3D 170 ValentinaOnsu EPM
3D 170 ValentinaOnsu EPM
net/publication/366465689
Hepatitis B
CITATIONS READS
0 1,752
3 authors:
Valentina Onsu
Sam Ratulangi University
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Valentina Onsu on 21 December 2022.
[DATE]
[COMPANY NAME]
[Company address]
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan mini
skripsi yang berjudul "Hepatitis B".
Mini skripsi ini ditulis untuk memperluas pengetahuan mahasiswa mengenai hepatitis B
disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Mini skripsi ini disusun dengan
berbagai kendala, baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar, namun
dengan penuh kesabaran dan kerjasama dari berbagai pihak, akhirnya mini skripsi ini dapat
terselesaikan.Semoga mini skripsi ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, umum,
khususnya pada diri penulis sendiri, dan semua orang yang membaca mini skripsi penulis ini,
serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam mini skripsi ini, sehingga penulis turut mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi mini skripsi ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hepatitis adalah peradangan sel-sel hati, biasanya disebabkan infeksi (virus, bakteri,
parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak berlebih,
dan penyakit autoimun. Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai virus seperti virus
hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), hepatitis D (HDV), dan
hepatitis E (HEV).1
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Berdasarkan
data WHO pada tahun 2015, sebanyak 257 juta penduduk hidup dengan hepatitis B
kronik dan sebanyak 887 ribu kematian akibat kanker hepar. Pada tahun 2016, sekitar
10,5% penduduk hidup dengan hepatitis B, hanya 4,5 miliar (16,7%) pasien yang
mencari pengobatan.2 Virus hepatitis B (VHB) telah menginfeksi 2 milyar orang di
dunia, 240 juta di antaranya menjadi hepatitis B kronik; sebanyak 1,5 juta penduduk
meninggal dunia setiap tahun karena hepatitis.1 Indonesia merupakan negara dengan
endemisitas hepatitis B
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
seperti serum, semen dan air liur yang telah tercemar oleh virus tersebut. Replikasi
virus Hepatitis B sebagian besar terjadi di sel hati. Virus Hepatitis B yang
menginfeksi manusia akan menyebabkan terjadinya infeksi akut yang kemudian dapat
berkembang menjadi kronik sebanyak 10%, memberi gejala hepatitis akut sebanyak
25% yang kemudian sembuh, 65% akan tidak bergejala kemudian sembuh dan < 1%
yang akan menjadi hepatitis B fulminan. Pasien yang terinfeksi Hepatitis B akan
menjalani 4 fase penyakit yaitu fase immune tolerant, fase immune clearance, fase
pengidap inaktif, dan fase reaktivasi. Keempat fase ini dibedakan lewat kadar DNA
dan kadar enzim hatinya.
6
Cara Penularan Hepatitis B bahkan bahaya tingkat penularannya 100 kali
lebih cepat dibanding dengan virus HIV. Ada 2 golongan cara penularan infeksi VHB,
yaitu penularan horinzontal dan penularan vertikal. Cara penularan horizontal terjadi
dari seorang pengidap infeksi VHB kepada individu yang masih rentan di
sekelilinginya. Penularan horinzontal dapat terjadi melalui kulit atau melalui selaput
lendir, sedangkan penularan vertikal terjadi dari seorang pengidap yang hamil kepada
bayi yang dilahirkannya.
1. Cara Penularan Hepatitis B melalui kulit
Penularan ini terjadi jika bahan yang mengandung partikel virus hepatitis
B (HBsAg) masuk ke dalam kulit. Contohnya, kasus penularan terjadi akibat
transfusi darah yang mengandung HBsAg positif, hemodialisis (cuci darah)
pada penderita gagal ginjal kronik, serta melalui alat suntik yang tidak steril,
seperti penggunaan jarum suntik bekas, jarum akupuntur yang tidak steril, alat
tato, alat cukur dan yang saat ini merupakan cara penularan terbanyak adalah
melalui penyuntikan narkoba secara bergantian. Virus hepatitis B tidak bisa
menembus pori-pori kulit, tetapi dapat masuk melalu kulit yang terluka dan
mengalami kelainan dermatologik.
