Anda di halaman 1dari 10

UTS (Ujian Tengah Semester)

Mata Kuliah : Desain dan Pengembangan Produk


Dosen : Aldi F.Dira, SE., MM
Nama: adel silvi meilani
Kelas: cm3
Tanggal: 3 november 2021

1. Buatlah gambar Hirarki Produk, serta jelaskan masing-masing pengertiannya?


2. Jelaskan secara Detail dan terperinci tentang Klasifikasi Produk?
3. Jelaskan secara Detail dan terperinci tentang Dimensi Kualitas Produk?
4. Tolong gambarkan konsep PLC (Product Life Cycle) Kemudian Jelaskan..
5. Bagaimana cara Menentukan Kebijakan Penetapan Harga?
6. Bagaimana Strategi Penetapan Harga nya?
7. Jelaskan Taktik Penetapan Harga..
8. Sebagai Mahasiswa Manajemen kalian dituntut untuk memahami cara penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai target sasaran, jika suatu saat kalian menjadi pemimpin
tertinggi di sebuah Perusahaan. Hal apa saja yang akan kalian lakukan dalam
memenangkan persaingan usaha, bagaimana cara kalian men desain sebuah produk di
perusahaan yang kalian pimpin agar diterima di kancah Intenasional?
Tolong jawab secara spesisfik dan detail..

Jawaban:
1. Gambaran tentang produk perencanan tata ruang di Indonesia akan dijelaskan berdasarkan tiga
aturan utama tentang tata ruang di Indonesia. Berikut penjabaran tentang aturan tentang tata ruang
di Indonesia serta produk – produk yang dimuatnya :

 Produk Rencana Tata Ruang Berdasarkan Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang
Hierarki Produk Perencanaan Tata Ruang berdasarkan UU No.26 Tahun 2007
 Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang penyelenggaran penataan ruang di daerah
merupakan penjabaran dari Undang – Undang No. 24 Tahun 1992. Produk perencanaan berdasarkan
peraturan ini masih merupakan produk rencana umum, karena wilayah yang direncanakan
mempunyai batas yang jelas dan habis terbagi sampai pada rencana teknik ruang. Berikut gambaran
produk rencana umum seperti yang disebutkan Permendgri No. 8 Tahun 1998 tentang
penyelenggaraan penataan ruang di daerah :
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Dati I
2. RTRW – Kota / Kabupaten Dati II
3. RDTRK kawasan Dati II
4. RTRK (rencana teknik ruang kawasan)

Hierarki Produk Perencanaan Tata Ruang berdasarkan Permendagri No.8 Tahun 1998
 Produk Perencanaan Tata Ruang Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman
Prasarana dan Sarana Wilayah No. 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman penyusunan Rencana tata
Ruang Kawasan Perkotaan.
 Kepmen Kimpraswil no 327/KPTS/M/2002 tentang penyusunan kawasan Perkotaan
merupakan salah satu dari enam lampiran yang disusun dan dikeluarkan oleh departemen Kimpraswil.
Produk – produk yang dimuat oleh aturan ini mencakup :
1. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan (RSTRKPM)
2. Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RUTRKP)
3. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTRKP)
4. Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP)

Hierarki Produk Perencanaan Tata Ruang berdasarkan Kimpraswil 2002

Dari beberapa studi literatur permasalahan dari adanya perkembangan regulasi tata ruang di
Indonesia yang terjadi antara lain :
1. Permasalahan prosedur antara lain, Apakah Peraturan Menteri mempunyai kekuatan
hukum mengikat publik, karena hukum tata ruang operasionalnya adalah setingkat menteri.
2. Permasalahan substansi antara lain, substansi peraturan daerah yang satu rawan
menimbulkan friksi dengan daerah lain.
3. Kerancuan, salah satunya Permendagri mengkategorikan produk rencana tata rung
terdiri dari : RTRW Prop. Dati I; RTRW Kab/Kota Dati II; RDTR Kota; dan RTR sedangkan
KepMen. PU mengkategorikan atas : RSTRKPM, RUTRKPM, RDTRKP, dan RTRKP. Adapun
Undang – undang tata ruang yang sekarang terlihat lebih banyak dibagi dalam rencana rinci.
4. Peraturan yang lama dan masih dipakai belum mengakomodasi perkembangan
mutakhir, sehingga di lapangan muncul berbagai penafsiran yang didasarkan pada
kepentingan daerah masing – masing.
Berikut kajian perbandingan dari hierarki rencana tata ruang, hal ini diharapkan dapat menjawab salah
satu permasalahan yaitu kerancuan akan hukum – hukum tata ruang, agar tidak terjadi penafsiran
yang tidak benar terhadap hierarki dan muatan dari hukum tata ruang itu sendiri.
Klasifikasi Produk Perencanaan Tata Ruang berdasarkan Administrasi

