Anda di halaman 1dari 4

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

A. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Teori perdagangan internasional digolongkan menjadi dua kelompok yaitu,
teori klasik dan tori modern. Teori klasik yang umum dikenal ialah teori Keunggulan
Absolut dan teori Keunggulan Komparatif. Sedangkan teori modern ialah teori Faktor
Proporsi dari Hecksher dan Olisher.
TEORI KLASIK
 TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT
Teori Keunggulan Absolut dikemukakan oleh Adam Smith.
Dasar dari pemikiran teori ini ialah bahwa suatu negara akan
melakukan spesialisasi dan ekspor terhadap suatu jenis barang tertentu
dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolut dan tidak
memproduksi atau melakukan impor terhadap jenis barang lain dimana
negara tersebut tidak mempunyai keunggulan absolut terhadap negara
lain yang memproduksi barang sejenis. Sehingga menurut Adam Smith
bahwa masing masing negara melakukan prosuksi terhadap suatu
barang tertentu yang memiliki keunggulan tertentu yang tidak
diproduksi oleh negara lain, sehingga akan membentuk spesialisasi
produk.
Tetapi, teori Keunggulan Absolut ini memiliki suatu masalah,
yaitu bahwa suatu perdagangan internasional antara dua negara hanya
akan terjadi jika kedua negara tersebut sama-sama merasakan
manfaatnya. Dan hal ini dapat terjadi apabila kedua negara ini
memiliki keunggulan absolut yang berbeda. Contoh, Indonesia dan AS
memproduksi barang C dan D. Jika Indonesia memiliki keunggulan
absolut terhadap dua produk tersebut yaitu C dan D terhadap AS, maka
Indonesia akan melakukan ekspor kedua jenis barang tersebut,
sehingga perdagangan tidak akan terjadi karena hanya Indonesia yang
akan mendapatkan gains from trade.
CONTOH :
Keunggulan Absolut sebelum Spesialisasi

JENIS BARANG Dasar Tukar Dlm Negeri


NEGARA
KURSI BAJU (Harga Relatif )
Indonesia 40 8 1 baju = 5 kursi di Indonesia
Amerika 20 20 1 baju = 1 kursi di Amerika
Jumlah 60 28

Indonesia memiliki keunggulan absolut atas Amerika dalam


memproduksi kursi karena mampu memproduksi 40 kursi sedangkan
Amerika hanya 20 kursi. Sedangkan Amerika memiliki keunggulan
Absolut atas Indonesia dalam memproduksi baju.
Menurut teori Keunggulan Absolut, perdagangan Internasional
terjadi ketika Indonesia berspesialisasi dalam memproduksi kursi
sementara Amerika berspesialisasi dalam memproduksi baju.

 TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF


Munculnya teori Keunggulan Komparatif dianggap sebagai
suatu usaha penyempurnaan dari teori Keunggulan Absolut. Teori ini
dikemukakan oleh J.S Mill dan David Ricardo. J.S Mill beranggapan
bahwa suatu negara akan berspesialisasi pada dan ekspor suatu barang
tertentu dimana negara tersebut memiliki keunggulan komparatif dan
impor barang dimana negara tersebut memiliki kerugian komparatif.
Atau dengan kata lain, suatu negara akan melakukan ekspor suatu
barang yang dapat dihasilkan dengan biaya produksi paling rendah dan
melakukan impor pada barang yang memerlukan biaya produksi lebih
besar.
Sedangkan menurut pemikiran David Ricardo adalah bahwa
perdagangan antara dua negara akan timbul apabila masing masing
negara memiliki biaya relative yang terkecil untuk jenis barang yang
berbeda. Jadi, penekanan dari Ricardo adalah pada perbedaan efisiensi
relative antaranegara dalam memproduksi dua atau lebih jenis barang
yang menjadi dasar timbulnya perdagangan internasional.
CONTOH :

JENIS BARANG Dasar Tukar Dalam Negeri


NEGARA
WOL KATUN (Harga Relatif)
Indonesia 5 10 1 Wol = 2 katun di Indonesia
Amerika 15 12 1 Wol = 0,8 katun di Amerika
Jumlah 20 22
Dari table tersebut dapat dilihat bahwa Amerika memiliki
keunggulan dalam memproduksi dua barang tersebut. Keuntungan
dapat didapat apabila Amerika memilih untuk memproduksi Wol
karena keunggulan produksi Wol adalah 3 yaitu 15 : 3. Sehingga
Indonesia akan memproduksi barang yang kekurangannya lebih kecil
yaitu katun. Karena katun memiliki selisih produksi 2 dengan Amerika
dibandingkan dengan Wol. Sehingga akan membentuk spesialisasi
Amerika akan memproduksi Wol dan Indonesia akan memproduksi
Katun.

TEORI MODERN

 TEORI H-O
Teori Hekcsher dan Ohlin disebut juga teori Proporsi Faktor
atau teori Ketersediaan Faktor. Dasar pemikiran dari teori ini adalah
bahwa perdagangan internasional, missal, Indonesia dengan AS terjadi
kearena adanya opportunity cost yang berbeda. Perbedaan ongkos
alternative tersebut dikarenakan adanya perbedaan dalam jumlah faktor
produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, skill.
Jadi, karena factor endowment -nya berbeda, maka sesuai
dengan hukum pasar, harga dari fakto faktor produksi tersebut berbeda
beda di tiap negara. Misalnya, Indonesia dengan AS memiliki faktor
produksi yang berbeda, Indonesia memiliki tanah yang lebih luas
dibanding AS, namun AS memiliki kualitas Pendidikan yang lebih
tinggi dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan
Indonesia. Tetapi perbedaan keunggulan tersebut belum dapat
dikatakan baik Indonesia atau Amerika dapat unggul atas suatu barang.
Hal ini juga memiliki ketergantungan terhadap intensitas pemakaian
faktor produksi.
Intensitas pemakaian faktor produksi adalah faktor produksi
terhadap output. Tingkat intensitas faktor produksi dapat diukur
dengan cara menganalisis fungsi produksi yang diestimasi atau
diperkirakan sebelumnya dari barang yang bersangkutan.
Sesuai dengan dasar pemikiran teori H-O, struktur perdagangan
luar negeri suatu negara tidak hanya bergantung pada factor
endowment dan factor intensity, melainkan juga pada tekhnologi. Jadi,
menurut teori H-O suatu negara akan berspesialisasi dalam produksi
dan ekspor barang yang input utamanya relative banyak dimiliki
negara tersebut dan impor batang yang input utamanya tidak dimiliki
oleh negara tersebut.

B. PARADIGMA BARU MENGENAI PERDAGANGAN


INTERNASIONAL
Teori klasik dan teori modern memiliki beberapa kelemahan terutama yang
berkaitan dengan beberapa asumsi-asumsinya antara lain mengenai tenaga kerja yang
dianggap sebagai faktor produksi yang dominan. Perkembangan ekspor dari suatu
negara tidak hanya ditentukan oleh faktor faktor keunggulan komparatif tetapi juga
oleh keunggulan kompetitif dimana inti dari faktor keunggulan kompetitif ialah
keunggulan suatu negara didalam persaingan global selain ditentukan keunggulan
komparatif yang dimilikinya. Dan juga karena adanya proteksi atau bantuan
pemerintah.
Perbedaan lainnya dengan keunggulan komparatif ialah bahwa keunggulan
kompetitif sifatnya lebih dianamis dengan perubahan perubahan misalnya tekhnologi
dan SDM yang sangat cepat.

Anda mungkin juga menyukai