisme antara lain:
a. Pragmatisme mengabaikan nilai-nilai etis dan moral yang mendasar:

Kritik ini merujuk pada pandangan bahwa Pragmatisme terlalu fokus pada hasil praktis
dan terlalu mengabaikan nilai-nilai etis dan moral yang mendasar. Oleh karena itu,
beberapa kritikus menganggap bahwa Pragmatisme dapat membenarkan tindakan yang
tidak bermoral atau bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

b. Pragmatisme terlalu pragmatis dan tidak memperhatikan masalah filosofis yang lebih
dalam:

Kritik ini menganggap bahwa Pragmatisme terlalu terfokus pada solusi praktis dan terlalu
sedikit memperhatikan masalah filosofis yang lebih dalam, seperti ontologi dan
epistemologi.

c. Pragmatisme terlalu subjektif dan tidak memiliki kriteria objektif:

Kritik ini merujuk pada pandangan bahwa Pragmatisme terlalu subjektif dan tidak
memiliki kriteria objektif untuk menilai kebenaran dan nilai suatu ide atau tindakan.

Anda mungkin juga menyukai