Anda di halaman 1dari 32

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 18 SAMARINDA
Jalan Karya Bakti RT 44 Kel. Lempake, Kec. Samarinda Utara
Telp (0541) 2834282 Kode Pos 75117
Email : smkn18_samarinda@yahoo.com

Standar Operasional Prosedur Tahun Pembelajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat dan karunia-Nya SMK
Negeri 18 Samarinda telah menyelesaikan penyusunan kumpulan Standar Operasional
Prosedur yang telah disusun pada tahun 2022/2023 oleh SMK Negeri 18 Samarinda dalam rangka
peningkatan sistem dan tata kelola manajemen mutu di SMK Negeri 18 Samarinda
Buku ini merupakan kumpulan Standar Operasional Prosedur (SOP) SMK Negeri 18 Samarinda
yang penyusunannya dikelompokkan ke dalam : (1) Bidang Kurikulum, (2) Bidang Sarana Prasarana, (3)
Bidang Kepegawaian
SOP yang kami susun tersebut bukan merupakan dokumen statis namun merupakan dokumen
hidup yang bersifat dinamis artinya harus mampu mengikuti dinamika kebutuhan dan peraturan
perundangan yang berlaku, sehingga bila memang diperlukan dan atau harus diubah terbuka peluang
untuk diperbaiki dan direvisi.
Akhirnya tidak ada gading yang tak retak dan bukan gading bila tak bisa retak, walaupun sudah
kami upayakan semua hal yang berkenaan dengan kegiatan sekolah sudah masuk dalam kelompok
tersebut, namun kemungkinan ada hal yang tersisa tetap ada , untuk itu masukan, saran dan kritik yang
membangun senantiasa dinantikan.

Samarinda, 4 Oktober 2022


Kepala Sekolah

Celiyani, S.Pd
NIP. 19720327 200604 2021

Standar Operasional Prosedur Tahun Pembelajaran 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN

I. Tujuan SOP bagi lembaga pendidikan

SOP merupakan acuan yang harus ada dan dimiliki satuan pendidikan. Bagaimana tidak, SOP
berisi tata cara yang bersifat baku untuk menyelesaikan suatu proses pengajaran tertentu. Tenaga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang berpegang pada SOP akan menjadikannya sebagai acuan
kerja.
Tenaga pendidik dan tenaga Kependidikan jadi tahu kapan, oleh siapa, dimana, dan bagaimana
cara menjalankan kegiatan pembelajaran. Terutama yang sifatnya rutin dan pembiasaan tertentu. SOP
dibutuhkan untuk aktivitas yang berulang, tak terkecuali dalam mengajar di sekolah.
Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan harus menyusun SOP secara sistematis. SOP tersebut
akan menjadi acuan bagi Tenaga Pendidik dan tenaga Kependidikan untuk mendukung pelaksanaan
kurikulum. SOP dibuat untuk memperlancar kegiatan pembelajaran agar senantiasa optimal. Adapun
Tujuan dari Pembuatan SOP di satuan pendidikan adalah :
1. Agar segenap dosen/guru/ tendik/petugas (pegawai) menjaga konsistensi dan tingkat kinerja atau
tim dalam organisasi pada posisi kinerja terbaik.
2. Agar jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. Menghindari situasi pekerjaan yang
tumpang tindih dan ambigu.
3. Memperjelas alur tahapan tugas. Memperjelas wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
petugas/pegawai terkait.
4. Melindungi organisasi (unit kerja/dosen/guru/tendik) atau petugas/pegawai dari resiko malpraktek
atau kesalahan administrasi lainnya. Mencegah konflik kerja yang tidak produktif.
5. Mencegah atau menghindari resiko kegagalan atau kesalahan. Mencegah keraguan, duplikasi dan
inefisiensi.

Standar Operasional Prosedur Tahun Pembelajaran 2022/2023


II. Fungsi SOP bagi Lembaga Pendidikan
1. Sebagai bagian dari dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Dokumen SPMI
terdiri dari Kebijakan SPMI, Manual PPEPP, Standar SPMI, SOP dan Formulir SPMI.
2. Sebagai acuan dosen/guru/tendik dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
3. Memperlancar tugas dosen/guru/pegawai atau tim/unit kerja.
4. Sebagai landasan hukum bila terjadi penyimpangan atau peselisihan.
5. Memahami dengan jelas hambatan-hambatan pekerjaan dan mudah dilacak.
6. Tool untuk mengarahkan dosen/guru/petugas (pegawai) untuk sama-sama disiplin dalam
mentaat standar dan ketentuan pekerjaan.
Segenap pegawai,tenaga pendidik dan kependidikan, perlu dilatih untuk menyusun /membuat dan
secara konsisten melaksanakan isi SOP. SOP yang sudah dibuat harus dijalankan secara konsisten
dengan disiplin dan bersungguh-sungguh. Komitmen segenap pimpinan lembaga pendidikan sangat
diperlukan dalam keberhasilan implementasi SOP yang telah dibuat.

Standar Operasional Prosedur Tahun Pembelajaran 2022/2023


III. Manfaat Standar SOP bagi lembaga pendidikan
Ada cukup banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya SOP yang benar, baku dan
objektif. Seluruh tenaga pelaksana pendidikan baik itu dosen/guru/ tenaga kependidikan akan dapat
merasakan manfaat apabila SOP disusun dengan baik dan benar. Berikut manfaatnya:
1. Menyediakan pedoman kerja bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan
pemberian pelayanan sehari-hari.
2. Karena lembaga pendidikan telah memiliki SNP, SOP membantu sebagai standarisasi cara yang
dilakukan karyawan/dosen/guru dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, termasuk mengurangi
kesalahan dan resiko kelalaian.
3. SOP yang tersusun baik membantu staf pelaksana (dosen/guru/tendik) menjadi lebih mandiri dan
tidak tergantung pada bimbingan manajemen. Dgn adanya SOP mampu mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses kegiatan sehari-hari.
4. Meningkatkan akuntabilitas setiap pekerjaan yang ada. SOP mampu mendokumentasikan
tanggung jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
5. Menyediakan bahan-bahan/materi training yang dapat membantu karyawan baru
(dosen/guru/tendik) untuk cepat menyesuaikan diri dalam melakukan tugasnya.
6. Menghindari tumpang tindih (overlap) pelaksanaan tugas pemberian pelayanan. SOP membantu
proses pebagian tugas secara lebih efektif dan efisien.
7. SOP mampu membantu manajemen dalam penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural
dalam memberikan pelayanan. SOP yang tersusun baik, menjamin proses pelayanan tetap
berjalan dalam berbagai situasi.
8. Para pegawai institusi pendidikan (Sekolah dan Perguruan Tinggi) akan lebih memiliki rasa
percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap situasi pekerjaan.
SOP merupakan panduan kerja dalam organisasi. SOP berkaitan dengan proses-proses organisasi
yang dilakukan secara berurutan (tahapan kerja). Jika SOP disusun dan dilaksanakan dengan benar
maka organisasi akan memperoleh hasil kerja yang paling optimal (efektif & efisien).