Berikut juga dapat dilihat perbandingan hierarki produk perencanaan berdasarkan rencana rinci dan
umum:

Dapat terlihat jelas pada beberapa diagram di atas, produk perencanaan di indonesia mempunyai
hubungan antara satu dengan yang lainnya. hubungan tersebut diharapkan dapat menjadi satu

pertimbangan dalam membuat produk perencanaan tata ruang selanjutnya.

Maka kesimpulannya, hukum yang mengikat tata ruang antara lain terdapat Undang – Undang No. 26
Tahun 2007, Peraturan Menteri dalam negeri no 8 tahun 1998 serta Keputusan Menteri Kimpraswil
No. 327 Tahun 2002.

Produk produk perencanaan berdasarkan ketiga hukum tersebut masing – masing mempunyai
perbedaan berdasarkan hierarki maupun substansi. Untuk Undang – Undang No. 26 Tahun 2007
sudah terbagi atas rencana umum dan rencana rinci yang merupakan penjabarannya. Undang
undang ini juga sudah dilengkapi dengan peraturan zonasi. Akan tetapi belum dijelaskan secara
terperinci untuk kedalaman skala pada pemetaannya, sehingga undang – undang tersebut masih
perlu adanya penjabaran lebih lanjut.

Peraturan Permendagri No 8 Tahun 1998 yang merupakan penjabaran dari Undang – Undang No. 24
Tahun 1992, sudah menjelaskan tantang hirarki produk perencanaan tata ruang mulai dari tingkat
propinsi sampai rencana teknik ruang kawasan. Akan tetapi produk rencana tata ruang seperti yang
dijelaskan pada peraturan ini masih merupakan produk rencana tata ruang yang bersifat umum,
karena wilayah yang direncanakan mempunyai batas yang saling melengkapi (mempunyai
pembagian kawasan yang saling melengkapi) sampai pada rencana teknik ruang. Serta aturan
mengenai jangka waktu berlakunya rencana dan kedalaman skala peta tidak di jelaskan sehingga
peraturan ini di nilai memang sudah tidak layak dipakai.

Pada Keputusan Menteri Permukiman Prasarana dan Sarana Wilayah No. 327 Tahun 2002, produk
perencanaan tata ruang sudah menjabarkan kedalaman masing – masing produk perencanaan
kawasan perkotaan yang terkandung didalamnya. Akan tetapi belum mempunyai produk yang
mengakomodasi karakteristik perkotaan pada wilayah kabupaten.

2. berdasarkan wujudnya, produk diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Barang dan Jasa. Barang
adalah produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba, disetuh, dirasa, dipegang,
disimpan, dipindahkan dan perlakukan fisik lainnya. Jasa adalah aktivitas, manfaat dan kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual.
3. kualitas produk yaitu daya produk untuk menjalankan fungsi seperti daya tahan keunggulan,
efisiensi operasi dan perbaikan dan komponen bernilai lain. Bisa diterpakan program TQM (Total
Quality Management) untuk meningkatkan mutu sebuah produk. Kualitas produk yang baik adalah
memiliki nilai utama yang diharapkan konsumen mulai dari ciri, sifat, pelayanan dan lain
sebagainya.

Mutu produk ialah kondisi fisik, sifat juga fungsi barang/jasa berdasarkan standar kualitas yang
ditentukan mulai dari daya tahan, kredibilitas, efisiensi dan efektitifitas pengoperasian, perbaikan
produk serta atribut yang lain bertujuan agar kebutuhan konsumen terpenuhi. Kualitas suatu
produk menjadi salah satu hal terpenting yang menjadi kunci persaingan para pengusaha. Para
konsumen selalu menginginkan produk bermutu sesuai dengan uang yang telah mereka keluarkan
untuk mendapatkan produk tersebut, tapi tak banyak konsumen yang menganggap jika produk
yang berkualitas adalah produk yang mahal. Apabila pengusaha bisa melakukan hal tersebut maka
para pengusaha akan bisa memberi kepuasan pada konsumen dan jumlah konsumen akan
bertambah.

