Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami teknik dasar proses
produksi melalui pengenalan dan praktik singkat
yang terkait dengan seluruh proses
produksi dan teknologi cutting dan non cutting terdiri dari bentuk bulat,
persegi dan profil khusus yang diaplikasikan alam industri, antara lain
perkakas tangan dan bertenaga, peralatan angkat
dan pemindah bahan, pemesinan, CAD, simulasi CAM-CNC, 3D
Printing, mould and dies, plastic moulding, jig and fixture,
pengelasan, dan sejenisnya.
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri,bernalar kritis dan kreatif dalam memahami dan
menggunakan :
- Alat ukur dan alat pembanding seperti caliper, hairline,square
line untuk mengukur benda kerja sesuai SOP.
Sarana dan Prasarana : Ruang Kelas, LCD Proyektor, materi teori yang disajikan dalam
power poin.
Target Peserta Didik : Peserta didik mampu memahami dan menggunakan :
- Alat ukur dan alat pembanding seperti caliper, hairline,square
line untuk mengukur benda kerja sesuai SOP.
B. KOMPETENSI INTI
Pertemuan ke : 17 – 18 (6 JP ) @ 45 menit
Tujuan Pembelajaran : - Memahami penggunaan alat ukur dan alat pembanding
Kriteria Ketercapaian : - Mampu mendemonstrasikan penggunaan caliper/jangka
Tujuan Pembelajaran sorong untuk mengukur benda kerja.
( Eviden )
- Mampu mendemonstrasikan penggunaan hairline untuk
mengukur benda kerja.
- Mampu mendemonstrasikan penggunaan square line
untuk mengukur benda kerja.
Pemahaman Bermakna : Peserta didik dapat memahami dan menggunakan alat
(berkaitan dengan ukur dan alat pembanding untuk mengerjakan benda
kompetensi keahlian atau kerja.
produk yang dibuat atau
kehidupan sehari-hari)
Pertanyaan Pemantik : 1. Pernahkah anda melihat seorang pekerja yang sedang
menggunakan alat ukur dan alat pembanding dan perkakas
tangan untuk mengerjakan benda kerja ?
Kegiatan Inti :
Kegiatan Penutup :
a.Mengevaluasi rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasilnya serta manfaat pembelajaran.
b.Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
c.Guru mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran dengan melakukan Evaluasi tes tertulis
dengan model Tugas Mandiri / Asesmen.
C. LAMPIRAN
1. Materi pelajaran alat ukur dan alat pembanding.
2. Materi pelajaran perkakas tangan
Bahan Bacaan (handout, acuan standarisasi; link video, dll) :
1. Buku Teknik Menggunakan Alat Ukur Pembanding dan Alat Ukur Mekanik Presisi.
Eko Winarno, Deepublish. 2017.
2. Buku Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. ARMICO Bandung. 2010.
Glosarium :
- Kaliper adalah alat ukur presisi yang memiliki fleksibilitas untuk mengukur berbagai
dimensi suatu benda dengan akurasi yang baik. Akurasi (resolusi) kaliper berkisar dari
0,1 hingga 0,02 mm
- Hairline ialah alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur kerataan suatu benda
kerja pada ranah Teknik mesin.
- Square line adalah presisi yang digunakan untuk mengukur kesikuan suatu benda kerja
pada ranah Teknik mesin.
Daftar Pustaka :
1. Buku Teknik Menggunakan Alat Ukur Pembanding dan Alat Ukur Mekanik Presisi.
Eko Winarno, Deepublish. 2017.
2. Buku Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. ARMICO Bandung. 2010.
- - 00 -
Selamat Mengerjakan
KUNCI JAWABAN
RUBRIK PENILAIAN
Catatan :
1. Jika nilai siswa < 70 maka siswa akan mengikuti dasar mata pelajaran yang
akan diajarkan dan didampingi Guru.
2. Jika nilai siswa > 70 maka siswa tersebut bisa dijadikan mentor pembelajaran
bagi teman sejawat.
Tugas Mandiri /
Asesmen ( Instrumen
nomor 2 )
1. Sebutkan nama alat ukur di bawah ini beserta fungsinya !
3. Sebutkan nama bagian Vernier Caliper dibawah ini beserta dengan fungsinya !
4. Hitunglah tingkat ketelitian dan Nilai Ukuran Vernier Caliper di bawah ini !
5. Berapakah nilai ukuran pembacaan Vernier Caliper pada gambar di bawah ini !
- - 00 -
KUNCI JAWABAN
1. Alat ukur sesuai dengan gambar nomor 1 yaitu Hairline yang berfungsi untuk mengukur
kerataan bidang pada suatu permukaan benda kerja.
