`
PROSEDUR KERJASAMA DALAM TERAPI NUTRISI
PENGERTIAN Kerjasama dalam terapi nutrisi adalah suatu kolaboarasi berbagai disiplin ilmu
kesehatan guna saling menunjang dalam proses penyembuhan kesehatan pasien
`
PROSEDUR KERJASAMA DALAM TERAPI NUTRISI
No.Dokumen: No.Revisi Halaman
00 2/4
PPI / 41/GIZI/VI/ 2016
Nutrisionis
1) Melakukan Proses asuhan Gizi Terstandar
2) Menterjemahkan atau menjabarkan perskripsi diet pasien yang telah ditentukan
oleh Dokter Spesialis kedalam bentuk makanan
3) Mendiskusikan masalah diet pasien dengan Dokter Spesialis
4) Melakukan konseling gizi.
Perawat
1) Melakukan skrining gizi
2) Melakukan pemeriksaan tanda vital
3) Melakukan pengukuran antropometri
4) Mempersiapkan pemeriksaan penunjang
5) Pemantauan cairan keluar masuk, perkembangan penyakit, tanda-tanda infeksi,
perawatan infus dan nasogastric tube.
Farmasi
1) Mempersiapkan obat-obatan dan zat terkait (vitamin, mineral, dan nutrisi
PROSEDUR parenteral)
2) Menentukan komtabilitas zat gizi yang akan diberikan kepada pasien
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Farmasi
4. Instalasi Gizi
Keputusan Direktur RSUD Sukadana
Nomor : 445/04. /28/SK/VI/ 2016
Tanggal : Juni 2016
C. PENYELENGGARAAN MAKANAN
1. Penerimaan
a. Bahan makanan yang masuk dari supplier, diterma, ditimbang dan di cek oleh petugas
administrasi gizi yang akan disesuaikan dengan standar spesifikasi
b. Bahan makanan dibersihkan, dicuci kemudian ditiriskan dan di masukkan kedalam plastik /
wadah tertutup.
2. Penyimpanan
a. Bahan Makanan Segar / Mentah
Daging, Ikan, Ayam dan hasil olahannya disimpan di freeezer pada suhu -15˚C sampai -5˚C.
Telur disimpan pada suhu 19 ˚C sampai 21˚C.
Sayur dan buah-buahan disimpan di chiller pada suhu 8˚C sampai 10 ˚C
Bahan makanan diletakkan diatas rak bertingkat ( 5 cm dari dinding, 15 cm dari lantai, 30 cm
dari langit-langit.
Tanggal barang masuk dan tanggal kadarluarsa dibuat tiap kali barang datang.
Untuk barang –barang yang telah dibuka dibuatkan tanggal kadarluarsa setelah dibuka.
Monitoring tanggal kadarluarsa dilakukan tiap migggu..
Pemantauan dan pencatatan suhu gudang bahan makanan basah dilakukan setiap hari dan dibuat
grafik suhu.
b. Bahan Makanan Kering
Suhu gudang bahan makanan kering berkisar antara 19- 21 ˚C.
Kelembapan penyimpannan dalam ruangan berkisar antara 35%-60%
Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu ≥ 10 ˚C.
Bahan makanan diletakkkan diatas rak bertingkat ( 5 cm adari dinding, 15 cm dari lantai, 30 cm
darilangit-langit.
Tepung dan biji-bijian disimpan dalam gudang bahan makanan kering
Pemantauan dn pencatatan suhu gudang bahana makanan kering dilakukan setiap hari dan
dibuatkan grafik suhu.
Tanggal barang masuk dibuat setiap kali barang datang.
Untuk barang yang telah dibuka dibuatkan tanggal kadarluarsa setelah dibuka.
Monitoring tanggal kadarluarsa dilakukan setiap hari
c. Bahan Makanan Terolah
Bhan makanan terolah langsung didistribusikan kepasien yang sebelumnya diambil sampel
sebanyak 20-30 gr yang kemudian akan disimpan dichiller selam 3 hari.
d. Nutrisi Enteral
Nutreisi Enteral rumah sakit meliputi Dancow, LLM, Lactona Skim, dan Prosteo Low GI
( Glikemic Index 27 ) disimpan di ruang susu yang dengan suhuyang dengan suhu 19 ˚C- 21˚C .
Sementara Nutrisi Enteral yang diresepkan dokter akan dibeli pasien untuk kemudian disimpan
dan siapkan di dapur susu dengan pemantauan Ahli Gizi.
3. Persiapan
a. Persiapan bahan makanan meliputi proses pemotongan bahan makanan hewani, nabati, sayur dan
buah sesuai dengan standar porsi Rumah Sakit.
b. Seluruh petugas mempersiapakan bahan makanan memakai Alat Perlindungan Diri.
c. Untuk mencegah kontaminasi silang pada saat persiapan bahan makananan maka penggunaan
pisau dan talanan dibedakan berdasarkan kelompok bahan makanan seperti :
Bahan Makanan Hewani : Merah
Bahan Makanan Nabati : Kuning
Bahaan Makanan Sayur dan Buah : Hijau
Bahan Makanan Jadi ( Kue ) : Biru
4. Pengolahan
Bahan makanan diproses dengan bantuan panas sesuai tehnik pemasakan :
a. Tehnik Pengolahan
Pengolahan kering ( tanpa air ) seperti memanggang, membakar, mengasap, dan
menyangrai.
Pengolahan dengan air seperti merebus, mengukus, mengetim.
