Anda di halaman 1dari 34

1

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga Dewasa (Pelepasan) dengan Kasus Hipertensi


Pada “Tn. A di Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Inike Ivong Surya

NIM :018013545

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


2

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

MAHASISWA

Inike Ivong Surya

018.01.3545

Dosen Pembimbing

Ns. I G. A. Mirah Adhi, M. Kes.


3

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah KEPERAWATAN KELUARGA dengan judul “Laporan Asuhan
Keperawatan Keluarga Dewasa (Pelepasan) dengan Kasus Hipertensi Pada “Tn. A di
Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan keluarga.

Dalam perbuatan makalah ini, penulis dapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen
pembibimng yang telah memberikan kesempatan dan memberikan fasilitas sehingga Laporan
ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata semoga Laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan ini jauh dari sempurna,
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Mataram, 23 Mei 2021

Penulis
4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….........1

HALAMAN PENGESAHAN ………………………….......................................2

KATA PENGANTAR ………………………………….......................................3

DAFTAR ISI …………………………………………..........................................4

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................5

A. LATAR BELAKANG..............................................................................5
B. TUJUAN PENULISAN..............................................................................5-6
C. MANFAAT PENULISAN.........................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................7

A. Konsep Dasar Keluarga…………………………………………7-10

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga .........................10-12


C. Konsep Dasar Penyakit..................................................................12-15
BAB 3 LAPORAN KASUS……………………………………………………...16
A. Pengumpulan Data …………………………………………………16-24
B. Analisa Data ……………………………………………………….25-26
C. Diagnosa Keperawatan …………………………………………….27
D. Skala Prioritas……………………………………………………..28-29
E. Rencana Keperawatan……………………………………………30-31
F. Tindakan keperawatan…………………………………………….32
G. Evaluasi……………………………………………………………33
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...34

LAMPIRAN………………………………………………………………………33
5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat merupakan keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan. Sedangkan sakit adalah
keadaan tidak normal atau sakit, secara sederhana dapat disebut penyakit yang
merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan di luar batas normal (Asmadi,2008).
Salah satu kondisi tidak sehat atau sakit yang dialami oleh manusia adalah
peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Menurut WHO (2013), hipertensi menjadi penyebab sekitar 45 % kematian
karena penyakit jantung dan 51 % karena stroke. Pada 2008, di dunia, kira-kira 40 %
dari dewasa berusia 25 tahun keatas didiagnosa menderita hipertensi, terjadi
peningkatan jumlah orang dengan kondisi ini dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1
miliar pada tahun 2008. Prevalensi hipertensi lebih tinggi di Afrika 46 % pada dewasa
25 tahun ke atas dan paling rendah dengan prevalensi 35 % di Amerika. WHO
memperkirakan jumlah hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah
penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 % atau
sekiatar 1,6 miliar orang di seluruh dunia mengalami hipertensi.
Oleh karena itu, pembangunan kesehatan menjadi salah satu upaya
pembangunan nasional yang diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat setiap penduduk sehingga memiliki derajat kesehatan
optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memberikan asuhan
keperawatan pada individu , keluarga, atau masyarakat. Keluarga merupakan unit
pelayanan kesehatan terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan terutama di
lingkup komunitas. Kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan anggota
keluarganya akan dapat memelihara, mencegah, meningkatkan kesehatan mereka
pada tahap yang optimal sehingga mampu melaksanakan tugas- tugas mereka secara
produktif. (Ali, 2010).
Salah satu upaya dalam penyembuhan hipertensi terkhusus pada kesehatan
keluarga dengan mengenal masalah kesehatan dan melakukan perawatan pada
anggota keluarga merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan
hipertensi untuk mencegah komplikasi dan serangan berulang. Dari kondisi diatas,
setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.A di kota bima, kec. Raba, kel.
Penanae di dapat data bahwa Tn.A menderita hipertensi.dan keluarga tidak mampu
merawat anggota keluarga yang sakit. Maka penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus dan membuat Laporan tentang “ Asuhan Keperawatan Keluarga Dewasa
(Pelepasan) dengan Kasus Hipertensi Pada Tn. A di Kota Bima, Kec. Raba, Kel.
Penanae.”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
6

