Anda di halaman 1dari 5

1.

Pertanyaan dari ibu wiwin ervinatun:

bagaimana cara kita sebagai seorang guru tetap mempertahankan eksistensi kesenian tradisional
diera globalisasi saat ini

JAWAB: Untuk mempertahankan eksistensi kesenian tradisional di era globalisasi saat ini,
sebagai seorang guru, ada beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Pendekatan dalam pembelajaran: Mengintegrasikan kesenian tradisional dalam kurikulum dan


pembelajaran aktif dan menyenangkan bagi siswa. Gunakan berbagai metode seperti ceramah,
diskusi, permainan, dan praktik langsung untuk mempertahankan minat siswa dalam kesenian
tradisional.

2. Mengadakan pertunjukan dan festival: Menyelenggarakan pertunjukan kesenian tradisional di


sekolah atau komunitas untuk menarik minat siswa dan masyarakat. Selain itu, mengadakan
festival atau kompetisi kesenian tradisional di tingkat sekolah atau daerah juga dapat
mempromosikan kesenian tersebut kepada generasi muda.

3. Kolaborasi dengan komunitas lokal: Bekerjasama dengan komunitas lokal yang masih
menjalankan kesenian tradisional untuk mengajarkan siswa tentang keunikan, sejarah, dan nilai-
nilai di balik kesenian tersebut. Dengan melibatkan komunitas lokal, siswa bisa belajar secara
langsung dari orang yang memiliki pengalaman dalam menjaga dan mengembangkan kesenian
tradisional.

4. Menggunakan teknologi: Menggunakan teknologi seperti video dan media sosial untuk
mengabadikan dan mempromosikan kesenian tradisional kepada generasi muda. Guru dapat
membuat video tutorial atau dokumentasi tentang kesenian tradisional dan membagikannya
melalui platform online agar dapat diakses oleh lebih banyak orang.

5. Mendorong partisipasi siswa: Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan kesenian
tradisional dengan membentuk kelompok kesenian di sekolah atau mengorganisir program
ekstrakurikuler kesenian tradisional. Guru bisa memberikan ruang bagi siswa untuk
mengeksplorasi dan mengembangkan kreativitas mereka dalam bidang kesenian tradisional.

6. Menghubungkan kesenian tradisional dengan kehidupan sehari-hari: Mengajarkan siswa


tentang relevansi kesenian tradisional dalam kehidupan sehari-hari dan budaya mereka. Guru
dapat membangun keterkaitan konsep dan nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian tradisional
dengan kehidupan modern, sehingga siswa dapat menghargai dan menggunakan kesenian
tersebut dalam kehidupan mereka.

Jika para guru dan komunitas dapat bekerja sama dalam mempertahankan eksistensi kesenian
tradisional, generasi muda akan lebih mudah mengenal, memahami, dan mencintai kesenian
tradisional, meskipun di tengah era globalisasi yang terus berkembang.
2. Pertanyaan dari ibu Echa bastiani

jenis tari apa saja yang sesuai atau cocok untuk setiap jenjang kelas (1-6)

JAWAB: Berikut adalah jenis tari yang sesuai atau cocok untuk setiap jenjang kelas (1-6):

Kelas 1-2:

Tari Rakyat: Tari rakyat sederhana seperti tari tradisional dari daerah setempat.

Tarian Kreasi: Tari dengan gerakan sederhana seperti tarian bebas atau tari ceria dengan gerakan
lucu.

Kelas 3-4:

Tari Daerah: Tari tradisional dari daerah yang lebih kompleks seperti tari Jawa, Bali, atau
Sumatra.

Tarian Modern: Tarian dengan gerakan yang lebih dinamis dan mengikuti tren terkini.

Kelas 5-6:

Tari Etnik: Tarian dari budaya etnik tertentu seperti tari Dayak, Sunda, atau Sabah.

Tarian Kontemporer: Tarian dengan gerakan yang menggabungkan unsur-unsur tradisional dan
modern.

Namun, penting untuk dicatat bahwa ini hanya saran umum. Jika murid memiliki minat khusus
dalam jenis tari tertentu, guru dapat mendukung dan membantu mereka mengembangkan minat
itu lebih lanjut, terlepas dari tingkatan kelas mereka.

