48

BAB 5
HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Umum

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Wilayah SDN Bambe II

Gresik tahun 2015 berdasarkan umur terdapat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah

SDN Bambe II Gresik tahun 2015.
No Umur Frekuensi Persentase
1. 11 tahun 8 27,6 %
2. 12 tahun 17 58,6 %
3. 13 tahun 4 13,8 %
Jumlah 29 100%
Sumber : data primer Tahun 2015

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar

responden (58,6%) umur remaja 12 tahun.

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang

Pengertian Haid

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Wilayah SDN Bambe II

Gresik tahun 2015 berdasarkan sumber informasi yang didapat tentang

pengertian haid terdapat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan sumber informasi

tentang pengertian haid di Wilayah SDN Bambe II Gresik tahun
2015.
No Sumber informasi Frekuensi Persentase
1. Buku/majalah 0 0%
2. TV/internet 13 44,9%
3. Orang tua dan teman 9 31%
4. Keluarga 7 24,1 %
5. Tidak dari siapapun 0 0%
Jumlah 29 100%
Sumber : data primer Tahun 2015.

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah

responden (44,9%) sumber informasi didapat dari TV atau internet.

48
 49

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Tanda-

Tanda Haid

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Wilayah SDN Bambe II

Gresik tahun 2015 berdasarkan sumber informasi tentang tanda-tanda haid

terdapat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Tentang Tanda-Tanda Haid di Wilayah SDN Bambe II Gresik
tahun 2015.
No Sumber Informasi Frekuensi Persentase
1. Buku/majalah 0 0%
2. TV/internet 13 44,8%
3. Orang tua/teman 11 37,9 %
4. Keluarga/tenaga kesehatan 5 17,3%
Jumlah 29 100%
Sumber : data primer Tahun 2015.

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diinterpretasikan hampir setengah

responden (44,8%) sumber informasi tentang tanda-tanda haid didapat dari

TV/internet.

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Yang

Harus Dilakukan Saat Menarche

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Wilayah SDN Bambe II

Gresik tahun 2015 berdasarkan sumber informasi tentang yang dilakukan

saat menarche terdapat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan sumber informasi

tentang apa yang dilakukan saat menarche di Wilayah SDN
Bambe II Gresik tahun 2015

No Sumber informasi Frekuensi Persentase

1. Buku/majalah 0 0%
2. Internet/brosur 13 44,8%
3 Orang tua dan teman 11 37,9 %
4 Keluarga / tenaga kesehatan 5 17,3 %
Jumlah 40 100%
Sumber : data primer 2015.
 50

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah

responden (44,8 %) jumlah sumber informasi tentang apa yang dilakukan

saat menarche dari Internet/brosur.

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Personal

Hygiene Saat Haid

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Wilayah SDN Bambe II

Gresik tahun 2015 berdasarkan sumber informasi tentang personal hygiene

saat haid pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan sumber informasi

tentang personal hygiene saat haid di SDN Bambe II tahun
2015.
No Status Imunisasi Frekuensi Persentase
1. Ibu/teman 13 44,8 %
2. Internet/radio 16 55,2 %
3. Tahu sendiri dari buku 0 0%
4. Tidak dari siapapun 0 0%
Jumlah 29 100%
Sumber : data primer Tahun 2015.

Berdasarkan tabel 5.5 dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar

responden (55,2%) sumber informasi tentang personal hygiene saat haid

didapat dari internet/radio.

5.2 Data Khusus

5.2.1 Kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SDN Bambe

II Gresik Tahun 2015 sebelum dilakukan penyuluhan dengan metode
ceramah (pre test).

Pemberian sebelum diberikan penyuluhan dengan metode ceramah

terhadap kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche Di SDN

Bambe II Gresik tahun 2015 menunjukkan distribusi frekuensi sebagai

berikut:
 51

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi kesiapan remaja putri dalam menghadapi

menarche di SDN Bambe II Gresik Tahun 2015 sebelum
dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah.
Kesiapan sebelum frekuensi Prosentase
penyuluhan
Sangat siap 0 0%
Siap 1 3,4 %
Kurang siap 21 72,4 %
Tidak Siap 7 24,2 %
Jumlah 29 100 %
Sumber: Data Primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sebagian besar (72,4 %)

responden memiliki kesiapan yang kurang dalam menghadapi

menarche.

