‘’MINERAL MAKRO’’
Disusun oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Mineral
Makro “ Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai
penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih dan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
MAKALAH................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan masalah.........................................................................................................6
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................................................7
2.1. Mineral Makro..............................................................................................................7
2.2. Fungsi Mineral Makro..................................................................................................7
2.3. Jenis – Jenis Mineral Makro.........................................................................................9
BAB III : PENUTUP................................................................................................................15
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
2. Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh yaitu 1% dari berat
badan. Kurang lebih 85% fosfor didalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat.
Pada orang dewasa sebagian fosfor yang terkandung didalam tulang berada dalam
bentuk kalsium fosfat dan sisanya tersebar dalam sel-sel tubuh dan otak.
Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium dan
selebihnya terdapat di dalam sel tubuh, di dalam otot dan di dalam cairan
ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang
terdapat dalam inti sel dan sitoplasma sel fosfor dalam bentuk fosfolipit merupakan
komponen pembentuk membran sel.
Fosfor juga berperan dalam reaksi biologi, terutama pelepasan dan
penyimpanan energi. Fosfor memiliki beberapa peran penting dalam tubuh yaitu
rekulasi pelepasan energi, komponen membran sel dan DNA, penyerapan dan
transportasi zat-zat gizi, bagian dari senyawa tubuh yang esensial, kalsifikasi tulang
dan gigi, serta regulasi keseimbangan asam-basa. Peranan fosfor sangat besar dalam
perkembangan dan pertumbuhan bayi seperti kalsifikasi tulang dan gigi yang diawali
dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang, mengatur pengalihan energi melalui
proses fosforilasi fosfor mangaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam
pengalihan energi pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Fosfor adalah mineral yang dapat dijumpai pada semua makanan terutama
didalam daging merah, makanan mengandung susu, ikan, unggas, roti, beras, dan
gandum, asupan yang cukup untuk remaja dan dewasa adalah 700 mg perhari.
Fosfor diserap di usus halus, terutama dibagian jenum. Fosfor diserap melalui
dua mekanisme, yaitu transporaktif yang melibatkan nutrium dan difusi hasil
penyerapan fosfor dipengaruhi oleh sistem endokrin dan interaksi dan substansi lain
didalam lumen usus. Fosfor daari makanan dilepaskan oleh enzim fosfatase, lalu
diserap oleh usus dengan bantuan vitamin D. Kadar fosfor dalam darah diatur oleh
hormon patatiroit hormon ini berperan dalam mengontrol jumlah penyerapan fosfor
dari ussu, jumlah usus yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah fosfor yang disimpan
diginjal. Bentuk fosfor dalam tubuh adalah ion fosfor bebas dalam darah dan dalam
bentuk fosfolipit dan hidropsiapatit didalam tulang.
Defisiensi fosfor sangat jarang terjadi, karena banyak terdapat dalam makanan,
tetapi kekurangan fosfor bisa terjadi jika menggunakan obat antasid untuk
menetralkan asam lambung seperti aluminium hidroksida untuk jangka panjang
Sementara itu, mengomsumsi sumplemen fosfor dosis tinggi dalam waktu lama dapat
menurunkan jumlah kalsium dalam tubuh sehingga tulang lebih beresiko mengalami
fraktur. Kelebihan fosfor juga dapat menimbulkan kejang (Almatsier,2009).
3. Belerang (S)
Belerang terdapat hampir pada setiap sel dan terkonsentrasi di dalam
sitoplasma. Konsentrasi belerang yang tinggi terdapat pada rambut, kulit, dan kuku
dalam bentuk asam amino metionin dan sistein yang membentuk protein keratin.
Belerang dapat berkombinasi dengan atom H dan berperan dalam proses
pengumpalan darah dan reaksi transfer energi. Belerang juga berperan dalam sisntesis
kolagen dan mukopolisakarida. Belerang merupakan bagian dari vitamin, asam
pantotenat, dan asam lipoat. Belerang diperlukan untuk antioksidan glutation, dan
belerang juga merupakan bagian dari koenzim-A.
