Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PRAKTEK LAPANGAN METODOLOGI PENYULUHAN


PERTANIAN

LEMBAR PESERTA

1 KELOMPOK JABATAN Penyuluh Pertanian


2 JENIS PENDIDIKAN DAN
Teknis Metodologi Penyuluhan Pertanian
PELATIHAN
3 KELOMPOK MATERI Praktik Penyuluhan
4 JUDUL MATA DIKLAT
Praktik Lapangan/Penyuluhan
5 DESKRIPSI MATA DIKLAT Yang dipelajari dalam praktik penyuluhan ini
meliputi identifikasi potensi wilayah dan
agroekosistem dengan metode PRA,
menyusun programa penyuluhan tingkat desa,
menyusun rencana kerja tahunan penyuluhan
pertanian, menyusun materi, memilih metode
dan membuat alat bantu/media menyuluh,
dan melakukan kegiatan penyuluhan.

6 POKOK BAHASAN 1. Identifikasi potensi wilayah dan


agroekosistem dengan menggunakan
teknik PRA.
2. Menyusun Programa Penyuluhan
Pertanian Tingkat Desa.
3. Menyusun Rencana Kerja Tahunan
Penyuluhan Pertanian.
4. Menyusun Materi Penyuluhan, Memilih
Metode Penyuluhan dan membuat alat
bantu/media menyuluh.
5. Melakukan kegiatan penyuluhan

7 KOMPETENSI DASAR Peserta mampu melakukan identifikasi potensi


wilayah dan agroekosistem dengan
menggunakan pendekatan PRA, menyusun
programa penyuluhan tingkat desa, menyusun
rencana kerja tahunan penyuluhan pertanian,
menyusun materi penyuluhan pertanian,
memilih metode penyuluhan, membuat alat
bantu/media penyuluhan, serta melakukan
kegiatan penyuluhan pertanian.
8 INDIKATOR HASIL BELAJAR Peserta dapat:
1. Mengumpulkan data potensi wilayah dan
agroekosisten di tingkat desa dengan
metode PRA.
2. Menyusun programa penyuluhan di
tingkat desa.
3. Menyusun rencana kerja tahunan
penyuluhan pertanian.
4. Menentukan materi penyuluhan
pertanian, memilih metode penyuluhan
dan membuat alat bantu/media
penyuluhan.
5. Melakukan penyuluhan pertanian pada
salah satu kelompok tani.

1
9 WAKTU PEMBELAJARAN (P) 14 JP
10 METODE PEMBELAJARAN Praktik Lapangan
11 ALAT dan BAHAN 1. Instrumen lapangan.
2. LCD
3. Laptop
4. Alat tulis, Kertas koran, lakban, spidol
5. Bahan Praktek
6. Beberapa contoh Programa Penyuluhan
Pertanian, dan form-form identifikasi, dan
RKPP.

2
Jadwal Kegiatan Praktik Kompetensi Diklat Dasar Penyuluh Terampil.

Hari Waktu Kegiatan Keterangan


H -1 Persiapan Praktik Lapangan
Kamis 07.00 - 08.00 Perjalanan ke lokasi Praktek sesuai
kelompok
08.00 - 10.00 Mengumpulkan data potensi wilayah dan Peserta di dampingi
agroekosistem PP ke Lahan
usahatani dan petani
(satu Desa
WKPP/kelompok)
10.00 -12.00 Analisis Potensi, masalah dan pemecahan Melalui FGD bersama
masalah, menyusun Programa anggota kelompok
Penyuluhan Tingkat Desa, dan Menyusun tani (10 orang)
Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan
Pertanian (RKTPP)
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.00 Perjalanan pulang ke UPTD.BPPSDMP
14.00 – 16.45 Tugas Kelompok membuat Materi Hasil: Materi
Penyuluhan didampingi Fasilitator Penyuluhan,
Menentukan Metode
dan Media
Penyuluhan
Jum’at 07.00 - 08.00 Perjalanan ke lokasi Praktek sesuai
kelompok
08.00 -10.30 Melakukan kegiatan penyuluhan pertanian Ke 10 anggota patini
pada suatu kelompok tani.
10.30 - 11.30 Perjalanan pulang ke UPTD.BPPSDMP
Malam Membuat laporan kelompok