2. Alat ukur sesuai dengan gambar nomor 2 yaitu Squareline yang berfungsi untuk mengukur
kesikuan / ketegak lurusan dua bidang pada suatu permukaan benda kerja.
3. Bagian-bagian Vernier Caliper dan fungsinya :
1. Out Side Jaws berfungsi untuk mengukur bidang luar suatu benda kerja.
2. Inside Jaws digunakan untuk mengukur bidang dalam benda kerja, seperti lubang atau
slot.
3. Depth Bar merupakan bagian dari caliper yang berfungsi untuk mengukur kedalaman
benda kerja. Depth bar juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman alur pasak,
undercut (groove), dll.
4. Skala utama (Main Scale) dalam mm
5. Skala utama (Main Scale) dalam Inchi
6. Skala nonius (Nonius Scale) dalam mm
7. Skala nonius (Nonius Scale) dalam Inchi
8. Penggerak dalam proses pengukuran (Slider)
9. Pengukur bidang bertingkat (Step Surface)
10. Batang utama, yang merupakan bagian dari caliper yang dipegang (Main beam ).
4. Tingkat ketelitian dan nilai ukuran Vernier Caliper pada gambar nomor 5 yaitu :
1 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑈
TK 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑁
= 1
mm
10
TK
=
TK = 0,1 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,1 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala
Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 6 + (4 x 0,1)
= 6 + 0,4
= 6,40 mm
5. Tingkat ketelitian dan nilai ukuran Vernier Caliper pada gambar nomor 5 yaitu :
TK 1 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑈
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑁
= 1
mm
20
TK
=
TK = 0,05 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,05 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala
Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 17 + ( 15 x 0,05 )
= 17 + 0.75
= 17.75 mm
RUBRIK PENILAIAN
Penyusun :
Pemegang Buku
Nama : ……………………………………………
Kemampuan menggunakan alat ukur secara baik dan benar dengan dilandasi
pengetahuan, sikap perilaku yang efektip dan efisien merupakan harapan bagi dunia usaha
dan industri sebagai pengguna lulusan, sekolah menengah kejuruan sebagai penyelanggara
pendidikan, orangtua siswa, dan khususnya bagi peserta didik agar menjadi lulusan yang
mempunyai kompetensi dan daya saing yang tinggi.
Untuk memenuhi harapan tersebut, maka penyusun mencoba membuat langkah-
langkah pembelajaran: pengertian pengukuran, pengertian alat ukur, dan menggunakan
berbagai macam alat ukur yang disusun menjadi sebuah buku menggunakan alat ukur yang
secara garis besar berisi sebagai berikut:
1. Memahami pengertian pengukuran.
Penyusun sangat berharap agar buku prosedur menggunakan alat ukur ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan khususnya bagi peserta didik SMK pemesinan kelas X dan
khalayak umum yang memerlukannya.
Dengan rendah hati penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca agar selanjutnya
menjadi lebih baik, penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang
telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan buku ini.
Penyusun
BAB I
PENGUKURAN
C. Manfaat Pengukuran
Pengukuran bermanfaat sebagai sarana untuk memperoleh data yang digunakan untuk
keperluan pengambilan keputusan atau pengaturan suatu proses / sistem.
Keputusan (disposisi) yang diberikan oleh personal yang diberi wewenang untuk
menentukan suatu produk yang mempunyai ketidaksesuaian, keputusan tersebut antara
lain:
- Proses Lanjut adalah proses sebuah produk dilanjutkan
- Rework / repaired adalah produk perlu dikerjakan ulang di unit kerja terkait atau
diperbaiki di unit kerja yang lain.
- Proses Ulang (Restart) adalah sebuah produk tidak bisa dilanjutkan / dipakai dan
diperlukan proses baru untuk membuat sebuah produk baru mulai dari awal.
D. Ruang pengukuran
Agar ruang pengukuran dapat berfungsi sesuai dengan semestinya, perlu diperhatikan
syarat-syaratnya, antara lain:
1. Luas ruangan cukup.
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang benar menurut stándar yang berlaku, maka
diperlukan cara pengukuran yang tepat. Cara pengukuran yang dilakukan untuk mengukur
geometris obyek ukur, antara lain:
1. Pengukuran langsung.
Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari alat ukur
yang digunakan disebut dengan pengukuran langsung. Misalnya mengukur diameter
poros dengan jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran tak langsung.