3. Pertanyaan dari ibu Nurlia Subryana

tertera tentang unsur-unsur musik diantaranya yaitu pendengar dan pemain. pertanyaanya
bagaimana cara kita untuk mengarahkan kepada anak-anak agar dapat fokus dalam
mendengarkan juga fokusdalam bermain musik dengan baik

jawab: Untuk mengarahkan anak-anak agar dapat fokus dalam mendengarkan dan bermain
musik dengan baik, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Pilih musik yang sesuai: Pilih musik yang menarik minat anak-anak. Musik dengan melodi
yang ceria atau irama yang mudah diikuti, biasanya lebih menarik bagi mereka.
2. Buat lingkungan yang kondusif: Pastikan anak-anak berada di lingkungan yang tenang dan
minim gangguan saat mendengarkan atau bermain musik. Matikan televisi atau alat elektronik
lainnya yang dapat memecah konsentrasi mereka.

3. Berikan contoh yang baik: Jadilah contoh yang baik bagi anak-anak dengan mendengarkan
musik secara fokus dan memberikan perhatian penuh saat bermain alat musik. Anak-anak
cenderung meniru perilaku yang mereka lihat dari orang dewasa.

4. Gunakan metode pendengaran aktif: Ajarkan anak-anak untuk mendengarkan dengan sengaja
dan aktif. Misalnya, minta mereka untuk menangkap irama, mengidentifikasi instrumen yang
dimainkan, atau memperhatikan dinamika musik.

5. Berikan kesempatan berlatih: Sediakan waktu dan tempat yang memadai untuk anak-anak
berlatih bermain musik. Berikan mereka dukungan dan dorongan ketika mereka berusaha
mempelajari keterampilan baru atau memainkan lagu dengan baik.

6. Libatkan anak-anak dalam pemilihan musik: Ajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam
pemilihan musik yang mereka ingin dengarkan atau belajar. Hal ini dapat meningkatkan minat
mereka dan membuat mereka lebih bersemangat dalam belajar dan bermain musik.

7. Gunakan permainan dan kegiatan yang melibatkan musik: Buat permainan dan kegiatan yang
melibatkan musik, seperti menyanyikan lagu sambil bermain alat musik atau membuat orkestra
mini dengan alat musik sederhana. Ini tidak hanya akan membuat mereka lebih fokus, tetapi juga
meningkatkan kecerdasan musikal mereka.

8. Berikan penghargaan dan pujian: Berikan penghargaan dan pujian kepada anak-anak ketika
mereka fokus dalam mendengarkan musik atau berhasil bermain dengan baik. Ini akan
memotivasi mereka untuk terus berusaha dan meningkatkan keterampilan musikal mereka.

Dalam mengarahkan anak-anak agar fokus dalam mendengarkan dan bermain musik, penting
untuk memberikan mereka kebebasan bereksplorasi dan menikmati musik sesuai minat mereka.
Tetaplah mengedepankan kesenangan dan kegembiraan dalam proses belajar musik agar mereka
terus tertarik dan bersemangat.

4. Pertanyaan dari ibu Cincin

salah satu fungsi seni dalam masyarakat moderen adalah sebagai media pendidikan. bagaimana
cara anda menerapkanya jelaskan dan berikan contohnya

Jawab:

Dalam dunia pendidikan, seni memiliki peran penting. Mulai dari pengenalan lagu nasional
maupun daerah, musik tradisional, film ilmiah, dokumenter, dan masih banyak lainnya. Sebagai
fungsi pendidikan, seni digunakan dalam gambar ilustrasi buku pelajaran, film dokumenter, film
ilmiah, alat peraga, dan sebagainya. Selain itu seni bisa diterapkan juga dalam bentuk permainan
tradisonal seperti permainan gerobak sorong, atau permainan anak-anak yag dinyanyikan dengan
lagu daerah. Seni juga dalam media pembelajaran bisa dilakukan dengan mempraktikkan cara
membantik, atau mengenalkan batik sebagai salah satu contoh ciri khas dari suatu daerah.