3
UNIT I
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DAN AGROEKOSISTEM

Tujuan : Peserta mampu mengidentifikasi Potensi Wilayah dan agroekosistem


tingkat desa dengan menggunakan teknik PRA.
Alat dan Bahan : Kertas koran, Spidol, Lakban, Pulpen, Kertas HVS, Modul
Waktu : 8 jam @ 45 menit
Metode : Wawancara, diskusi dan Praktik

Langkah Kegiatan I Identifikasi Potensi Wilayah

A. Persiapan

1. Membagi peserta menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan


5 - 6 orang dan memilih seorang sebagai ketua kelompok.
2. Masing-masing kelompok peserta diklat mempersiapkan instrumen atau perangkat yang
diperlukan identifikasi potensi wilayah agroekosistem satu dalam desa.
3. Ketua kelompok membagi tugas untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Identifikasi Desk Study dan identifikasi masalah.
b. Identifikasi Peta Sumberdaya dan sosial ekonomi.
c. Identifikasi Pola Usaha, kebutuhan usaha dan hubungan kelembagaan.
d. Identifikasi Transek, Kalender Musiman dan Kearifan Lokal
e. Kecenderungan Perkembangan Pertanian dan Kearifan Lokal.
4. Masing-masing kelompok mempersiapkan instrumen atau perangkat yang diperlukan.
5. Peserta melakukan peninjauan ke lapangan untuk mengetahui keadaan umum desa dan
penentuan lokasi kegiatan
6. Peserta bersama dengan petani, penyuluh, perangkat desa dan pemangku kepentingan
lain menyusun rencana kegiatan dan pembagian tugas.

B. Pelaksanaan

1. Identifikasi Desk Study dan Identifikasi Masalah


Kelompok peserta diklat mengumpulkan data sekunder tentang monografi desa (Jumlah
penduduk, mata pencaharian, jumlah keluarga tani, Tanah dan pemanfaatan, serta
keadaan iklim dan curah hujan). potensi agroekosistem. potensi sumber daya dan sosial,
data kelembagaan (kelembagaan petani, kelembagaan ekonomi desa), data usaha
agribisnis (Tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, ternak dan perikanan), data
produksi dan produktivitas usaha (tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, ternak
dan perikanan) dan programa penyuluhan tahun lalu dan yang sedang berjalan.
a. Kelompok peserta diklat menuju ke kantor kelurahan desa setempat dan menjelaskan
kepada Kepala Desa beserta perangkat desa untuk mendapatkan data sekunder
tentang monografi desa.
b. Peserta mengisi Form 1.A – 1.D (lampiran 1) sesuai dengan jenis data yang
dikumpulkan.
c. Peserta mengumpulkan data usaha agribisnis, dan mengisi Form 1.F (Lampiran 1)
d. Peserta berdiskusi dengan perangkat desa dan petani setempat untuk melakukan
identifikasi potensi, masalah dan usaha pemecahannya serta memberikan pen-skoran
sesuai dengan prioritas masalah (Form 1.G – 1.I pada Lampiran 1).

2. Identifikasi Peta Sumberdaya dan sosial ekonomi desa


Kelompok peserta diklat bersama dengan pengurus kelompok tani, tokoh masyarakat,
penyuluh, dan perangkat desa mengumpulkan data sumber daya dan sosial ekonomi desa
, kemudian membuat peta sumberdaya dan sosial ekonomi desa (Lampiran 2 : Form 2 dan
3.)
a. Kelompok peserta diklat bersama pengurus kelompoktani, tokoh masyarakat, penyuluh,
dan perangkat desa berkumpul di yang permukaannya rata dan terbuka atau ruangan
lain yang telah disepakati

