Anda di halaman 1dari 37

MODUL AJAR

ALAT UKUR MEKANIK PRESISI


DASAR-DASAR TEKNIK MESIN
FASE E

Pembuat Modul Ajar : Abdul Rohman., S.T


Instansi : SMK Muhammadiyah 2 Cikampek
Tahun Ajaran : 2022 / 2023
Elemen : Teknik dasar proses produksi pada
bidang manufaktur mesin.
MODUL AJAR

A. IDENTITAS DAN INFORMASI UMUM


Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 2 Cikampek
Program Keahlian : Teknik Mesin
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Mesin ( Pembelajaran Teori )
Kelas / Semester : X / 1 dan 2
Tahun : 2022 / 2023
Alokasi Waktu : 6 JP ( @ 45 menit )
Kompetensi Awal : - Menggunakan alat ukur dan alat pembanding seperti caliper,
hairline,square line untuk mengukur benda kerja sesuai SOP.
Fase :E
Elemen : Teknik dasar proses produksi pada bidang manufaktur mesin.

Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami teknik dasar proses
produksi melalui pengenalan dan praktik singkat
yang terkait dengan seluruh proses
produksi dan teknologi cutting dan non cutting terdiri dari bentuk bulat,
persegi dan profil khusus yang diaplikasikan alam industri, antara lain
perkakas tangan dan bertenaga, peralatan angkat
dan pemindah bahan, pemesinan, CAD, simulasi CAM-CNC, 3D
Printing, mould and dies, plastic moulding, jig and fixture,
pengelasan, dan sejenisnya.

Profil Pelajar Pancasila : Mandiri,bernalar kritis dan kreatif dalam memahami dan
menggunakan :
- Alat ukur dan alat pembanding seperti caliper, hairline,square
line untuk mengukur benda kerja sesuai SOP.
Sarana dan Prasarana : Ruang Kelas, LCD Proyektor, materi teori yang disajikan dalam
power poin.
Target Peserta Didik : Peserta didik mampu memahami dan menggunakan :
- Alat ukur dan alat pembanding seperti caliper, hairline,square
line untuk mengukur benda kerja sesuai SOP.

- Perkakas tangan seperti berbagai jenis kikir,hammer,


gergaji,chisel untuk mengerjakan benda kerja sesuai SOP.

B. KOMPETENSI INTI
Pertemuan ke : 17 – 18 (6 JP ) @ 45 menit
Tujuan Pembelajaran : - Memahami penggunaan alat ukur dan alat pembanding
Kriteria Ketercapaian : - Mampu mendemonstrasikan penggunaan caliper/jangka
Tujuan Pembelajaran sorong untuk mengukur benda kerja.
( Eviden )
- Mampu mendemonstrasikan penggunaan hairline untuk
mengukur benda kerja.
- Mampu mendemonstrasikan penggunaan square line
untuk mengukur benda kerja.
Pemahaman Bermakna : Peserta didik dapat memahami dan menggunakan alat
(berkaitan dengan ukur dan alat pembanding untuk mengerjakan benda
kompetensi keahlian atau kerja.
produk yang dibuat atau
kehidupan sehari-hari)
Pertanyaan Pemantik : 1. Pernahkah anda melihat seorang pekerja yang sedang
menggunakan alat ukur dan alat pembanding dan perkakas
tangan untuk mengerjakan benda kerja ?

2. Apakah anda tertarik dan ingin melakukan aktifitas


menggunakan alat ukur dan alat pembanding dan perkakas
tangan untuk mengerjakan benda kerja?

3. Apakah anda ingin mempraktikkan menggunakan alat ukur


dan alat pembanding dan perkakas bertenaga untuk
mengerjakan benda kerja?

Model Pembelajaran : Inquiry Learning


Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan :
a. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran.
b. Memberi motivasi belajar siswa sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.
e.Melakukan Asesmen Awal untuk Pembelajaran Berdiferiansi pada Pembelajran Praktikum
( Instrumen nomor 1 )
Apabila nilai siswa dibawah kriteria maka siswa akan mengikuti dasar mata pelajaran yang
akan diajarkan dan didampingi Guru.

Kegiatan Inti :

a.Pengumpulan Data dan Verifikasi :

Memberikan tugas kepada siswa tentang :


- Bagaimana cara menggunakan alat ukur dan alat pembanding seperti caliper, hairline,square line
untuk mengukur benda kerja sesuai SOP?
- Bagaimana cara menggunakan perkakas tangan seperti berbagai jenis kikir,hammer,chisel untuk
mengerjakan benda kerja sesuai SOP?
Mengumpulkan data dan memverifikasi hasilnya berupa laporan tentang : m enggunakan alat
ukur dan alat pembanding seperti caliper, hairline,square line untuk mengukur benda kerja sesuai SOP,
menggunakan perkakas tangan seperti berbagai jenis kikir,hammer,chisel untuk mengerjakan benda
kerja sesuai SOP.
b.Pengumpulan data melalui eksperimen : ( Instrumen nomor 2 )
- Memberikan tugas kepada siswa secara mandiri untuk menggunakan alat ukur dan alat
pembanding seperti caliper, hairline,square line untuk mengukur benda kerja sesuai SOP.
- Memberikan tugas kepada siswa secara mandiri untuk menggunakan perkakas tangan seperti
berbagai jenis kikir,hammer,chisel untuk mengerjakan benda kerja sesuai SOP.