Standar Operasional Prosedur Tahun Pembelajaran 2022/2023


BAB II
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

A. JENIS JENIS PELAYANAN PUBLIK

1) Pelayanan Humas
a. Pelayanan Tamu
b. Permintaan Informasi
c. Publikasi
d. Kegiatan Sosial
e. Rapat
2) Pelayanan Kurikulum
a. Perencanaan Pembelajaran
b. Pelaksanaan Pembelajaran
c. Evaluasi
3) Pelayanan Kesiswaan
a. PPDB
b. MPLS / MOS
c. Kegiatan Kesiswaan
d. Peningkatan Prestasi Siswa
e. Beasiswa
f. Ketertiban
4) Pelayanan Bimbingan Karier
a. Pelayanan Bimbingan Konseling
b. Pendataan Siswa Berprestasi Kurang Mampu
c. Penelusuran Lulusan
5) Pelayanan Tata Usaha
a. Mutasi Siswa Masuk
b. Mutasi Siswa Keluar
c. Legalisir
d. Penerimaan Pegawai
e. Ijin Pegawai
f. Penilaian Pegawai
g. Pengembangan Staf
6) Pelayanan Sarpras
a. Pengadaan Barang dan Jasa
b. Evaluasi Penyediaan Barang dan Jasa
c. Pemeliharaan dan Perawatan Barang
d. Pengelolaan Laboratorium
e. Pengadaan Barang Pustaka
f. Peminjaman dan pengembalian Barng Pustaka
g. Peminjaman Barang

B. PERSYARATAN PERMINTAAN PELAYANAN PUBLIK


1) Persyaratan Pelayanan Humas
a. Pelayanan Tamu
b. Menyertakan identitas jelas
c. Menyampaikan tujuan
d. Mengisi buku tamu
2) Permintaan Informasi
a. Menyertakan identitas jelas
b. Menyampaikan tujuan
3) Publikasi keluar
1
a. Bahan Publikasi
b. Media Publikasi
c. Surat Pengantar
4) Kegiatan Sosial Keluar
a. Surat Pengajuan/Permohonan
b. Observasi Lapangan.
c. Surat Pengantar / Surat Tugas
5) Rapat
a. Pengajuan agenda rapat
b. Undangan
c. Daftar rapat
d. Notulen rapat 3

C. PERSYARATAN PELAYANAN KURIKULUM


1) Perencanaan Pembelajaran
a. Kelender pendidikan
b. Program tahunan dan semester
c. Silabus dan RPP
d. Jadwal Pelajaran
2) Pelaksanaan Pembelajaran
a. Peserta didik
b. Rombel
c. Guru mapel
d. Alat Peraga
3) Evaluasi
a. Kisi-kisi soal
b. Lembar soal
c. Kunci jawaban
d. Analisis hasil ulangan
4) Persyaratan Pelayanan Kesiswaan
a. PPDB
b. Edaran PPDB dari Dinas Pendidikan
c. Berkas pendaftaran
5) MPLS / MOS
a. Edaran pelaksanaan PLS/MOS dari Dinas Pendidikan
b. Materi
c. Jadwal
d. Daftar penyaji
6) Kegiatan Kesiswaan
a. Peserta
b. Materi
c. Jadwal
d. Daftar penyaji
e. Daftar hadir
7) Peningkatan Prestasi Siswa
a. Peserta
b. Materi
c. Jadwal
d. Daftar penyaji
e. Daftar hadir
8) Beasiswa
a. Tim pengelola beasiswa
b. Data siswa penerima
2
c. Surat keterangan
d. Dana
9) Ketertiban
a. Buku tata tertib siswa
b. Surat pernyataan kesanggupan mentaati tata tertib
c. Ketetapan point sangsi

D. PERSYARATAN PELAYANAN BIMBINGAN KARIER


1) Pelayanan Bimbingan Konseling
a. Analisis data siswa yang akan dibimbing
b. Catatan konseling
c. Surat tugas home visit
d. Surat pemanggilan orang tua
2) Pendataan Siswa Berprestasi Kurang Mampu
a. Data siswa
b. Surat keterangan
3) Penelusuran Lulusan
a. Formulir penelusuran lulusan
b. Daftar Pengambilan STTB, SKHU

E. PERSYARATAN PELAYANAN TATA USAHA


1) Mutasi Siswa Masuk
a. NISN (Nomor Induk Siswa Nasional)
b. Fotokopi STTB
c. Fotokopi Rapor
d. Surat Keterangan Pindah dari sekolah asal (Jika sudah diterima)
2) Mutasi Siswa Keluar
a. NISN (Nomor Induk Siswa Nasional)
b. Fotokopi STTB
c. Fotokopi Rapor
d. Surat Keterangan dari sekolah yang dituju (Jika sudah diterima)
3) Legalisir
a. Foto kopi rapor/STTB
b. Rapor/ STTB asli
4) Penerimaan Pegawai/Guru
a. Surat lamaran
b. Ijazah, Akta mengajar (bagi guru)
5) Ijin Pegawai
a. Mengisi formulir ijin (Ijin tidak masuk)
b. Mengisi format dari sekolah ditujukan ke Dinas Pendidikan (Cuti Hamil/Cuti Haji)

6) Penilaian Pegawai
a. Blangko DP3 yang sudah diisi KS Penilaian Kerja PNS /SKP ( Sasaran Kerja Pegawai )
b. PKG / PKB
7) Pengembangan Staff
a. Surat Tugas
b. Surat Undangan/Panggilan.
8) Penerimaan Dana
a. Diterimakan melalui rekening Sekolah
b. Pengisian slip penarikan yang diketahui KS, Komite, Bendahara Sekolah
9) Pengeluaran Dana
a. Proposal Kegiatan berdasarkan RKAS yang diketahui KS
b. Nota/Kwitansi
3
10) Kebersihan
a. Daftar petugas
b. Jadwal kegiatan
c. Alat dan bahan kebersihan

F. PERSYARATAN PELAYANAN SARPRAS


1) Pengadaan Barang dan Jasa
a. Tim pengadaan
b. Daftar permintaan barang
c. Tanda bukti pengadaan
d. Daftar inventaris
2) Evaluasi Penyediaan Barang dan Jasa
a. Daftar evaluasi supplier
b. Kriteria supplier
c. Penetapan supplier yang digunakan
3) Pemeliharaan dan Perawatan Barang
a. Daftar inventaris
b. Kartu inventaris
c. Kartu perawatan
d. Surat permintaan perawatan
4) Pengelolaan Laboratorium IPA / Bahasa / TIK
a. Jadwal penggunaan
b. Inventaris peralatan
c. Jurnal penggunaan
5) Pengadaan Barang Pustaka
a. Tim pengadaan
b. Daftar permintaan bahan pustaka
c. Tanda bukti pengadaan
d. Daftar induk bahan pustaka
6) Peminjaman dan pengembalian Barang Pustaka
a. Kartu identitas peminjam
b. Buku pengunjung
c. Katalog
7) Peminjaman Barang
a. Buku peminjaman

G. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PUBLIK Standar Operasional Prosedur


(SOP) masing-masing area layanan berbeda-beda, dan diatur sebagai berikut:
1) HUMAS
Prosedur Pelayanan Tamu diatur sebagai berikut:
a. Tamu datang melapor ke Satpam di Pos Satpam, kemudian Satpam meminta tamu
meninggalkanidentitas dan mencatat identitas tamu ke dalam buku tamu, selanjutnya satpam
memberikan kartu tamu mempersilahkan menunggu.
b. Untuk tamu yang berkaitan dengan sales/sumbangan, satpam menahan dan meminta konfirmasi
ke bagian operasional, bila dipersilahkan maka tamu diarahkan keresepsionis.
c. Tamu untuk urusan non sales dan sumbangan dipersilahkan langsung ke resepsionis
d. Resepsionis meminta tamu menulis maksud kedatangan ke dalam buku tamu
4
e. Resepsionis mengkonfirmasi kedatangan tamu dengan pihak yang dituju, bila berkenan maka
resepsionis mengantarkan tamu ke pihak yang dituju.
f. Apabila telah selesai tamu mengembalikan kartu tamu ke pos satpam, kemudian satpam
mencatat jam pulang tamu
2) KURIKULUM
Prosedur Perencanaan Pembelajaran diatur sebagai berikut:
a. Kaur Kurikulum menyusun draft Tim KTSP dan Tim Akademik, draft selanjutnya dikonsultasikan
kepada kepala sekolah, bila disetujui selanjutnya dibuatkan SK/ST.
b. Tim KTSP menyusun draf KTSP untuk dilaporkan kepada Kepala Sekolah
c. Kurikulum menyusun draft pembagian tugas mengajar dan draft jadwal mengajar, untuk
selanjutnya dikonsultasikan kepada kepala sekolah. Bila disetujui kepala sekolah, lalu dibuatkan
SK pembagian jam mengajar oleh bagian administrasi untuk selanjutnya didistribusikan kepada
guru
d. Berdasarkan SK pembagian jam mengajar, guru menyusun perangkat pembelajaran meliputi
silabus, program tahunan dan program semester; masing-masing 2 copy, untuk kemudian
diserahkan kepada urusan kurikulum maksimal 2 minggu semenjak pembagian SK.
e. Kurikulum bersama tim pengembang KTSP melakukan review terhadap perangkat pembelajaran
f. Berdasar hasil review tim pengembang KTSP, perangkat pembelajaran yang memenuhi standart
diusulkankepada kepala sekolah untuk disahkan, sedangkan RPP yang kurang memenuhi
standart dikembalikan kepada guru yang bersangkutanuntuk direvisi. Hasil revisi direview
kembali dan bila sudah memenuhi standart diusulkan kepada kepala sekolah untuk disahkan
3) KESISWAAN
Prosedur Penerimaan Peserta didik baru diatur sebagai berikut:
a. Kesiswaan menyusun draf kepanitiaan PPDB (Penerimaan Peseta Didik Baru) untuk disetujui
oleh Kepala Sekolah
b. Kepala sekolah beserta ketua PPDB menyusun draf pedoman teknis pelaksanaan PPDB
merujukjuknis PPDB dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota untuk dimintakan
persetujuan.
c. Urusan Kesiswaan dan Kepala sekolah mengadakan koordinasi tentang pembagian tugas
panitia.
d. Panitia mengadakan sosialisasi kepada sekolah-sekolah Dasar tentang pelaksanaan PPDB,
kriteria dandaya tampung penerimaan siswa baru.
e. Panitia menyiapkan jadwal pelaksanaan kegiatan PPDB
f. Panitia mempersiapkan format formulir pendaftaran PPDB
g. Panitia menyusun formulir pendaftaran, kemudian calon peserta mengambil dengan
mengisiformat pengambilan formulir pendaftaran.
5
h. Panitia membuka pendaftaran PPDB sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
i. Panitia mengidentifikasi peserta berdasar nomor urut, skor nilai, status sekolah, keabsahan
berkas pendaftaran.
j. Panitia mempersiapkan peringkat berdasarkan SKHU dan Bonus prestasi
k. Panitia mengumumkan hasil akhir peserta didik baru yang diterima menggunakan Format
pengumuman siswa yang diterima
l. Panitia mengadakan koordinasi untuk pelaksanaan matrikulasi, daftar ulang dan kegiatan MPLS
(Pengenalan Lingkungan Sekolah) atau MOS (Masa Orientasi Siswa Baru).
4) BIMBINGAN KONSELING (BK)
Prosedur Konseling diatur sebagai berikut:
a. Di awal tahun pelajaran koordinator BP/BK mengkoordinasikan pelaksanaan Himpunan Data
berdasarkan Data Pribadi Siswa dengan menggunakan form:
➢ Buku Pelanggaran Tata Tertib Siswa
➢ Buku Kasus / Anecdot
➢ Catatan Konseling
➢ Sosiometri
➢ Hasil Tes IQ
➢ Buku Tamu dan Pengaduan
➢ Angket Ungkap Masalah
b. Dari hasil himpunan data Koordinator BK mengkoordinasikan pelaksanaan Analisa Data.
c. Disamping berdasar hasil himpunan data, BK juga melakukan pelayanan terhadap siswa
berdasar laporan guru/wali, dan siswa bermasalah karena melanggar tata tertib (atas dasar
rekomendasi dari ketertiban)
d. Berdasar hasil himpunan data dan laporan guru/wali serta atas rekomendasi dari ketertiban BK
mengadakan pemanggilan kepada siswa yang memerlukan layanan bimbingan konseling
menggunakan format pengantar.
e. Setelah siswa memenuhi panggilan dilakukan layanan bimbingan konseling sesuai dengan
kebutuhannya dan mengisi format kartu bimbingan
f. Siswa yang telah mendapat layanan, namun masalah yang dihadapi belum terselesaikan
dilakukan panggilan orang tua, bila belum berhasil juga kemudian BK melakukan home visit