4
b. Ketua kelompok menjelaskan kepada semua yang hadir untuk melakukan identifikasi
sumberdaya dan sosial ekonomi desa, serta membuat peta sumberdaya dan ekonomi
desa yang berupa gambar penggunaan lahan usaha tani, hutan, bukit-bukit, mata air,
sungai, saluran pengairan, bendungan, jalan, sekolah, mesjid, gereja, balai desa,
rumah penduduk, tempat pertemuan masyarakat, batas-batas dusun dll
c. Kelompok peserta diklat bersama warga desa mulai membuat peta dengan terlebih
dahulu menetapkan lokasi balai desa sebagai titik awal. Selanjutnya membuat gambar
jalan desa, batas desa, saluran air dan sebagainya dengan cara membuat garis-garis
atau tanda-tanda khusus.
d. Kegiatan berikutnya memberi tanda yang berbeda pada penggunaan lahan misalnya
penggunaan lahan untuk padi, kakao, lada, hutan dsb. Selanjutnya beri tanda khusus
aspek yang lain seperti lokasi pemukiman, mesjid, KUD, sekolah dan lembaga sosial
ekonomi lainnya yang terdapat di desa.
e. Diskusikan kepada seluruh peserta untuk menentukan tingkat sosial ekonomi penduduk
atau keluarga yang meliputi tingkat kekayaan, tingkat pendidikan, jumlah anak,
kepemilikan usaha, dan sebagainya.
f. Pada peta pemukiman, berilah nomor atau nama pemiliknya dan beri tanda khusus
untuk keluarga kategori miskin, menengah dan kaya.
g. Setelah selesai, Kelompok peserta diklat menyalin peta tersebut pada kertas koran
atau kerta manila.
Pertanyaan-pertanyaan untuk membuat peta sumberdaya alam desa.
1. Dimana batas-batas desa. Apakah desa semakin luas ataukah cenderung
semakin sempit.
2. Sumberdaya apa saja yang banyak tersedia dan yang sedikit tersedia?
3. Adakah tanah desa yang dapat dimanafaatkan oleh masyarakat?. Bila ada, apa
sudah dimanfaatkan? Bagaimana cara memanfaatkannya?
4. Siapa yang menguasai sumberdaya alam di desa?
5. Sumberdaya alam apa yang sering menjadi masalah bagi penduduk desa?.
Mengapa?
6. Apakah ada perbedaan untuk menggunakan sumberdaya alam antara laki-laki dan
perempuan atau antar suku?.
Pertanyaan-pertanyaan untuk menetukan tingkat sosial ekonomi masyarakat desa.
1. Berapa jumlah KK di desa?. Berapa rata-rata anak per keluarga? Dan nerapa
jumlah penduduk desa seluruhnya?
2. Apakah penduduk desa cenderung bertambah atau berkurang?. Mengapa
demikian?
3. Apakah anak-anak yang telah berkeluarga masih tinggal serumah dengan orang
tuanya? Mengapa?
4. Apa penduduk desa terdiri dari berbagai suku? Apa saja ?
5. Adakah keluarga yang tidak memiliki lahan? Berapa ?
6. Apakah ciri-ciri keluarga miskin menurut masyarakat setempat?.
7. Adakah keluarga yang kepala keluarganya wanita? Berapa?

3. Identifikasi Pola Usaha, kebutuhan usaha dan hubungan kelembagaan


3.a. Membuat Bagan Pola Usaha
Kelompok peserta diklat bersama pengurus kelompoktani, melakukan identifikasi berbagai
jenis usaha yang menjadi sumber pendapatan utama keluarga tani serta kegiatan masing-
masing jenis usaha mulai awal hingga akhir, untuk mengisi Form 4.pada lampiran 2.
a. Kelompok peserta diklat bersama warga desa diskusi untuk mengisi matrik pada Form
2.
b. Pada kolom (1), tulis jenis usaha baik pertanian maupun non pertanian yang menjadi
sumber pendapatan utama keluarga.
c. Pada kolom (2) waktu atau bulan atau musim pelaksanaan dari masing-masing jenis
usaha yang dilaksanakan.
d. Pada kolom (3) tulis semua kegiatan atau pekerjaan yang dilaksanakan untuk setiap
jenis usaha mulai dari awal hingga akhir.

5
3.b. Membuat Bagan Kebutuhan Usaha dan Keluarga Miskin.
Kelompok peserta diklat bersama seluruh anggota kelompoktani, melakukan identifikasi
Kebutuhan Usaha dan kebutuhan keluarga miskin, selanjutnya membuat bagan kebutuhan
usaha dan kebutuhan keluarga miskin (Form 5,6 dan 7, pada lampiran 2)