Belerang adalah mineral yang ditemukan secara alamaiah dalam berbagai
bentuk dalam makanan. Belerang juga digunakan dalam bentuk sulfat dan sulfit
sebagai zat aditif dalam bebrbagai pangan olahan.
4. Kalium
Kalium terkonsentrasi di dalam sel. Rasio antara Na:K di dalam sel adalah
1:10, sedangkan diluar sel 28:1 kalium merupakan bagian integral sel yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan (setiap pertambahan berat badan 0,5 kg diperlukan
sekitar 1050 mg kalium). Di dalam sel, kalium berperan sebagai bagian dari enzim,
mempertahankan tekanan osmotik, dan memeliara keseimbagan asam-basa dalam
tubuh. Kalium juga berperan dalam asam-basa. Kalium juga berperan dalam
transmisi impuls saraf, pelepasan insulin dari pankreas, dan bersama magnesium
bertindak sebagai pelemas atau pengendur otot.
Kalium adalah mineral yang dapat ditemukan pada mayoritas makanan.
Sumber kalium dapat diperoleh dari sayuran ( kacang panjang, mentimun) dan buah-
buahan (pisang,belimbing), kacang-kacangan, biji-bijian, susu,i kan,kerang-kerangan,
daging sapi, ayam, kalkun, dan roti. Asupan yang cukup untuk orang dewasa adalah
4,7gram per hari.
Pada dasarnya seluruh kalium yang terdapat dalam makanan yang dikomsumsi
dapat diserap oeh usu halus. Usus besar juga mampu melakukan penyerapan kalium
secara aktif melalui proses yang diperantai oleh H.KATPase. ekskresi kalium dari
makanan terjadi melalui urine dan feses.
Kalium memiliki beberapan perana penting, antara lain mengendalikan
keseimbangan cairan tubuh dan mungkin juga menurunkan tekana darah. Di dalam
tubuh, kalium berada dalam bentuk ion kalium bebas dalam sel dan dalam enzim
piruvat kinase. Defisiensi kalium akibat kurangnya komsumsi relatif jarang terjadi,
tetapi sering terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna. Defisiensi
kalium terjadi pada anak-anak sebagai akibat dari diare dan muntah-muntah. Gejala
yang timbul adalah otot lemah, perut kembung dan gangguan jantung seperti jantung
akan berdebar dan menurunkan kemampuannya untuk memompa darah. Komsumsi
kalium yang berlebihan dapat menimbulkan hiperkalemia. Hal tersebut dapat terjadi
akibat ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan kelebihan kalium dari tubuh.
5. Natrium (N)
Sumber utama natrium dalam pangan adalah garam dapur yang secara kimia
berupa NaCl. Sumber natrium lainnya adalah penyedap masakan yaitu, MSG
(monosodium glutamat) dan soda kue, yaitu natrium bikarbonat. Natrium ditemukan
secara alamiah dalam jumlah sedikit pada semua makanan, tetapi dalam jumlah besar
ditambahkan pada makana olahan seperti daging,sereal, sarapan, keju, roti, dan
berbagai macam cemilan. Jadi, sumber natrium yanag sehat adalah sayur-sayuran dan
buah-buahan serta biji-bijian utuh.
Natrium merupakan ion positif (Na+) utama dalam cairan ekstraselular yang
menimbulkan tekana osmotik untuk menjaga agar air tidak keluar dari darah dan
masuk kedalam sel. Tekanan osmotik ini menyeimbangkan tekanan yang sama yang
ditimbulkan oleh kalium di dalam sel yang menjaga agar air tetap berada di dalam sel.
Dalam keadaan normal, tubuh dapat menjaga keseimbangan antara natrium diluar sel
dan di dalam sel serta menjaga keseimbagan air.
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler, dimana 35-40%
natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna sama seperti cairan
empedu dan pankreas dan mengandung banyak natrium. Hampir seluruh natrium
yang dikonsumsi diabsorpsi, terutama di dalam usus halus. Penyerapan natrium
terjadi secara proses aktif yang memerlukan energi.