Apabila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan satu alat ukur saja dan tidak
bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian ini
disebut dengan pengukuran tak langsung. Kadang – kadang untuk mengukur satu
benda ukur diperlukan dua atau tiga alat ukur, biasanya ada alat ukur standar, alat
ukur pembanding dan alat ukur pembantu. Misalnya mengukur ketirusan poros
dengan menggunakan senter sinus (sine center) yang harus dibantu dengan jam ukur
(dial indicator) dan blok ukur.
3. Pengukuran dengan kaliber batas.
Kadang – kadang dalam proses pengukuran kita tidak perlu melihat berapa besar
ukuran benda yang dibuat melainkan hanya untuk melihat apakan benda yang dibuat
masih dalam batas – batas toleransi tertentu.
Misalnya saja mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur jenis
kaliber batas dapat ditentukan apakah benda yang dibuat masuk dalam kategori
diterima (Go) atau masuk dalam kategori dibuang atau ditolak ( No Go). Dengan
demikian sudah tentu alat yang digunakan untuk pengecekannya adalah kaliber batas
Go dan No Go. Pengukuran seperti ini disebut pengukuran dengan kaliber batas.
Keputusan yang diambil adalah : dimensi obyek ukur yang masih dalam batas
toleransi dianggap baik dan dipakai, sedang dimensi yang terletak di luar batas
toleransi dianggap jelek. Pengukuran cara ini tepat sekali untuk pengukuran dalam
jumlah banyak dan membutuhkan waktu yang cepat
4. Pengukuran dengan cara membandingkan dengan bentuk stándar.
Pengukuran di sini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan
bentuk standar yang memang digunakan untuk alat pembanding. Misalnya kita akan
mengecek sudut ulir atau roda gigi, mengecek sudut tirus dari poros konis , mengecek
radius dan sebagainya. Pengukuran dilakukan dengan alat proyeksi. Jadi, di sini
sifatnya tidak membaca besarnya ukuran tetapi mencocokkan bentuk saja. Misalnya
sudut ulir dicek dengan mal ulir atau alat pengecek ulir lainnya.
F. Istilah Pengukuran
Ada beberapa istilah yang terkait dalam proses pengukuran, antara lain:
1. Ketelitian (Accuracy).
Besar ketidaksesuaian maksimal yang terjadi dari semua bagian terukur / range
pengukuran.
5. Resolusi (Resolution).
Kemampuan penunjukan skala terkecil dari sebuah alat ukur, resolusi dapat dikatakan
juga sebagai Tingkat Ketelitian.
Kesalahan merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dihindari, termasuk ketika kita
sedang melakukan kegiatan pengukuran. Kesalahan pengukuran dapat menyebabkan hasil
dari pengukuran mempunyai dampak yang tidak kita inginkan.
Ada banyak penyebab kenapa kita bisa salah dalam melakukan kegiatan pengukuran,
beberapa sumber-sumber kesalahannya pun bermacam-macam.
Berikut sumber sumber kesalahan pengukuran yang sering terjadi:
1. Cara dan Metode:
2. Alat ukur:
a. referensi: pitch error, akurasi kurag baik, deviasi pada skala, dll
b. reapeatability
c. histerisis
e. kesalahan posisi nol: setting nol salah, referensi nol salah, dll
f. kesalahan linier
i. koefisien suhu pada alat ukur: tidak dilengkapi sensor temperatur, dll
a. perbedaan temperatur
Satuan pengukuran yang digunakan mengacu pada Sistem Satuan International yang
biasa disingkat SI dibagi menjadi 7 besaran, satuan, dan simbol
Untuk melakukan kegiatan pengukuran, diperlukan suatu perangkat yang dinamakan alat
ukur (measuring tool) yang digunakan untuk mengambil data kuantitatif dari berbagai
benda seperti panjang, suhu, waktu, massa, dan sebagainya.
1. Peraba (Sensor) adalah bagian alat ukur yang merasakan adanya sinyal yang harus
diukur atau bagian yang berhubungan langsung dengan benda ukur. Kategori sensor
antara lain: mekanis, optic, dan pnumatis.
2. Pengubah sinyal (transduser) berfungsi untuk memperkuat atau memperjelas dengan
mengubah sinyal-sinyal yang diterima dari sensor dan mengirim hasil ke penunjuk
(indicator) maupun kontroler: Prinsip kerja transduser antara lain: mekanik, electrik,
optik, pnumatik, dan gabungan.