a. Berdasarkan bagan Pola Usaha, Kelompok peserta diklat bersama dengan seluruh
anggota kelompoktani menentukan kebutuhan usaha, yang selanjutnya dituangkan
dalam RDK dan RDKK.
b. Kemudian melakukan pengisian metrik RDK dan RDKK.
c. Kelompok peserta diklat bersama pengurus kelompoktani mengadakan curah
pendapat tentang masalah-masalah yang sering dihadapi keluarga miskin
e. Selanjutnya menentukan prioritas kebutuhan keluarga miskin
f. Berdasarkan hasil diskusi dibuat kesepakatan tentang cara-cara memenuhi kebutuhan
keluarga miskin
3.b. Membuat diagram Vent
Kelompok peserta diklat menganalisa peranan dan hubungan kelembagaan (diagram venn,
Form 8 pada lampiran 2.)
a. Kelompok peserta diklat berkumpul bersama beberapa tokoh masyarakat dan wakil
petani (pria dan wanita) dan penyuluh untuk menganalisa peranan dan hubungan
kelembagaan
b. Kelompok peserta diklat menanyakan tentang nama kelembagaan sosial dan ekonomi
yang ada di desa, serta tugas dan fungsi masing-masing kelembagaan dalam
mendukung pembangunan pertanian di desa
c. Selanjutnya melakukan diskusi yang membahas tentang keterkaitan dan besarnya
pengaruh/manfaat dari masing-masing kelembagaan satu sama lain ( membuat
diagram venn seperti contoh Form 8 pada lampiran 2). Manfaat digambarkan dengan
lingkaran: makin besar manfaatnya makin besar lingkarannya. Hubungan atau
keterkaitan sosial digambarkan dengan jarak antara lingkaran masyarakat dengan
lingkaran lembaga yang dimaksud
d. Catat dan gambarkan peranan dan hubungan kelembagaan tersebut

4. Identifikasi Transek, Kalender Musiman dan Kearifan Lokal


Kelompok peserta diklat mengumpulkan dan menganalisa keadaan lingkungan/ ekosistem
(Form 9 pada lampiran 2)
a. Kelompok peserta diklat bersama anggota kelompoktani atau warga desa mempelajari
peta sumberdaya yang telah dibuat, kemudian menentukan wilayah yaitu dengan
membuat garis yang memotong wilayah yang memiliki keragaman tanaman dan ternak
paling banyak (ekosistemnya paling beragam)
b. Ketua kelompok membagi tugas, misalnya siapa yang akan mengamati dan mencatat
tanaman dan tumbuhan, siapa yang akan mengamati jenis tanah, produktivitas lahan
dst.
c. Kelompok peserta diklat dan warga desa berjalan sesuai dengan wilayah yang telah
ditentukan, mengamati dan mencatat berbagai keadaan yang dilewati
d. Kelompok peserta diklat dan warga desa membuat bagan transek pada kertas
berdasarkan catatan hasil pengamatan.
e. Kelompok peserta diklat dan warga desa melakukan identifikasi masalah-masalah
berdasarkan informasi yang diperoleh dari anggota masyarakat yang dilewati dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan
f. Kemudian berdiskusi tentang pemecahan masalah-masalah yang ditemukan pada
waktu pengamatan di lapangan

Kelompok peserta diklat mengumpulkan dan menganalisa data kegiatan musiman


masyarakat (Form 10 pada lampiran 2)

6
a. Kelompok peserta diklat bersama warga desa membuat gambar kalender yang terbagi
dalam 12 bulan
b. Kelompok peserta diklat mulai menggambar perkembangan musim hujan, kapan
mulainya dan keadaan hujan pada bulan-bulan berikutnya sesuai dengan besarnya
hujan pada bulan yang bersangkutan
c. Selanjutnya menggambarkan waktu penanaman untuk tanaman semusim dalam
setahun, serta siklus kegiatan tanaman tahunan
d. Kemudian membuat kalender untuk kegiatan lain, misalnya waktu memperoleh
pendapatan dan pengeluaran yang paling banyak, ketersediaan pangan, terjadinya
hama dan penyakit, jadwal keperluan kredit dll
e. Membuat kalender musiman yang lengkap pada selembar kertas besar.

5. Identifikasi Kecenderungan Perkembangan Pertanian dan Kearifan Lokal.


Kelompok peserta diklat mengumpulkan dan menganalisa informasi kecenderungan dan
perubahan sektor pertanian (Form 11 pada lampiran 2.)
a. Kelompok peserta diklat berkumpul bersama warga desa untuk berdiskusi tentang
kecenderungan dan perkembangan pertanian.
b. Kelompok peserta diklat mulai dengan menanyakan hal-hal umum di bidang pertanian
yang pernah terjadi di desa, seperti tanaman yang diusahakan, keadaan pengairan,
perkembangan hama dan penyakit,penjualan hasil pertanian dll.