Mampu memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga Dewasa (Pelepasan) dengan


Kasus Hipertensi Pada Tn. A di Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. A dengan hipertensi pada
keluarga Tn.A di Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Tn. A
dengan hipertensi pada keluarga Tn.A di Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae.
c. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan keluarga pada Tn. A dengan
hipertensi pada keluarga Tn.A di Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae.
d. Penulis mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan keluarga pada
Tn. A dengan hipertensi pada keluarga Tn.A di Kota Bima, Kec. Raba, Kel.
Penanae.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah
diberikan pada Tn. A dengan hipertensi pada keluarga Tn.A di Kota Bima,
Kec. Raba, Kel. Penanae.
f. Penulis mampu memberikan pendidikan kesehatan pada Keluarga pada Tn. A
dengan hipertensi pada keluarga Tn.A di Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae.
C. Manfaat Penulisan
Manfat dari penulisan Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan, dan masyarakat :
a. Bagi Pendidikan Keperawatan
Digunakan sebagai bahan informasi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan keperawatan dan bahan
kepustakaan.
b. Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktik pelayanan
kesehatan di komunitas seperti keluarga dan puskesmas.
c. Masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang penyakit hipertensi sehingga
masyarakat dapat mengubah prilaku untuk mencegah komplikasi yang
ditimbulkan serta kasus hipertensi di masyarakat dapat dicegah.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut
Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat
antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai
lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan. Berdasarkan pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau
kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang
selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan
dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman,
M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap
ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat
Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya
keluarga.
8

c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan,
yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang
memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan
keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan
menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan,
persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu
adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab,
bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
konseling KB post partum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga
seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan
menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap
remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem
peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
9

f. Keluarga dengan anak dewasa


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak
waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai,
memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap
masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan,
dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.
4. Tugas eluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat
5. Tipe Keluarga
Menurut Friedman (2010) pembagian tipe kularga bergantung pada konteks
kelilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisioanl keluarga
dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti yang ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenen, bibi,
paman).
c. Keluarga adopsi adalah sebuah cara lain untuk membentuk keluarga dengan
menyerahkan secara sah tangungjawab sebagai orangtua seterusnya dari
orangtua kandung ke orangtua adopsi dengan menimbulkan suatu keadaan
saling menguntungkan baik bagi orangtua mapun anak.
d. Keluarga asuh adalah sebuah layanan kesejahteraan anak yaitu anak
ditempatkan di rumah terpisah dari salah satu orangtua atau kedua orangtua
kandung untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan fisik serta emosional
mereka.
e. Keluarga orangtua tunggal yaitu keluarga dengan ibu atau ayah sebagai kepala
keluarga.
f. Dewasa lajang yang tinggal sendiri.
g. Keluarga dengan orangtua tiri yaitu keluarga yang menikah lagi yang dapat
terbentuk atau tanpa anak dan keluarga yang terbentuk kembali.
h. Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu
anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua
10

rumah inti maternal atau paternal, dengan keragaman dalam hal tingkat
kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah tangga.
i. Cohabiting familyadalah pasangan kumpul kebo.
j. Keluarga homo seksual adalah ikatan dua atau lebih individu yang berbagi
orientasi seksual yang sama atau minimal ada satu orang homo seksual yang
memelihara anak.
6. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi
keluarga di masyarakat. Struktur keluarga teridir dari bermacammacam
(Harnilawati,2013), yaitu :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan
ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan ibu.
c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah isteri.
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau isteri.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek
keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO,
2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.
Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode
wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota
keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
11

2) Alamat dan telepon


3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
12

b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau


hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat
anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
6) Stres dan koping keluarga
a. Stressor jaangka pendek dan panjang
1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c. Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d. Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada
akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
C. Konsep Dasar Hipertensi
1. Defenisi
Hipertensi merupakan elevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS) pada
level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90
mmHg atau lebih (Black, 2014). Sedangkan menurut Murwarni (2011),hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan
yang melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140 mmHg, diastole diatas 90
mmHg).
13

