Anda di halaman 1dari 3

Morfologi dan Anatomi

Menurut Setiawan et al. (2021), morfologi dari setiap jenis kima ditentukan oleh
bentuk bagian luar dari cangkangnya. Perbedaan bentuk cangkang ini dapat digunakan
sebagai petunjuk identifikasi sampai tingkat jenis. Kima memiliki 2 organ utama yaitu organ
keras berupa cangkang sebagai identifikator spesies kima dan organ lunak yang dilindungi
mantel luar yang berwarna hijau, biru, ungu, dan kuning. Warna-warna ini akibat adanya
difraksi cahaya lapisan matahari terhadap lapisan sub mikroskopik (submicroscopic layer)
dan pigmen Kristal yang tidak berwarna. Cangkang kima terdiri dari 2 tanggkup simetris
yang terbuat dari zat kapur atau kalsium karbonat (CaCO3) dan umumnya berwarna putih
kekuningan. Bagian engsel (hinge) adalah bagian perut (ventral). Bagian tepi yang
menghadap ke atas merupakan bagian punggung (dorsal). Bagian perut terdapat lubang
tempat keluarnya alat perekat (byssus) yang disebut byssal orifice. Bagian punggung
merupakan bagian yang membuka dan menutup jika kima disentuh oleh rangsangan.

Gambar 1. Morfologi Cangkang Kerang Kima (Tridacna)

Tridacna termasuk dalam filum Mollusca yang bertubuh lunak, sedentary (menetap
pada sedimen). Umumnya hidup di laut meskipun ada yang hidup di perairan tawar.
Berbentuk pipih pada bagian yang lateral dan mempunyai tonjolan di bagian dorsal, tidak
memiliki tentakel. Tridacna memiliki kaki otot yang berbentuk seperti lidah, mulut dengan
palps (lembaran berbentuk seperti bibir), tidak memiliki radula (gigi), insang dilengkapi
dengan silis untuk filter feeding (makan dengan menyaring larutan), kelamin terpisah atau
ada yang hermaprodit. Organ bagian dalam kima dilapisi oleh mantel yang relatif tebal.
Bagian permukaan mantel terdapat dua lubang yang berperan sebagai tempat keluar dan
masuknya air. Lubang yang berfungsi sebagai alat masuknya air disebut inhalant siphon atau
incurrent siphon, yang terletak dekat posterior dan bentuknya agak memanjang. Sedangkan
lubang yang berfungsi sebagai alat keluarnya air disebut exhalant siphon atau excurrent
siphon, yang terletak di bagian dorsal dan berbentuk bulat (Rivanda et al., 2022). Organ kima
lainnya seperti hati, ginjal, dan alat pencernaan bentuknya masih sangat sederhana. Insang
kima tersusun dari lembaran-lembaran berupa lamella yang berbentuk comb, disebut dengan
istilah ctenidia. Insang bagian luar disebut demibrant luar, sedangkan insang pada bagian
dalam disebut demibrant dalam. Otot retraktor yang ukurannya lebih kecil berfungsi sebagai
penjulur dan penarik kaki. Selain itu, kima juga memiliki otot aduktor yang besar dan kuat
yang digunakan untuk membuka dan menutup cangkang apabila kima dilindungi oleh mantel.

Pemanfaatan Kima

Dilihat dari aspek pasar dan sosial kemasyarakatan, pemanfaatan kima dibagi menjadi
beberapa tipe. Kima biasanya ditangkan hanya untuk kebutuhan konsumsi. Namun, adapula
yang memanfaatkan kima untuk diperjualkan. Kima ukuran besar dijual dengan harga Rp.
6000 hingga Rp. 7000 tiap ekor. Kima ukuran sedang dijual dengan harga Rp. 3000 tiap ekor.
Dan kima ukuran kecil dijual dengan harga Rp. 2000 tiap ekor. Kima ini tidak hanya untuk
dijual tetapi juga kadang diberikan kepada warga pulau untuk melakukan suatu hajatan.
Dalam hal ini masyarakat tidak tahu apabila terdapat aturan yang tidak memperbolehkan
pengambilan kima di laut. Selain itu, kima juga banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan
konsumsi. Kima banyak dijadikan sebagai bahan makanan dibandingkan untuk dijual sebagai
hiasan akuarium. Kima yang memiliki warna yang cemerlang, memiliki nilai jual yang cukup
tinggi sebagai hiasan pada akuarium. Kima juga biasanya diambil dagingnya yang dilepaskan
secarra langsun dari cangkangnya. Biasanya cangkang kima ini hanya dibuang begitu saja di
sembarang tempat. Cangkang kima biasanya digunakan sebagai wadah, hiasan, dan bahan
baku dalam industri keramik. Selain itu cangkang kima juga memiliki peran dalam
pembibitan pada ikan karena memiliki kandungan kalsium karbonat (Setyaningsih et al.,
2020).
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, R., R. Wimbaningrum, A. M. Siddiq, I. S. Saputra. 2021. Keanekaragaman Spesies


dan Karakteristik Habitat Kerang Kima (Cardiidae: Tridacninae) di Ekosistem
Intertidal Tanjung Bilik Taman Nasional Baluran. Jurnal Kelautan., 14(3) : 254-262.

Rivanda, R., S. Susiana, D. Kurniawan. 2022. Inventarisasi Kima (Tridacnidae) di Pulau


Batu Bilis, Desa Kelarik Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna, Kepulauan
Riau, Indonesia. Akuatikisle : Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.,
4(2) : 59-63.

Setyaningsih, M., H. Amali, Susilo. 2020. Studi Kerapatan Kerang Kima (Tridacnidae) di
Pulau Pramuka dan Pulau Belanda, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Jurnal Pendidikan
dan Biologi., 12(2) : 188-193.

Anda mungkin juga menyukai