g. Jika masalah belum terselesaikan, maka dilaksanakan konferensi kasus yang terdiri dari guru
pembimbing, wali kelas, orang tua siswa yang bersangkutan dan bisa juga dihadirkan Kepala
Sekolah,kemudian hasilnya dicatat dalam format konferensi kasus.
h. Apabila siswa belum mampu mencapai perkembangan yang optimal diadakan referal/alih tangan
kasus dengan pihak yang berwenang.
5. TATA USAHA,Prosedur :
6
1) Penerimaan dan Pembukaan Surat
• Surat yang telah masuk akan langsung diberikan ke bagian persuratan.
• Surat yang telah diterima akan digolongkan oleh pegawai bagian persuratan.
• Surat yang diperuntukkan SMK Negeri 18 Samarinda, atau mengatas namakan Kepala
Sekolah akan langsung dibuka, sedangakan surat yang diperuntukkan atas nama pribadi
akan diberikan langsung kepada yang bersangkutan
2) Pengagendaan surat
• Surat yang diperuntukkan bagi SMK Negeri 18 Samarinda atau diatas namakan Kepala SMK
Negeri 18 Samarinda akan langsung diagendakan oleh pegawai bagian persuratan.
• Pengagendaan surat tersebut dilakukan dengan melakukan pencatatan nomor surat, tanggal
penerimaan, alamat pengirim, pencatatan isi atau perihal surat kedalam Format agenda
suratmasuk, yang kesemuanya akan dicetak dalam disposisi.
3) Pengajuan Disposisi
• Surat yang telah diagendakan, akan diperiksa terlebih dahulu oleh Ka Tata Usaha atau
pejabat penggantinya (jika yang bersangkutan tidak berada ditempat), untuk didisposisi
kedalam Format Disposisi surat masuk.
• Surat yang telah didisposisi dikembalikan ke persuratan untuk didistribusikan sesuai dengan
tujuandisposisi.
4) Distribusi Tujuan disposisi Surat yang telah ditentukan tujuan disposisinya akan didistribusikan
olehpegawai bagian persuratan, sesuai dengan tujuan diposisi tersebut.
5) Pengarsipan Surat yang telah didistribusikan ke unit-unit terkait yang merupakan foto copy akan
disimpan sebagai arsip oleh masing-masing unit, sedangkan surat asli akan disimpan sebagai
arsip oleh bagian persuratan
6. SARANA PRASARANA,
1) Prosedur pengadaan Barang dan Jasa
• Urusan sarana prasarana bersama wakasek dan Koodinator TU menyusun draft panitia
pengadaan barang dan jasa untuk selanjutnya dikonsultasikan kepada kepala sekolah. Bila
disetujui selanjutnya dibuatkan SK oleh bagian administrasi
• Urusan sarana prasarana membagikan form kebutuhan barang dan jasa kepada unit, dan
selanjutnya dikembalikan maksimal dua minggu setelah penyerahan form
• Urusan sarana prasarana merekapitulasi permintaan barang dan jasa
• Hasil rekapitulasi dibawa ke dalam rapat perencanaan program
• Panitia pengadaan barang dan jasa melakukan pengadaan sesuai Instruksi Kerja yang
berlaku.
• Pengadaan barang dan jasa insidental, pemohon mengisi form permintaan barang di urusan
7
saranaprasarana
• Tim pemeriksa barang dan jasa meneliti, sesuai dengan spech barang yang direncanakan
kemudianmengisi berita acara pemeriksaan barang berdasarkan Instruksi Kerja.
• Serah terima barang yang telah diperiksa ke pemegang barang.
• Bagian gudang dan inventaris, mencatat dan menyimpan sementara barang dan jasa yang
diadakan panitia pengadaan barang dan jasa.
• Barang yang akan digunakan oleh pemakai, dikeluarkan dari gudang dengan mengisi format
bukti pengambilan barang dari gudang
2) Prosedur Pemeliharaan Barang dan Jasa
• Urusan sarana prasarana melakukan pemeriksaan barang-barang yang ada disekolah
• Apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan barang rusak dan dapat diperbaiki maka dilakukan
perbaikan sesuai instruksi kerja yang berlaku.
• Informasi kerusakan barang dapat diperoleh juga dari unit pengguna dengan mengisi
Laporan Kerusakan Barang.
• Apabila barang yang rusak tidak bisa diperbaiki maka selanjutnya disimpan di gudang sesuai
dengan instruksi kerja penanganan barang rusak tetap dan diberi Tanda Khusus Barang
Rusak.
• Barang yang bisa diperbaiki sendiri dilakukan perbaikan dan yang tidak bias diperbaiki sendiri
akan diserahkan ke teknisi dari luar, setelah selesai selanjutnya diserahkan ke pengguna.
• Urusan sarana prasarana melakukan penelaahan atas laporan kerusakan barang. Apabila
nilai perbaikan barang sesuai dengan kewenangan, maka dapat dilanjutkan perbaikan
kepada penyedia jasa sesuai prosedur.
• Akan tetapi apabila diluar kewenangannya maka akan diajukan terlebih dahulu kepada
Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah tidak menyetujui maka barangakan disimpan di
gudang dan diberi Tanda Khusus Barang Rusak. Namun apabila menyetujui, selanjutnya
dilakukan perbaikan sesuai prosedur.
• Barang yang sudah selesai diperbaiki dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Urusan
Sarpras, apabila perbaikan barang belum sesuai akan dikembalikan kepada penyedia jasa
untuk diperbaiki ulang. Apabila telah sesuai, maka akan dilakukan serah terima barang
antara penyedia jasa dengan Urusan Perlengkapan/Sarpras dengan menggunakan Berita
Acara Serah Terima Barang Hasil Perbaikan.
• Barang yang telah dinyatakan rusak dan tidak dapat diperbaiki serta disimpan di gudang
sedikitnya 10 tahun, diusulkan oleh bagian gudang untuk dihapus, menggunakan format
Usulan Penghapusan Barang.
• Urusan Sarpras merekapitulasi Barang yang layak dihapus kedalam format rekapitulasi
8
penghapusan barang dan menyerahkan kepada Panitia Penghapusan barang.
• Panitia Penghapusan barang meneliti dan menetapkan barang dan jasa yang layak dihapus
dan atas persetujuan Kepala Sekolah kemudian dilakukan penghapusan barang sesuai
Instruksi Kerja

Samarinda, 4 Oktober 2022


Kepala Sekolah

Celiyani, S.Pd
NIP. 19720327 200604 2021

9
KEPEGAWAIAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG KENAIKAN PANGKAT

I. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural;