2. Etiologi Hipertensi
Ada dua macam penyebab hipertensi, yaitu hipertensi primer/esensial dan
hipertensi sekunder.(Black, 2014)
a. Hipertensi primer/esensial
Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer. Tidak ada
penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori
yang menunjukkan adanya faktor – faktor genetik, perubahan hormon, dan
perubahan simpatik. Faktor risiko hipertensi primer/esensial meliputi umur
(usia lanjut), jenis kelamin (pria), riwayat keluarga yang mengalami
hipertensi, obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume intravaskular,
aterosklerosis (penyempitan arteri dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah), merokok (nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah),
konsumsi kadar garam tinggi (natrium dapat membbuat retensi air yang
menyebabkan volume darah meningkat), konsumsi alcohol yang dapat
menyebabkan plasma katekolamin meningkat, dan stress emosi yang
merangsang sistem saraf simpatis.
b. Hipertensi sekunder
1) Stress akut (alkoholisme, gejala putus alcohol akut, luka bakar, respons
vasovagal intermitten kronis, hiperventilasi, hipoglisemia, dan psiogenis).
2) Gangguan vaskular (ateroklerosis, koarktasi, meningkatnya volume
intravaskular, krisis sel sabit, dan disesksia aneurisma aorta).
3) Gangguan endokrin (akromegali, gangguan adrenal, korteks, sindrom
chusing, aldostrenomisme primer, medulari, pankretitis, feokromositoma,
hipotiroidisme, hipertriodisme).
4) Gangguan neurologis (disrefleksia otonom, meningkatnya tekanan
intracranial, tumor otak, ensafalitis, asidosis respiratorik, dan apnea tidur).
5) Obat-obatan (putus obat tiba-tiba, penggunaan amfetamin, steroid anabolis
dan adregonesis, antihistamin/dekongestan, pengguan kokain, siklosporin,
alkaloid ergot, eritropoietin, glukokortikoid, rancun tinggi metal,
mineralokortikoid, monoamine oksida inhibitor, NSAID, kontrasepsi oral,
simpatomometik, efedrin, fenilefrin, dan adenosisn trisiklik).
6) Masalah dengan kehamilan (kehamilan yang mengakibatkan hipertensi,
dan eklampsia).
7) Gangguan renal (stenosis arteri renal, penyakit parenkimal renl,
glomerulonefritis akut, pielonefritis kronis, penyakit jaringan ikat, diabetes
nefrotipatik, hidronefrosis, penyakit polisistik, renin yang menghasilakan
renin, penyakit renovaskular, ateroskleresis, vaskulitis).
8) Anemia berat
9) Makanan yang mengandung tiamin (keju tua, bir anggur, hati ayam,
ekstrak ragi).
3. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, tepatnya di medulla otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kelumna
14

medulla spinalis ke ganglia spimpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat


vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melauli
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neorun preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglian ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskanya neropinefrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
ekskresi epinefrin, yang meyebabkan pembuluh darah sebagai respon rangsangan
emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas
vasokontriksi, medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokontriksi, korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangssang pembentukan angiotensin I yang kemudian
berubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebankan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cendrung mencetus terjadinya hipertensi
(Black, 2014)
4. Manifestasi Klinis menurut (Black, 2014) :
a. Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)
b. Palpitasi
c. Kelelahan
d. Nausea
e. Epitaksis
f. Pandangan kabur atau ganda
g. Tinnitus (telinga berdering)
5. Penatalaksanaan Medis
Menurut Black (2014) tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi
adalah mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas penyerta dengan mencapai
dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap
program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan
kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
a. Terapi Nonfarmakologi
Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nonfarmakologi yang dapat
mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :
a) Teknik-teknik mengurangi stress
b) Penurunan berat badan
c) Pembatasan alcohol, natrium, dan tembakau
d) Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi)
e) Relaksasi intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi
antihipertensi.
15

Klien dengan hipertensi ringan yang berada pada risiko tinggi (pria,perokok)
atau bila tekanan diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg dan
sistoliknya diatas 130 atau 139 mmHg, perlu dimulai terapi obat-obatan.

b. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi yang digunakan untuk terapi antihipertensi dapat di
klasifikasikan menjadi lima katagori :
a) Diuretik
Diuretik yang sering diresepkan untuk mengobati hipertensi ringan adalah
hidroklorotiazid.
b) Simpatolitik
Simpatolitk bertujuan sebagai penghambat (adrenergeik bekerja di sentral
simpatolitik), penghambat adrenergic alfa, beta, dan penghambat neuron
adrenergeik. Reserpine dan guanetidine dipakai untuk mengendalikan
hipertensi berat.
c) Vasodilator arteriol yang berkerja lansung
Vasodilator yang berkerja langsung adalah obat tahap ketiga yang bekerja
dengan merelaksasikan otot – otot polos pembuluh darah sehingga
menyebabkan vasodilatasi.
d) Antagonis angiotensin (ACE Inhibitor)
Obat dalam golongan ini bertujuan menghambat enzim angiotensin, yang
bertujuan menghambat pembentukan angiotensin II dan aldesteron.
Kaptopril, enalapril, lisinopril adalah ketiga antagonis angiotensin.
e) Penghambat saluran kalsium (blocker calcium antagonis)
16

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Pengumpulan Data
IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga:

Nama : Tn. A Pendidikan : S1

Umur : 46 Pekerjaan : PNS

Agama : Islam Alamat : Kota Bima, Kec. Raba,


Kel. Penanae

Suku : Bima Nomor Telpon : 081237624416

a. Komposisi Keluarga:
Hub.
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan
Klg

Abd. Azis PNS


1. L 46 Suami S1
ST.HAWA IRT
2. P 47 Isteri SMA
INIKE IVONG MAHASIS
3. P 21 Anak S1
SURYA WI
4. P 15 Anak SMA
PINKY APRILYA SISWI
5. L 9 Anak SD
M. RIZKY ADITYA SISWA

b. Genogram:
17

Keterangan :

= Laki – laki = Menikah = Klien

= Perempuan = Keturunan = yang tinggal serumah

c. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga: Keluarga Tn. A merupakan Keluarga inti (nuclear family)
Karena keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari
keturunannya.
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut: Tidak ada masalah yang terjadi pada
keluarga Tn.A

d. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Bima
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan: -
c) Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: Agama Islam

e. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a) Anggota keluarga yang mencari nafkah: 1
b) Penghasilan: 4 jt
c) Upaya lain: -
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Tv, Motor dll

e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: 4 jt


f. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ke pantai

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua): Keluarga
dengan anak dewasa tua, karena anak dewasa tertua berusia 21 thn yaitu Nn. I,
keluarga membantu anak untuk mandiri sambil menata kembali peran mereka
didalam rumah tangga dengan anggota keluarga yang masih ada.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya: An. R yang
ketiga masih usia sekolah, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
yaitu pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak – anaknya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Tn. A menderita hipertensi sudah 5 bulan yang lalu, apabila Tn. A beraktifitas
berlebihan Tn. A cepat lelah. Isteri dan anak dalam kondisi sehat.

b) Riwayat penyakit keturunan:


Tidak ada penyakit keturunan

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga


18

Imunisasi
Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur BB Yang telah
Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
dilakukan
Campak

1 Abd. Azis 46 65 Kurang Imunisasi Hipertensi - Mengonsu


Sehat Lengkap msi obata
- Mengonsu
msi
makanan
sehat
- Olahraga
teratur

2 St. Hawa 47 60 Sehat Imunisasi Sehat


Lengkap

3 Inike Ivong 21 53 Sehat Imunisasi Sehat


Surya Lengkap

4 Pinky Aprilya 15 38 Sehat Imunisasi Sehat


Lengkap

5 M. Rizky 9 20 Sehat Imunisasi Sehat


Aditya Lengkap

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Puskesmas dan Rumah Sakit

e) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:


Tidak ada

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah: -
2) Type rumah : -
3) Kepemilikan: Milik Sendiri
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 8 kamar/ruangan
5) Ventilasi/cendela: 9 Jendela
6) Pemanfaatan ruangan: 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang tv, 1 tempat
sholat, 1 gudang, 1 dapur, 1 kamar mandi
7) Septic tank: ada/tidak: Ada letak di bawah tanah dan berjarak 10 meter dari
19

sumber air
8) Sumber air minum: Mata air
9) Kamar mandi/WC: 1
10) Sampah: Ada limbah RT Ada
11) Kebersihan lingkungan: Bersih
12) Denah rumah

9 8 7 Keterangan :
1 = Ruang Tamu
6 5 2 = Kamar Tidur
3 = Kamar Tidur
4 = Ruang Tv
4 3 5 = Lorong
6 = WC
7 = Ruang Sholat
8 = Gudang

2 1 9 = Dapur

13) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1) Kebiasaan: Selalu bersosialisasi dengan tetangga
2) Aturan/kesepakatan : anak – anak harus selalu mengikuti peraturan yang ada
di rmh seperti, belajar, dan sholat
3) Budaya: Rimpu merupakan tradisi berbusana untuk kaum perempuan, Mbolo
weki merupakan sebuah musyawarah diantara lingkungan keluarga.
b. Mobilitas Geografis Keluarga: keluarga memang sudah tinggal disana turun -
temurun
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Baik

d. System Pendudukung Keluarga : -


IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Komunikasi sehari – hari menggunakan Bahasa
bima dan apabila ada masalah dimusyawarahkan bersama dengan anggota keluarga
b. Struktur Kekuatan Keluarga: Apabila ada masalah pada keluarga Tn. A dipecahkan
dengan musyawarah
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Di keluarga hanya Tn. A yang mencari nafkah

d. Nilai dan Norma Keluarga


Sopan santun pada orang tua, keluarga, berhubungan dengan orang lain

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. A memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap anggota
keluarganya, rasa nyaman serta kehangatan keluarga layaknya keluarga harmonis
20

b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: keluarga hidup rukun
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi dan hubungan dalam keluarga
sangat baik
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Kepala
keluarga
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: kumpul dan bersantai bersama
e) Partisipasi dalam kegiatan social: selalu bersosialisasi dengan masyarakat

c. Fungsi perawatan kesehatan


a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya:Keluarga Tn. A kurang mampu mengenal masalha kesehatanya,
keluarga hanya tau Tn. A menderita penyakit Hipertensi
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat:Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengobati
Tn. A
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Keluarga tidak mampu merawat Tn. A dikarenakan ketidaktauan keluarga
mengenai penyakit yang diderita Tn. A

d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat: Lingkungan


rumah keluarga Tn. A sangat bersih
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :Keluarga
Tn. A mampu menggunakan serta memanfaatkan unit pelayanan kesehatan
terdekat.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak: 3 orang
b) Akseptor: Ya yang digunakan suntik lamanya 1 bulan
c) Akseptor: Belum - alasannya: -.
d) Keterangan lain: -

e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: baik
b) Pemanfaatan sumber di msyarakat: sangat baik

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek: Tn. A mengatakan dirinya menderita penyakit hipertensi.
b. Stressor jangka panjang: Tn. A mengidap penyakit hipertensi semenjak 5 bulan dan
ia ingin penyakitnya ini sembuh total.
c. Respon keluarga terhada stressor: Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga
yang sakit ke puskesmas dengan petugas kesehatan.
d. Strategi koping: Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada.
e. Strategi adaptasi disfungsional: Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. A
menyampaikan atau membicarakan dengan anggota keluarganya.
21

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi: Pemenuhan gizi keluarga Tn. A sangat baik

Upaya lain: -

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya : keluarga berharap Tn. A tidak mengalami
hipertensi lagi
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : diharapkan petugas kesehtan mampu
membantu penyembuhan penyakit Tn. A

IX. PEMERIKSAAN FISIK

No Variabel Nama anggota keluarga

TN. A NY. S An. I An. P An.R

1. Riwayat Hipertensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penyakit saat
ini

2. Keluhan yang -Kelelahan saat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
dirasakan melakukan
aktivitas

-Sakit dibagian
belakang leher

-Sakit kepala,
pusing

P : Nyeri kepala
bertambah ketika
merasa lelah

Q : Nyerinya
seperti di tusuk –
tusuk

R : Nyerinya
dibagian
belakang kepala
22

S : skala nyeri 4 (
Tn. A meringis)

