Public speaking adalah keterampilan yang bisa dipelajari.
Keterampilan ini sangat
diperlukan oleh setiap orang khususnya di kalangan bisnis. Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan banyak orang, menyampaikan pesan yang dapat dimengerti dan dipercaya oleh publik pendengarnya. Keterampilan ini memiliki kekuatan untuk mengubah dunia kita dengan cara tanpa kekerasan. Keterampilan public speaking kita akan semakin baik bila kita semakin sering mengasahnya. Persamaan public speaking dengan percakapan adalah sama-sama disusun mengikuti logika, sistematis, dan tahap demi tahap agar pesan dapat dimengerti. Persamaan lain adalah kita perlu menyesuaikan isi dan cara penyampaian pesan kita dengan rekan bicara atau publik kita. Dalam percakapan dan public speaking, pesan disampaikan dengan tujuan mendapatkan dampak positif dan maksimal, serta pembicara harus dapat menyesuaikan apa yang disampaikan dengan reaksi dari lawan bicara atau publiknya. Perbedaan utama antara percakapan dengan public speaking, yaitu pesan yang disampaikan melalui public speaking lebih terstruktur, public speaking menggunakan tata bahasa yang lebih formal dibandingkan percakapan dan public speaking serta memerlukan metode yang berbeda dalam penyampaian dengan sikap tubuh yang lebih sopan supaya enak dilihat oleh publik. Banyak orang yang merasa cemas pada waktu bicara di muka umum atau dikenal dengan istilah demam panggung. Perlu disadari demam panggung adalah hal yang wajar dan bisa diatasi. Demam panggung memang dapat memunculkan reaksi fisik, namun kita dapat menggunakan rasa cemas ini untuk memunculkan presentasi yang luar biasa. Misalnya dengan berpikir positif, mempersiapkan diri dengan formula 5W+1H, berlatih sebelumnya, dan menggunakan kekuatan visualisasi. Kita juga perlu menyadari bahwa demam panggung biasanya tidak terlihat oleh publik atau menyamakan diri dengan pembicara yang sudah ahli. Publik tidak pernah menuntut kita melakukan public speaking yang sempurna. Ada beberapa aktivitas mental dan fisik yang dapat kita lakukan untuk membuat diri lebih santai sebelum public speaking, misalnya dengan menggunakan alat bantu visual, tidur cukup, atau melakukan gerakangerakan peregangan otot. Semakin sering kita berlatih public speaking dengan menggunakan setiap kesempatan yang ada, maka semakin percaya diri kita saat berbicara di muka umum.
1. Pengertian Public Speaking
Seni berbicara di depan publik ini biasanya disebut dengan nama “retorika”, dari bahasa Yunani rhĤ torikós, yang berarti “pidato”, atau dari kata rh ۲ tƃ r yang berarti “pembicara publik” yang telah dipelajari bahkan sejak dalam ilmu pengantar ilmu komunikasi. Secara singkat retorika berarti pembicaraan publik atau pidato. Tokoh- tokoh yang terkenal berbicara atau melakukan retorika adalah Gorgias, Plato, dan Aristoteles dengan model komunikasi Aristoteles yang dimilikinya.
2. Karakteristik Public Speaking
Karakteristik public speaking adalah bersifat formal, selalu direncanakan, selalu digunakan untuk menyampaikan ide tertentu yang dimiliki oleh pembicara, dan terdapat audiens tertentu yang menjadi sasaran dari komunikasi yang dilakukan. Public speaking memiliki fungsi-fungsi komunikasi tertentu yang bisa jadi berbeda dengan komunikasi yang lain. 3. Komponen Public Speaking a. Stimulus, yaitu suatu rangsangan awal sebagai sebuah bentuk mencari atensi psikologis pada para audiens yang dihadapi oleh seorang pembicara. b. Pembicara, yaitu orang yang berbicara di depan publik yang membangun pesan dilandaskan pada pengalaman yang dimiliki, keadaan emosional-psikologis, tujuan pembicara dan lain sebagainya. Pembicara biasanya berharap mencapai tujuan tertentu dengan menyajikan pesan tertentu pada sekelompok pendengar. c. Pesan, yaitu apa yang disampaikan oleh pembicara baik pesan verbal ataupun pesan nonverbal. d. Channel, yaitu saluran komunikasi yang digunakan oleh pembicara dan pendengar untuk saling berkomunikasi. e. Audiens, yaitu sekelompok orang yang berkumpul untuk mendengarkan pembicara. f. Konteks, yaitu situasi yang melingkupi komunikasi publik. g. Dampak, yaitu akibat-akibat atau efek-efek apa yang akan terjadi setelah komunikasi dilakukan oleh pembicara. h. Feedback, yaitu umpan balik audiens pada pembicara. i. Gangguan, yaitu segala sesuatu yang mengganggu jalannya komunikasi. j. Komunikasi antar anggota audiens, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam kelompok audiens ketika pembicara berbicara.
4. Teknik Pernapasan: Agar Tidak "Ngos-Ngosan" di Depan Mikrofon
Untuk caranya sendiri adalah dengan meniup lilin yang sedang menyala dengan jarak 1 meter secara berulang, lakukan hal tersebut minimal 10 kali, kemudian tarik napas sedalam mungkin menggunakan hidung, kemudian keluarkan lewat mulut secara perlahan sembari berdesis. Hal yang dapat dilakukan: a. Tarik napas, keluarkan pelan-pelan lewat mulut (5-10x). b. Tarik napas, tahan sebentar, keluarkan pelan-pelan lewat mulut (5-10x) c. Tarik napas, tahan sebentar, keluarkan pelan-pelan lewat mulut sambil berdesis (bunyikan "zzzzz" kayak orang mompa ban atau suara ban kempis). (5-10x)
5. Teknik Vokal untuk Public Speaking
dalam hal ini yang terpenting adalah intonasi yang tepat, biasanya yang dianggap penting adalah streching pada suatu kata ataupun kalimat tertentu, lalu memelankan pada saat permulaan dan juga akhir. Kita juga bisa memainkan kecepatan berbicara agar nantinya tidak monoton, selain itu juga perhatikan artikulasi di setiap kata dan juga pelafalan dari kata yang benar Beberapa hal yang bisa dilakuan, yaitu: a. Latih vokal dengan mengucapkan nada do-remi-fa-sol-la-si-do-re-me-fa ... dan seterusnya dari nada rendah ke tinggi (setinggi-tingginya, suara lepas, pengucapan vokal bulat). b. Artikulasi --ucapkan kata demi kata dengan jelas. c. Intonasi --ucapkan kata/kalimat dengan intonasi yang pas/sesuai dengan maksud/makna/arti. d. Aksentuasi --penekanan (stressing) pada kata-kata penting, seperti nama dan istilah. e. Volume --bicara jangan terlalu keras, juga jangan terlalu pelan, yang sedang-sedang saja, bervariasi, dan sesuaikan dengan jumlah hadirin dan "kualitas mikrofon". f. Nada --jangan monoton, divariasikan dan melakukan aksentuasi dan intonasi. g. Speed --bicara jangan terlalu lambat (ini bikin kesel dan ngabisin waktu), juga jangan terlalu cepat. h. Phrasering -- pemenggalan kalimat/kata/ejaan dengan benar. i. Pause -- jeda beberapa detik, untuk memberikan kesempatan audience menerima, mengerti, dan tertawa (jika ada humor).