II. Ketentuan Khusus


Bagi PNS yang menggunakan Ijazah baru untuk kenaikan pangkat regular, Pilihan maupun
Penyesuaian Ijazah agar melampirkan :
1. Surat Keterangan Kopertis Wilayah dari Perguruan Tinggi masing-masing yang menyatakan bahwa
Perguruan Tinggi tersebut tidak tercatat sebagai penyelenggara kelas jauh dan Sabtu-Minggu;
2. Surat Keterangan proses mengikuti studi dari Perguruan Tinggi sesuai dengan Keputusan
KEPMENDIKNAS Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendidikan Perguruan Tinggi dan
menyatakan bahwa tidak membuka kelas jauh atau kelas Sabtu-Minggu sesuai dengan surat Dirjen
Perguruan Tinggi Nomor 595/D5.1/T/2007 tanggal 27 Pebruari 2007 Perihal Larangan Kelas Jauh.
3. Surat Pernyataan dari Kepala Organisasi Perangkat Daerah tentang Proses belajar sudah sesuai
dengan prosedur dan Perundang-undangan yang berlaku serta bukan kelas jauh atau kelas sabtu-
minggu.
4. Bagi PNS yang melaksanakan studi pindahan supaya melampirkan surat konversi
(penyetaraan/pengakuan mata kuliah) dari Universitas baru dan transkrip nilai dari Universitas lama.

III. Ketentuan Umum


1. KENAIKAN PANGKAT REGULER
Persyaratan Kenaikan Pangkat Reguler, sebagai berikut :
a. Foto copy Kartu Pegawai;
b. Foto copy SK. Pangkat Terakhir;
c. DP-3 Dua Tahun Terakhir;
d. Foto copy Tanda Lulus Ujian Dinas Tk. II dan III bagi yang belum Diklat PIM;
e. Foto copy ijazah terakhir dan transkrip nilai dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
f. Surat Pengantar dari Kepala Dinas Kesehatan;
2. KENAIKAN PANGKAT PERTAMA KALI
❖ Persyaratan Kenaikan Pangkat Pertama kali, sebagai berikut :
a. Foto copy Kartu Pegawai;
b. DP-3 Dua Tahun Terakhir; c.Foto
copy SK. CPNS dan SK. PNS;
d. Daftar Riwayat Pekerjaan untuk Gol I & II, Gol III DRH;
e. Foto copy STTPL Prajabatan;
f. PAK bagi pejabat fungsional;
g. Foto copy SK. Jabatan Terakhir;
h. Foto copy ijazah terakhir dan transkrip nilai dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
i. Surat Pengantar dari Kepala Dinas Kesehatan;

10
3. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
❖ Bagi PNS yang menduduki Jabatan Struktural, persyaratan sebagai berikut:
a. Foto copy Kartu Pegawai;
b. DP-3 Dua Tahun Terakhir; c.Foto
copy SK. Pangkat Terakhir;
d. Foto copy JAbatan Struktural, Berita Acara Pelantikan dan Sumpah Jabatan;
e. Surat Pernyataan Menduduki Jabatan (SPMJ);
f. Foto copy Sertifikat Diklat PIM (Struktural);
g. Foto copy ijazah terakhir dan transkrip nilai dilegalisir oleh pejabat yang berwenang,bagi yang
memiliki ijazah S-2 foto copy ijazah S-1 harus dilampirkan;
h. Daftar Riwayat Hidup;
i. Surat Pengantar dari Kepala Dinas Kesehatan;

❖ Bagi PNS yang menduduki Jabatan Fungsional, persyaratan sebagai berikut :


a. Foto copy Kartu Pegawai;
b. DP-3 Dua Tahun Terakhir; c.Foto
copy SK. Pangkat Terakhir;
d. Foto copy ijazah terakhir dan transkrip nilai dilegalisir oleh pejabat yang berwenang
e. PAK baru dan Foto copy PAK lama
f. Daftar Riwayat Hidup;
g. Surat Pengantar dari Kepala Dinas Kesehatan;

❖ Bagi PNS yang memperoleh/memiliki Ijazah (Penyesuaian Ijazah), persyaratan sebagaiberikut :


a. Foto copy Kartu Pegawai;
b. DP-3 Dua Tahun Terakhir; c.Foto
copy SK. Pangkat Terakhir;
d. Uraian Tugas lama dan baru sesuai dengan Tupoksi dan Disiplin ilmunya;
e. Surat Ijin Belajar;
f. Foto copy tanda lulus Ujian Penyesuaian Ijazah (UPI);
g. Foto copy SP/SK;
h. Foto copy ijazah terakhir dan transkrip nilai dilegalisir oleh pejabat yang berwenang
i. Surat Pernyataan Keaslian Ijazah yang terakreditasi diatas materai;
j. Surat Keterangan Kopertis Wilayah dari Perguruan Tinggi masing-masing yang menyatakan bahwa
Perguruan Tinggi tersebut tidak tercatat sebagai penyelenggarakelas jauh dan Sabtu-Minggu;
k. Surat Keterangan Lama Studi dari PTN/PTS
l. Surat Keterangan dari PTN/PTS tidak menyelenggarakan sistem kelas jauh dan sabtu- minggu;
m. Surat Pernyataan dari Kepala Organisasi Perangkat Daerah bahwa proses belajar ditempuh
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan bukan kelas jauh atau kelas sabtu- minggu;
n. Daftar Riwayat Hidup;
o. Surat Pengantar dari Dinas Kesehatan.

IV. Mekanisme
1. Usulan dari yang bersangkutan
2. Pemeriksaan kelengkapan berkas di Dinas Kesehatan
3. Pembuatan Pengantar dari Kepala Dinas Kesehatan
4. Pengiriman Berkas kenaikan pangkat ke BKD;
5. Penerimaan Petikan SK Bupati tentang Kenaikan Pangkat PNS dari BKD kepada yangbersangkutan
6. Penyerahan Petikan SK Bupati tentang Kenaikan Pangkat PNS kepada yang bersangkutan.

11
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG PEMBERHENTIAN DAN PEMENSIUNAN PNS

I. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/DudaPegawai;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 174 tentang pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telahdiubah
dengan undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai
Negeri Sipil dan Janda atau Duda;
7. Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002 tentang ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13Tahun 2002;
8. Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Dalam Negeri Nomor
01/SKB/M.PAN/4/2003 dan nomor 17 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
9. Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 38 Tahun 2003 tentang Batas Usia Pensiun (BUP) Pegawai
Negeri Sipil Daerah Pripinsi Jawa Barat yang menduduki jabatan Struktural Esselon I dan II
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 51 Tahun 2003;
10.Surat Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia Nomor B.441/M.Sesneg/2/2004 tanggal 30
September 2004 perihal Batas Masa Tugas dan Maksimum Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil PNS
yang menduduki Jabatan Struktual Esselon I dan II.