T : Nyeri yang
dirasakan kadang
– kadang

3. Tanda & gejala - Kelelahan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Pandanga
n menjadi
kabur
- kecemasa
n

4. Riwayat Hipertensi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penyakit
sebelumnya

5. Tanda-tanda TD = 170/100 TD = TD = 100/80 - -


vital mmHg 110/90 mmHg
mmHg
N = 90 ×/m N = 85 ×/m
N= 88 ×/m
S = 36 ℃ S = 36℃
S = 35,5 ℃
RR = 12 ×/m RR = 13 ×/m
RR = 14
×/m

6. Sistem -Bentuk dada -Bentuk Tidak terkaji -Bentuk Tidak


cardiovaskuler sama rata dada sama dada sama terkaji
(simetris) rata rata
(simetris) (simetris)
-Tidak ada nyeri
tekan -Tidak ada -Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan
-Tidak ada suara
tambahan -Tidak ada -Tidak ada
suara suara
23

tambahan tambahan

7. Sistem respirasi Respirasinya Respirasiny Respirasinya Tidak Tidak


normal yaitu 12 a normal normal yaitu terkaji terkaji
kali/menit yaitu 14 13 kali/menit
kali/menit

8. Sistem GI. Trac Mulut dan gigi Mulut dan Mulut dan Mulut dan Mulut dan
bersih tidaada gigi bersih gigi bersih gigi bersih gigi bersih
bau mulut dan tidaada bau tidaada bau tidaada bau tidaada
tidak ada masalah mulut dan mulut dan mulut dan bau mulut
pencernaan tidak ada tidak ada tidak ada dan tidak
masalah masalah masalah ada
pencernaan pencernaan pencernaan masalah
pencernaa
n

9. Sistem Hidung klien Hidung Hidung klien Tidak Tidak


persyarafan bersih dan dapat klien bersih bersih dan terkaji terkaji
mencimum bau, dan dapat dapat
mata klien tidak mencimum mencimum
ada kendaladan bau, mata bau, mata
masih bisa klien tidak klien tidak
membaca, dan ada ada
lidah klien masih kendaladan kendaladan
bisa merasakan masih bisa masih bisa
asam dan manis membaca, membaca,
dan lidah dan lidah
klien masih klien masih
bisa bisa
merasakan merasakan
asam dan asam dan
manis manis

10 Sistem Klien tidak Klien tidak Klien tidak Tidak Tidak


muskuloskeletal pernah pernah pernah terkaji terkaji
mengalami patah mengalami mengalami
tulang dan masih patah tulang patah tulang
bisa bekerja yang dan masih
bisa bekerja
24

berat - berat yang berat -


berat

11 Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
genetalia masalah genetalia masalah masalah masalah masalah
genetalia genetalia genetalia genetalia

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No Daftar Masalah Kesehatan

1 Ancaman - Tn. A mudah marah


- Memakan – makanan yang asin

2 Kurang/ Tidak sehat Tn. A dalam keadaan sakit

3 Defisit -
25

B. Analisa Data

No Data Problem Etiologi

1. DS : Tn. A mengatakan kepalanya Nyeri akut (sakit Ketidakmampuan


pusing dan sakit, leher bagian kepala) pada keluarga merawat
belakang terasa kaku. Tn. A keluarga Tn. A anggota keluarga
mengatakan sudah terbiasa dengan khususnya Tn. A yang sakit hipertensi
keadaanya. Keluarga mengatakan
makan seperti biasa khususnya Tn.
A dibiarkan makan yang banyak
mengandung garam

P : Nyeri kepala bertambah ketika


merasa lelah

Q : Nyerinya seperti di tusuk – tusuk

R : Nyerinya dibagian belakang


kepala

S : skala nyeri 4 ( Tn. A meringis)

T : Nyeri yang dirasakan kadang –


kadang

DO : TD = 170/100 mmHg

N = 90 ×/m

S = 36 ℃

RR = 12 ×/m

Tn. A tampak sering memegang


tengkuk. Saat ditanya keluarga tidak
paham betul mengenai cara merawat
Tn. A

2. DS : Tn. A mengatakan sering Risiko Tinggi Stroke Ketidakmampuan


pada keluarga Tn. A keluarga merawat
sakit kepala,pusing , terasa berat di khususnya Tn. A anggota keluarga
tengkuk. yang sakit
DO : TD = 170/100 mmHg