5. Pertanyaan dari ibu Yulia Atmiyani

sebagai guru bagaimana kita mengajarkan anak didik untuk mengenal artikulasi dalam suatu
vokal lagu

jawab: Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengajarkan anak didik
mengenal artikulasi dalam suatu vokal lagu:

Penjelasan teori: Mulailah dengan memberikan penjelasan singkat mengenai artikulasi. Jelaskan
bahwa artikulasi adalah cara kita mengucapkan kata atau bunyi dengan memanipulasi bagian
mulut dan bibir untuk menghasilkan suara yang jelas dan terdengar baik.

1. Demonstrasi: Berikan contoh artikulasi yang baik dan buruk. Perlihatkan cara yang tepat
untuk mengucapkan kata atau bunyi dengan jelas, serta perlihatkan juga contoh ketika artikulasi
kurang baik. Berikan pemahaman visual dan auditori kepada anak didik tentang perbedaan yang
mencolok antara keduanya.

2. Latihan pengucapan: Berikan latihan pengucapan kata atau bunyi yang fokus pada artikulasi
yang baik. Mulailah dengan kata-kata yang sederhana dan mudah diucapkan. Ajak anak didik
untuk mengulangi kata atau bunyi tersebut beberapa kali dengan benar.

3. Latihan vokal: Latihlah anak didik untuk mengucapkan vokal yang jelas dan terdengar baik
dalam konteks lagu. Fokuskan pada produksi suara yang tepat dengan menggunakan bagian
mulut dan bibir dengan cara yang benar. Latihlah mereka untuk mengeluarkan vokal yang bersih
dan tidak terdistorsi.

4. Gerakan bibir dan mulut: Ajari anak didik untuk melakukan gerakan bibir dan mulut yang
sesuai dengan kata atau bunyi yang diucapkan. Latih mereka untuk membuka dan menutup bibir
dengan benar, serta menggerakkan lidah dan bibir mereka agar sesuai dengan suara yang ingin
dihasilkan.

5. Praktek menggunakan lagu: Setelah mereka menguasai artikulasi dalam konteks kata atau
bunyi, pindahkan praktek mereka ke dalam lagu. Pilihlah lagu yang memiliki lirik yang jelas dan
ajari mereka untuk mengucapkannya dengan baik. Dorong mereka untuk memperhatikan
artikulasi mereka saat mereka bernyanyi.
6. Pemantauan dan umpan balik: Selama latihan, pantau anak didik secara individu dan berikan
umpan balik mengenai artikulasi mereka. Berikan pujian saat mereka melakukan dengan baik,
serta arahan jika ada aspek yang perlu diperbaiki. Dorong mereka untuk berlatih secara terus-
menerus untuk meningkatkan artikulasi mereka.

7. Latihan mandiri: Berikan latihan mandiri kepada anak didik dengan memberikan lagu atau
vokal untuk mereka praktikkan di rumah. Berikan mereka alat bantu seperti rekaman atau lirik
dengan fonetik untuk membantu mereka berlatih artikulasi sendiri.

8. Praktek secara terus-menerus: Ingatkan anak didik bahwa artikulasi tidak dapat dikuasai dalam
waktu singkat. Dorong mereka untuk melakukan latihan artikulasi secara konsisten dan terus-
menerus agar mereka bisa semakin terampil dalam mengucapkan kata atau bunyi dengan baik
dalam vokal lagu.

Selalu penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung saat mengajar
anak didik. Berikan dorongan dan penguatan positif dalam proses pembelajaran mereka.

6. pertanyaan dari ibu Mutiara

Ada berapa jenis birama, dan bagaimana cara menerapkannya di kelas rendah, disertai dengan
contohnya.

Jawab : birama memiliki beberapa macam yaitu ada birama dengan 2 beat yaitu duple meter,
birama dengan pola 3 beat yaitu triple meter, birama dengan 4 ketukan yaitu quadruple meter,
dan birama dengan 5 ketukan yaitu sextuple meter. Untuk penerapan birama yang dapat
diterapkan di kelas rendah adalah birama duple meter, birama triple meter. Pada birama duple
meter, yaitu kita dapat menghitung ketukan 1-2, 1-2, 1-2, dan seterusnya, misalnya pada
nyanyian lagu tik-tik bunyi hujan. Pada birama triple meter, kita dapat menghitung dengan
ketukan 1-2-3, 1-2-3, 1-2-3, dan seterusnya misalnya pada lagu anak-anak seperti lagu naik-naik
ke puncak gunung.

Anda mungkin juga menyukai