II. Ketentuan
Persyaratan
1. Foto copy Karpeg yang dilegalisir;
2. Foto copy Karis/Karsu;
3. Surat pernyataan tidak menyimpan barang milik Negara;
4. Foto copy surat nikah yang telah dilegalisir oleh Kepal Kantor Urusan Agama Kecamatan
setempat;
5. Daftar susunan keluarga yang disyahkan oleh camat setempat;
6. Foto copy akte/surat kenal lahir anak-anak;
7. Surat Keterangan masa kerja sebelum PNS;
8. Salinan sah dari surat keputusan tentang pengangkatan yang pertama sebagai PNS dan
penetapan pangkat/gaji pokok terakhir;
9. 7 lembar pas poto terbaru ukuran 4x6 cm;
10.Daftar Riwayat Hidup;
11.DP3 Tahun Terakhir.

III. Mekanisme
1. Pendataan Pegawai yang memasuki Batas Usia Pensiun (BUP) pada tahun berjalan (Bulan
Januari);
2. Pengumpulan Berkas Pensiun;
3. Pengajuan Berkas pension ke BKD.

12
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG IJIN BELAJAR

I. Dasar Hukum
1. Undang-undang nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
2. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri SIpilsebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003;
4. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 8Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

II. Ketentuan
Persyaratan
1. Surat Permohonan Pribadi kepada atasan langsung;
2. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan
3. Fotocopy Surat Keputusan Terakhir (2 lembar)
4. Fotocopy DP3 (2 lembar)
5. Surat Keterangan Kuliah dari Universitas bersangkutan
6. Jadwal Kuliah/Pelajaran

III. Mekanisme
1. PNS mengajukan usulan kepada atasan langsung dari bagian kepegawaian;
2. Bagian Kepegawaian memeriksa dan meneliti persyaratan berkas administrasi ijin belajar;
3. Membuat dan mengajukan usulan penerbitan ijin belajar kepada kepala BKD
4. Setelah diterbitkan ijin belajar, disampaikan kepada yang bersangkutan.

❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG TUGAS BELAJAR

I. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil .sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003;
3. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

II. Ketentuan
Persyaratan
1. Lulus seleksi dari instansi yang menyelenggarakan beasiswa;
2. Mendapat ijin dari Kepala Dinas Kesehatan;
3. Surat keputusan terakhir;
4. DP3;
5. Ijazah terakhir.

III. Mekanisme
1. Mengikuti seleksi setelah lulus;
2. Mengajukan permohonan tugas belajar kepada Kepala BKD;
3. BKD meneliti kelengkapan berkas administrasi sebagaimana yang tercantum dipersyaratan;
4. BKD meneliti kelengkapan berkas administrasi sebagaimana yang tercantum dipersyaratan;
5. Selanjutnya disampaikan kepada Bupati untuk diterbitkan Surat Keputusan Bupati.

13
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG UJIAN PENYESUAIAN IJAZAH

I. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 8 Tahun1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
2. Undang-undang Nomor 32 TAhun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan dan atas PeraturanPemerintah
Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang PengangkatanPemindahan dan
Pemberhentian PNS;
II. Ketentuan
a. Persyaratan
1. Persyaratan Khusus menunggu Peraturan Gubernur
2. Persyaratan Umum :
a. Surat Keputusan Terakhir
b. Ijazah TErakhir
c. DP3
d. Pas Foto 3x4 5 lembar
e. Pengantar dari Kepala BKD
b. Waktu
1. Waktu Persiapan 1 Minggu
2. Waktu Penyelesian 1 Hari

III. Mekanisme
Calon Peserta Penyesuaian Ijazah mengajukan permohonan untuk mengikuti seleksipenyesuaian
Ijazah ke BKD dengan rekomendasi dari atasan langsung atau Kepala SKPD.

14
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG UJIAN DINAS

I. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor
99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang PengangkatanPemindahan dan
Pemberhentian PNS;
4. Surat Gubernur Jawa Barat Nomor 800/3068/peg tanggal 24 September 2007 perihal
Penyelenggaraan Dinas dan Ujian Penyesuaian Pangkat.

II. Ketentuan
a. Persyaratan
1. Pangkat Minimal II/d (Pengatur Tingkat I)
2. Surat Keputusan terakhir
3. DP3
4. Pasfoto 3x4 5 lembar
b. Waktu
1. Waktu Persiapan 1 minggu
2. Waktu Penyelesaian 1 Hari

III. Mekanisme
1. Calon Peserta mengajukan permohonan kepada Kepala melalui Bagian Kepegawaian untuk
mengikutij ujian dinas dengan rekomendasi dari atasan langsung atau Kepala SKPD
a. Ujian dinas dilaksanakan dua kali setiap tahun, yaitu periode kenaikan pangkat April dan Oktober;
b. Calon Peserta Ujian Dinas TK.I adalah Pelaksana yang berpangkat Pengatur TK.I (II/d) dengan
masa kerja minimal 2 tahun dalam pangkat, wajib ikut Ujian Dinas TK.I untuk dapat naik pangkat
menjadi Penata Muda (III/a) (Pasal 30 ayat 1 PP 99 Th 2000);
c.Calon Peserta Ujian Dinas TK.II adalah PNS yang berpangkat Penata TK.I (III/d) dan menduduki
jabatan esselon III wajib ikut Ujian Dinas TK.II untuk dapat naik pangkat menjadi Pembina (IV/a)
(Pasal 30 ayat 2 PP 99 Th 2000);
d. Bagi PNS yang telah mengikuti dan lulus Diklat PIM III atau memiliki Ijazah S2, Ijazah S3/Gelar
Doktor, dan atau yang sederajat dikecualikan dari Ujian Dinas TK.II;
e. Bagi PNS yang telah mengikuti dan lulus Diklat PIM IV atau memiliki Ijazah S1/Sarjana dan atau
yang sederajat dikecualikan dari Ujian Dinas TK.I.

15
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG PEMBERKASAN TASPEN

I. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1963 tentang Pembelanjaan Kesejahteraan PNS
2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1963 tentang Kepesertaan PNS dalam tabungandan
Asuransi Pegawai Negeri berlaku mulai 1 Juli 1961
3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963 tentang Pendirian Perusahaan Negara yang
menangani Tabungan dan Asuransi PNS
4. SK Menteri Pertama RI Nomor 338/M/1960 Tanggal 25 Agustus 1960, tentangPembentukan Jaminan
Sosial PNS/ Keluarganya setelah mengakhiri pengabdiannya.