Natrium yang diserap, selanjutnya ditransportasikanoleh darah ke ginjal utnuk
disaring dan diekskresikan sehingga kadar dalam darah tetap rendah sesuai
kebutuhan. Konsumsi garam terlalu banyak dapat meningkatkan tekakan darah dan
hal ini berisiko terhadap terjadinya stroke dan srangan jantung. Natrium dikeluarkan
melalui urin dan diaturoleh hormon aldosteron yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila
kadar natrium darah menurun (Almatsier, 2009).
6. Klor (Cl)
Klor terkonsentrasi dalam cairan serebrospital (mengalir di sekeliling otak) dan
cairan sekresi ke saluran pencernaan. Sumber utama klor bagi tubuh adalah garam
dapur. Sebagai bagian dari HCL, Cl berfungsi menjagan keasaman lambung. Bersama
dengan S dan P, Cl juga berperan dala mempertahankan keseimbagan asam-basa di
dalam tubuh. Klor juga diperlukan sesuai pertumbuhan, yaitu pembentukan cairan
ekstraselular , tulang, dan jaringan pengikat.
7. Magnesium (Mg)
Magnesium intraseluler dalam jaringan dan hati lebih tinggi daripada di dalam
aliran darha. Di dalam ekstraseluler jumlah magnesium lebih sedikit , tetapi
diperlukan untuk konduksi impuls saraf agar terjadi kontraksi otot secara normal.
Kalsium dan magnesium bersifat antagonis, yaitu Ca menstimulus kontraksi otot
sedangkan Mg berperan untuk relaksasi otot. Kalsium dan magnesium berkompetisi
baik pada waktu penyerapan, penggunaan,dan ekskresi pangan sumber magnesium
adalah biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Magnesium di absorpsi di usu halus menggunakan protein pembawa atau difusi
pasif. Vitamin D dan laktosa dapat meningkatkan penyerapan magnesium.
Sebaliknya, adanya kalsium, fitat, fosfat, alkohol, dan lemak dapat menurunkan
penyerapan magnesium. Metabolisme magnesium dikendalikan oleh kelenjar tiroid,
yaiut peningkatan penyerapan magnesium jika terjadi sekresi hormon paratiroid
akibat penurunan kadar magnesium dalam serum. Ekskresi magnesium dilakukan
melalui ginjal.
Magnesium memiliki beberapa fungsi penting, yaitu elemen esensial sel
terutama mitokondria, sebagai bagian dari enzim, katalisator biologis pada reaksi
penggunaan dan pelepasan energi, metabolisme asam nukleat, reaksi yang
menyangkut karbohidrat, lemak, dan protein.
Defisiensi magnesium dapat mengakibatkan muntah-muntah, wantu transit
saluran cerna yang cepat, tidak terkontrolnya jaringan otot, dan kalsifikasi jaringan
lunak. Kelebihan magnesium dalam tubuh disebut hipermagnesemia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Mineral makro merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang relatif
besar yaitu lebih dari 100 mg sehari. Ada 7 jenis mineral makro yang akan di uraikan
dibawah ini. Ketujuh jenis mineral makro tersebut ialah kalsium (Ca), fosfor (p),
belerang (S), Kaliumm (K) Natrium (Na), Klor (Cl) dan Magnesium (Mg).
2. Fungsi Mineral Makro :
Memelihara Keseimbangan PH dan Asam
Memelihara Keseimbangan Air dalam Sel Tubuh
Memelihara Keseimbangan Tubuh dan Nilai Osmotik
Mengatur Permeabilitas Sel
Memelihara Denyut Jantung
Membantu Kontraksi Otot dan Pertumbuhan
Berperan dalam Proses Pembekuan Darah
Mengatur Aktivitas Hormonal
Berperan dalam Sintesis Protein
Meningkatkan Kinerja Enzim
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo. 2006. Biokimia. Jakarta: SundaKelapaPustaka.
SunitaAlmatsier. 2009. PrinsipDasarIlmuGizi. Jakarta: Erlangga.
TejAsari. 2005. Nilai-NilaiGiziPangan. Bandung: GrahaIlmu.