4. Setiap produk biasanya memiliki masa daur hidup yang berbeda, kenaikan maupun penurunan
dapat terjadi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Gambar 1. Grafik Product Life Cycle
Tahapan-tahapan siklus hidup sebuah produk, yaitu :

1. Tahap Perkenalan (Introduction)


Tahap perkenalan adalah sebuah tahap awal perusahaan dalam memperkenalkan produknya
kepada konsumen. Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang dijual umumnya barang baru (betul-betul baru),
karena masih berada pada tahap permulaan.

Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat
(karena tingginya market resistance), tingkat kegagalan relatif tinggi, banyak melakukan
modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak
seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar),
biaya produksi, promosi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
Untuk melalui tahapan ini diperlukan kerja keras dan kesabaran yang sangat tinggi, agar produk
yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.

5. . Kebijakan harga produsen


Kebijakan harga produsen ada 2 bentuk, yaitu :
a. Shinning Price (harga setinggi mungkin)
alasan : perush belum punya saingan, produk untuk kalangan atas
b. Penetration Price (hrga srendah mungkin)
tujuan: menerobos produk perush lain masuk dalam pasar

2. Kebijakan harga grosir


Cara yang dilakukan misalnya memberikan potongan harga, baik karena pembayaran tunai
atau pembelian dalam jumlah banyak

3. Kebijakan Harga Retailer


a. Margin price (berdasar perkiraan, kalau sudah untung, barang dijual)
b. Lining Price (berdasar pada barang yang sejenis dari berbagai merk, diberikan
harga yang sama).
c. Competitor Price (harga murah, tujuannya memperoleh reputasi sebagai toko
termurah).
d. Judgement Price (berdasarkan perkiraan, dalam satu kotak ada satu/dua potong
barang yang bagus)
e. Customary Price (harga produk stabil dan tidak ada perubahan. Jika bahan baku
meningkat maka harga pokok meningkat).
f. Odd Price (penetapan harga ganjil untuk menarik pembeli).
g. Combination price (dilakukan dengan kombinasi barang, misal produk sampho
dengan sisir).

TUJUAN PENETAPAN HARGA


a. Mendapatkan share pasar
b. Memperoleh harga maksimum
c. Mempromosikan produk
d. Memanfaatkan keuntungan
e. Mencapai keuntungan
f. Mencapai hasil penjualan maksimum

6. Dalam strategi menetapkan harga, Anda harus mengetahui apa tujuannya, dan apa targetnya.
Tentu saja produsen atau suatu perusahaan pasti berusaha keras dalam menentukan harga jual.
Karena, dalam menetapkan harga harus sesuai dan tepat. Berikut adalah beberapa cara dalam
menetapkan harga.

1. Skim The Cream


Cara yang satu ini dianjurkan jika dalam penerapannya tidak memiliki pesaing, atau tidak ada
produk atau jasa yang sejenis. Sehingga bisa dikatakan, cara yang satu ini adalah cara yang
digunakan jika keadaannya longgar, atau nyaris tanpa pesaing. Langkahnya adalah dengan
menetapkan harga yang paling tinggi, sehingga laba yang diperoleh akan sangat maksimal.

2. Penetration
Strategi atau langkah ini adalah penentuan harga yang cukup berani. Dalam praktiknya langkah
yang satu ini adalah dengan mematok harga yang paling rendah, sehingga segmen pasar akan
beralih terhadap harga pasar yang paling rendah. Cara yang satu ini digunakan jika keadaan
pasar dalam mode persaingan ketat, atau telah berada pada titik jenuh.

Yang perlu diperhatikan dalam strategi yang satu ini adalah jangan sampai menetapkan harga di
harga kisaran jauh sangat rendah, karena dampak dan akibatnya bisa fatal, jika terlalu rendah
mematok harga, hal terburuk yang bisa terjadi adalah kebangkrutan suatu produsen atau
perusahaan terkait.

Jadi penetapan nya harus sesuai dengan biaya yang dikeluarkan ,agar tetap mendapatkan laba
untuk produksi kembali.

7. 1. Strategi Penetapan Harga Berdasarkan Biaya


Source: format.com

Metode ini adalah yang paling standar dan paling banyak digunakan, metode ini menentukan
harga berdasarkan total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk yang dijual,
dan menambahkan sejumlah persentase tertentu sebagai laba. Ada 4 kategori dalam penetapan
harga berdasarkan biaya, yakni:

1. Cost-Plus Pricing Method – yaitu penetapan harga jual per unit berdasarkan jumlah biaya
per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau margin (harga jual = biaya total +
laba)
2. Mark–up Pricing – yaitu penetapan harga yang sering digunakan oleh pedagang
perantara atau reseller/dropshipper dengan menambahkan harga beli dengan sejumlah
laba tertentu (harga jual = harga beli + laba/markup)
3. Fixed Fee Pricing – yakni penetapan harga berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan
oleh produsen produk tersebut ditambah sejumlah fee yang telah disepakati, jadi laba
yang diperoleh tidak mempengaruhi harga jual barang
4. Target Pricing – yakni penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat
pengembalian investasi (ROI) sesuai dengan target yang diinginkan.
8. 1. Memiliki harga yang kompetitif

Faktor utama memenangkan persaingan bisnis adalah menawarkan harga yang kompetitif,
artinya harga yang ditawarkan dari produk atau jasa bisnis Anda tidak jauh dari harga pesaing.

Harga produk yang jauh lebih tinggi dari harga pasaran akan sulit mengembangkan bisnis yang
dikelola, kecuali bisnis yang Anda bangun memiliki target pasar kalangan menengah keatas
dengan dukungan fasilitas yang mewah dan lain-lain.

Namun memasang harga yang terlalu murah bisa merusak citra perusahaan. Bisa saja calon
pelanggan berpikir bahwa produk yang Anda tawarkan tidak memiliki mutu. Betul bukan?

2. Jangan mengeluarkan ucapan yang menjatuhkan pesaing

Sesuai dengan karakteristik masyarakat kita, jika seseorang terlihat mengalami penindasan atau
semacamnya, cenderung akan mendapat dukungan. Sudah banyak contohnya seperti yang sering
terjadi pada politik dalam negeri ini.

Ketika melakukan hal tersebut, maka konsumen akan memberikan nilai negatif bagi Anda dan
usaha yang sedang dibangun.

Jika seorang pelanggan memancing untuk mengungkapkan kejelekan dari pesaing Anda,
usahakan jangan ikut membantu. Jawablah dengan ucapan yang sopan seperti “oh gitu ya” atau
yang lainnya asalkan jangan cuek atau tidak peduli dengan curahan hati pelanggan.

3. Pelayanan yang baik untuk memenangkan persaingan bisnis

Bisnis selalu berhubungan dengan target pasar, dimana target tersebut adalah manusia. Pada
dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak suka ditindas, diremehkan, suka dihormati dan
sebagainya.

Strategi memenangkan persaingan bisnis dengan permainan harga belum tentu efektif jika tidak
menyandingkannya dengan pelayanan yang baik. Jika ingin belajar bagaimana melayani
pelanggan yang baik, cukup memperhatikan karyawan bank. Perhatikan bagaimana mereka
berucap, bagaimana mereka menyambut customer dengan sopan dan lembut.

4. Memperluas pasar

Memperluas pasar bukan hanya membangun outlet baru di beberapa tempat yang berbeda, bisa
saja menambahkan jenis produk sesuai dengan perencanaan target pasar baru Anda. Misalnya
saja, jika selama ini target Anda hanya remaja, memproduksi atau menambahkan produk yang
sering digunakan oleh ibu rumah tangga bisa dilakukan untuk memperluas pasar.

5. Promosi yang tepat

Sebagian besar perusahaan bonafit selalu memberikan perhatian yang besar terhadap promosi
produk mereka. Biaya yang dikeluarkan untuk promosi memang tidak sedikit, tapi itu akan
sebanding dengan hasil yang Anda dapatkan kemudian hari.

yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua


tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya. Menurut
Stoner, Freeman, dan Gilbert.

Anda mungkin juga menyukai