II. Ketentuan
Persyaratan
1. SP4 A
2. Surat Keputusan Pensiun dan Tembusan CPNS (legalisir)
3. SKPP (asli)
4. Fotocopy Surat Keputusan CPNS (legalisir)
5. Fotocopy Kenaikan Gaji Berkala Terakhir (legalisir)
6. Fotocopy Kenaikan Pangkat terakhir (legalisir)
7. Fotocopy Kartu Pegawai (legalisir)
8. Fotocopy Kartu Taspen (legalisir)
9. Fotocopy surat nikah/janda
10.Fotocopy surat keterangan masih kuliah anak/akte anak
11.Daftar Perincian gaji (legalisir)
12. SP3R (disediakan)
13. Fotocopy Buku Bank (rekening)
14.Fotocopy KTP (legalisir)
15.Pas foto ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar (suami/isteri)
16.Materai 6000 (1 lembar)

III. Mekanisme
1. Setelah Penerbitan Surat Keputusan Pensiun
2. Dilanjutkan dengan Pemberkasan Taspen
3. Pengumpulan berkas untuk pencairan tabungan asuransi pensiun (tiap bulan)
4. Pengajuan pencairan tabungan asuransi pensiun kepada PT Taspen Persero :
a. Proaktif petugas taspen setiap tanggal 20 tiap bulan di BKD Subang
b. Pengajuan langsung kepada PT Taspen Persero untuk PNS yang telah terlewat jatuhtempo
pembayaran pensiun pertambangan (tiap bulan).

16
❖ PEMBUATAN KARTU SUAMI/ISTRI

I. Dasar Hukum Kepemilikan KARIS/KARSU


Surat edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negar Nomor 08/SE/1983 tentang
petunjuk permintaan, penetapan, penggunaan kartu isteri/ kartu suami pegawai Negeri Sipil

II. Persyaratan :
a. Bagi PNS yang menikah sebelum tahun 1983 :
1. Mengisi Daftar Keluarga PNS (Blanko disediakan di BKD)
2. Pas Foto hitam putih 3 x 4 sebanyak 3 (tiga) lembar

b. Bagi PNS yang Menikah dari tahun 1983 s.d. sekarang :


1. Mengisi Daftar Keluarga PNS (Blamko disediakan di BKD)
2. Pas Foto hitam putih 3 x 4 sebanyak 3 (tiga) lembar
3. Laporan Perkawinan Pertama/ Janda/ Duda (Blanko di sediakan di BKD)
4. Surat Nikah masing-masing PNS yang di sahkan oleh instansi yang berwenang

III. Prosedur Kepemilikan KARIS/ KARSU


Setiap isteri atau suami PNS yang sah wajib memiliki kartu isteri atau kartu suami (Karsu),
sebagai salah satu bukti diri selaku isteri atau suami yang sah dari PNS yang bersangkutan.
Selain itu Karis/ Karsu merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh hak pension dan
keperluan administrasi kepegawaian lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

17
❖ PEMBUATAN KARTU PEGAWAI

I. Dasar Hukum Kepemilikan KARPEG :


Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1975 tanggal 09
Januari 1975 tentang petujuk permintaan, Penetapan, Penggunaan, Nomor Induk Pegawai
Negeri Sipil dan Kartu Pegawai Negeri Sipil

II. Persyaratan Untuk Memperoleh KARPEG :


PNS yang ingin memperoleh KARPEG, mengajukan permohonan kepada Bagian Kepegawaian
DINAS KESEHATAN Subang dengan melampirkan persyaratan
1. Diajukan oleh unit kerja yang bersangkutan;
2. Foto copy SK CPNS yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang;
3. Foto copy SK PNS yang dilegalisai oleh pejabat yang berwenang;
4. Pas Foto hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 4 (empat) lembar;
5. Memiliki Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan/Prajab yang dilegalisasi oleh pejabat.

III. Prosedur Kepemilikan KARPEG :


KARPEG merupakan bukti diri selaku PNS yang diangkat secara sah oleh pejabat yang
berwenang. Selain itu KARPEG merupakan salah satu persyaratan untuk keperluan administrasi
kepegawaian seperti kenaikan pangkat,pensiun dan lain sebagainya.

18
❖ KENAIKAN GAJI BERKALA (KGB)
I. Dasar Hukum
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994

II. Ketentuan
Persyaratan :
1. Surat Pemberitahuan Kenaikan Gji Berkala yang terakhir;
2. Foto copy SK. Kenaikan Pangkat terakhir (dilegalisir);
3. DP 3 bagi PNS pertama kali Kenaikan Gaji Berkala.

III. Mekanisme
Kenaikan Gaji Berkala dilakukan selama 2 (dua) tahun sekali dengan nilai rata-rata sekurang-
kurangnya “ Cukup “.

19
❖ DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PNS

I. Ketentuan
Unsur-unsur yang dinilai adalah :
1. Kesetiaan;
2. Prestasi Kerja;
3. Tanggung Jawab;
4. Ketaatan;
5. Kejujuran;
6. Kerja sama;
7. Prakarsa;
8. Kepemimpinan (Khusus bagi yang memegang jabatan).

II. Mekanisme
1. Penilaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan tiap-tiap akhir tahun;
2. Pejabat penilai baru dapat melakukan penilaian apabila ia telah membawahkan PNS yang
bersangkutan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan;
3. Bagi calon PNS DP 3 hanya dibuat dalam tahun yang brsangkutan apabila ia sampai bulan Desember
telah 6 (enam) bulan menjadi CPNS dalam tahun yang bersangkutan belum 6 (enam) bulan menjadi
CPNS, DP 3 terhadapnya dilakukan dalam tahun berikutnya;
4. Khusus bagi CPNS yang diangkat menjadi PNS, DP 3 dilakukan setelah ia sekurang- kurangnya 1
(satu) tahun menjadi CPNS terhitung mulai ia secara nyata melaksanakan tugasnya;
5. CPNS yang telah dibuat DP 3 nya untuk kepentingan pengangkatan PNS, tidak ussah lagi dibuat DP 3
nya pada bulan Desember tahun yang bersangkutan;
6. Buku catatan penilaian bagi PNS yang sedang menjalankan tugas belajar tetap dipelihara oleh pejabat
penilai dari Instansi Induk dengan menggunakan bahan-bahan dari pimpinan yang bersangkutan
dimana PNS tersebut bekerja atau tugas belajar;
7. Sebagai dasar pembuatan DP 3 harus melampirkan DP 3 tahun sebelumnya;
8. Pembuatan DP 3 bagi yang akan naik pangkat harus dinaikan nilainya.