2. Cara Penularan Hepatitis B melalui selaput lender
Penularan dapat terjadi melalui mulut (peroral) yaitu jika bahan yang
mengandung virus mengenai selaput lendir mulut yang terluka, misalnya
karena peradangan mulut atau sesudah mencabut gigi dan bisa juga melalui
ciuman. Selain itu, penularan virus hepatitis B dapat melalui selaput lendir alat
kelamin (seksual) akibat berhubungan seksual dengan pasangan yang
mengandung HBsAg positif yang bersifat infeksius, baik dengan pasangan
heteroseksual maupun homoseksual.
3. Cara Penularan Hepatitis B vertika (penularan perinatal)
Merupakan penularan VHB dari ibu yang menderita hepatiti B akut atau
pengidap hepatitis B kronis kepada bayinya pada saat dalam kandungan (masa
kehamilan) atau sewaktu persalinan. Jika infeksi hepatitis akut terjadi pada
masa kelamilan trisemester pertama dan kedua, umumnya penularan jarang
terjadi. Namun, jika hepatitis akut terjadi pada masa kehamilan trisemester
ketiga maka penularan lebih sering terjadi. Penularan dari ibu pengidap
hepatitis B kornis kepada bayinya mengidap hepatitis B kronis. bayi yang
7
terinfeksi tersebut mungki menderita hepatitis akut atau lebih sering terjadi
adalah akan berkembang menjadi infeksi yang menetap dan menjadi kronik.
8
Upaya pencegahan infeksi hepatitis B merupakan hal terpenting karena
merupakan upaya yang paling ekonomis, mengingat masih mahalnya harga obat dan
pemeriksaan laboratorium untuk penatalaksanaan infeksi hepatitis B. Imunisasi adalah
salah satu bentuk upaya pencegahan transmisi (penularan) hepatitis B. Saat ini
terdapat dua jenis imunisasi yang tersedia, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Imunisasi aktif dicapai dengan pemberian vaksin hepatitis B. Vaksin diberikan
dengan 3 dosis terpisah dengan interval 0,1 dan 6 bulan. Pemberian 3 dosis vaksin ini
akan mampu melindungi tubuh dari infeksi hepatitis B dengan tingkat keberhailan >
90 % selama lebih dari 20 tahun.
Pemberian vaksis hepatitis B direkomendasikan pada individu yg
berisiko tinggi terinfeksi VHB, diantaranya : individu terpapar produk darah pada
kerjanya, pasien ginjal yang menjalani cuci darah, orang yang berumah tangga atau
kontak seksual dengan penderita hepatitis B, tinggal di daerah endemis hepatitis B,
petugas kesehatan, dan anak yang lahir dari ibu dg hepatitis B. Imunisasi pasif
digunakan hepatitis B immune globulin (HBIg), dapat memberikaN proteksi secara
cepat dan biasanya diberikan segera setelah bayi lahir bila ibunya penderita infeksi
hepatitis B kronis.
9
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau
kanker hati.
Secara epidemiologik cara penularan hepatitis terbagi atas dua yaitu : Penularan
vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif kepada anak
yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko terinfeksi pada bayi mencapai 50-
60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan kelompok etnik. Penularan
horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus hepatitis B
kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui hubungan seksual.
3.2 Saran
Untuk menghadapi penyakit yang belum ditemukan obatnya seperti hepatitis ini,
tindakan pencegahan adalah pilihan utama kita. Setelah membaca dan mengetahui cara
penularanya, sebetulnya kita sudah mengerti apa yang harus kita kerjakan supaya terhindar
dari penyakit menahun ini. Karena jalur penularan terutama lewat suntikan,maka setiap kali
disuntik harus yakin bahwa jarumnya steril. Yang praktis adalah penggunakan jarum baru
atau disposibel ( sekali pakai buang). Dan yang paling penting adalah melakukan vaksinasi,
vaksin merupakan suatu zat ( antigen) yang jika disuntikan ke dalam tubuh kita dapat
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan zat anti ( antibodi) terhadap antigen
tersebut,
10
DAFTAR PUSTAKA
Misna, R., Zein, U. and Suroyo, B. (2018) ‘Faktor Risiko Hepatitis B Pada Pasien di RSUD.
Dr. Pirngadi Medan’, Jurnal Kesehatan Global, 1(1), p. 37. doi:10.33085/jkg.v1i1.3908.
Mckinnon, A. (1972) ‘Article Review’, Scottish Journal of Theology, 25(4), pp. 435–453.
doi:10.1017/S0036930600028568.
11