c.Pengorganisasian dan formulasi eksplansi :


- Menugaskan siswa untuk melaporkan hasil demonstrasi dari tugas yang diberikan. ( Tugas
mandiri siswa : menggunakan alat ukur dan menggunakan perkakas tangan )
- Membuat rumusan melalui eksperimen yang sudah dilakukan mengenai proses
menggunakan alat ukur dan alat pembanding dan perkakas tangan untuk mengerjakan benda
kerja sesuai SOP.

d.Analisis proses Inquiry :


-Menarik kesimpulan tentang cara menggunakan alat ukur,alat pembanding dan perkakas
tangan untuk mengerjakan benda kerja sesuai SOP.

- Guru memperkuat argumen dan jawaban yang diberikan siswa.

Kegiatan Penutup :
a.Mengevaluasi rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasilnya serta manfaat pembelajaran.
b.Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
c.Guru mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran dengan melakukan Evaluasi tes tertulis
dengan model Tugas Mandiri / Asesmen.

Assemen V Formatif Awal


Sumatif
Pengayaan dan Remideal :-

C. LAMPIRAN
1. Materi pelajaran alat ukur dan alat pembanding.
2. Materi pelajaran perkakas tangan
Bahan Bacaan (handout, acuan standarisasi; link video, dll) :
1. Buku Teknik Menggunakan Alat Ukur Pembanding dan Alat Ukur Mekanik Presisi.
Eko Winarno, Deepublish. 2017.
2. Buku Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. ARMICO Bandung. 2010.

Glosarium :
- Kaliper adalah alat ukur presisi yang memiliki fleksibilitas untuk mengukur berbagai
dimensi suatu benda dengan akurasi yang baik. Akurasi (resolusi) kaliper berkisar dari
0,1 hingga 0,02 mm
- Hairline ialah alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur kerataan suatu benda
kerja pada ranah Teknik mesin.
- Square line adalah presisi yang digunakan untuk mengukur kesikuan suatu benda kerja
pada ranah Teknik mesin.
Daftar Pustaka :
1. Buku Teknik Menggunakan Alat Ukur Pembanding dan Alat Ukur Mekanik Presisi.
Eko Winarno, Deepublish. 2017.
2. Buku Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. ARMICO Bandung. 2010.

Karawang, 21 Juni 2022

Disahkan oleh Dibuat oleh

Enda Rahmat, S.Pd., M.M Abdul Rohman., S.T


Kepala Sekolah Guru Pengampu
ASESMEN FORMATIF AWAL
( Instrumen no.1 )

1. Apakah anda pernah melihat alat ukur caliper / jangka sorong ?


2. Apakah anda pernah melihat alat pembanding hairline ?
3. Apakah anda pernah melihat alat pembanding square line ?
4. Apakah fungsi dari Caliper / jangka sorong ?
5. Apakah fungsi dari hairline ?
6. Apakah fungsi dari square line ?
7. Apakah anda pernah melihat dan memperhatikan orang yang baru menggunakan
Caliper / jangka sorong ?
8. Apakah anda pernah melihat dan memperhatikan orang yang baru menggunakan
hairline ?
9. Apakah anda pernah melihat dan memperhatikan orang yang baru menggunakan
square line ?
10. Jelaskan nilai kualitas dari suatu produk / barang yang anda buat ?

- - 00 -
Selamat Mengerjakan

KUNCI JAWABAN

1. Ya saya pernah melihat Vernier Caliper.


2. Ya saya pernah melihat hairline.
3. Ya saya pernah melihat square line.
4. Fungsi dari caliper yaitu : untuk mengukur dimensi panjang,lebar,tebal,diameter luar
dan dalam suatu benda kerja atau produk.
5. Fungsi dari hairline yaitu : untuk mengukur kerataan bidang pada suatu permukaan
benda kerja.
6. Fungsi dari square line yaitu : untuk mengukur kesikuan / ketegak lurusan dua bidang
pada suatu permukaan benda kerja.
7. Ya saya pernah melihat dan memperhatikan orang yang baru menggunakan Caliper /
jangka sorong.
8. Ya saya pernah melihat dan memperhatikan orang yang baru menggunakan hair line.
9. Ya saya pernah melihat dan memperhatikan orang yang baru menggunakan square
line.
10. Kualitas dari suatu produk yaitu suatu mutu benda kerja atau produk yang ukuran
dimensi panjang,lebar dan tebal sesuai dengan gambar kerja serta memiliki tingkat
kehalusan sesuai dengan tuntutan gambar kerja.

RUBRIK PENILAIAN

1. Jika menjawab Ya Nilai :


1 Jika menjawab Tidak Nilai :
0
2. Jika menjawab Ya Nilai :
1 Jika menjawab Tidak Nilai :
0
3. Jika menjawab Ya Nilai :
1 Jika menjawab Tidak Nilai :
0
4. Jika menjawab benar Nilai : 1
Jika menjawab salah Nilai : 0
5. Jika menjawab benar Nilai : 1
Jika menjawab salah Nilai : 0
6. Jika menjawab benar Nilai : 1
Jika menjawab salah Nilai : 0
7. Jika menjawab Ya Nilai :
1 Jika menjawab Tidak Nilai :
0
8. Jika menjawab Ya Nilai :
1 Jika menjawab Tidak Nilai :
0
9. Jika menjawab Ya Nilai :
1 Jika menjawab Tidak Nilai :
0
10. Jika menjawab benar Nilai : 1
Jika menjawab salah Nilai : 0
Nilai Total = Jumlah Benar X 10
= 10 x 10
= 100
TABEL NILAI ASESMEN

No Jumlah Predikat Penanganan Siswa


Skor
1 0 - 40 Belum Mengenal Materi Guru mendampingi siswa tentang
materi pembelajaran dari dasar
mata pelajaran yang akan
diajarkan.
2 40 - 70 Mulai Mengenal Materi Guru mendampingi siswa tentang
materi pembelajaran dari dasar
mata pelajaran dengan metode
pembelajaran didalam kelompok
kecil.
3 70 - 100 Sudah Mengenal Materi Guru mendampingi siswa tentang
materi pembelajaran dari dasar
mata pelajaran dengan metode
pembelajaran berbasis projek.

Catatan :
1. Jika nilai siswa < 70 maka siswa akan mengikuti dasar mata pelajaran yang
akan diajarkan dan didampingi Guru.
2. Jika nilai siswa > 70 maka siswa tersebut bisa dijadikan mentor pembelajaran
bagi teman sejawat.
Tugas Mandiri /
Asesmen ( Instrumen
nomor 2 )
1. Sebutkan nama alat ukur di bawah ini beserta fungsinya !

2. Sebutkan nama alat ukur di bawah ini beserta fungsinya !

3. Sebutkan nama bagian Vernier Caliper dibawah ini beserta dengan fungsinya !

4. Hitunglah tingkat ketelitian dan Nilai Ukuran Vernier Caliper di bawah ini !

5. Berapakah nilai ukuran pembacaan Vernier Caliper pada gambar di bawah ini !

- - 00 -
KUNCI JAWABAN

1. Alat ukur sesuai dengan gambar nomor 1 yaitu Hairline yang berfungsi untuk mengukur
kerataan bidang pada suatu permukaan benda kerja.
2. Alat ukur sesuai dengan gambar nomor 2 yaitu Squareline yang berfungsi untuk mengukur
kesikuan / ketegak lurusan dua bidang pada suatu permukaan benda kerja.
3. Bagian-bagian Vernier Caliper dan fungsinya :
1. Out Side Jaws berfungsi untuk mengukur bidang luar suatu benda kerja.
2. Inside Jaws digunakan untuk mengukur bidang dalam benda kerja, seperti lubang atau
slot.
3. Depth Bar merupakan bagian dari caliper yang berfungsi untuk mengukur kedalaman
benda kerja. Depth bar juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman alur pasak,
undercut (groove), dll.
4. Skala utama (Main Scale) dalam mm
5. Skala utama (Main Scale) dalam Inchi
6. Skala nonius (Nonius Scale) dalam mm
7. Skala nonius (Nonius Scale) dalam Inchi
8. Penggerak dalam proses pengukuran (Slider)
9. Pengukur bidang bertingkat (Step Surface)
10. Batang utama, yang merupakan bagian dari caliper yang dipegang (Main beam ).
4. Tingkat ketelitian dan nilai ukuran Vernier Caliper pada gambar nomor 5 yaitu :
1 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑈
TK 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑁

= 1
mm
10
TK

=
TK = 0,1 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,1 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala
Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 6 + (4 x 0,1)
= 6 + 0,4
= 6,40 mm

5. Tingkat ketelitian dan nilai ukuran Vernier Caliper pada gambar nomor 5 yaitu :
TK 1 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑈
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑁
= 1
mm
20
TK

=
TK = 0,05 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,05 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala
Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 17 + ( 15 x 0,05 )
= 17 + 0.75
= 17.75 mm
RUBRIK PENILAIAN

