Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan

NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun

2015”.Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,

mandiri, memiliki jumlah yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung

jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam

paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekankan

pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral

dalam meningkatkan kualitas keluarga. Keluarga adalah salah satu diantara

kelima mitra kependudukan yang sangat mempengaruhi perwujudan penduduk

yang berkualitas.

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan

Program Keluarga Berencana Nasional mengalami stagnasi, angka Total

Fertility Rate (TFR) nasional 2007 tetap berada di angka 2,6 sama dengan

TFR pada tahun 2003. Hasil evaluasi Bappenas, pencapaian sasaran

program KB dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang

berakhir tahun 2009, sampai dengan tahun 2008 masih banyak yang

tertinggal. Sasaran program KB dalam RPJM yang belum tercapai yakni

menurunkan TFR dari 2,6 menjadi 2,2, menurunkan PUS tidak terlayani

dari 9,1 persen menjadi 6 persen. Meningkatkan kesertaan KB pria dari 1,5

1
2

persen menjadi 4,5 persen. Meningkatkan usia perkawinan pertama dari

19,8 menjadi 21 tahun (Depkes, 2007).

Program KB di Jawa Timur sudah tercapai baik, tercatat tahun 2010,

peserta KB 1.171.619 orang (109,86%), dari PPM (Prakiraan Permintaan

Masyarakat) 1.066.462 orang. Tahun 2011, jumlah peserta KB baru naik

menjadi 1.317.768 orang (110,42%). Berdasarkan laporan total KB aktif

hingga Desember 2011, di Jawa Timur sebanyak 6.150.153 orang

(126,46%) dengan prevalensi 76,95% terhadap jumlah pasangan usia subur

(PUS) 7.992.674 peserta. Dari 6.150.153 peserta KB aktif pengguna KB

suntik (48,2%), peserta KB pil (21,01%), peserta KB IUD (14%), peserta

KB implant (8,5%), peserta KB MOW (5%), peserta KB MOP (0,4%),

peserta KB kondom (1,5%) (Dinkes, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan di BPM Ny A Wonorejo Surabaya,

pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada bulan

September 2015 diperoleh data peserta kontrasepsi sebanyak 217 orang.

Yang diantaranya kontrasepsi suntik 79 orang (1 bulan 38 orang, 3 bulan 41

orang), kontrasepsi implant 9 orang, kontrasepsi pil 35 orang, kontrasepsi

IUD 11 orang, kontrasepsi kondom 4 orang. Dari data-data di atas

menunjukkan bahwa kontrasepsi suntik paling diminati dibandingkan

kontrasepsi yang lain.

Akan tetapi efek samping dari kontrasepsi suntik khususnya suntik 3

bulan mempunyai faktor resiko yang cukup tinggi untuk mengalami

peningkatan tekanan darah. Hal ini didapatkan dari 41 peserta kb 3 bulan,

23 peserta diantaranya mengalami peningkatan tekanan darah.


3

Pada wanita yang memakai alat kontrasepsi hormonal seperti

kontrasepsi suntik maka dapat menyebabkan terjadinya perubahan

tekanan darah. Perubahan tekanan darah disebabkan adanya

pengaruh hormon Gonadotropin dan hormon Progesteron.

Sehingga dapat membuat jantung memompa lebih kuat, arteri besar

kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dalam bersirkulasi

sehingga dapat menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.

Begitu pula sebaliknya, apabila akitivitas memompa jantung

berkurang dan arteri mengalami pelebaran dalam bersirkulasi,

maka dapat menyebabkan tekanan darah menjadi menurun. Oleh

karena itu, perlu dideteksi secara dini yaitu dengan pemeriksaan

tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu

check-up kesehatan atau pada saat periksa ke Dokter (Notoatmojo,

2006). Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti bermaksud

untuk mengetahui “Hubungan Antara Lama Pemakaian

Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Peningkatan Tekanan Darah

Pada Peserta KB di BPM NY. A Wonorejo Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uaraian latar belakang diatas dapat dirumuskan

yaitu, “ Adakah hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik

3 bulan dengan peningkatan tekanan darah pada peserta KB di BPM

NY. A Tahun 2015”.


4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan anatara lama pemakaian kontrasepsi suntik 3

bulan dengan peningkatan tekanan darah pada peserta KB di BPM Ny.A

Wonorejo Surabaya Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan pada

peserta KB di BPM Ny.A Wonorejo Surabaya Tahun 2015.

2. Mengidentifikasi kejadian peningkatan tekanan darah peserta KB di

BPM Ny.A Wonorejo Surabaya Tahun 2015.

3. Menganalisa hubungan anatara lama pemakaian kontrasepsi suntik 3

bulan dengan peningkatan tekanan darah pada peserta KB di BPM Ny.A

Wonorejo Surabaya Tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Sebagai masukan bagi petugas kesehatan untuk menambah pengetahuan

tentang hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan

peningkatan tekanan darah pada peserta KB.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan guna

meningkatkan mutu pendidikan dan sebagai masukan penelitian

selanjutanya.
5

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai dasar masukan informasi bagi BPM di tempat penelitian tentang

hubungan anatara lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan

peningkatan tekanan darah pada peserta KB di BPM Ny A Wonorejo

Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai