Nama Kelompok :
1. Ria Yuni Christianingsih ( NIM : 7323054 )
2. Widy Indrawati ( NIM : 7323063 )
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................3
1. Tujuan Umum................................................................................3
2. Tujuan Khusus................................................................................3
D. Manfaat Penulisan...............................................................................4
1. Manfaat Teoritis.............................................................................4
2. Manfaat Praktis..............................................................................5
2. Klasifikasi ROM..........................................................................21
3. Manfaat Latihan ROM.................................................................22
4. Tujuan ROM................................................................................22
5. Prinsip ROM................................................................................22
6. Indikasi ROM...............................................................................23
7. Kontra Indikasi ROM...................................................................25
8. Macam-macam Gerakan ROM....................................................26
D. Konsep Asuhan Keperawatan..........................................................28
1. Pengkajian....................................................................................28
2. Diagnosa.......................................................................................36
vii
i
3. Intervensi......................................................................................36
4. Implementasi................................................................................38
5. Evaluasi........................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................62
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUA
otak, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan masalah mobilitas fisik. CVA
menyebabkan gangguan atau kecacatan fisik, mental, dan kematian pada usia
semakin penting dan mendesak baik stroke hemoragik maupun stroke non
penyakit jantung dan kanker. Maka dari itu baik keluarga maupun individu
bahwa orang yang mengalami stroke tidak akan hidup lebih lama lagi
sembuh kembali. Oleh karena itu, stroke yang dapat menyebabkan masalah
1
2
timbul akibat gangguan mobilitas fisik antara lain nyeri pada punggung,
Pergerakan Sendi : Pasif dan menurut NIC : Terapi Latihan ROM (Range of
setiap gerakan. Latihan ROM bisa dilakukan disetiap sendi atau hanya
bagian-bagian tertentu seperti leher, jari tangan, siku, bahu, lutut, kaki dan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
merupakan gangguan suplai darah pada otak yang biasanya terjadi karena
pecahnya pembuluh darah atau sumbatan oleh gumpalan darah. Hal ini
yang pesat disebabkan oleh gangguan pada fungsi otak dengan gejala-
gejala yang terjadi dalam waktu 24 jam atau lebih dan dapat
2. Klasifikasi
a. CVA Bleeding
aktif namun bisa juga terjadi pada saat istirahat dengan ditandai
6
7
b. CVA Infark
setelah baru bangun tidur atau dipagi hari dan setelah lama
gerak atau satu atau disebut hemiparase, mual, muntah, nyeri kepala,
3. Etiologi
a. Trombosis serebri
1) Arteriosklerosis
darah.
8
b. Emboli
otak oleh bekuan lemak, darah, dan udara. Pada umumnya emboli
arteri serebri.
c. Hemoragik
d. Hipoksia umum
e. Hipoksia lokal
subarachnoid.
4. Patofisiologi
iskemik otak. Iskemik otak dalam waktu lama menyebabkan sel mati
permanen dan berakibat terjadi infark otak yang disertai dengan edema
otak karena pada daerah yang dialiri darah terjadi penurunan perfusi dan
5. Manifestasi Klinis
tersumbat dan area otak yang tidak mendapatkan perfusi adekuat dari
6. Pathway
Stroke
Mobilitas Terganggu
Penekanan pada Kerusakan pada
Jaringan Otak Lobus Frontal
ADL dibantu Pasien Bedrest
Kerusakan Integritas
Jaringan Kulit
Gambar 2.1 Pathway CVA atau stroke (Sutianingsih, 2019).
11
7. Faktor Resiko
Menurut Sinta Ratnasari (2020), ada dua faktor resiko yaitu faktor
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Riwayat keluarga
4) Ras
1) Tekanan darah
2) Merokok
3) Diabetes mellitus
4) Obesitas
6) Kurangnya aktivitas
8) Dislipidemia
9) Stress
10) Estrogen
8. Komplikasi
1) Infeksi pernafasan
3) Konstipasi
12
4) Tromboflebitis
2) Dislokasi sendi
1) Epilepsi
2) Sakit kepala
3) Kraniotomi
9. Pemeriksaan Penunjang
yang spesifik.
perdarahan subarachnoid.
b. Pemeriksaan laboratorium
inflamasi.
a. Stadium hiperakut
otak yang rusak tidak meluas. Pada keadaan ini, pasien dipakaikan
b. Stadium akut
Mengenai akibat CVA pada pasien atau keluarga dan tata cara
cepat. Posisi klien perlu diatur setiap 2 jam dan lakukan latihan-
1) Pengobatan konservatif
intraarterial.
2) Pengobatan pembedahan
dengan :
16
leher.
c. Stadium subakut
b) Penanganan komplikasi.
a. Pencegahan primer
hidup dalam segala hal, memodifikasi faktor resiko, dan bila perlu
berolahraga.
b. Pencegahan sekunder
koroner, kadar kolesterol LDL darah yang tinggi, kadar asam urat
1. Definisi
2. Etiologi
neuromuskular, indeks massa tubuh diatas persentil ke-75 usia, efek agen
3. Patofisiologi
batang otak. Pada hemisfer kiri dapat terjadi disfagia, afasia, kelainan
visual kanan, mudah frustasi, dan hemiplegi kanan, dan pada hemiplagi
4. Manifestasi Klinis
metabolisme kalsium.
setelah beraktivitas.
anoksia jaringan.
20
5. Penatalaksanaan
imobilitas.
c. Latihan ambulasi
3) Membantu berjalan.
1. Definisi
2. Klasifikasi ROM
aktif, yaitu :
tersebut.
b. ROM pasif adalah latihan ROM pasif yang dilakukan pasien dengan
yaitu pasien semi koma dan tidak sadar, pasien tirah baring total,
pasif, yaitu :
melakukan pergerakan.
d. Meningkatkan sirkulasi.
4. Tujuan ROM
yang sakit.
d. Memudahkan kenyamanan.
5. Prinsip ROM
ROM, yaitu :
23
a. ROM harus diulangi sekitar 2-3 kali dan dikerjakan minimal 1 kali
sehari.
pasien.
fisioterapi.
6. Indikasi ROM
1) Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
penyembuhan.
tidur. Walaupun seperti itu setelah fase akut sikap dan posisi
latihan pasif dan aktif anggota gerak atas dan bawah range of
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari Rentang 30°-50°
6. Jari-jari Tangan Fleksi Membuat genggaman Rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan Rentang 90°
Hiperekstensi Menggerakkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin Rentang 30°-60°
Abduksi Meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain Rentang 30°
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan Rentang 30°
7. Ibu Jari Fleksi Menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan Rentang 90°
Ekstensi Menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan Rentang 90°
Abduksi Menggerakkan ibu jari ke samping Rentang 30°
Adduksi Menggerakkan ibu jari ke depan tangan Rentang 30°
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama -
8. Pinggul Fleksi Menggerakkan tungkai ke depan dan atas Rentang 90°-120°
Ekstensi Menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain Rentang 90°-120°
Hiperekstensi Menggerakkan tungkai ke belakang tubuh Rentang 30°-50°
Abduksi Menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh Rentang 30°-50°
Adduksi Menggerakkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin Rentang 30°-50°
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain Rentang 90°
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkau menjauhi tungkai lain Rentang 90°
Sirkumduksi Menggerakkan tungkai melingkar -
9. Lutut Fleksi Menggerakkan tumit ke arah belakang paha Rentang 120°-130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai ke lantai Rentang 120°-130°
10. Mata Kaki Dorsifleksi Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas Rentang 20°-30°
Plantarfleksi Menggerakkan kaki menekuk ke bawah Rentang 45°-50°
11. Kaki Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam Rentang 10°
Eversi Memutar telapak kaku ke samping luar Rentang 10°
12. Jari-jari Kaki Fleksi Menekuk jari-jari ke bawah Rentang 30°-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki satu dengan yang lain Rentang 30°-60°
Abduksi Menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang lainya Rentang 15°
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama Rentang 15°
Tabel 2.1 Macam-macam gerakan ROM
28
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Tetapi, itu tidak berarti bahwa CVA terjadi pada usia lanjut karena
lebih beresiko terkena CVA daripada wanita, resiko pria 1,25 lebih
tinggi daripada wanita, tetapi serangan CVA pada pria terjadi di usia
orang kulit putih. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan
gaya hidup), tanggal dan MRS, nomor register, dan diagnosa medis.
29
b. Keluhan utama
kesadaran.
obesitas.
3) Pola eliminasi
usus.
tidak kooperatif.
berkomunikasi.
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
nadi bervariasi.
2) Pemeriksaan persistem
a) B1 (Breathing)
b) B2 (Blood)
c) B3 (Brain)
ke bagian tubuh.
yang sehat.
tuli persepsi.
dan trapezius.
d) B4 (Bladder)
neurologis luas.
e) B5 (Bowel)
f) B6 (Bone)
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
keperawatan.
5. Evaluasi
A. PENGKAJIAN
Informasi Umum
Nama : Ny. S
Usia : 64 tahun
Agama : Islam
Waktu : 09.15
Dari : Rumah
Pasien datang ke IGD RSUD Jombang pada hari sabtu 07 April 2021
dibawa ke IGD RSUD Jombang dengan keluhan lemah anggota gerak kanan
sejak pagi pukul 08.00 saat sedang rebahan. Pasien juga mengeluh nyeri
kepala dan kepala mbliyur-mbliyur. Setelah itu, pasien dibawa ke IGD RSUD
Jombang pukul 09.15 dan dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil GCS :
Kekuatan otot saat datang ke IGD D : 1,1 dan S : 5,5. Pasien dilakukan
39
40
NaCl pada tangan kiri dan O2 nasal 2 lpm. Kemudian dipindahkan ke ruang
AKTIVITAS ISTIRAHAT
Subjektif (Gejala)
Obyektif (Tanda)
Kekuatan otot : 3 5
3 5
41
SIRKULASI
Subjektif (Gejala)
Obyektif (Tanda)
INTEGRITAS EGO
Subjektif (Gejala)
Agama : Islam
Obyektif (Tanda)
ELIMINASI
Subjektif (Gejala)
Objektif (Tanda)
MAKANAN / CAIRAN
Subjektif (Gejala)
Diit biasa (tipe) : Pasien mengatakan makan dari rumah sakit yaitu nasi lunak
Objektif (Tanda)
Berat badan : 50 kg
KEBERSIHAN
Subjektif (Gejala)
Objektif (Tanda)
Bau badan : Ya
RESPIRASI
Subjektif (Gejala)
Objektif (Tanda)
Frekuensi : 22x/menit
Karakteristik sputum : -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
KIMIA DARAH
Glukosa darah sewaktu 140 < 200 mg/dl
Kreatinin H 1.72 0.90 – 1.30 mg/dl
Urea 24.3 13.0 – 43.0 mg/dl
SGOT 23 15 – 40 U/l
SGPT H 53 10 – 40 U/l
Natrium 145 135 – 147 mEq/l
Kalium 3.68 3.5 – 5.0 mEq/l
Klorida H 107 95 – 105 mEq/l
EKG : Normal
TERAPI
ANALISA DATA
- Skala nyeri 3
- Terpasang infus NaCl pada
tangan kiri
- Terpasang kateter
47
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Kekuatan otot
4 5
4 5
Tidak terpasang infus, karena pasien akan
KRS
A:
- Gangguan mobilitas fisik
teratasi sebagian
P:
- Intervensi dihentikan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx. Keperawatan Waktu Evaluasi
1. Gangguan mobilitas fisik b/d 12 April 2021 S:
gangguan neuromuskuler Pukul 11.30 - Klien mengatakan bahwa ekstermitas kanan masih
agak kaku
- Klien mengatakan ekstermitas kanan masih nyeri
ketika digerakkan
O:
- Klien berbaring ditempat
tidur Pasien tampak lemas
Rentang gerak pasien masih terbatas
TD :150/90 mmHg
N : 93x/menit
S : 36,6°C
RR : 22x/menit
Kekuatan otot
3 5
3 5
51
O:
- Klien terlihat membaik
- Rentang gerak pasien mulai
meningkat TD :130/70 mmHg
N : 91/menit
S : 36,7°C
RR : 20x/menit
Kekuatan otot
4 5
4 5
Tidak terpasang infus, karena klien akan KRS
A:
- Gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
P:
- Intervensi dihentikan, klien dijadwalkan KRS
BAB IV
ANALISIS SITUASI
A. Gambaran Lokasi
reward yang pertama tahun 2006 RADAR AWARD, PERSI AWARD dan
Timur. Memiliki layanan 16 unit rawat jalan, 12 rawat inap, 3 ruang instalasi
rawat khusus (IGD, ICU CENTRAL dan IBS). Jumlah seluruh tenaga di
1. Visi
2. Misi
standart.
secara terintegrasi.
53
54
akuntabel.
3. KREDO “CINTAKU”
yaitu pelayanan yang cepat, sigap dan berhasil guna, dilayani dalam
kondisi lingkungan yang indah dan suasana yang nyaman serta tarif
dengan tekad kepuasan pasien sebagai yang utama dan pertama yang
Dirawat
sejak tanggal 12 April 2021 - 14 April 2021, pasien masuk Rumah sakit
tanggal 07 April 2021 di IGD RSUD Jombang. Dari keluhan utama saat
masuk rumah sakit, pasien mengatakan lemah anggota gerak kanan, nyeri
55
otot saat pertama kali MRS yaitu 11|55, nyeri anggota gerak sebelah kanan,
22x/menit. Kekuatan otot 33|55, nyeri anggota gerak sebelah kanan, tidak
Fungsi yang hilang akibat gangguan kontrol motorik pada pasien stroke
56
pada satu sisi anggota tubuh disebabkan oleh karena penurunan tonus
motion).
teratasi pasien terpasang infus pada tangan kiri dan terpasang kateter.
sirkulasi darah, dan mencegah kelainan bentuk. Eka Nur So’emah (2014)
bagian pergerakan tangan, siku, bahu, dan jari-jari atau pada bagian
fisik.
pasien.
perawat pada pasien adalah latihan rentang gerak. Setelah dilakukan tindakan
oleh mahasiswa selama 1 kali dalam sehari dengan waktu kurang lebih 20-30
menit dan dilakukan dalam 3 kali pertemuan adalah perawatan dengan latihan
secara terbatas karena penyakit CVA atau trauma diperlukanya latihan ROM
yang dapat dilakukan pasien maupun keluarga pasien dengan mudah dan
medis dan bahan atau alat yang susah ditemukan akan tetapi tetap harus
setelah dilakukan beberapa kali pada Ny. S, latihan gerak atau ROM terbukti
pada bab sebelumnya bahwa menurut evaluasi subjektif dan objektif Ny. S
keluarga dan kekuatan otot Ny. S sudah meningkat dari pengkajian pertama
yang dilakukan pada Ny. S adalah latihan gerak (ROM). Berdasarkan dari
nyaman saat dilakukan kegiatan atau tindakan. Peran keluarga juga cukup
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Suratun (2013), latihan ROM
secara teratur dengan teknik yang tepat dan perlahan, maka dapat
meningkatkan kekuatan otot dan respon syaraf pada penderita stroke pada
Berdasarkan fakta dan teori diatas latihan ROM dinilai sangat efektif
karena dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga secara mandiri dan mudah,
A. Kesimpulan
Penerapan ROM pada Pasien CVA Infark dengan Gangguan Mobilitas Fisik
CVA Infark
B. Saran
1. Bagi Pasien
mandiri.
60
61
3. Bagi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
A. Definisi
Latihan range of motion adalah kegiatan latihan yang bertujuan
untuk memelihara fleksibilitas dan mobilitas sendi (Tseng,et all, 2007).
Range of Motion (ROM), merupakan istilah baku untuk menyatakan
batas / besarnya gerakan sendi baik normal. ROM juga digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan batas gerakan sendi
abnormal (HELMI, 2012).
B. Tujuan
1) Mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi
2) Mengembalikan kontrol motorik
3) Meningkatkan / mempertahankan integritas ROM sendi dan jaringan
lunak
4) Membantu sirkulasi dan nutrisi synovial
5) Menurunkan pembentukan kontraktur terutama pada ekstremitas
yang mengalami paralisis
6) Memaksimalkan fungsi ADL
7) Mengurangi atau menghambat nyeri
8) Mencegah bertambah buruknya system neuromuscular
9) Mengurangi gejala depresi dan kecemasan
10) Meningkatkan harga diri
11) Meningkatkan harga diri
12) Meningkatkan citra tubuh dan memberikan kesenangan
C. Jenis
Dikenal 3 jenis latihan ROM, yaitu latihan ROM aktif, Aktif
dengan pendampingan dan latihan ROM pasif :
1) Latihan ROM aktif.
Gerak aktif adalah gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot sendiri.
Latihan yang dilakukan oleh klien sendiri. Hal ini dapat
meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri klien.
2) Latihan aktif dengan pendampingan (active-assisted).
Latihan tetap dilakukan oleh klien secara mandiri dengan didampingi
oleh perawat. Peran perawat dalam hal ini adalah memberikan
dukungan dan atau bantuan untuk mencapai gerakan ROM yang
diinginkan.
3) Latihan ROM pasif
Pada pasien yang sedang melakukan bedrest atau mengalami
keterbatasan dalam pergerakan latihan ROM pasif sangat tepat
dilakukan dan akan mendapatkan manfaat seperti terhindarnya dari
kemungkinan kontraktur pada sendi. Setiap gerakan yang dilakukan
dengan range yang penuh, maka akan meningkatkan kemampuan
bergerak dan dapat mencegah keterbatasan dalam beraktivitas.
Ketika pasien tidak dapat melakukan latihan ROM secara aktif maka
perawat bisa membantunya untuk melakukan latihan (Rhoad &
Meeker, 2008). Latihan dapat dilakukan oleh perawat atau tenaga
66
c) Latihan lengan
Pasien dalam posisi telentang
Perawat memegang area siku pasien
dengan satu tangan, tangan yang lain
menggenggam tangan pasien ke arah
luar (telentang/supinasi) dan ke arah
dalam (telungkup/pronasi).
Instruksikan agar pasien tetap rileks
Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali
d) Latihan sendi pergelangan tangan
Pasien dalam posisi telentang
Perawat memegang lengan bawah
pasien dengan satu tangan, tangan
lainnya memegang pergelangan tangan
pasien, serta tekuk pergelangan tangan
pasien ke atas dan ke bawah
Instruksikan agar pasien tetap rileks
Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali
Lampiran 6. Pathway
Stroke
Kerusakan Integritas
Jaringan Kulit
75
Santagesik 2ml 3x1 IV - Nyeri akut atau kronik berat - Reaksi anafilaksis/anafilaktoid
seperti sakit kepala, sakit gigi, - dispnea
tumor, nyeri pasca operasi & - Urtikaria
nyeri pasca cedera; nyeri berat - Angioedema berat atau
yang berhubungan dengan bronkospasme
spasme otot polos (akut atau - Aritmia kordis
76
Piracetam 3 2x1 IV - untuk pengobatan infark - Nyeri perut, diare, mual, muntah.
gram cerebral - Gugup
- Epilepsi yang memburuk
- Halusinasi
- Depresi
- Mengantuk
- Vertigo, sakit kepala
- Insomnia
- Kebingungan
- Gangguan keseimbangan
- Lemas
- Gangguan pendarahan
- Ruam, dan gatal