1. Jika menjawab benar sempurna maka nilai :5


Jika menjawab mendekati benar maka nilai :3
Jika menjawab salah maka nilai :1
2. Jika menjawab benar sempurna maka nilai :5
Jika menjawab mendekati benar maka nilai :3
Jika menjawab salah maka nilai :1
3. Jika menjawab benar 10 maka nilai : 15
Jika menjawab benar 8 maka nilai : 10
Jika menjawab benar 6 maka nilai :6
Jika menjawab benar 3 maka nilai :3
Jika menjawab salah maka nilai :1
4. Jika menjawab benar sempurna maka nilai : 10
Jika menjawab benar tetapi tanpa cara nilai :5
Jika menjawa salah nilai :1
5. Jika menjawab benar sempurna maka nilai : 10
Jika menjawab benar tetapi tanpa cara nilai :5
Jika menjawa salah nilai :1

Nilai Total = Jumlah Benar X 2


= 50 x 2
= 100
BUKU PEGANGAN
ALAT UKUR
KELAS X

Penyusun :

Abdul Rohman., S.T

Pemegang Buku

Nama : ……………………………………………

Kelas/No. Absen : ……………………………………

SMK MUHAMMADIYAH 2 CIKAMPEK


KATA PENGANTAR

Kemampuan menggunakan alat ukur secara baik dan benar dengan dilandasi
pengetahuan, sikap perilaku yang efektip dan efisien merupakan harapan bagi dunia usaha
dan industri sebagai pengguna lulusan, sekolah menengah kejuruan sebagai penyelanggara
pendidikan, orangtua siswa, dan khususnya bagi peserta didik agar menjadi lulusan yang
mempunyai kompetensi dan daya saing yang tinggi.
Untuk memenuhi harapan tersebut, maka penyusun mencoba membuat langkah-
langkah pembelajaran: pengertian pengukuran, pengertian alat ukur, dan menggunakan
berbagai macam alat ukur yang disusun menjadi sebuah buku menggunakan alat ukur yang
secara garis besar berisi sebagai berikut:
1. Memahami pengertian pengukuran.

2. Memahami pengertian alat ukur.

3. Menggunakan jenis-jenis alat ukur.

4. Memelihara dan merawat alat ukur.

Penyusun sangat berharap agar buku prosedur menggunakan alat ukur ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan khususnya bagi peserta didik SMK pemesinan kelas X dan
khalayak umum yang memerlukannya.
Dengan rendah hati penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca agar selanjutnya
menjadi lebih baik, penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang
telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan buku ini.

Penyusun
BAB I
PENGUKURAN

A. Pengertian Ilmu Pengukuran (Metrologi).

Ilmu pengukuran (Metrologi) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara


pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu pengukuran dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama dengan tingkat kerumitan
dan akurasi yang berbeda-beda yaitu:
1. Metrologi Ilmiah: berhubungan dengan pengaturan dan pengembangan standar-
standar pengukuran dan pemeliharaannya.
2. Metrologi Industri: bertujuan untuk memastikan bahwa sistem pengukuran dan alat-
alat ukur di industri berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik dalam proses
persiapan, produksi, maupun pengujiannya.
3. Metrologi Legal: berkaitan dengan pengukuran yang berdampak pada transaksi
ekonomi, kesehatan, dan keselamatan.

B. Pengertian Pengukuran (Measurement)

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar. Besaran


tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: dapat didefinisikan secara fisik,
jelas dan tidak berubah dengan waktu, dan dapat digunakan sebagai pembanding dimana
saja didunia.
Pengukuran juga merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai
suatu besaran dalam bentuk angka kuantitatif.
Mengukur adalah proses mengaitkan angka secara empiris dan objektif pada sifat-sifat
objek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh dapat memberikan gambaran
jelas mengenai objek atau kejadian yang diukur.

C. Manfaat Pengukuran

Pengukuran bermanfaat sebagai sarana untuk memperoleh data yang digunakan untuk
keperluan pengambilan keputusan atau pengaturan suatu proses / sistem.
Keputusan (disposisi) yang diberikan oleh personal yang diberi wewenang untuk
menentukan suatu produk yang mempunyai ketidaksesuaian, keputusan tersebut antara
lain:
- Proses Lanjut adalah proses sebuah produk dilanjutkan
- Rework / repaired adalah produk perlu dikerjakan ulang di unit kerja terkait atau
diperbaiki di unit kerja yang lain.
- Proses Ulang (Restart) adalah sebuah produk tidak bisa dilanjutkan / dipakai dan
diperlukan proses baru untuk membuat sebuah produk baru mulai dari awal.

D. Ruang pengukuran

Agar ruang pengukuran dapat berfungsi sesuai dengan semestinya, perlu diperhatikan
syarat-syaratnya, antara lain:
1. Luas ruangan cukup.

