Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEJAHATAN BISNIS

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah kejahatan bisnis

Dosen pengampu :

Maman Budiman

Oleh :

Nama : Muhamad Faisal Firdaus

Npm : 211000025

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PASUNDAN
Soal :

Berikan Pendapatnya mengapa kejahatan yang ada di PPT (Lihat PPT yang sudah diupload)
termasuk kategori kejahatan bisnis dalam hukum pidana di Indonesia

Jawaban :

Pemalsuan

Pemalsuan di dalam kegiatan bisnis dianggap sebagai kejahatan karena melibatkan tindakan
yang tidak jujur, menipu, dan dapat merugikan banyak pihak terkait. Pemalsuan melibatkan
tindakan tidak jujur dalam mereplikasi atau menciptakan sesuatu yang palsu, baik itu produk,
merek, dokumen, atau informasi. Tindakan ini melanggar prinsip-prinsip etika bisnis yang
mendorong integritas dan kejujuran, Pemalsuan produk atau informasi dapat merugikan
konsumen karena mereka mungkin membeli barang atau layanan yang tidak sesuai dengan
harapan atau standar kualitas yang dijanjikan. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian finansial
dan bahkan membahayakan keselamatan konsumen, terutama dalam kasus produk kesehatan
atau keselamatan, Bisnis yang terlibat dalam pemalsuan dapat mengalami kerugian finansial
yang signifikan jika ditemukan dan dihukum. Selain itu, reputasi bisnis juga bisa rusak secara
permanen, karena konsumen, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya mungkin
kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan yang terlibat dalam tindakan tidak jujur, Pemalsuan
dapat merugikan ekonomi secara keseluruhan karena dapat menghambat pertumbuhan bisnis
yang sehat, mengurangi pendapatan pajak, dan menciptakan ketidakstabilan di pasar.

Pasal 263 KUHP: Pemalsuan Surat dan Cetak Ulang:

Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang asli dengan maksud untuk
menipu atau dengan maksud yang salah dapat merugikan orang lain, dipidana dengan pidana
penjara paling lama empat tahun. Pasal ini mengatur pemalsuan surat atau pembuatan surat palsu
yang dapat menimbulkan tipu daya atau merugikan pihak lain.

Penipuan

Penipuan di dalam konteks bisnis dianggap sebagai kejahatan karena melibatkan tindakan
manipulatif, menyesatkan, dan merugikan pihak-pihak terkait. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa penipuan dianggap sebagai kejahatan bisnis, Penipuan dapat merugikan berbagai pihak
terkait, termasuk konsumen, mitra bisnis, investor, dan karyawan. Misalnya, penipuan dalam
penjualan produk atau layanan dapat mengakibatkan konsumen memperoleh barang atau layanan
yang tidak sesuai dengan harapan mereka, Pelaku penipuan seringkali bertujuan untuk
memperoleh keuntungan finansial secara tidak sah. Tindakan ini dapat menyebabkan kerugian
finansial yang signifikan bagi pihak yang menjadi korban, baik itu individu maupun perusahaan,
Penipuan dapat merusak reputasi perusahaan secara serius. Kepercayaan konsumen dan mitra
bisnis dapat hilang, dan reputasi perusahaan bisa tercemar. Proses membangun kembali
kepercayaan memerlukan waktu dan upaya besar, Tindakan penipuan biasanya melanggar
berbagai undang-undang, termasuk undang-undang konsumen, peraturan keuangan, dan hukum
bisnis. Pelanggaran ini dapat mengakibatkan sanksi hukum, denda, atau bahkan tindakan perdata.

tindakan penipuan diatur oleh Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 378 KUHP
menyatakan:

Barang siapa dengan sengaja menggunakan tipu muslihat terhadap orang lain, dengan maksud
supaya orang itu menyerahkan sesuatu benda yang bernilai atau surat-surat yang mengakibatkan
kerugian, dipidana karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Penggelapan

Penggelapan dianggap sebagai kejahatan bisnis karena melibatkan tindakan manipulatif dan
merugikan pihak terkait dalam konteks bisnis. Berikut beberapa pendapat mengapa penggelapan
termasuk dalam kejahatan bisnis