Pengolahan dengan lemak seperti menggoreng
Pengolahan dengan capuran lemak dan air seperti menumis, dan menggulai.
b. Lama Pengolahan
Pengolahan daging diperlukan waktu kurang lebih 45 – 60 menit
Pengolahn ayam diperlukan waktu 30 – 45 menit
Pengolahan ikan dan udang diperlukan waktu 10 – 20 menit
Pengolahan telur dibutuhkan waktu 10 -15 menit
Pengolahan kacang-kacangan diperlukan waktu 30 – 60 menit
Pengolahan hasil olahan kacang-kacangan ( Tahu, Tempe ) memerlukan waktu 10 – 15
menit
c. Makanan Setengah Jadi
Makan yang diolah setengan jadi dibuat untuk digunakan pemasak pada shift berikutnya .
Makanan setengah jadi memiliki tanggal kadarluarsa yaitu 3 hari setelah pengolahan.
d. Makanan Jadi
Sistem penyimpanan makananan menggunakan sistem yang sewsuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan yaitu sistem FEFO ( First Expired Date First Out ) FIFO ( First In
First Out ).
Makanan memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu
angka kuman E.coli pada makanan harus 0 /gr contoh makanan,
Jumlah kandungan logam berat atau residu pestisida tidak boleh melebihi ambanga batas
yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
Sahu mkanan jadi yakni lauk hewani adalah 80 – 100 ˚C yang pengukurannya dilakukan
pada saat makanaan matang.
Snack Pagi
Pengolahan snack pagi dilakukan oleh petugas pastry mulai dari pukul 07.00 WIB dan
akan didistribusikan pada pukul 09.00 -09.30 WIB
Makan siang
Pengolahan makan siang dimulai dari pukul 07.30 WIB dan khusus untuk pengolahan
bubur dimulai pukul 09.00 WIB yang dimaksudkan untuk menjaga suhu makanan agar
tetap hangat, makana siang akan didistribusikan pada pukul 12.00 -12.30 WIB
Snack sore
Pengolahan snack sore dilakukan oleh petugas pastrydimulai dri pukul 11.00 WIB dan
akan diditribusikan pada pukul 14.30 -15.00 WIB
Makan sore
Pengolahan untuk makan sore dimulai dari pukul 14.30 WIB, khusus untuk pengolahan
bubur dimulai pukul 15.00 WIB yang dimaksudkan utuk menjaga suhu mkanan agar tetap
hangat, pendistibusian makanan dilakukan pada pukul 16.30-17.00 WIB
f. Pengambilan alat makan pasien
Dalam rangka menjamin kebersihan, kerapian dan keindahan petugas distribusi gizi
melakukan pembersihan terhadap peralatan sisa makan pasien.
Pengambilan alat makan pasien dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah makanan
didistribusikan untuk menghindari terjadinya pembusukan makanan.
Petugas distribusi mengambilan alat makan pasien menggunakan troli yang berbeda
dengan troli untuk mendistribusikan makan pasien yaitu troli berlebel Pengambilan
Makanan pasien.
Unit gizi memiliki jadwal pengambilan makan pasien yaitu :
Pencucian laat makan pasien dilakukan di Instalasi gizi
- Petugas distribusi gizi mengambil sisa makan pagi pukul 09.00 wib
- Petugas distribusi gizi mengambil sisa makan siang pukul 14.00 wib
- Petugas distribusi gizi mengambil sisa makan sore pukul 17.30 wib
Pencucian laat makan pasien dilakukan di Instalasi gizi
b. Makanan jadi
Makanan jadi ditempatkan pada peralatan yang bersih
Pengambilan makanan jadi sebanyak 20-30 gr sebagai sampel makanan dan pengontrolan
selama 3 hari
Makanan jadi disiapkan pada wadah tertutup di unit gizi yang kemudian akan tempatkan
dalam peralatan makan pasien yang tertutup dan kemudian didistribusikan kemasing-masing
ruangan menggunakan troli tertutup
Makanan jadi haru dalam kondisi baik, tidak rusak, terhidar dari bahan pencemaran dan tidak
busuk
Makanan disajikan secara sentralisasi disiapkan di instalasi gizi dan dikirim ke masing –
masing ruangan menggunakan troli tertutup
Pengambilan makanan jadi dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan
plastik,penjepit makanan, sendok atau garpu, dan sejenisnya
Pada saat memporsi makanan petugas menggunakan masker dan sarung tangan
2. Pengolahan
a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak
langsung dengan tubuh. Setiap tenaga pengolah makanan pada saat bekeja harus memakai Alat
Perlindungan Diri seperti masker, celemek/apron, tutup rambut/ topi/corpus, sepatu safety,
handglove/ sarung tangan.
b. Pretugas tidak merokok, tidak atau mengunyah makanan, tidak memakai perhiasan, tidak
menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluan bekerja, selalu mencuci tangan
sebelum dan setelah bekerja, selalu mencuci tangan sebelum dan setelah keluar dari kamar
mandi, selalu memakai pakaian kerja yang bersih.
a. Pembersihan ruangan dilakukan setelah proses pengolahan makanan selesai setiap hari oleh
masing –masing sihift
b. Pembersihan alat masak dilakukan setiap kali selesai masak dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Membuang sisa makanan yang melekat pada alat.
Merendam dengan air
Mencuci dengan sabun cuci piring
Sikat halus
Bilas dengan air bersih .
c. Pembersihan peralatan dilakukan harus memenuhi ketentuan :
Pencucian perlatan makan (piring, gelas, mangkuk) terpisah dari tempat pencucian
perlatan dapur ( Panci, wajan dll )
Sisa makanan pada peralatan makan dibuang dan dibersihkan di rung pencucian alat
makan pasien
Pencucian peralatan harus menggunakan sabun cuci atau detergen dengan air mengalir
dan air panas sampai bersih
Memiliki suhi pencucin 60-70 ˚C
Peralatan yang sudah dicuci ditriskan pada rak-rak anti karatsampai kering sediri dan
tiodak boleh dilap dengan kain