2. Penempatan alat yang tertata rapi.

3. Penerangan yang cukup.

4. Kondisi lantai datar, rata, dan lunak.

5. Suhu ruang sesuai standar yaitu 20º C.

6. Kelembaban udara relatif 50 s.d 60% RH (Relatif Humidity).


E. Cara Pengukuran

Agar mendapatkan hasil pengukuran yang benar menurut stándar yang berlaku, maka
diperlukan cara pengukuran yang tepat. Cara pengukuran yang dilakukan untuk mengukur
geometris obyek ukur, antara lain:
1. Pengukuran langsung.

Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari alat ukur
yang digunakan disebut dengan pengukuran langsung. Misalnya mengukur diameter
poros dengan jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran tak langsung.

Apabila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan satu alat ukur saja dan tidak
bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian ini
disebut dengan pengukuran tak langsung. Kadang – kadang untuk mengukur satu
benda ukur diperlukan dua atau tiga alat ukur, biasanya ada alat ukur standar, alat
ukur pembanding dan alat ukur pembantu. Misalnya mengukur ketirusan poros
dengan menggunakan senter sinus (sine center) yang harus dibantu dengan jam ukur
(dial indicator) dan blok ukur.
3. Pengukuran dengan kaliber batas.

Kadang – kadang dalam proses pengukuran kita tidak perlu melihat berapa besar
ukuran benda yang dibuat melainkan hanya untuk melihat apakan benda yang dibuat
masih dalam batas – batas toleransi tertentu.
Misalnya saja mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur jenis
kaliber batas dapat ditentukan apakah benda yang dibuat masuk dalam kategori
diterima (Go) atau masuk dalam kategori dibuang atau ditolak ( No Go). Dengan
demikian sudah tentu alat yang digunakan untuk pengecekannya adalah kaliber batas
Go dan No Go. Pengukuran seperti ini disebut pengukuran dengan kaliber batas.
Keputusan yang diambil adalah : dimensi obyek ukur yang masih dalam batas
toleransi dianggap baik dan dipakai, sedang dimensi yang terletak di luar batas
toleransi dianggap jelek. Pengukuran cara ini tepat sekali untuk pengukuran dalam
jumlah banyak dan membutuhkan waktu yang cepat
4. Pengukuran dengan cara membandingkan dengan bentuk stándar.

Pengukuran di sini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan
bentuk standar yang memang digunakan untuk alat pembanding. Misalnya kita akan
mengecek sudut ulir atau roda gigi, mengecek sudut tirus dari poros konis , mengecek
radius dan sebagainya. Pengukuran dilakukan dengan alat proyeksi. Jadi, di sini
sifatnya tidak membaca besarnya ukuran tetapi mencocokkan bentuk saja. Misalnya
sudut ulir dicek dengan mal ulir atau alat pengecek ulir lainnya.

F. Istilah Pengukuran

Ada beberapa istilah yang terkait dalam proses pengukuran, antara lain:
1. Ketelitian (Accuracy).

Kesesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya.


2. Ketepatan (Precision / Repeatability).

Kemampuan proses pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari


pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan identik.
3. Toleransi (tolerance).

Batasan-batasan penyimpangan ukuran yang diijinkan pada suatu benda kerja.


4. Penyimpangan (Graduation).

Besar ketidaksesuaian maksimal yang terjadi dari semua bagian terukur / range
pengukuran.
5. Resolusi (Resolution).

Kemampuan penunjukan skala terkecil dari sebuah alat ukur, resolusi dapat dikatakan
juga sebagai Tingkat Ketelitian.

G. Sumber Kesalahan Pengukuran

Kesalahan merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dihindari, termasuk ketika kita
sedang melakukan kegiatan pengukuran. Kesalahan pengukuran dapat menyebabkan hasil
dari pengukuran mempunyai dampak yang tidak kita inginkan.
Ada banyak penyebab kenapa kita bisa salah dalam melakukan kegiatan pengukuran,
beberapa sumber-sumber kesalahannya pun bermacam-macam.
Berikut sumber sumber kesalahan pengukuran yang sering terjadi:
1. Cara dan Metode:

a. waktu pengesetan salah/ tidak pas.

b. posisi benda kerja dan posisi pengukuran

c. alat ukur dengan jenis lever type

d. adanya pengaruh gravitasi

e. mengabaikan ABBE prinsiple

2. Alat ukur:

a. referensi: pitch error, akurasi kurag baik, deviasi pada skala, dll

b. reapeatability

c. histerisis

d. tekanan pengukuran: tidak stabil, titik kontak pengukuran berubah, dll

e. kesalahan posisi nol: setting nol salah, referensi nol salah, dll

f. kesalahan linier

g. kesalahan pada setting gauge: karena kotor, aus, basah, dll

h. kesalahan pemilihan alat ukur: jenis, ketelitian, range

i. koefisien suhu pada alat ukur: tidak dilengkapi sensor temperatur, dll

j. keausan alat ukur

3. Linkungan, terdiri dari:

a. perbedaan temperatur

b. besarnya tekanan udara dan kelembaban

c. kebersihan (debu, cairan, chips)

d. adanya medan magnet

e. getaran alat ukur


4. Personil pelaksana, dikarenakan;

a. kesalahan mengukur dan membaca hasil pengukuran

b. kapasitas menganalisa dan memutuskan

c. kepekaan (feeling) pada waktu mengukur

d. kesalahan dalam pencekaman

e. kesalahan paralaks adalah kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh arah


pandang

H. Satuan dalam Pengukuran

Satuan pengukuran yang digunakan mengacu pada Sistem Satuan International yang
biasa disingkat SI dibagi menjadi 7 besaran, satuan, dan simbol

No Besaran Satuan Simbol


1 Panjang Meter m
2 Massa Kilogram kg
3 Waktu Sekon s
4 Arus Listrik Ampere A
5 Temperatur termodinamik Kelvin K
6 Jumlah Zat Mole mol
7 Intensitas Cahaya Candela cd
BAB II
ALAT
UKUR

A. Pengertian Alat Ukur (Measuring Tool / Instrument).

Untuk melakukan kegiatan pengukuran, diperlukan suatu perangkat yang dinamakan alat
ukur (measuring tool) yang digunakan untuk mengambil data kuantitatif dari berbagai
benda seperti panjang, suhu, waktu, massa, dan sebagainya.

B. Komponen utama Alat Ukur:

1. Peraba (Sensor) adalah bagian alat ukur yang merasakan adanya sinyal yang harus
diukur atau bagian yang berhubungan langsung dengan benda ukur. Kategori sensor
antara lain: mekanis, optic, dan pnumatis.
2. Pengubah sinyal (transduser) berfungsi untuk memperkuat atau memperjelas dengan
mengubah sinyal-sinyal yang diterima dari sensor dan mengirim hasil ke penunjuk
(indicator) maupun kontroler: Prinsip kerja transduser antara lain: mekanik, electrik,
optik, pnumatik, dan gabungan.
3. Penunjuk (indicator) berfungsi untuk menayangkan data ukur yang berupa garis-garis
skala pada mikrometer atau jarum yang bergerak melingkar dengan menunjuk skala
ukur yang melingkar juga. Kategori indicator antara lain: skala dan angka

C. Jenis-jenis Alat Ukur.

1. Berdasarkan disiplin kerja atau besaran fisiknya:

a. alat ukur dimensi : mistar, jangka sorong, micrometer, busur derajad, balok ukur,
profile projector, universal measuring machine dst.
b. alat ukur massa : timbangan, comparator elektronik,weight set dst
c. alat ukur mekanik : tachometer, torquemeter, stroboscope dll

d. alat ukur fisik : gelas ukur, densitometer, visosimeter, flowmeter.


e. alat ukur listrik : voltmeter, amperemeter, jembatan Wheatstone
f. alat ukur suhu : termometer gelas, PRT
g. alat ukur optic : luxmeter, fotometer, spectrometer

2. Berdasarkan sifatnya.
a. Alat Ukur Langsung.

adalah alat tukur yang memiliki skala ukur (SkalaUtama dan Skala Nonius) yang
telah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala ukur.
Contoh: High Gauge, Vernier Caliper, Micrometer, Rol Meter
b. Alat Ukur Pembanding

adalah alat ukur yang memiliki skala ukur yang terbatas dan telah dikalibrasi. Alat
ukur ini hanya digunakan untuk pembacaan besarnya selisih dari suatu dimensi
terhadap ukuran standar.
Contoh: Rugo Test, Radius Gauge, Dial Indikator, Hair Line & Square Line
c. Alat Ukur Standar
adalah alat ukur yang hanya mampu menunjukkan suatu harga ukuran tertentu.
Alat ukur ini biasa dipakai bersama dengan alat ukur pembanding.
Contoh: Block Gauge, Hight Master, Square Master
d. Alat Ukur Batas
adalah alat ukur yang hanya mampu menunjukkan suatu dimensi terletak didalam
atau diluar daerah toleransi ukuran (Go – NoGo)
Contoh: Plug & Ring Gauge, Plug & Ring Thread Gauge, Snap Gauge
e. Alat Ukur Bantu
adalah alat ukur bukan dalam arti yang sesungguhnya, tetapi cukup penting dalam
melaksanakan proses pengukuran.
Contoh: Ball Gauge, Patron, Blue Ink, Blau, Vitriol, Surface Plate

