Anda di halaman 1dari 4

1. a. G. B.

Shaw

Demokrasi adalah ‘pemilu pengganti’ oleh pihak yang tidak kompeten di mana banyak kesepakatan yang
diselewengkan.

E. E. Schattschneider

Demokrasi adalah sistem politik yang kompetitif yang di dalamnya terdapat persaingan antara para
pemimpin dan organisasi-organisasi dalam menjabarkan alternatif-alternatif kebijakan publik sehingga
publik dapat turut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

Adam Przeworski

Demokrasi adalah bentuk institusionalisasi konflik terus- menerus, ketidakpastian, menundukkan


seluruh kepentingan yang tidak jelas. Demokrasi adalah sistem yang memungkinkan partai politik kalah
dalam pemilu, adanya kompetisi yang dikelola oleh-aturan-aturan, dan periode pemenang dan
pecundang.

b. Berikut ini beberapa jenis demokrasi

A. Berdasarkan titik berat perhatiannya

1. Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik,
tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara liberal.

2. Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya menghilangkan perbedaan
dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-
kadang dihilangkan. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara komunis

3. Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan
dari bentuk demokrasi formal dan material. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara non-blok.

B. Berdasarkan ideologi

1. Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang didasarkan pada kebebasan
atau individualisme.

2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme
komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.

C. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat

1. Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam
permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara atau undang-undang secara
langsung.
2. Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan.

c. Menurut saya aksi demo dengan alasan demokrasi sah-sah saja, karena Unjuk rasa atau demonstrasi
merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum yang dijamin oleh undang-undang.

Salah satu ketentuan yang mengatur demonstrasi adalah UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Dalam undang-undang ini, demonstrasi adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan
sebagainya secara demonstratif di muka umum. Sebagai bentuk dari penyampaian pendapat di muka
umum, unjuk rasa atau demonstrasi merupakan hak legal warga negara yang dijamin negara.

Demonstrasi menjadi perwujudan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara.

2. a. 1. Partisipasi (participation), artinya setiap warga negara memiliki kesetaraan suara dalam
pembuatan kebijakan.

2. Ketanggapan atas kebutuhan stakeholder (responsiveness) dalam pengelolaan lembaga, terhadap


prinsip yang sehat dan peraturan perundangan yang berlaku.

3. Kemampuan untuk menjembatani perbedaan kepentingan diantara masyarakat, agar terciptanya


konsensus bersama.

4. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan mengenai fungsi, struktur, sistem, dan


pertanggungjawaban perangkat lembaga kepada stakeholder secara efektif.

5. Transparansi (transparency), yaitu adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan


keputusan dan mengemukakan informasi yang relevan dalam pengambilan kebijakan.

6. Aktivitas didasarkan pada aturan atau kerangka hukum.


7. Memiliki visi yang luas dan berjangka panjang untuk memperbaiki dan menjamin keberlanjutan
pembangunan sosial dan ekonomi.

8. Kesetaraan dan kewajaran (fairness), yaitu perlakuan yang adil atas seluruh masyarakat dalam
memenuhi hak-hak untuk meningkatkan taraf hidupnya, berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.

b. Good governance atau tata kelola pemerintahan di Indonesia sudah mulai diterapkan sejak
meletusnya era reformasi. Good Governance merupakan salah satu alat reformasi yang mutlak
diterapkan dalam pemerintahan baru. Namun, jika melihat dari perkembangan reformasi yang sudah
berjalan cukup lama, penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil
sepenuhnya sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Oleh karena itu, program ini dicanangkan
atas dasar masih minimnya implementasi good governance di Indonesia.

3. Maraknya kasus pelanggaran HAM di Indonesia menandakan bahwa Indonesia masih dalam kategori
demokrasi yang cacat. Dan salah satu faktor yang mengakibatkan banyaknya pelanggaran HAM yaitu
kurangnya rasa empati, penyalahgunaan kekuasaan dan sistem hukum yang tidak berjalan dengan
semestinya.

4. Indonesia adalah negara hukum. Segala hal yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara, termasuk anggota suatu negara diatur dalam undang-undang.

berikut syarat untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan:

1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;

2. Ada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia
paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;

3. Sehat jasmani dan rohani;

4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1
(satu) tahun atau lebih;

6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan


ganda;

7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan

8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.


Setelah melengkapi persyaratan di atas, tahapan selanjutnya untuk memperoleh kewarganegaraan
adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup
kepada Presiden melalui Menteri.

2. Berkas permohonan pewarganegaraan tersebut disampaikan kepada Pejabat.

3. Menteri meneruskan permohonan tersebut disertai dengan pertimbangan kepada Presiden dalam
waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima.

4. Menunggu keputusan Presiden.

Anda mungkin juga menyukai