N = 90 ×/m
26

S = 36 ℃

RR = 12 ×/m

Saat ditanya keluarga tidak tahu apa


penyebab masalah yang dialami oleh
Tn. A

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (sakit kepala) pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
2. Risiko Tinggi Stroke pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A b.d Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
27

D. Skala Prioritas
1. Nyeri akut (sakit kepala) pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi

Skoring prioritas masalah

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : kurang 3 Yaitu mengeluh sakit kepala dan
x1=1
sehat 3 pusing, leher bagian belakang terasa
kaku
- TD = 170/100 mmHg
- N = 90 ×/m
- S = 36 ℃
- RR = 12 ×/m

2 Kemungkinan masalah 1
dapat diubah : sebagian x2=1
2 Masalah dapat diatasi sebagian karena
kurang pengetahuan tentang cara
merawat anggota keluarga
yang menderita tekanan darah tinggi

3 Potensial masalah
3
untuk dicegah : tinggi x1=1
3 Masalah dapat dicegah tinggi karena
sudah diderita 5 bulan dan kronis serta
memerlukan pengobatan.

4 Menonjolnya massalah :
Ada masalah, tetapi
tidak perlu ditangani Keluarga mengatakan bahwa sakit Tn.
1 1 A sudah biasa nanti juga sembuh
x1= sendiri
2 2

TOTAL 1
3
2
28

2. Risiko Tinggi Stroke pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A b.d Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan.

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : Ancaman 2 2 Tn. A sering merasakan daerah dada
kesehatan x1=
3 3 nya berdebardebar terutama saat
kambuh.
- TD = 170/100 mmHg
- N = 90 ×/m
- S = 36 ℃
- RR = 12 ×/m

2 Kemungkinan masalah 1
dapat diubah : sebagian x2=1
2 Masalah dapat diatasi sebagian karena
kurang pengetahuan tentang cara
merawat anggota keluarga
yang menderita tekanan darah tinggi

3 Potensial masalah
3
untuk dicegah : tinggi x1=1
3 Keinginan untuk
berobat/memeriksakannya ke dokter
sangat tinggi tetapi takut kepikiran jika
di periksa
4 Menonjolnya massalah :
Masalah berat, harus 2
x1=1 Masalah yang harus segera ditangani
segera ditangani 2
karena akan menimbulkan komplikasi
masalah kesehatan yang lain.
TOTAL 2
3
3
29

E. Rencana Keperawatan

No Hari/ Tujuan Kriteria Standar Inervensi


. Tgl
Dx

1. Jum’at Setelah Respon - Tekanan darah - Diskusikan


, 21 dilakukan Verbal tinggi adalah dengan kelurga
mei asuhan peningkatan tentang pengertian
2021 keperawat an tekanan darah tekanan darah
dalam waktu 1 × lebih dari 140 tinggi dengan
3 jam nyeri mmHg menggunakan
akut: - Menyebutkan 2 lembar balik &
dari 5 penyebab leaflet
1.Mengenal tekanan darah
masalah tekanan tinggi - Motivasi
darah tinggi a.Keturunan keluarga untuk
dengan cara: b.Gangguan mengulang
pembuluh darah kembali
- Mennyebutkan pengertian
pengertian c.Penyakit
hormonal hipertensi
tekanan darah
tinggi d.Penyakit ginjal - Beri pujian atas
e.Stress/ banyak jawaban keluarga
- Menyebutkan pikiran yang benar
penyebab darah - Menyebutkan 3
tinggi dari 4 tanda &
gejala tekanan
- Menyebutkan
darah tinggi :
tanda dan gejala
a.Mual &
tekanan darah
muntah
tinggi
b.Pusing/ sakit
kepala
c.Susah tidur
d.Debar-debar

