Anda di halaman 1dari 2

BEHAVIOURAL MODERNITY

Apa itu manusia? Kata manusia seringkali digunakan untuk merujuk kepada manusia modern
atau homo sapiens. Lantas kapan manusia disebut sebagai manusia? Kapan manusia menjadi
modern seperti sekarang? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengetahui kapan
manusia berburu dan mengumpulkan makanan, kapan manusia memiliki bentuk tubuh seperti
manusia modern, dan kapan manusia memililki ciri kognitif yang sama dengan manusia
modern.

Untuk mengetahui poin – poin di atas, kita bisa membaginya ke dalam tiga zaman
Paleolitikum, yaitu: lower paleolithic (3 juta – 300 ribu tahun yang lalu), middle paleolithic
(300 ribu – 50 ribu tahun yang lalu), dan upper paleolithic (50 ribu – 15 ribu tahun yang
lalu).

Lower Paleolithic

Pada zaman lower paleolithic, leluhur manusia sudah mulai menggunakan alat seperti batu
yang digunakan untuk keperluan praktis. Namun, pada masa ini leluhur manusia belum
memiliki kemampuan berpikir abstrak. Hal ini dilihat dari peninggalan alat – alat pada zaman
ini kurang lebih sama atau tidak beragam. Leluhur manusia pada masa ini memiliki gaya
hidup pemburu-pengumpul. Sehingga dengan kemampuan penciptaan alat, leluhur manusia
memiiki dorongan untuk melakukan inovasi secara terus – menerus.

Selain sudah bisa menggunakan alat, leluhur manusia juga sudah mulai menggunakan api
pada zaman ini, untuk memasak dan juga untuk penerangan di malam hari. Dampak dari
penggunaan api ini cukup besar. Dengan memasak makanan, nutrisi yang diterima leluhur
manusia dari makanan menjadi lebih banyak dan lebih cepat. Dari segi fisik, ukuran gigi
leluhur manusia menjadi mengecil, dan sistem pencernaannya secara signifikan berkurang.
Api juga digunakan sebagai penerangan pada malam hari dan untuk melindungi leluhur
manusia dari predator.

Memasak dengan api membuat leluhur kita memiliki waktu luang. Waktu luang ini dapat
digunakan untuk berkumpul dan saling bertukar informasi, yang bermanfaat karena manusia
mempunyai kebutuhan untuk bekerja secara berkelompok. Namun, kemungkinan besar
leluhur manusia pada zaman ini belum memiliki kemampuan berbahasa dengan standar
modern.

Pada zaman ini, leluhur manusia juga sudah mulai bekerja sama dalam kelompok (gaya hidup
tribalism). Hal ini dikarenakan bayi yang lahir secara prematur, kerja sama ini dibutuhkan
untuk menjaga kelangsungan hidup. Perempuan dibebaskan dari tugas berburu untuk
merawat bayi tersebut.

Middle Paleolithic

Pada masa ini, volume otak leluhur manusia sudah mulai sama dengan manusia modern,
yaitu ~1.350 cc yang sudah terjadi sekitar 200.000 tahun yang lalu. Pada masa ini juga
kemampuan berjalan bipedal, struktur kaki dan pinggul leluhur manusia ini sudah mulai
mirip dengan manusia modern.

Pada masa ini, bahasa mulai digunakan sebagai alat komunikasi. Bahasa memudahkan
koordinasi, untuk membagi tugas dan mendapatkan makanan. Bahasa yang digunakan
mungkin belum sekompleks zaman modern. Namun adanya kemampuan berbahasa ini
menyebabkan leluhur manusia bisa memahami ekspresi atau raut wajah orang lain.

Selain itu, leluhur manusia juga mulai mengenal konsep penguburan orang mati (burial).
Leluhur manusia merasakan kasih sayang kepada sesamanya. Sehingga, orang mati awalnya
dibiarkan tinggal bersama mereka. Namun, dalam waktu singkat mayat akan membusuk dan
memaksa timbulnya rasa jijik. Sehingga muncullah ritual penguburna orang mati.

Upper Paleolithic

Pada masa upper paleolithic, kemampuan berpikir abstrak yang dimiliki manusia sudah jauh
berkempang. Pada masa inilah diperkirakan manusia dengan perilaku modern muncul, yaitu
sekitar 50 ribu tahun yang lalu. Hal ini dapat diihat dari kemampuan manusia untuk
melakukan simbolisasi, berbahasa dengan kosakata untuk hal abstrak, dan juga melukis.

Pada masa ini manusia sudah mulai membuat alat – alat yang didasari dengan tujuan
tertemtu. Manusia menggunakan alat tidak hanya dari batu, tapi juga dari bahan lain seperti
kayu dan tulang. Perkembangan penciptaan alat ini adalah konsekuensi dari kemampuan
berbahasa manusia. Adanya kemampuan berbahasa memungkinkan untuk informasi
disampaikan turun temurun (collective learning).

Selain itu, manusia pada aman ini juga mulai menciptakan proto-religion. Proto-religion
berupa kisah-kisah tidak nyata yang dipercaya bersama, dan biasanya digunakan untuk ritual
– ritual tertentu.

Anda mungkin juga menyukai