D. Istilah-istilah Pada Alat Ukur.


1. Rentang Ukur (Range).
kemampuan alat ukur ditunjukkan oleh jarak nilai terendah sampai nilai tertinggi.
Micrometer luar range: 0 - 25 mm berarti mempunyai rentang ukur 0 sampai 25 mm .
2. Span.
kemampuan alat ukur ditunjukkan oleh selisih jarak antara nilai terendah sampai nilai
tertinggi. Micrometer luar range 0 - 25 mm berarti mempunyai span 25 mm.
3. Kemampuan baca (resolution).
kemampuan penunjukan skala terkecil dari sebuah alat ukur atau jarak ukur antara dua
garis skala yang berdampingan pada alat ukur analog atau perbedaan penunjukkan
terbaca dengan jelas pada alat ukur digital.
4. Kepekaan (sensitivity).
kemampuan alat ukur merasakan perubahan paling kecil dari obyek ukur. Kepekaan
dipengaruhi oleh mekanisme transduser alat ukur dan pencatat.
5. Kalibrasi (calibration).
suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat dan
bahan ukur.
6. Histerisis.
penyimpangan dari harga ukur yang terjadi sewaktu dilakukan pengukuran secara
kontinyu dari dua arah yang berlawanan.
7. Pergeseran (shifting / drift).
terjadinya perubahan posisi pada penunjuk harga ukur sementara sensor tidak
memberikan / merasakan sinyal atau perbedaan.
8. Keterlambatan reaksi / Kepasifan (pasivity).
perbedaan/ perubahan kecil dari harga yang diukur tidak menimbulkan suatu
perubahan pada jarum penunjuk.
9. Kestabilan nol (zero stability).
kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika sensor tidak lagi bekerja.
10. Pengambangan (floating).
suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan harga ukur yang
konstan. Dengan kata lain, penunjuk selalu berubah posisi atau bergerak.

E. Pemeliharaan Alat Ukur


Pemeliharaan alat ukur dilakukan agar umur pakai dapat maksimal dengan cara:
1. Simpan dalam ruangan suhu 20º,agar tak terjadi perubahan fisik akibat perubahan
suhu.
2. Simpan dalam ruangan kelembaban relatif RH 50% s.d 60%, agar tidak terjadi korosi.

3. Setelah digunakan bersihkan ulir penggerak kemudian dioles dengan oli tipis.

4. Setelah digunakan bersihkan dioles dengan vaselin pada bagian yang mudah korosi.

5. Jauhkan dari getaran dan goncangan atau benturan.

6. Gunakan sesuai dengan fungsinya dan menurut prosedur operasional


BAB III
ALAT UKUR CALIPER

A. Pengertian.

Caliper/ jangka sorong/ mistar sorong/ mistar ingsut/ mistar geser/ skitmat merupakan alat
ukur langsung yang digunakan untuk mengukur: ukuran luar, ukuran dalam, ukuran
bertingkat, dan ukuran kedalaman. Jangka sorong pertama kali diciptakan menjelang abad

ke 16 oleh seorang ahli matematika dan sains bernama Pierre Vernier di kota Oranan di
Perancis.

B. Jenis–Jenis Caliper.

1. Berdasarkan Bentuk Penunjuk (Indikator).

a. Jangka sorong manual (Vernier Caliper).


Vernier caliper memiliki Skala Utama (SU)
& Skala Nonius (SN) yang berbentuk garis-
garis, sebelum pembacaan ukuran terlebih
dahulu kita harus dapat menentukan tingkat
ketelitian caliper. Dan dalam membaca
ukuran dibutuhkan ketelitian & ketepatan saat
melihat garis-garis dari kedua skala tersebut.

b. Jangka sorong analog (Dial Caliper).

Dial caliper dilengkapi dengan jarum


penunjuk yang terdapat pada skala nonius,
sehingga memudahkan pengukur untuk
melihat hasil pengukuran.

c. Jangka sorong digital (Digital Caliper).

Digital caliper merupakan jenis caliper yang


paling mudah digunakan dibandingkan
dengan jenis caliper yang lain. Dengan tanpa
melihat skala utama & nonius, hasil ukuran
dapat langsung ditunjukkan pada layar.
Namun hasil ukuran akan keliru jika
pengesetan / setting titik nol dari awal salah.
Caliper ini sangat cocok digunakan untuk
mengukur benda kerja massal.
2. Berdasarkan Penggunaan khusus.
a. Jangka Sorong Gigi Gear (Gear Tooth
Vernier Calipers).
Digunakan untuk mengukur ketebalan gigi-
gigi dari gear yang umumnya ditemukan pada
alat-alat kendaraan atau pada spare part mesi.

b. Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Groove


caliper)
Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang
yang lebih panjang dari rahang jangka sorong
manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah
untuk mengukur diameter dalam suatu tabung
yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples
dan botol.

c. Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline


Caliper)
Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur
jarak antara satu lubang dengan lubang
lainnya atau jarak antara lubang dengan tepi
suatu permukaan benda

d. Jangka Sorong Cakram (Disc brake


vernier calipers)
Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu
lempengan cakram logam

e. Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness


Caliper)
Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk
mengukur ketebalan pipa atau tabung yang
berdiameter kecil.
f.
Caliper
Jangka
ketinggian suatu benda secara lebih akurat
detai
C. Bagian–Bagian dan Dimensi Penggunaan Caliper.