1. Penyalahgunaan Kepercayaan, Penggelapan sering melibatkan penyalahgunaan kepercayaan,


terutama jika pelaku adalah individu yang memiliki akses ke keuangan atau aset perusahaan.
Hal ini merusak kepercayaan dan integritas dalam lingkungan bisnis.
2. Merugikan Pemilik dan Pihak Terkait, Tindakan penggelapan merugikan pemilik perusahaan
dan pihak-pihak terkait, seperti investor, mitra bisnis, dan karyawan. Keuangan yang tidak
jujur dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
3. Dampak Terhadap Stabilitas Bisnis, Penggelapan dapat mengganggu stabilitas keuangan dan
operasional perusahaan. Tindakan tidak sah ini dapat menciptakan ketidakpastian, yang dapat
merugikan kinerja dan kelangsungan bisnis.
4. Ketidakstabilan Ekonomi dan Pemangsaan Sumber Daya, Penggelapan dapat menciptakan
ketidakstabilan dalam ekonomi perusahaan dan bahkan dapat menguras sumber daya bisnis.
Pemalsuan keuangan atau pencurian aset dapat membahayakan keberlanjutan operasional.
5. Kerugian Reputasi, Penggelapan dapat merusak reputasi perusahaan. Kepercayaan konsumen
dan mitra bisnis dapat hilang, dan perusahaan dapat dianggap tidak dapat diandalkan.
6. Gangguan Persaingan yang Sehat, Penggelapan merugikan persaingan yang sehat dalam
bisnis. Perusahaan yang berusaha untuk mencapai keuntungan dengan cara tidak jujur dapat
menciptakan ketidaksetaraan dalam persaingan bisnis.

Di Indonesia, undang-undang yang mengatur tindak pidana penggelapan adalah Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 372 KUHP menyatakan bahwa:

Barang siapa yang dengan maksud untuk memiliki atau untuk diserahkan kepada orang lain
dengan melawan hukum, menggelapkan suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik orang
lain, dipidana karena penggelapan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Perjudian
Perjudian dapat dianggap sebagai kejahatan bisnis karena melibatkan beberapa aspek yang dapat
merugikan individu, masyarakat, dan bahkan sektor bisnis secara keseluruhan. Berikut adalah
beberapa pendapat mengapa perjudian dianggap sebagai kejahatan bisnis:

Potensi untuk Pencucian Uang:

Perjudian dapat menjadi alat untuk mencuci uang hasil kegiatan ilegal. Pelaku kejahatan dapat
mencoba menyamarkan sumber dana yang diperoleh secara ilegal melalui perjudian, sehingga
menciptakan risiko kejahatan keuangan.

Gangguan pada Produktivitas dan Kesejahteraan Karyawan:

Keterlibatan karyawan dalam perjudian dapat mengarah pada gangguan produktivitas di tempat
kerja. Kesulitan keuangan dan masalah pribadi yang terkait dengan perjudian dapat merugikan
kesejahteraan karyawan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kinerja mereka.

Potensi untuk Kecurangan dan Manipulasi:

Di dalam sektor perjudian, terdapat potensi untuk tindakan kecurangan dan manipulasi hasil
permainan. Hal ini dapat merusak integritas perusahaan perjudian dan menciptakan kerugian
bagi pelanggan yang percaya bahwa permainan berlangsung secara adil.

Peluang bagi Kejahatan Terorganisir:

Industri perjudian dapat menjadi target kejahatan terorganisir. Pencucian uang, penipuan, dan
kegiatan ilegal lainnya dapat terjadi dalam lingkungan perjudian, menciptakan risiko keamanan
dan integritas.

Oleh karena itu, perjudian dianggap sebagai kejahatan bisnis karena memiliki potensi untuk
menciptakan dampak negatif yang melibatkan aspek finansial, sosial, dan etika. Oleh karena itu,
banyak yurisdiksi memiliki regulasi dan kontrol ketat terkait dengan industri perjudian untuk
melindungi masyarakat dan meminimalkan dampak negatifnya.

Di Indonesia, undang-undang yang mengatur perjudian termasuk dalam konteks lebih luas yaitu
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perjudian ("UU Perjudian"). Dalam
undang-undang ini, perjudian didefinisikan sebagai setiap kegiatan yang melibatkan pertaruhan
dengan menggunakan uang atau benda bernilai, baik yang dilakukan secara langsung atau
melalui media elektronik atau daring

Anda mungkin juga menyukai