20
❖ PROSEDUR PENGURUSAN BAPERTARUM

I. Persyaratan bantuan sebagai Uang Muka KPR


1. Pengisian formulir permohonan bantuan telah memenuhi syarat;
2. Foto copy KTP yang disahkan oleh Kepala Desa / Lurah atau Camat;
3. Foto copy KARPEG;
4. Masa Kerja minimal 5 (lima) tahun;
5. Surat keterangan belum memiliki yang dibuktikan dari surat keterangan RT / RW setempatyang
diketahui Kepala Desa / Lurah;
6. Surat pengantar dari instansi tepat bekerja;
7. Foto copy Surat Perjanjian Kredit Kepemilikan Rumah (SP3K) dan rekening Koran; atau
8. Foto copy perjanjian kredit / PK yang disahkan oleh BTN;
9. Foto copy buku tabungan Batara dari BTN.
Catatan : bagi pemohon bantuan perumahan bias akad kredit apabila ada fisikbangunannya Berkas
dibuat rangkap 3 (tiga)

II. Persyaratan bantuan sebagai biaya membangun rumah diatas tanah milik sendiri
❖ Persyaratan yang harus dilampirkan
1. Foto copy KTP dan KARPEG;
2. Mas kerja minimal 5 (lima) tahun;
3. Surat keterangan belum memiliki rumah sendiri;
4. Foto copy Tabungan Batara dari BTN;
5. Foto copy Tanda Bukti Kepemilikan;
6. Sertifikat, disahkan oleh Badan Pertanahan Nasional, apabila tanah tersebut milik suamiatau
isteri, maka surat nikah di lampirkan;
7. Akta jual beli yang disahkan oleh Camat atau Notaris selaku PPAT;
8. Akta hibah yang disahkan oleh Camat atau Notaris selaku PPAT;
9. Tanah milik adat yang disetujui penggunaannya untuk perumahan oleh penguasa adattertentu;
10.Tanah milik instansi pemerintah yang disetujui penggunaannya untuk perumahan olehinstansi
yang bersangkutan.
Catatan : bukti kepemilikan tanah tersebut diatas harus dilampiri dengan SPPT yangdilegalisir
oleh kantor pelayanan pajak setempat.

21
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG DIKLAT PIM

I. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan JabatanPegawai
Negeri Sipil;
2. Keputusan Kepala LAN RI Nomor 119/XIII/1016/2001 tentang Pedoman PenyelenggaraanDiklatpim
Tk.II;
3. Keputusan Kepala LAN RI Nomor 540/XIII/10/16 2001 tentang Pedoman PenyelenggaraanDiklatpim
Tk. III;
4. Keputusan Kepala LAN RI Nomor 541/XIII/10/16/2001 tentang Pedoman PenyelenggaraanDiklatpim
Tk. IV;
5. Keputusan Kepala LAN RI Nomor 1 tahun 2004 tentang seleksi calon peserta Diklatpim Tk. I,II, III, IV.

II. Ketentuan
a. Persyaratan
1. Peserta Diklatpim adalah PNS yang akan atau telah menduduki Jabatan Struktural
2. PNS yang akan mengikuti Diklatpim tingkat tertentu tidak dipersyaratkan mengikutiDiklatpim
tingkat dibawahnya
b. Waktu
1. Diklatpim IV = 40 hari
2. Diklatpim III = 52 hari
3. Diklatpim II = 3,5 bulan

III. Mekanisme Pelaksanaan


1. Diklatpim dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparaturpemerintah
yang sesuai dengan jenjang jabatan structural
2. Kurikulum Diklatpim dilaksanakan oleh instansi Pembina, Diklatpim Tk. IV, III, IIdilaksanakan oleh
lembaga diklat pemerintah yang terakreditasi
3. Diklatpim Tk. IV dilaksanakan oleh instansi Pembina

22
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG PRAJABATAN

I. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan JabatanPegawai
Negeri Sipil;
2. Keputusan Kepala LAN RI Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pedoman PenyelenggaraanPendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III;
3. Keputusan Kepala LAN RI Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman PenyelenggaraanPendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.

II. Ketentuan
a. Persyaratan
1. CPNS yang sudah diangkat selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya
2. Peserta Diklat Prajabatan adalah CPNS
3. Unit Gol III : Pendidikan Minimal Sarjana ( S 1)
4. Unit Gol II : Pendidikan Minimal SMA

b. Waktu
Umum :
Gol III : 14 hai atau 140 JP
Gol I dan II : 10 hari atau 100 JP TKK :
Gol III : 24 hari
Gol I dan II : 19 hari

III. Mekanisme Pelaksanaan


Kurikulum Diklat Prajabatan ditetapkan oleh Instansi Pembina.

23
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG DIKLAT TEKNIS

I. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan JabatanPegawai
Negeri Sipil
2. Keputusan Kepala LAN RI Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum PenyelenggaraanDiklat
Teknis

II. Ketentuan
Persyaratan
1. Peserta Diklat Teknis adalah PNS yang membutuhkan peningkatan kompetensi teknisdalam
pelaksanaan tugasnya
2. Diusulkan oleh DINAS KESEHATAN kabupaten Subang

III. Mekanisme Pelaksanaan


1. Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai kompetensi teknis yang diperlukan untukmelaksanakan
tugas PNS
2. Diklat teknis dapat dilakukan secara berjenjang
3. Jenjang dan jenis diklat ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan
4. Kurikulum diklat teknis ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan

24
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG DIKLAT FUNGSIONAL

I. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan JabatanPegawai
Negeri Sipil
2. Keputusan Kepala LAN RI Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum PenyelenggaraanDiklat
Fungsional

II. Ketentuan
a. Persyaratan
1. Peserta Diklat Fungsional adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatanfungsional
tertentu
2. Diusulkan oleh DINAS KESEHATAN mKabupaten Subang

III. Mekanisme Pelaksanaan


1. Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuaidengan jenis
dan jenjang jabatan fungsional masing-masing
2. Jenis dan jenjang diklat fungsional untuk masing-masing jabatan fungsional ditetapkan olehinstansi
Pmbina jabatan fungsional yang bersangkutan
3. Kurikulum diklat fungsional ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan fungsional

25
❖ KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG KASUS PERCERAIAN

I. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
2. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Kepegawaian
3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Peraturan Perundang-undangan
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1Tahun
1974
6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintahNomor
10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS

II. Ketentuan
a. Waktu
1. Waktu Persiapan 2 Minggu
2. Waktu Penyelesaian 1 Bulan

III. Mekanisme
1. Yang bersangkutan (yang mengajukan cerai) mengajukan kepada atasan
2. Pemanggilan Kedua Belah Pihak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan yangsebenarnya
3. Pemberkasan Persyaratan Cerai
4. DINAS KESEHATAN mengusulkan ke BKD
5. BKD mengadakan Koordinasi dengan Inspektorat Daerah
6. Inspektorat Daerah mengadakan pemanggilan kepada yang bersangkutan untuk diperiksadan
dimintai keterangan yang sebenarnya
7. Hasilnya dibawa ke BKD kemudian diusulkan ke Bupati sesuai hasil berita acara tersebut.

Samarinda, 4 Oktober 2022


Kepala Sekolah

Celiyani, S.Pd
NIP. 19720327 200604 2021

26
27

Anda mungkin juga menyukai