1. Out Side Jaws berfungsi untuk mengukur bidang luar suatu benda kerja.

2. Inside Jaws digunakan untuk mengukur bidang dalam benda kerja, seperti lubang atau
slot.
3. Depth Bar merupakan bagian dari caliper yang berfungsi untuk mengukur kedalaman
benda kerja. Depth bar juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman alur pasak,
undercut (groove), dll.
4. Skala utama (Main Scale) dalam mm

5. Skala utama (Main Scale) dalam Inchi

6. Skala nonius (Nonius Scale) dalam mm

7. Skala nonius (Nonius Scale) dalam Inchi

8. Penggerak dalam proses pengukuran (Slider)

9. Pengukur bidang bertingkat (Step Surface)

10. Batang utama, yang merupakan bagian dari caliper yang dipegang (Main beam ).

D. Prosedur Penggunaan Caliper.

1. Pegang caliper dengan benar, Ibu jari terletak pada

slider dan keempat jari yang lain pada main beam.


2. Bersihkan kedua rahang caliper dengan sehelai kertas,
dengan cara geser rahang hingga kertas terjepit,
kemudian tarik kertas hingga lepas dari kedua rahang
tanpa mengalami sobek.
3. Periksa kondisi himpitan rahang caliper dengan
dihadapkan pada sumber cahaya. Pastikan tidak ada
celah cahaya pada himpitan rahang caliper.
4. Pastikan kedudukan nol vernier (nonius) segaris
dengan nol pada skala utama.
5. Sebelum melakukan pengukuran, rahang / jaw

caliper harus dibuka lebih lebar atau lebih panjang dari


ukuran benda kerja.
6. Tempatkan rahang tetap pada permukaan benda kerja
pada pangkalnya, kemudian geser rahang yang lain
dengan menggunakan slider menuju benda kerja
dengan tekanan normal/ tekanan sewaktu
memposisikan skala nol. Lihat hasil pengukuran dalam
kedudukan segaris / parallel atau tegaklurus dengan
skala alat ukur yang dibaca.
7. Bersihkan caliper dan letakkan kembali pada
tempatnya.

E. Cara Membaca Nilai Ukuran Caliper.

Urutan menentukan nilai ukuran pembacaan Caliper Milimeter:


1. Tentukan Tingkat Ketelitian alat ukur caliper.

Menghitung perbandingan antara satu bagian / ruas Skala Utama (SU) dengan
jumlah
bagian / ruas Skala Nonius (SN).

TK 1 Bagian SU
Jumlah Bagian SN

2. Tentukan bagian / ruas Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius.

3. Tentukan garis Skala Nonius yang berimpit/ satu garis dengan garis Skala Utama,
kemudian kalikan dengan TK.
4. Maka Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius.
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan
TK) Contoh 1 pembacaan ukuran caliper milimeter

1 Bagian SU Jumlah
TK Bagian SN
1
mm
=
10

TK

=
TK = 0,1 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,1 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 6 + (4 x 0,1)
= 6 + 0,4
= 6,40 mm

Contoh 2 pembacaan ukuran caliper milimeter

1 Bagian SU Jumlah
TK Bagian SN

= 1/20

TK

=
=5
100
TK = 0,05 mm
TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 0,05 mm
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala
Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Nilai Skala Utama + Nilai Skala Nonius
= Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)
= 6 + (7 x 0,05)
= 6 + 0,35
= 6,35 mm

Contoh 3 pembacaan ukuran caliper inchi

1 Bagian SU Jumlah
TK Bagian SN

=
1/16
TK = Inchi

8
1
= Inchi

128

TK = Nilai 1 bagian dari Skala Nonius adalah 1


inchi

128
Nilai Skala Utama = Bagian Skala Utama di sebelah kiri Nol Skala Nonius
Nilai Skala Nonius = Bagian Skala Nonius yang segaris dengan Skala Utama x
TK
Nilai Ukuran = Bagian SU + (Bagian SN dikalikan TK)

F. Kesalahan Pengukuran Saat Menggunakan Caliper.

1. Jangan melepas benda kerja sewaktu rahang caliper masih menjepit, meskipun benda
kerja kecil.
2. Jangan menggunakan ujung caliper untuk mengukur.
3. Jika pengukuran menggunakan pada bagian ujung hasil dari pengukuran akan
menjadi lebih kecil dari ukuran yang sesungguhnya, disebabkan karena tekanan
pengukuran dan posisi antara rahang gerak dan benda kerja tidak parallel.
4. Apabila mengukur benda kerja yang terpasang pada pencekam, pegang caliper
dengan menggunakan kedua tangan.

Anda mungkin juga menyukai