5.2.2 Kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SDN Bambe II

Gresik Tahun 2015 sesudah dilakukan penyuluhan dengan metode
ceramah (post test).

Pengaruh sesudah diberikan penyuluhan dengan metode

ceramah terhadap kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di

SDN Bambe II Gresik tahun 2015 menunjukkan distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi kesiapan remaja putri dalam menghadapi

menarche di SDN Bambe II Gresik Tahun 2015 sesudah
dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah.
Kesiapan sesudah penyuluhan Frekuensi Prosentase
Sangat Siap 22 75,9 %
Siap 6 20,7 %
Kurang Siap 1 3,4 %
Tidak Siap 0 0 %
Jumlah 29 100 %
Sumber: Data Primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa hampir seluruhnya (75,9 %)

responden memiliki kesiapan yang baik dalam menghadapi menarche.

 52

5.2.3 Pengaruh Diberikan Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Terhadap

Kesiapan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche Di SDN Bambe
II Gresik Tahun 2015.

Tabulasi silang pengaruh antara sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan dengan metode ceramah terhadap kesiapan remaja putri dalam

menghadapi menarche di SDN Bambe II Gresik Tahun 2015 ditampilkan

pada tabel berikut ini:

Tabel 5.8 Tabulasi silang pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode

ceramah terhadap kesiapan remaja putri dalam menghadapi
menarche di SDN BAMBE II Gresik Tahun 2015.
Kesiapan
Pemberian
Sebelum Sesudah
Penyuluhan
F % F %
Sangat Siap 0 0% 22 75,9 %
Siap 1 3,4 % 6 20,7 %
Kurang Siap 21 72,4 % 1 3,4 %
Tidak Siap 7 24,1 % 0 0%
Total 29 100 29 100
: 0,000 : 0,05
Sumber: Data Primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 5.8 hasil dari penelitian terhadap 29 orang

responden sebelum diberikan penyuluhan didapatkan data sebagai berikut,

sebagian besar (72,4%) memiliki kesiapan yang kurang dan sebagian kecil

responden (3,4%) memiliki kesiapan yang baik dalam menghadapi

menarche. Sedangkan sesudah diberikan penyuluhan didapatkan sebagai

berikut, data hampir seluruh responden (75,9%) memiliki kesiapan yang

baik dan sebagian kecil responden (3,4%) memiliki ketidak siapan dalam

menghadapi menarche .

Hasil uji wilcoxon ρ = 0,000 sehingga < α 0,05 maka hipotesis

(H1) diterima yaitu Ada Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah

 53

Terhadap Kesiapan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche Di SDN

Bambe II Gresik Tahun 2015.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SDN Bambe II

Gresik Tahun 2015 sebelum dilakukan penyuluhan dengan metode
ceramah (pre test).

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa sebagian besar (72,4%)

responden memiliki kesiapan yang kurang dalam menghadapi

menarche sebelum dilakukan penyuluhan. Hal ini dapat terjadi karena

berhubungan dengan usia responden sebagian besar (58,6%)

responden berusia 12 tahun, hampir setengah (44,9%) responden

sumber informasi tentang haid yang didapat dari TV / internet dan

hampir setengah (44,9%) responden sumber informasi tentang tanda-

tanda haid yang didapat dari TV/internet serta hampir setengah

(44,9%) responden sumber informasi tentang yang harus dilakukan

saat menarche yang didapat dari internet/brosur kemudian yang

terakhir sebagian besar (55,2%) responden sumber informasi tentang

personal hygiene saat haid yang didapat dari internet/radio.

Bila seseorang benyak memperoleh informasi maka ia

cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Fasilitas

kesehatan tidak hanya tertutup pada fungsi kuratif dan rehabilitatif

saja. Akan tetapi juga mempunyai fungsi promotif dan preventif.

Sikap tenaga kesehatan termasuk juga tokoh masyarakat dan tokoh

agama dapat menjadi contoh bagi masyarakat (Notoatmojo, 2012).

Menurut peneliti masyarakat akan lebih mudah menerima hal-

hal yang dicontohkan atau dikatakan oleh orang yang lebih mereka
 54

hormati. Misalnya memberikan penyuluhan tentang menstruasi

pertama pada remaja putri. Hal ini berfungsi sebagai sarana informasi

dan pendidikan bagi para remaja putri. Sikap dan perilaku tenaga

kesehatan juga menjadi faktor penting dalam kesiapan remaja putri

dalam menghadapi menarche . Semakin aktif tenaga kesehatan, tokoh

agama, dan tokoh masyarakat yang ikut andil dalam penyuluhan

terhadap kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche,

sehingga kemungkinan besar resiko yang diakibatkan dari ketidak

siapan remaja dalam menghadapi menarche tidak akan terjadi.

5.3.2 Kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SDN

Bambe II Gresik Tahun 2015 sesudah dilakukan penyuluhan
dengan metode ceramah (post test).

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa hampir seluruh (75,9%)

responden memiliki kesiapan yang baik dalam menghadapi menarche

setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini karena berhubungan dengan

usia responden sebagian besar (58,6%) responden berusia 12 tahun,

hampir setengah (44,9%) responden sumber informasi tentang haid

yang didapat dari TV/internet dan hampir setengah (44,9%) responden

sumber informasi tentang tanda-tanda haid yang didapat dari

TV/internet serta hampir setengah (44,9%) responden sumber

informasi tentang yang harus dilakukan saat menarche yang didapat

dari internet/brosur kemudian yang terakhir sebagian besar (55,2%)

responden sumber informasi tentang personal hygiene saat haid yang

didapat dari internet/radio.

Menurut Notoatmodjo (2012), Usia merupakan periode

terhadap pola-pola kehidupan yang baru. Usia mempengaruhi

 55

terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Pada usia madya,

individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan

sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Menurut peneliti semakin bertambah usia akan semakin mudah

menerima informasi sehingga dapat semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin meluas dan membaik. Selain itu, seseorang bertambah tua

akan cenderung lebih aktif dalam mencari informasi baru dan

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dengan media apapun.

5.3.3 Pengaruh Diberikan Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Terhadap

Kesiapan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche Di SDN Bambe
II Gresik Tahun 2015.

Berdasarkan tabel 5.6 hasil dari penelitian terhadap 29 orang

responden, sebelum diberikan penyuluhan diketahui bahwa hampir

seluruhnya (72,4%) responden memiliki kesiapan yang kurang dalam

menghadapi menarche. Sedangkan sesudah diberikan penyuluhan

didapatkan data hampir seluruhnya (75,9%) responden sudah memiliki

kesiapan yang baik dalam menghadapi menarche. Hasil uji statistik

Wilcoxon Sign Rank dengan α = 0,05 dan didapatkan ρ value = 0,000

sehingga ρ value < α , hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima

dengan demikian ada pengaruh diberikan penyuluhan dengan metode

ceramah terhadap kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche

di SDN Bambe II Gresik tahun 2015.

 56

Menurut Notoatmojo (2007), tujuan dari penyuluhan kesehatan

adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan

masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan

lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal. Yang kedua adalah terbentuknya

perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial

sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Menurut

Anggraeni (2008) informasi mengenai menstruasi merupakan hal

utama bagi kesiapan siswa dalam menghadapi menarche tersebut.

Berdasarkan uraian diatas bahwa pemberian penyuluhan dapat

mempengaruhi pengetahuan responden. Karena informasi dapat

menambah pengetahuan yang berdampak pada perubahan pola prilaku

serta sikap. Diharapkan penyuluhan yang dilakukan dapat mengubah

pola pikir masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan

reproduksi. Penelitian ini diharapkan tidak hanya memberikan

gambaran tentang fenomena permasalahan yang ada dimasyarakat

melainkan juga bisa menjadi salah satu solusi penyelesaian dari

permasalahan yang ada.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang

dimiliki peneliti, yaitu kurang spesifik dalam melaksanakan penyuluhan

menggunakan metode ceramah. Disamping itu, penelitian kurang maksimal

karena pertanyaan dan pilihan jawaban pada checklist kurang berkembang.