Kelompok peserta diklat mengumpulkan informasi tentang pengetahuan/kearifan lokal


(Form 12 pada lampiran 2.)
c. Kelompok peserta diklat bersama warga desa berkumpul.
d. Kelompok peserta diklat bersama warga membahas pengetahuan dan teknologi yang
biasa dilakukan oleh masyarakat setempat secara turun temurun dalam melaksanakan
kegiatan usahataninya, misalnya cara-cara pengendalian hama dan penyakit, cara
menetapkan waktu tanam dan panen, dll.
e. Dalam menggambarkan suatu pengetahuan lokal, gunakan bagan alur.
f. Catat informasi dari warga desa tentang pengetahuan/kearifan lokal

6. Seluruh Peserta Diklat bersama warga berdiskusi untuk merumuskan visi dan potensi desa
serta kendala-kendalanya (Form 13 pada lampiran 2.)
a. Kelompok peserta diklat dan warga desa berkumpul.
b. Kelompok peserta diklat memfasilitasi warga desa untuk curah pendapat tentang
keadaan masyarakat desa yang diinginkan (visi) dalam 5 tahun yang akan datang.

C. Pelaporan

1. Peserta menyusun hasil identifikasi Potensi Wilayah


2. Peserta menyampaikan laporan hasil identifikasi Potensi Wilayah

7
UNIT II
PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN TINGKAT DESA

Tujuan : Peserta mampu menyusun Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa.


Alat dan Bahan : Kertas koran, Spidol, Lakban, Pulpen, Kertas HVS, Modul, Laptop, dan
Hasil Identifikasi Potensi dan Agroekosistem.
Waktu : 8 jam @ 45 menit
Metode : Wawancara, diskusi dan Praktik

Langkah Kerja Penyusunan Programa Penyuluhan Tingkat Desa


A. Persiapan
1. Peserta diklat mempersiapkan semua bahan dan kebutuhan untuk menyusun programa
penyuluhan, yang antara lain data-data tentang:
a. Potensi Desa.
b. Monografi Desa
c. Jenis komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya.
d. Keberadaan Kelompoktani dan Gapoktan.
e. Keberadaan Kelembagaan Agribisnis Desa.
f. Masalah-masalah yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha.
g. Kebutuhan nyata masyarakat desa
h. Harapan dan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha desa.
i. Rencana Definitif Kelompok (RDK)= Rencana Kegiatan Poktan/Gapoktan dalam
setahun yang mencerminkan upaya perbaikan produktivitas usaha.
j. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)
2. Ketua Kelompok membagi tugas kepada para peserta sesuai dengan kegiatan yang
diperlukan.

B. Langkah Kerja Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian (Form 3, lampiran 3)

1. Pertemuan yang dimotori ketua Kelompok peserta diklat dan penyuluh, dan dihadiri
kepala desa, pengurus kelembagaan pelaku usaha, penyuluh swasta dan penyuluh
swadaya yang ada di desa, untuk mensintesakan kegiatan Poktan/Gapoktan dengan
program pemerintah (Kegiatan-kegiatan dinas lingkup pertanian).
2. Pertemuan Kelompok peserta diklat, Penyuluh, Perangkat Desa, tokoh masyarakat,
anggota kelompok tani/Gapoktan, serta pengurus lembaga sosial ekonomi desa lainnya,
untuk menyusun programa penyuluhan pertanian desa (From 3 pada lampiran 3).
Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan adalah sebagai berikut:
a. Perumusan Keadaan, yang berisi tentang (a) data potensi wilayah, (b) produktivitas
dan lingkungan usaha pertanian, (c) perilaku/tingkat kemampuan pelaku utama dan
pelaku usaha, (d) kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha yang tertuang dalam
RDK dan RDKK.
b. Penetapan Tujuan, yang merupakan perumusan keadaan yang hendak dicapai
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Tujuan dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat
perubahan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai. Tujuan
tersebut merupakan bentuk sinergi antara keinginan dan kepentingan pelaku utama
dan pelaku usaha, kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha serta pemerintah.
c. Penetapan Masalah, merupakan perumusan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
tidak tercapainya tujuan. Prioritas pemecahan masalah bisa ditentukan berdasarkan
3 hal, yaitu (a) apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan
pelaku usaha dan organisasi petani, (b) apakah masalah tersebut erat hubungannya
dengan program pembangunan pertanian yang sedang berlangsung di wilayah yang
bersangkutan, dan (c) apakah kemampuan (biaya, tenaga, peralatan, dsb) tersedia
untuk pemecahan masalah tersebut.
d. Penetapan Rencana Kegiatan untuk mencapai tujuan, yaitu penetapan rencana
kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua rencana

8
yang harus disusun, yaitu (a) Rencana Kegiatan Penyuluhan (Form 1 pada lampiran
3), dan (b) Rencana Kegiatan Mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan (Form 2
pada lampiran 3).
e. Rencana Monitoring dan Evaluasi, yang disusun oleh penyuluh pertanian bersama
pelaku utama dan pelaku usaha. Rencana Monitoring dan Evaluasi meliputi:
(a). Penetapan indikator dan ukuran keberhasilan program
(b). Penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi.
(c). Penetapan jadual monitoring dan evaluasi.
f. Revisi (Penyempurnaan) Program Penyuluhan

Format Programa Penyuluhan adalah sebagai berikut:


Bab I. Pendahuluan
1.1. Kebijakan Umum Pembangunan Pertanian
1.2. Latar Belakang Penyusunan Programa Penyuluhan
1.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan Programa Penyuluhan
1.4. Manfaat Programa Penyuluhan
Bab II. Keadaan Umum
2.1. Monografi Desa
2.2. Karakteristik Lahan dan Iklim
2.3. Komoditas Unggulan menurut subsektor
2.4. Jenis dan Produktivitas Usaha
2.5. Sumberdaya Manusia
2.6. Pemasaran dan Kemitraan Usaha
2.7. Rencana Usaha Kelompok
Bab III. Tujuan
3.1. Tujuan Perubahan Fisik
3.2. Tujuan Perubahan Non Fisik
Bab IV. Masalah
4.1. Masalah Non Perilaku
4.2. Masalah Perilaku
Bab V. Rencana Kegiatan Penyuluhan
5.1. Rencana Kegiatan Penyuluhan (Form 1, lampiran 3)
5.2. Rencana Mengikhtiarkan Kemudahan (Form 2, lampiran 3)
Bab VI. Penutup
3. Penandatanganan Program Penyuluhan Pertanian Desa oleh (a) Perwakilan pelaku utama
dan pelaku usaha, (b) penyuluh pertanian, (c) mengetahui Kepala Desa/Kelurahan.
4. Pada Bulan September tahun berjalan sudah harus selesai, dan diserahkan kepada Forum
Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa) sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan desa, dan kepada Kepala Balai Penyuluhan di
kecamatan sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan pertan

9
UNIT III
RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH

Tujuan Peserta diklat dapat menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh


Pertanian
Alat dan Bahan a. Alat tulis
b. Programa Penyuluhan Pertanian Desa
c. Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa (RKPD)
d. Laptop
Metode Diskusi, praktik
Pembelajaran
Waktu 8 jam

Langkah Kerja Pembuatan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh


1. Seluruh Peserta Diklat berdiskusi untuk menyusun rencana kegiatan penyuluh dalam kurun
waktu setahun yang dijabarkan dari programa penyuluhan pertanian tingkat desa.
Catatan:
RKTP juga merupakan pernyataan tertulis dari serangkaian kegiatan yang terukur,
terealistis, bermanfaat dan dapat dilaksanakan oleh seorang penyuluh di wilayah kerja
masing-masing pada tahun yang berjalan. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)
tersebut dituangkan dalam bentuk matriks yang berisi tujuan, masalah, sasaran,
kegiatan/metoda, materi, volume, lokasi, waktu, sumber biaya, pelaksana dan penanggung
jawab seperti tercantum pada Form 4 lampiran 3.
2. Peserta diklat mengisi Form 4 tersebut sebagai berikut:
 Tujuan: diambil dari matrik Programa Penyuluhan Desa yang berisi uraian singkat
mengenai upaya yang akan ditempuh untuk mengopkelompokalkan pemanfaatan potensi
sumberdaya pembangunan pertanian secara umum, khususnya yang berkaitan dengan
perubahan pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama dan pelaku
usaha serta seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan produktivitas usaha
pertanian di desa tersebut.
Contoh Tujuan yang bersifat fisik:
= meningkatnya luas areal penanaman padi organik dari 5 ha menjadi 10 ha.
Contoh Tujuan yang bersifat perilaku:
= meningkatnya kesadaran petani tentang produk pertanian yang aman bagi konsumen.
 Masalah: diambil dari matrik Programa Penyuluhan Pertanian yang berisi uraian singkat
mengenai faktor-faktor yang menyebabkan belum tercapainya tujuan pembangunan
pertanian yang diharapkan, baik yang bersifat perilaku maupun non perilaku, yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh pemangku kepentingan
dalam peningkatan produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.
Contoh masalah non perilaku:
= 80% petani belum melaksanakan usaha penanaman padi organik.

Contoh masalah perilaku:


= 90% petani belum menyadari pentingnya produk pangan yang aman bagi konsumen.
 Sasaran: berisi tentang siapa yang akan mendapat manfaat dari diselenggaranya
kegiatan penyuluhan pertanian tersebut, misalnya 40 orang taruna tani, 30 orang ibu tani,
dan sebagainya.
 Materi: berisi mengenai jenis informasi atau pesan yang diperlukan sasaran dalam
rangka memecahkan masalah untuk mencapai tujuan . Informasi ini bisa berupa
pedoman-pedoman, petunjuk teknis suatu komoditas tertentu dan lain-lain.
Contoh: 1. Teknik Agribisnis Padi Organik.
 Pentingnya produk pangan organik bagi kesehatan dan keuntungan petani.
 Kegiatan/metode :berisi metode penyuluhan yang dapat memecahkan masalah untuk
mencapai tujuan
Contoh: Sekolah lapang Agribisnis Padi Organik..

10
 Volume: berisi mengenai jumlah dan frekuensi kegiatan yang akan dilakukan agar
sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang disampaikan melalui
kegiatan/metode penyuluhan, atau agar terjadinya perubahan perilaku pada sasaran.
Contoh: 3 kali dalam seminggu selama musim tanam
 Lokasi : berisi tempat kegiatan penyuluhan akan di laksanakan, misalnya di kelompoktani
Subur Makmur, di rumah Si Noyo, dan sebagainya.
 Waktu : berisi waktu kegiatan penyuluhan yang tercantum dalam Programa Penyuluhan
Pertanian, misalnya: minggu ke ..., bulan....., tahun......
 Jumlah biaya : diisi mengenai berapa biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan yang telah ditetapkan, serta dari mana sumber biaya tersebut
diperoleh.
 Penanggung jawab : berisi mengenai siapa penanggung jawab pelaksanaan kegiatan
penyuluhan, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat dengan jelas
dimintai pertanggungjawaban.
 Pelaksana: berisi mengenai siapa yang melaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan
tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh, petani/kontaktani dan/atau pelaku usaha.
 Keterangan : berisi uraian mengenai hal-hal yang perlu dijelaskan tentang pihakpihak
yang diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.
 Selanutnya peserta diklat membuat kalender kegiatan Penyuluh, agar penyuluh bisa
mengatur dan membagi waktu dengan opkelompokal (Form 5 lampiran 3 ).

11
UNIT IV
PENYUSUNAN MATERI, METODE DAN MEMBUAT ALAT BANTU/MEDIA PENYULUHAN

Tujuan Peserta latih dapat menyusun materi penyuluhan, memilih metode


penyuluhan pertanian yang tepat , dan dapat membuat alat
bantu/media penyuluhan pertanian.
Alat dan Bahan a. Alat tulis
b. Rencara Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
c. Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa
d. Kertas Stensil, dan HVS
e. Kertas manila
f. Standar Peta Singkap
g. Laptop
h. Printer
Metode Pembelajaran Diskusi, praktik
Waktu 8 jam
Langkah kerja
1. Persiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk menyusun materi penyuluhan dan
untuk membuat alat bantu/media penyuluhan.
2. Peserta Diklat, pengurus kelompok tani, dan penyuluh berdiskusi untuk memilih materi
penyuluhan pertanian.
Pemilihan materi penyuluhan bisa didasarkan pada impact point atau faktor penentu, dan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran.
b. Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer dari kegiatan yang ada
sekarang.
c. Compatibility, tidak boleh bertentangan dengan adat-istiadat dan kebudayaan masyarakat
sasaran.
d. Simplicity, sederhana, mudah dilaksanakan, tidak memerlukan skill yang terlalu tinggi.
e. Availability, pengetahuannya, biaya, sarana yang diperlukan dapat disediakan oleh
sasaran.
f. Immediate aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang nyata.
g. In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu besar.
h. Law risk, tidak mempunyai risiko yang besar dalam penerapannya.
i. Spectaculer impact, dampak dari penerapannya menarik dan menonjol.
j. Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam kondisi
yang berbeda-beda.
3. Setelah materi penyuluhan ditentukan, selanjutnya peserta diklat berdiskusi untuk menentukan
metode penyuluhan yang akan dilaksanakan. Mengingat waktu pelaksanaan praktik kompetensi
sangat terbatas, pilihlah metode yang tidak memerlukan waktu, tenaga dan biaya banyak.
Misalnya:
 Untuk materi yang termasuk dalam ranah sikap dan pengetahuan, gunakan metode ceramah
dan diskusi.
 Untuk materi yang termasuk dalam ranah keterampilan, gunakan metode demonstrasi cara.
4. Peserta diklat berdiskusi untuk menentukan alat bantu/media penyuluhan pertanian yang tepat
sesuai dengan metode yang telah dipilih.
Misalnya:
 Untuk metode ceramah dan diskusi gunakan alat bantu/media yang berupa media presentasi
powerpoint dan leaflet atau folder.
 Untuk metode demonstrasi cara bisa menggunakan alat bantu/media yang berupa, media
presentasi powerpoint, peta singkap dan benda sesungguhnya.
5. Ketua kelompok membagi tugas untuk menyusun materi penyuluhan, mempersiapkan
instrumen penyuluhan (lembar persiapan menyuluh, evaluasi pelaksanaan penyuluhan),
mempersiapkan alat dan bahan/media penyuluhan, mempersiapkan bahan dinamika kelompok
(ice breaker) dan membuat alat bantu menyuluh.

12
UNIT V
MELAKUKAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN

Tujuan Peserta latih dapat melakukan kegiatan penyuluhan pertanian.


Alat dan Bahan 1. Alat tulis
2. Alat dan bahan penyuluhan pertanian
3. Instrumen penyuluhan pertanian
4. Alat bantu penyuluhan pertanian
5. Kertas manila
6. Standar Peta Singkap
7. Laptop
8. Printer
9. In Focus
10. Layar LCD
Metode Pembelajaran Praktik
Waktu 8 jam

Langkah Kerja
1. Pastikan bahwa materi penyuluhan yang akan disampaikan merupakan materi yang telah
direncanakan sesuai dengan prosedur penentuan materi
2. Tentukan tujuan yang akan dicapai pada pelaksanaan penyuluhan melalui indikator target
yang akan dicapai. Untuk keperluan tersebut dapat membuat kuisioner yang mengukur
efektifitas komunikasi dalam penyuluhan.
3. Tentukan alat dan bahan telah memadahi dalam rangka mendukung materi yang dibutuhkan
dan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
4. Lakukan pengamatan terhadap obyek sasaran penyuluhan (melalui profil data petani peserta
penyuluhan) agar pemilihan metode dapat tepat sasaran dan sesuai dengan materi yang
akan disampaikan.
5. Pilih teknik penyuluhan yang tepat untuk mendukung metode yang telah ditetapkan pada
(langkah 4)
6. Buat perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan tersebut,
berkaitan dengan materi, pilihan metode, dan teknik yang ditentukan.
7. Tuangkan langkah 1 (satu) sampai 6 (enam) ke dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM).
Contoh LPM pada Form 2 lampiran 4
8. Lakukan kegiatan penyuluhan tatap muka dengan obyek sasaran kedalam alokasi distribusi
waktu sebagai berikut:
 5 menit (menyampaikan salam, perkenalan termasuk di dalamnya jika akan membagikan
kusioner untuk kebutuhan evaluasi)
 10 menit (Menyampaikan prinsip, tujuan, manfaat dan penting materi yang akan
disampaikan pada saat itu)
 45 menit (Penyampaian materi pokok penyuluhan)
 20 menit (Memberikan kesempatan untuk bertanya)
 30 menit (bila perlu: memberikan kesempatan untuk melakukan diskusi)
 10 menit (salam penutup, termasuk penyampaian kuisioner untuk kebutuhan evaluasi)
9. Langkah kegiatan penyuluhan yang telah dikemukakan merupakan kerangka pedoman
pelaksanaan. Prosedur tersebut tidak bersifat baku, azas tujuan merupakan aspek mendasar
yang menjadi perkelompokbangan utama berkaitan dengan materi dan profil sosial sasaran.
Selayaknya ketika menentukan metode, teknik, dan menentukan alokasi waktu hendaknya
mengutamakan tujuan penyuluhan itu sendiri yang di kemukakan di dalam target yang ingin
di capai terhadap kegiatan penyuluhan.

13

Anda mungkin juga menyukai