3. Penunjuk (indicator) berfungsi untuk menayangkan data ukur yang berupa garis-garis
skala pada mikrometer atau jarum yang bergerak melingkar dengan menunjuk skala
ukur yang melingkar juga. Kategori indicator antara lain: skala dan angka
a. alat ukur dimensi : mistar, jangka sorong, micrometer, busur derajad, balok ukur,
profile projector, universal measuring machine dst.
b. alat ukur massa : timbangan, comparator elektronik,weight set dst
c. alat ukur mekanik : tachometer, torquemeter, stroboscope dll
2. Berdasarkan sifatnya.
a. Alat Ukur Langsung.
adalah alat tukur yang memiliki skala ukur (SkalaUtama dan Skala Nonius) yang
telah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala ukur.
Contoh: High Gauge, Vernier Caliper, Micrometer, Rol Meter
b. Alat Ukur Pembanding
adalah alat ukur yang memiliki skala ukur yang terbatas dan telah dikalibrasi. Alat
ukur ini hanya digunakan untuk pembacaan besarnya selisih dari suatu dimensi
terhadap ukuran standar.
Contoh: Rugo Test, Radius Gauge, Dial Indikator, Hair Line & Square Line
c. Alat Ukur Standar
adalah alat ukur yang hanya mampu menunjukkan suatu harga ukuran tertentu.
Alat ukur ini biasa dipakai bersama dengan alat ukur pembanding.
Contoh: Block Gauge, Hight Master, Square Master
d. Alat Ukur Batas
adalah alat ukur yang hanya mampu menunjukkan suatu dimensi terletak didalam
atau diluar daerah toleransi ukuran (Go – NoGo)
Contoh: Plug & Ring Gauge, Plug & Ring Thread Gauge, Snap Gauge
e. Alat Ukur Bantu
adalah alat ukur bukan dalam arti yang sesungguhnya, tetapi cukup penting dalam
melaksanakan proses pengukuran.
Contoh: Ball Gauge, Patron, Blue Ink, Blau, Vitriol, Surface Plate
3. Setelah digunakan bersihkan ulir penggerak kemudian dioles dengan oli tipis.
4. Setelah digunakan bersihkan dioles dengan vaselin pada bagian yang mudah korosi.
A. Pengertian.
Caliper/ jangka sorong/ mistar sorong/ mistar ingsut/ mistar geser/ skitmat merupakan alat
ukur langsung yang digunakan untuk mengukur: ukuran luar, ukuran dalam, ukuran
bertingkat, dan ukuran kedalaman. Jangka sorong pertama kali diciptakan menjelang abad
ke 16 oleh seorang ahli matematika dan sains bernama Pierre Vernier di kota Oranan di
Perancis.
B. Jenis–Jenis Caliper.
1. Out Side Jaws berfungsi untuk mengukur bidang luar suatu benda kerja.
2. Inside Jaws digunakan untuk mengukur bidang dalam benda kerja, seperti lubang atau
slot.
3. Depth Bar merupakan bagian dari caliper yang berfungsi untuk mengukur kedalaman
benda kerja. Depth bar juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman alur pasak,
undercut (groove), dll.
4. Skala utama (Main Scale) dalam mm
10. Batang utama, yang merupakan bagian dari caliper yang dipegang (Main beam ).
Menghitung perbandingan antara satu bagian / ruas Skala Utama (SU) dengan
jumlah
bagian / ruas Skala Nonius (SN).
TK 1 Bagian SU
Jumlah Bagian SN
2. Tentukan bagian / ruas Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius.
3. Tentukan garis Skala Nonius yang berimpit/ satu garis dengan garis Skala Utama,
kemudian kalikan dengan TK.
4. Maka Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius.
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan
TK) Contoh 1 pembacaan ukuran caliper milimeter
1 Bagian SU Jumlah
TK Bagian SN
1
mm
=
10
TK
=
TK = 0,1 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,1 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 6 + (4 x 0,1)
= 6 + 0,4
= 6,40 mm
1 Bagian SU Jumlah
TK Bagian SN
= 1/20
TK
=
=5
100
TK = 0,05 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,05 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala
Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 6 + (7 x 0,05)
= 6 + 0,35
= 6,35 mm
1 Bagian SU Jumlah
TK Bagian SN
=
1/16
TK = Inchi
8
1
= Inchi
128
128
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
1. Jangan melepas benda kerja sewaktu rahang caliper masih menjepit, meskipun benda
kerja kecil.
2. Jangan menggunakan ujung caliper untuk mengukur.
3. Jika pengukuran menggunakan pada bagian ujung hasil dari pengukuran akan
menjadi lebih kecil dari ukuran yang sesungguhnya, disebabkan karena tekanan
pengukuran dan posisi antara rahang gerak dan benda kerja tidak parallel.
4. Apabila mengukur benda kerja yang terpasang pada pencekam, pegang caliper
dengan menggunakan kedua tangan.