2. Jum’at Setelah Verbal - Keluarga - Berikan


, 21 dilakukan mampu penjelasan
mei asuhan menjawab tentang
2021 keperawat an pertanyaan hipertensi
dalam waktu 1 × yang diberikan. dan
3 jam Keluarga Sikap - Keluarga dampak
mampu mampu hipertensi
berpartisipa di membawa bagi
30

dalam aktifitas keluarga yang kepada


yang sakit ke keluarga.
menurunkan Psikomoto pelayanan - Kaji
tekanan darah: r kesehatan. pengetahua
- Keluarga n keluarga
Keluarga memotivasi tentang
mampu untuk berobat ke hipertensi
mengenal dokter atau atau
hipertensi, pelayanan penyakit
penyebab, tanda, kesehatan yang
gejala dan cara berkaitan
mempertahanka dengan
n tekanan darah hipertensi
dalam keadaan - Ajarkan
normal keluarga
pola hidup
sehat untuk
penderita
hipertensi
31

F. Tindakan Keperawatan

No. Dx Hari/ Tgl Pukul Tindakan keperawatan Paraf

1. Jum’at, 21 10.00 WITA - Mengucapkan salam pertemuan,


mei 2021 menjelaskan tujuan.

- Menggali tentang pengetahuan


10.10 WITA keluarga tentang nyeri.
10. 50 WITA - Memonitor vital sign
11..10 WITA - Memberikan reinforcemen positif
atas jawaban yang benar

2. Jum’at, 21 11.15 WITA - Memberikan pendidikan kesehatan


mei 2021 tentang hipertensi.

- Mengajarkan keluarga tentang cara


11. 30 WITA merawat anggota keluarga yang
11.45 WITA sakit.

- Mengarjakan keluarga cara


mengkaji skala nyeri.
12.00 WITA
- Memberikan penjelasan tentang
pola hidup sehat bagi penderita
hipertensi.
32

G. Evaluasi

No. Dx Hari/ Tgl Pukul Evaluasi Paraf

1. Jum’at, 21 10.00 WITA S : Klien mengatakan sakit kepala dan


mei 2021 pusing, leher bagian belakang terasa kaku

P : Nyeri kepala bertambah ketika merasa


lelah

Q : Nyerinya seperti di tusuk – tusuk

R : Nyerinya dibagian belakang kepala

S : skala nyeri 4 ( Tn. A meringis)

T : Nyeri yang dirasakan kadang - kadang

O : - TD = 170/100 mmHg

- N = 90 ×/m

- S = 36 ℃

- RR = 12 ×/m

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Jelaskan kembali tentang


karakteristik nyeri
- Berikan contoh demonstrasi tentang
obat tradisional
- Monitor vital sign

2. Jum’at, 21 11.15 WITA S : keluarga mengatakan paham terhadap


mei 2021 apa yang dijelaskan. Klien mengatakan
sakit kepala sudah mulai berkurang.

O : keluarga paham bagaimana cara


mengkaji nyeri. Tekadan darah Tn. A turun
menjadi 150/90 mmHg

A : masalah teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
33

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi

8. Singapore: Elsevier.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan: Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Medan.2013. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2013.

Medan

Friedman. 2010. Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta : EGC.

Harnilawati.2013.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan :

Pustaka As-Salam

Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Kperawatan Komunitas 2 ; Konsep dan Aplikasi.

Jakarta:Salemba Medika.

Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Murwarni, A. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam.Yogyakarta : Gosyen

Publishing.

WHO. 2013. Q&As on hypertension. Available:http://apps.who.int/iris/ bitstream/

10665/81965/1/9789241564588_eng.pdf. Diakses tanggal 13 Juli 2017.

Wilkonson, J. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC.


34

LAMPIRAN

BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Inike Ivong Surya

NPM : 018013545

Tempat praktek : Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae

Telah melaksanakan kunjungan rumah :

Hari/ Tanggal : Jum’at 21 mei 2021

Waktu : 10.00 wita – 12.00 wita

Nama KK/ Sasaran : Abd. Azis

Alamat : Kota Bima, Kec. Raba, Kel. Penanae

Hasil kunjungan rumah : Sangat baik

Kota Bima, 21 mei 2021

Mahasiswa Kepala Keluarga/

Penanggung Jawab

(Inike Ivong Surya)

( Abd. Azis)

Anda mungkin juga menyukai