Anda di halaman 1dari 2

GERD

1. Anamnesis
a. Sensasi terbakar di
b. Nyeri dada
c. Sulit menelan
d. Batuk kering
e. Nyeri tenggorokan dan suara serak

2. Pemeriksaan fisik
 Head to toe
a. Kepala dan leher
- Suara serak
- Otitis media
- Karies gigi atau kerusakan enamel
- Disfagia
b. Toraks
- Jantung dalam batasan normal
- Paru dapat ditemukan adanya mengi
c. Abdomen
- Nyeri tekan epigastrik dapat ditemukan ataupun tidak
- Bising usus dapat normal ataupun tidak, terutama bila terdapat
komplikasi

 Vital sign (TD: normal,nadi:normal ,suhu:>37)

3. Pemeriksaan penunjang
- Uji Inhibitor Pompa Proton / Proton Pump Inhibitor (PPI) Trial
Uji PPI ini dilakukan dengan pemberian PPI selama 2 minggu tanpa dilakukan
endoskopi terlebih dahulu. Bila didapatkan perbaikan klinis dengan pemberian
PPI dan gejala kembali setelah terapi dihentikan, maka diagnosis GERD dapat
ditegakkan
- Pemantauan pH (pH-Metri)
Pengukuran pH dapat dilakukan dalam 24 jam atau 48 jam dengan atau tanpa
terapi supresi asam lambung.
- Endoskopi dan Histopatologi
Endoskopi saluran gastrointestinal atas dan pemeriksaan histopatologi
merupakan pemeriksaan baku emas untuk GERD dengan komplikasi.
Histopatologi juga dapat menunjukkan metaplasia, displasia, atau malignansi.
Pemeriksaan dengan endoskopi merupakan prosedur yang invasive
4. Diagnose banding
a. Gastritis akut
b. Ulkus peptikum
c. Akalasia

5. Tatalaksana
a. Modifikasi gaya hidup
b. Medikamentosa
- Inhibitor Pompa Proton:
Dosis inisial 20 atau 40 mg dapat diberikan 1 kali sehari sebelum makan
pagi selama 2-4 minggu. Apabila keluhan menetap, dosis dapat dititrasi
naik selama 4-8 minggu hingga terjadi remisi. PPI yang dapat diberikan
adalah omeprazole, pantoprazole, lansoprazole, esomeprazole, atau
rabeprazole.
- Antagonis Reseptor Histamin-2/H-2 receptor antagonist (H2RA):
H2RA seperti ranitidin dapat diberikan untuk mengurangi gejala akut
secara cepat..
- Antasida:
terapi ini tidak dianjurkan untuk jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai