Timbangan pegas dapat dibuat dengan kontruksi yang murni, yaitu dimana
muatan yang ditimbang seluruhnya dengan perantaraan sifat-sifat pegas saja.
Tetapi ada juga timbangan pegas dengan kontruksi campuran, yaitu timbangan
pegas dimana hanya sebagian saja penunjukkannya menggunakan sistem pegas,
sedangkan bagian lainnya menggunakan tuas-tuas. Ujung pegas dihubungkan
dengan suatu batang bergigi yang dapat bergerak vertikal. Apabila pegas
bertambah panjang maka batang bergigi akan bergerak naik turun. Pergerakan
batang bergigi ini akan memutar roda gigi yang padanya dilakatkan jarum
penunjuk lengkap dengan skala dalam satuan massa. Bagian dari timbangan pegas
yaitu :
• Piring muatan, tempat untuk menyimpan muatan yang akan diuji.
• Penyetel nol, untuk membuat posisi timbangan pegas dalam posisi nol.
• Jarum penunjuk dan skala penunjukannya, memberikan informasi
mengenai hasil pembacaan timbangan pegas dalam satuan massa.
• Roda gigi, melekat pada jarum penunjuk yang akan berputar sesuai dengan
besarnya pembebanan dari pergerakkan batang bergigi.
• Pegas spiral, akan bekerja sesuai prinsip pegas, dan bergerak naik dan
turun.
• Batang bergigi, pergerakkannya berdasarkan naik turunnya pegas spiral.
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Data
Adapun data yang telah dikumpulkan pada pratikum kali ini, sebagai berikut:
3.1.1.1 Dokumentasi
Pemilik : Akademi Metrologi dan Instrumentasi
Tanggal Pengujian : 25 September 2023
Pegawai Berhak : Fernand Kristwoson
Kesalahan
Muatan Penunjukan
Penunjukan BKD Kesimpulan
(L) (P)
(E = P – L)
⃣ SAH
500 500 0 ± 25
⃣ BATAL
⃣ SAH
2.500 2.500 0 ± 25
⃣ BATAL
⃣ SAH
5.000 5.000 0 ± 50
⃣ BATAL
⃣ SAH
10.000 10.000 0 ± 50
⃣ BATAL
Keterangan :
SAH : Penunjukan minimal 0,7 BKD
BATAL : Tidak bergerak atau bergerak kurang dari 0,7 BKD
4 Pengujian Kemampuan Ulang (Repeatability)
5 Pengujian Eksentrisitas
b. Pengujian Kepekaan
➢ Titik minimum
Muatan= 10 x 50 g
= 500 g
BKD = ± 0,5 e
= ± 0,5 x 50
= ± 25
➢ 50% Maximum
𝟏
Muatan= 𝐱 𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎 𝐠 = 5.000 g
𝟐
BKD = ± 1,0 e
= ± 1,0 x 50
= ± 50
➢ Maximum (5e – max)
Muatan= 5e – max
= 5 x 50 – 10.000
= 9.750 g
BKD = ± 1,0 e
= ± 1,0 x 50
= ± 50
c. Pengujian Repeatability
Diketahui: Muatan uji: 0,8 Max
(semua pengujian muatan yang sama)
➢ Muatan= 0,8 x 10.000
= 8.000 g
➢ BKD = ± 1,0 e
= ± 1,0 x 50
= ± 50
d. Pengujian Eksentrisitas
Diketahui: muatan uji= min 1/3 max
(semua posisi pengujian dengan muatan yang sama)
➢ Muatan= minimal 1/3 x 10.000
= minimal 3.333 g
= memilih muatan 5.000 g
➢ BKD = ± 1,0 e
= ± 1,0 x 50
= ± 50
BAB IV
ANALISIS
Tanda tera digunakan untuk menandai atau memasang pada alat-alat ukur,
takar, timbang, dan peralatan terkait (UTTP) yang menunjukkan keabsahan atau
kelayakan penggunaan setelah pengujian. Terdapat sejumlah cap tanda tera yang
diterapkan pada timbangan. Pada proses pengujian tera, tanda tera muncul di
sebelah skala terakhir, yaitu diberikan Tanda tera daerah (D4) pada plat lumanium
atau kuningan yang telah disetujui selama pengujian, untuk menandai lokasi tera
dilakukan. Selain itu, diberikan pula tanda tera pegawai berhak (H4) yang sudah
disetujui selama pengujian, untuk menunjukkan pegawai yang memiliki wewenang
untuk melakukan tera. Kemudian, tanda tera dipasang pada plat lumanium atau
kuningan yang ditempatkan pada plat skala (dial), yaitu Tanda tera sah (SL4),
untuk menandai UTTP yang memenuhi persyaratan teknis dan dinyatakan sah
selama atau setelah pengujian ulang. Tanda sah terdiri dari Sah Logam (SL) yang
diterapkan pada logam. Selanjutnya, pada bagian penutup, diberi Tanda tera
jaminan pelombir (JPB) yang sudah disetujui untuk mencegah pertukaran dan/atau
perubahan pengaturan timbangan. Tanda Jaminan Pelombir (JP) diterapkan pada
timah pelombir. Ketika terjadi pengujian tera ulang, hanya cap tanda tera yang
diubah, yaitu Tanda tera sah (SL4) pada sumbat cap dan (JPB) pada bagian
penutup, jika terjadi perbaikan atau penyesuaian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Cara kerja timbangan pegas yaitu dengan memanfaatkan pegas berupa
per, dimana saat timbangan pegas diberi muatan sehingga pegas
merenggang dan memutar jarum penunjuk skala yang menunjukkan
massa muatan.
2. Dari kelas timbangan pegas diketahui masuk kedalam klasifikasi kelas
IIII dimana kapasitas minimum nya adalah 10 e dan nilai e adalah 50
g maka dari itu menimum menimbangnya yaitu 10 x 50 g sebesar 500
g.
3. Pada pengujian Timbangan pegas yang telah dilakukan, diketahui
muatan max 10.000 g dengan nilai (e) sebesar 50 g dan didapat nilai
(n) sebesar 200, maka timbangan ini masuk kedalam klasifikasi kelas
IIII (empat).
4. Pada pengujian kebenaran terdapat muatan 500 g dan 2.500 g dengan
BKD ± 25, dan juga 5.000 g dan 10.000 g dengan BKD ± 50. Pengujian
Kepekaan didapatkan muatan 500 g, 5.000 g dan 9.750 g dengan BKD
yang sama ± 50. Pengujian Repeatability dengan muatan 1/3 max
didapatkan 8.000 g muatan dan BKD ± 50. Pengujian Eksentrisitas
muatan 5.000 g dengan BKD ± 50.
5. Pada pengujian kebenaran pada timbangan pegas dinyatakan “SAH”
karena semua pengujiannya telah memenuhi syarat. Pada pengujian
kepekaan pada timbangan pegas dinyatakan “SAH” karena setiap
pengujian “SAH” sesuai prosedur. Pada pengujian repeatability pada
timbangan pegas dinyatakan “SAH” karena setiap pengujian “SAH”
sesuai prosedur. Pada pengujian eksentrisitas pada timbangan pegas
dinyatakan “SAH” karena setiap pengujian “SAH” sesuai prosedur.
Pengujian timbangan pegas “SAH” karena semua pengujiannya “SAH”
5.2 Saran
Pada praktikum timbangan pegas kali ini, sudah berjalan dengan baik.
Namun ada beberapa hal yang harus dipahami praktikan pada saat
menjalankan praktikum seperti prosedur dan muatan-muatan yang akan
digunakan dalam setiap masing-masing pengujian. Sehingga antara
praktikan dan asisten praktikum dapat saling membantu dalam menjalankan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
2 Gambar 2.
Dokumentasi imbuhan
3 Gambar 3.
Dokumentasi praktikan